Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakih Tri Sera Fil Ardhi
"ABSTRAK
Isu yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana wayang kulit purwa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan sosial dan kritik terhadap masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memahami peran penting wayang kulit purwa dalam komunikasi sosial di masyarakat Jawa, khususnya melalui analisis lakon BLM. Penelitian ini menggunakan rekaman pertunjukan wayang kulit purwa dari YouTube Ki Warseno Slank (https://www.youtube.com/watch?v=xDOmr37W1Dw&t=679s). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam lakon tersebut digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan sosial dan kritik terhadap masyarakat. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan mengacu pada teori simbol sebagai manifestasi eksternal BLM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran tokoh Begawan Lomana dalam lakon BLM menjadi simbol pemberontakan yang mengganggu tatanan sosial. Namun, melalui etika “Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti” yang dijalankan oleh Kyai Semar, sifat asli dan niat buruk tokoh Begawan Lomana terbongkar. Pendekatan sosiologi sastra dan teori simbol digunakan untuk menganalisis penelitian ini, keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa lakon BLM secara efektif mengkomunikasikan kritik sosial melalui pementasan wayang kulit purwa. Melalui pemahaman terhadap konsep ini, kita dapat lebih memahami cara unik dan kompleks wayang kulit purwa digunakan sebagai media komunikasi dalam budaya Jawa.

ABSTRACT
The research focuses on how the traditional Javanese shadow puppet theater, known as wayang kulit purwa, is used as a medium to convey social messages and criticism to society. The aim is to understand the important role of wayang kulit purwa in social communication in Javanese society, particularly through the analysis of the play "BLM." This research utilizes recordings of wayang kulit purwa performances from YouTube by Ki Warseno Slank (https://www.youtube.com/watch?v=xDOmr37W1Dw&t=679s). The findings of this study conclude that the play is used as a medium to convey social messages and criticism to society. A qualitative descriptive approach is employed in this research, referring to the symbol theory as an external manifestation of BLM. The results show that the presence of the character Begawan Lomana in the play BLM serves as a symbol of rebellion that disrupts the social order. However, through the ethical principle of "Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti" practiced by Kyai Semar, the true nature and malicious intent of the character Begawan Lomana are revealed. The research employs a sociological literary approach and symbol theory to analyze these findings. Overall, the study concludes that the play BLM effectively communicates social criticism through the performance of wayang kulit purwa. By understanding this concept, we can gain a deeper understanding of how the unique and intricate art form of wayang kulit purwa is utilized as a means of communication in Javanese culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shabiria Yumna Shidik
"Memahami nilai-nilai budaya Jawa merupakan hal yang penting khususnya falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh ‘siapa yang menanam akan menuai’ dimana menanam kebajikan akan menuai hasil yang baik, sebaliknya siapa yang menanam kejahatan akan menuai hasil yang buruk. Falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh mencerminkan sebuah prinsip tentang kausalitas dan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Penelitian ini mengkaji falsafah Jawa Sapa Nandur Bakal Ngundhuh dalam novel Kumpule Balung Pisah karya Achmad Saerozi A.M. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh direpresentasikan dalam novel Kumpule Balung Pisah karya Achmad Saerozi A.M., dan apa saja bentuk representasi dari falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh dalam novel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh direpresentasikan dalam novel Kumpule Balung Pisah dan meningkatkan pemahaman mengenai penerapan nilai-nilai budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra dan teori representasi Stuart Hall digunakan dalam penelitian ini untuk mengeksplorasi bagaimana falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan karakter dalam menghadapi konflik dan tantangan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa falsafah Sapa Nandur Bakal Ngundhuh tidak hanya berperan sebagai sebuah panduan moral, tetapi juga sebagai pembelajaran akan pentingnya kesadaran dalam bertindak. Penelitian ini memberikan wawasan tentang penerapan nilai-nilai budaya Jawa dalam karya sastra dan relevansinya dengan kehidupan sosial.

Understanding the values of Javanese culture is important, especially the philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh ‘whoever plants will reap’ where planting virtue will reap good results, otherwise whoever plants evil will reap bad results. The philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh reflects a principle of causality and responsibility for one's actions. This study examines the Javanese philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh in the novel Kumpule Balung Pisah by Achmad Saerozi A.M. The problems raised in this study are how the philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh is represented in the novel Kumpule Balung Pisah by Achmad Saerozi A.M., and what are the forms of representation of the philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh in the novel. This research aims to examine how the philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh is represented in the novel Kumpule Balung Pisah and increase understanding of the application of Javanese cultural values in everyday life. A qualitative descriptive analysis method with a literary psychology approach and Stuart Hall's representation theory is used in this study to explore how the philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh can influence the characters' behavior and decisions in facing conflicts and challenges. The findings of this study show that the philosophy of Sapa Nandur Bakal Ngundhuh not only acts as a moral guide, but also as a lesson in the importance of awareness in action. This research provides insight into the application of Javanese cultural values in literary works and their relevance to social life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Kusumawardhani
"Masyarakat Jawa menerapkan prinsip kerukunan dan hormat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan prinsip tersebut, masyarakat Jawa diarahkan untuk menghindari konflik terbuka dan menghormati kedudukan semua pihak. Seiring dengan prinsip kerukunan dan hormat, masyarakat Jawa mengenal ajaran memayu hayuning bawana untuk menjaga keseimbangan hidup, kedamaian antar sesama, kelestarian alam, dan menghindari perbuatan negatif yang tidak memberikan pengaruh positif dalam kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengimplementasian konsep memayu hayuning bawana dalam novel Jawa yang kelak dapat menambahkan contoh pengaplikasian konsep memayu hayuning bawana secara luas. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan deskriptif analisis. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi atau konten (content analysis). Penelitian dilakukan dengan perspektif religi Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laku yang dijalankan oleh tokoh untuk mencapai memayu hayuning bawana meliputi pemenuhan keselamatan duniawi secara fisik, pemahaman akan keselamatan yang dianugerahkan kepada manusia, mencapai kebahagiaan melalui menjalani kehidupan sesuai nilai keluhuran Tuhan, dan kesejahteraan hidup yang diraih dengan menciptakan ketenteraman yang didasari atas kesadaran berkehidupan di dunia. Maka, dapat disimpulkan bahwa upaya memayu hayuning bawana oleh tokoh didasari oleh kesadaran akan peran, kedudukan, dan kewajibannya dalam bertindak di kehidupannya agar tidak mengganggu keselarasan dunia.

The Javanese society upholds the principles of harmony and respect in their daily lives. With these principles, the Javanese people are directed to avoid open conflicts and to respect the position of all parties involved. Aligned with the principles of harmony and respect, the Javanese society is familiar with the teaching of "memayu hayuning bawana" to maintain a balanced life, foster peace among individuals, preserve nature, and avoid negative actions that do not contribute positively to life. The purpose of this research is to describe the implementation of the concept of memayu hayuning bawana in Javanese novels, which can provide extensive examples of its application. The research methodology employed is qualitative research with descriptive analysis. Content analysis is the technique used for analysis. The research is conducted from the perspective of Javanese religious beliefs. The research findings indicate that the actions undertaken by the characters to achieve memayu hayuning bawana encompass fulfilling physical worldly safety, understanding the safety granted to humans, attaining happiness by living in accordance with the divine values, and achieving well-being through the creation of tranquility based on the awareness of living in the world. Therefore, it can be concluded that the efforts of the characters towards memayu hayuning bawana are motivated by their consciousness of their roles, positions, and responsibilities in their actions to maintain harmony in the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library