Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butarbutar, Elrey Fernando
Abstrak :
Lapangan K merupakan salah satu lapangan minyak bumi dengan reservoar berupa batupasir Formasi Tanjung yang berada di Cekungan Barito. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan gambaran bawah permukaan secara detil dengan metode pemodelan geologi yang meliputi pemodelan struktur, fasies, dan petrofisika serta diintegrasikan dengan hasil inversi EEI. Data penelitian terdiri dari data log tali kawat berjumlah empat belas sumur dan data seismik 3D. Data sumur ini dilakukan korelasi marker geologi, analisis elektrofasies, serta analisis petrofisika sedangkan pada data seismik dilakukan interpretasi horizon, patahan, serta seismik inversi. Objektif pemodelan dilakukan pada tiga lapisan batupasir produktif, yaitu lapisan D, E, dan M serta khususnya pada pemodelan fasies serta petrofisika dilakukan co-kriging terhadap analisis seismik inversi yang telah dilakukan.Fasies yang berkembang pada lapangan K yaitu terdiri dari: Mouth Bar Sand, Estuary Bar Sand, dan Distributary Channel Sand. Distribusi porositas pada lapisan E dan M menunjukkan area dengan besaran porositas yang tergolong baik 0.2-0.25 pada area timur laut dan selatan yang belum dikembangkan. Saturasi menunjukkan area selatan di setiap lapisan telah memiliki nilai kejenuhan air yang tinggi sehingga area pengembangan lebih detail di bagian utara ke timur laut. ......Field is one of the oilfield in Barito basin with sandstone reservoir from Tanjung Formation. This evaluation aims to map the subsurface in detail with geological modeling methods that include modeling of the structure, facies and petrophysical. The research data consists of fourteen well log data and 3D seismic data. The well data will be evaluated to make multi correlation of geological marker, geological analysis was performed to identify oil and gas bearing reservoir, elektrofacies analysis and petrophysical analysis. The seismic data will be interpreted to horizons, faults, and seismic inversion. The objective reservoir will be performed on three productive sandstone layer D, E, and M, and in particular on the facies and petrophysical modeling will be co kriging with seismic inversion analysis has been done. Facies that develop on the K field consist of Mouth Bar Sand, Estuary Bar Sand, and Distributary Channel Sand. The results of this evaluation are expected to help identify the presence of hydrocarbons as well as determining the future development plan. Porosity distribution of layer E and M shows the medium to good value 0.2 0.25 in northeast and southern area that undevelop area. Water saturation model in southern area from those three layers has high saturation, the development plan is more detail in the northern to the northeast of the research area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifaldo Luthfan
Abstrak :

Optimalisasi produksi Lapangan L migas di Cekungan Sumatra Tengah dilakukan melalui pemodelan geologi tiga dimensi (3D) untuk meningkatkan produksi. Pemodelan geostatistika 3D dilakukan untuk mengetahui lingkungan pengendapan dan distribusi sifat fisika batuan dengan menggunakan 26 sumur dan data seismik 3D. Pemodelan geologi 3D dibuat untuk menggambarkan secara sederhana kondisi geologi bawah permukaan pada Formasi Bekasap pada lapangan L melalui analisis elektrofasies, analisis atribut seismik, interpretasi seismik, pemodelan struktural, pemodelan fasies dan pemodelan petrofisika berdasarkan metode Sequential Indicator Simulation dan Sequential Gaussian Simulation. Hasil deskripsi, analisis dan interpretasi menunjukkan bahwa Formasi Bekasap pada Lapangan L berada pada lingkungan pengendapan tide dominated estuarine-delta, terdiri atas enam interval reservoir dengan porositas efektif hingga 32% dan permeabilitas hingga 4000 mD, dan struktur mayor berupa 27 sesar normal yang berarah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa kemenerusan reservoir sesuai dengan distribusi fasies yang relatif berarah barat laut-tenggara.

 


Optimizing the oil and gas production of Field L in Central Sumatra Basin was carried out by using 3D geological model. 3D geostatistical modeling are intended to understand the depositional environment and property distribution using 26 wells and 3D seismic cubes. 3D geological modeling is a modeling made as a simple description of geological conditions to provide an understanding of the sub-surface geological conditions of the Bekasap Formation in Field L by analyzing the rock core, electrofacies analysis, seismic attribute analysis, seismic interpretation, structural modeling, facies modeling and petrophysical modeling using the Sequential method. Indicator Simulation and Sequential Gaussian Simulation. The results of analysis and interpretation indicate that the Bekasap Formation in Field L is in a tide dominated estuarine-delta depositional environment, consisting of six reservoir intervals with effective porosity up to 32% and permeability up to 4000 mD, and the major structure is 27 normal faults with direction northeastsouthwest and northwest-southeast. The modeling results show that the reservoir continuity is in accordance with the facies distribution which is relatively trending northwest-southeast.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Fransisca
Abstrak :
Patahan merupakan bentukan struktural sekunder yang dapat juga dijumpai berdampingan dengan lipatan dan dome. Pemahaman orientasi struktur patahan yang mempengaruhi pembentukan, perpindahan dan sebagai perangkap potensial reservoir hidrokarbon sangat penting didalam reservoir management. Dalam penelitian ini, volume atribute shaded relief dan horizon attribute: dip, Azimuth dan curvature akan digunakan untuk mengamati deformasi struktural pada Formasi Tensleep. Shaded relief merupakan kombinasi atribute dip dan azimuth yang ditampilkan melalui metoda illuminasi topografi semu tiga dimensi. Illuminasi pada shaded relief yang terlihat seperti sinar matahari yang mengenai permukaan kering (refleksi difusi) terlihat kasar ataupun tampak seperti sinar yang mengenai permukaan basah, tampak halus dan shiny (refleksi specular). Exaggerasi Vertikal merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk menampilkan undulasi struktural yang tidak tampak jelas akan tampak jadi lebih kontras. Shaded relief dapat di blending menggunakan volume atribute lainnya untuk analisa struktural maupun stratigrafi suatu daerah. Atribut horizon dip dan Azimuth merupakan bentuk attribute permukaan turunan pertama. Dip dihitung dari perubahan arctangent dari suatu slope, sedangkan azimuth arah penurunan dip yang dihitung dari utara sebenarnya. Perubahan nilai dip atau azimuth yang signifikan, dalam penelitian ini dapat diamati dan terbukti menunjukkan adanya lineasi patahan. Attribut horizon curvature merupakan bentuk atribut permukaan turunan kedua dan merupakan suatu metoda pengukuran bentukan reflektor. Pada analisa curvature, geometri permukaan terlipat digambarkan sebagai bentukan quadratic tiga dimensi yang merepresentasikan fungsi dari nilai relative most positive curvature (Kpos) dan most negative curvature (Kneg). Nilai Kpos dan Kneg positive mengindikasikan suatu dome, bila nilai kpos dan kneg nol maka mengindikasikan bidang datar dan bila Kpos dan Kneg bernilai negative akan mengindikasikan lembah. Sebelum melakukan perhitungan curvature menggunakan persamaan Roberts. Penggunaan filter weighted equally smooth direkomendasikan sebelum melakukan perhitungan attribute curvature (most positive, most negative, strike, dip, dan contour curvature) menggunakan persamaan Roberts. Filter weighted equally smooth merupakan faktor kritikal untuk menampilkan undulasi permukaan dengan skala kecil (lineasi patahan, artifact processing) maupun yang lebih besar (lipatan, popup block). Tampilan curvature dengan pemilihan warna dan setting range warna yang tepat dapat menampilkan undulasi struktural dengan lebih baik. Dalam studi ini juga dilakukan modifikasi beberapa koefisien dan parameter input atibute curvature dan hasil akhirnya dibandingkan dengan hasil yang didapat dari metode Roberts. Atribute curvature merupakan alat yang sangat sensitive untuk mendeliniasi undulasi permukaan yang mungkin berasosiasi dengan deformasi struktural geologi maupun artifact processing. ......Faults are secondary structures that are often associated with folds and domes. It is important to understand fault systems for reservoir management because they affect hydrocarbon development, migration, and traps. In this study, a seismic shaded relief volume attribute and horizon attributes, including dip, azimuth, and curvature, are used to delineate the structural deformation of the Tensleep Formation. Seismic shaded relief combines reflection dip and azimuth attributes through illumination methods to produce displays that resemble illuminated apparent 3D topography. The shaded relief technique employs illumination models that make the apparent topography appear either dry (diffuse reflectivity) or wet (specular reflectivity). Vertical exaggeration is an important parameter, as it enhances subtle apparent topography. Seismic shaded relief is particularly effective for structural analysis and stratigraphic analysis when blended with the original seismic data or another attribute volume. Dip and azimuth horizon attributes are based on first derivative?s of the horizon surface. Dip is the arctangent of the slope, while azimuth is the down-dip direction of the slope with respect to true north or other reference direction. Abrupt changes in dip and azimuth values, as observed in this study, indicate fault lineation. Horizon curvature attributes are based on second derivatives of the horizon surface, and are measures of surface shapes. The geometry of a fold in the surface can be described as 3D quadratic shapes that are quantified by two functions, the most positive curvature (Kpos) and the most negative curvature (Kneg). Both curvatures are positive for a dome shape, they are both zero for a flat plane, and they are both negative for a bowl. It is recommended to apply weighted equally smooth filter before computing curvature attributes using Roberts?s equations (most positive, most negative, strike, dip, and contour curvature). Weighted equally smooth filter is critical to display small scale surface undulations (faults lineation, acquisition or processing artifact), and larger scale undulations (folding, popup blocks). Effective presentation of curvature attributes requires using proper colors and color ranges to display the structural undulations clearly. In this study, some input parameters and coefficients in the curvature equations were modified to compute the curvature attributes and compare them with attributes derived using Roberts?s method. Curvature attributes are found to be sensitive tools for delineating surface undulations, which are associated with geologic structure or with artifacts of data acquisition or processing.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syaiful
Abstrak :
ABSTRAK Hidrokarbon telah ditemukan dan diproduksi di Lapangan ?M?, yang terletak di Sub-cekungan Cipunegara, Cekungan Busur Belakang Jawa Baratlaut, dari level yang lebih dalam, yaitu di Formasi Baturaja dan Formasi Talang Akar, sejak awal tahun 2000-an. Minyak dan gas bumi juga telah diproduksi dari level yang lebih dangkal di Formasi Cibulakan Atas di Cekungan Jawa Baratlaut, tetapi di sub-cekungan yang lain, bukan dari Lapangan ?M? yang berada di Sub-cekungan Cipunegara. Di dalam rangka mencoba menemukan hidrokarbon di Formasi Cibulakan Atas dari Lapangan ?M? ini, keberadaan reservoirnya haruslah diteliti terlebih dahulu. Dengan menggunakan data yang terbatas, yaitu 3 sumur pemboran dan seismik 3D, pemetaan atribut seismik telah dilakukan untuk mengetahui keberadaan reservoir batupasir. RMS amplitude, average amplitude, maximum amplitude, energy half-time, dan arc length, telah diaplikasikan untuk mengetahui keberadaan reservoir batupasir. Keberadaan reservoir batupasir ini akan dapat dipertimbangkan sebagai salah satu faktor dari sistem petroleum di daerah ini.
ABSTRACT Hydrocarbon has been discovered and produced in the ?M? Field, located in the Cipunegara Sub-basin, Northwest Java Back Arc Basin, from deeper levels of the Baturaja and Talang Akar Formations since early of 2000s. Oil and gas has also been produced in the shallower level of the Upper Cibulakan Formation in this Northwest Java Basin, but in the other sub-basin, not in the ?M? Field in the Cipunegara Sub-basin. Prior to find hydrocarbon in the Upper Cibulakan Formation of this field, the existing of its reservoir should be evaluated. Based on a limited data of 3 wells and a 3D seismic, several seismic attributes mapping has been used to define the reservoir of sandstone. RMS amplitude, average amplitude, maximum amplitude, energy half-time, and arc length, have been applied in defining the sandstone reservoir. This sandstone reservoir could be considered further in studying the petroleum system in the area.
2012
T32919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayattul Hendra
Abstrak :
Daerah penelitian berada pada Lapangan XYZ yang merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Tengah. Penelitian ini mengkaji potensi perangkap stratigrafi sistem onlap Formasi Bekasap pada tinggian basement, berdasarkan pendekatan konsep sekuen stratigrafi. Tujuannya untuk menentukan potensi jebakan stratigrafi pada Formasi Bekasap dimana hidrokarbon dapat terakumulasi. Penemuan jebakan stratigrafi diharapkan dapat menjadi alternatif perangkap hidrokarbon sehingga dapat menahan laju penurunan produksi lapangan XYZ. Data utama yang digunakan dalam studi ini adalah data log sumur, data batuan inti dan data seismik 3D sedangkan data tambahan berupa data biostratigrafi dan data tekanan formasi. Data batuan inti dan data biostratigrafi digunakan dalam menentukan fasies dan lingkungan pengendapan. Pada studi ini dilakukan korelasi sumur dan pemetaan isochore, atribut RMS amplitudo seismik dan peta frekuensi rendah10 Hz dan 15 Hz. Integrasi data yang diperoleh digunakan untuk mendukung analisis mengenai pemodelan lingkungan pengendapan serta penentuan potensi jebakan stratigrafi Formasi Bekasap. Hasil analisis menunjukkan bahwa Formasi Bekasap terdiri dari fasies estuarine channel, estuarine bar dan bar shoreline. Fasies tersebut terendapkan pada lingkungan estuarin hingga laut dangkal. Potensi jebakan stratigrafi berupa jebakan isolated bar yang berada dibagian selatan Lapangan XYZ, dengan potensi resources sebesar 5,400.54 MBO. ......The research site, located in XYZ field, is part of the Central Sumatra Basin. This study examines stratigraphic trap potential Bekasap Formation onlap system on high basement, based on sequence stratigraphic concept. Which is intended to determine the stratigraphic trap potential of the Bangko formations where hydrocarbons accumulate. Thus, the discovered stratigraphic traps are expected to be alternatives to hydrocarbon trap so that they can restrain the rate of decline oil production in XYZ field. The primary data in this study are well log, core, and 3D seismic, and the secondary data are that of biostratigraphy and formation pressure data. The seismic-well tie is conducted to tie the seismic data to well log prior to seismic mapping. This study generates well log correlation and mapping isochore, RMS amplitude seismic and low frequency 10 Hz and 15Hz map. The integration of all collected data is to support the analysis of the depositional environment modeling and to determine potential stratigraphic traps of the Bekasap Formation. Bekasap Formation consists of estuarine channel facies, estuarine shoreline bar and estiarine bar. The facies shows that the Bekasap Formation in XYZ Field is generally deposited on the estuarine environment to the shallow marine. Potential stratigraphic trap on Bekasap Formation is isolated bar located in the southern part of XYZ Field with total resources 5,400.54 MBO.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brianto Adhie Setya Wardhana
Abstrak :
ABSTRAK
Lapangan ldquo;Z rdquo; adalah salah satu lapangan minyak penghasil produksi terbesar di Cekungan Barito. Lapangan tersebut telah berproduksi sejak tahun 1939 dan telah dikategorikan sebagai lapangan mature. Upaya terkait penyusunan strategi dalam pengembangan lapangan ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan untuk menjaga produksi lapangan ini. Pembuatan model statik adalah salah satu langkah efektif dalam optimalisasi strategi pengembangan lapangan ini. Pemodelan statik telah dibuat dengan fokus terhadap lapisan A dan B sebagai reservoir penghasil minyak utama. Lapisan A dan B adalah endapan syn-rift dalam Formasi Lower Tanjung. Kedua lapisan didominasi oleh batupasir dan konglomerat yang berasal dari endapan volkanik. Pemodelan dilakukan dengan korelasi detil antar sumur dan dibantu dengan data produksi dan injeksi. Penyebaran fasies dan properti batuan seperti kandungan serpih dan porositas dilakukan dengan menggunakan analisis variogram, peta isopach, peta probabilitas, dan dikontrol oleh arah pengendapan regional. Untuk properti batuan seperti permeabilitas dan saturasi air dibuat dengan persamaan matematis yang melibatkan data analisis batuan inti dan hasil perhitungan petrofisika. Setelah pemodelan selesai dilakukan, perhitungan Original Oil in Place dapat dilakukan sebagai langkah awal dalam mengetahui potensi lapangan. Hasil pemodelan statis ini divalidasi dengan simulasi reservoir agar sesuai dengan data produksi minyak saat ini. Sehingga dapat diketahui jumlah cadangan minyak dan potensi yang tersisa. Hasilnya Lapangan ini masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Berdasarkan angka cadangan tersisa dan pemetaan sisa potensi tersebut, kemudian pembuatan pola injeksi air dipilih sebagai rencana pengembangan yang tepat untuk lapangan ini. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan recovery factor sebesar 2-6 .Lapangan ldquo;Z rdquo; adalah salah satu lapangan minyak penghasil produksi terbesar di Cekungan Barito. Lapangan tersebut telah berproduksi sejak tahun 1939 dan telah dikategorikan sebagai lapangan mature. Upaya terkait penyusunan strategi dalam pengembangan lapangan ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan untuk menjaga produksi lapangan ini. Pembuatan model statik adalah salah satu langkah efektif dalam optimalisasi strategi pengembangan lapangan ini. Pemodelan statik telah dibuat dengan fokus terhadap lapisan A dan B sebagai reservoir penghasil minyak utama. Lapisan A dan B adalah endapan syn-rift dalam Formasi Lower Tanjung. Kedua lapisan didominasi oleh batupasir dan konglomerat yang berasal dari endapan volkanik. Pemodelan dilakukan dengan korelasi detil antar sumur dan dibantu dengan data produksi dan injeksi. Penyebaran fasies dan properti batuan seperti kandungan serpih dan porositas dilakukan dengan menggunakan analisis variogram, peta isopach, peta probabilitas, dan dikontrol oleh arah pengendapan regional. Untuk properti batuan seperti permeabilitas dan saturasi air dibuat dengan persamaan matematis yang melibatkan data analisis batuan inti dan hasil perhitungan petrofisika. Setelah pemodelan selesai dilakukan, perhitungan Original Oil in Place dapat dilakukan sebagai langkah awal dalam mengetahui potensi lapangan. Hasil pemodelan statis ini divalidasi dengan simulasi reservoir agar sesuai dengan data produksi minyak saat ini. Sehingga dapat diketahui jumlah cadangan minyak dan potensi yang tersisa. Hasilnya Lapangan ini masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Berdasarkan angka cadangan tersisa dan pemetaan sisa potensi tersebut, kemudian pembuatan pola injeksi air dipilih sebagai rencana pengembangan yang tepat untuk lapangan ini. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan recovery factor sebesar 2-6 .
ABSTRACT
ldquo Z rdquo Field is one of the largest oil producing field in Barito Basin. This field has been producing since 1939 and has been categorized as a mature field. An improvement strategy for the development of this field become an important thing to maintain the production. Static modeling is one of the effective effort to build the development strategy for this field. The static modeling had been made with the focus on A and B zone as a main oil producing reservoir. A and B zone were interpreted as a syn rift deposit in Lower Tanjung Formation. These layers are dominated by sandstone and conglomerate derived from volcanic deposits. The static model was built with detail well to well correlation couple with production and injection data. The distribution of facies and rock properties such as volume of shale and porosity were distributed using petrophysical calculation, variogram analysis, isopach maps, probability maps and controlled by regional depositional direction. For permeability and water saturation was distributed using mathematics equations involving core analysis and petrophysical calculation. Then, the original oil in place was calculated as a first step to know the potential of this field. The static model result is validated by reservoir simulation process in order to match with current production data. So, oil reserves and potential remaining be obtained. As a result, this field is still has huge potential to develop. Based on remaining reserves and potential remaining reserve mapping, injection pattern planning is recommended as an appropriate program for field development. It is expected to improve recovery factor around 2 6 .
2017
T47687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idiq Pramada
Abstrak :
Dalam pengembangan suatu lapangan minyak dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan adalah patahan dan rekahan pada batuan reservoar. Patahan dan rekahan dapat dikenali dengan menggunakan data sumur maupun data seismic terutama seismic 3D. Umumnya patahan dikenali langsung dengan melihat data seismik 3D sebagai ketidak menerusan seismic event. Dalam penelitian ini digunakan sebuah metode yang disebut Ant-Track. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi patahan berdasar data seismic 3D dan rekahan pada sumur yang berasosiasi dengan patahan tersebut. Metode ini dikembangkan dari sebuah algoritma yang disebut Ant Colony Based Routing Algorithm. Metode ini mampu memperjelas gambaran patahan dengan menggunakan data seismic 3D. Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui letak patahan secara lebih jelas dibandingkan dengan metode yang ada sebelumnya seperti metode pengamatan langsung pada sayatan seismic maupun penghitungan varian. Metode pengamatan langsung pada sayatan seismic hanya mampu menunjukkan gambaran fault besarnya saja. Metode penghitungan varian akan bisa menunjukkan ketidak menerusan trace seismic saja. Ketidak menerusan trace seismic ini bisa berupa gambaran patahan ataupun perubahan fasies sehingga tidak spesifik menggambarkan patahan. Dalam metode ant-track tidak hanya mampu menggambarkan patahan tetapi juga mampu menunjukkan patahan yang berasosiasi dengan data rekahan dan patahan yang diproleh dari data FMI di sumur minyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasi metode ant-track pada sebuah daerah contoh untuk mendapatkan gambaran patahan yang berasosiasi dengan rekahan di sumur minyak secara lebih jelas dan menemukan adanya hidokarbon yang terperangkap dalam rekahan-rekahan yang berasosiasi dengan patahan tersebut. ......Oil field development is depend on many factor. One of important factor to consider is fault and fractures at reservoir rock.. Fault and fracture could defined using wells data and seismic data especially 3D seismic. Usually the fault was identified by direct observation on seismic section as discontinuity of seismic event. In this study the method was used called ant track to identify the fault base on seismic data and fractures which associated with those fractures base on wells data. This method developed base on an algorithm called Ant Colony Based Routing Algorithm. This method can enhance the fault image quality using seismic 3D data. Ant-Track method can define clearer the fault location than the previous method like direct observation in seismic section and variance calculated section. The direct observation in seismic section can give the main fault image only and the variance calculated section can show the trace seismic discontinuity. These trace continuity could be fault, or facies change. The ant-track method is not only showing very clear fault but also can show fault which are associated with fractures. The fractures image from FMI used to guide fault distribution in seismic 3D. The purpose of this study is applying the ant-track method at a sample area to get the fault image which is associated with fractures in wells more clearly and find the potential hydrocarbon trap in fractured reservoir.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21370
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover