Proliferative vitreoretinopathy (PVR) pada ablasio retina rhegmatogen (ARR) menurunkan tingkat keberhasilan anatomis dan fungsional. Transforming growth factor-β (TGF-β) merupakan pro-fibrotik yang berperan penting dan dapat menjadi target terapi dan masih belum ada data mengenai TGF-β3 pada PVR. Penelitian ini bertujuan menguji kadar TGF-β2 dan TGF-β3 pada kasus PVR A dan B. Penelitian ini berdesain potong lintang pada pasien ARR PVR A dan B yang menjalani vitrektomi di RSCM Kirana. Sampel vitreus diambil intra-operasi dan diperiksa di protein total, TGF-β2 dan TGF-β3 dengan metode ELISA. Didapatkan 20 sampel; 10 mata untuk PVR A dan 10 untuk PVR B. Tidak didapatkan perbedaan bermakna untuk karakteristik kedua grup maupun berdasarkan TGF-β2 dan TGF-β3. Secara umum didapatkan level TGF-β2 yang lebih tinggi pada PVR A dan B namun tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05). Didapatkan korelasi negatif (Spearman r-0,468) antara TGF- β2 dengan TGF- β3 pada seluruh grup PVR (p=0,037) namun tidak didapatkan korelasi yang signifikan per grup PVR. Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara TGF- β2 dan TGF- β3 dengan primary attachment rate. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara TGF- β2 dan 3 pada ARR yang terjadi sebelum atau sesudah 14 hari namun ditemukan tren rasio TGF- β2/protein total yang semakin rendah 14 hari pasca ARR Studi ini merupakan studi pertama yang membandingkan kadar TGF- β2 dan TGF- β3 pada pasien dengan PVR A dan B. Secara tren, ditemukan kadar TGF-β2 yang lebih tinggi pada ARR dengan PVR B dibanding A dan kadar TGF-β3 yang lebih rendah pada ARR dengan PVR B dibanding A.
Latar belakang: Pemeriksaan fungsi visual dengan elektroretinografi (ERG) mulai banyak diteliti untuk deteksi DR tahap awal. Alat ERG yang tersedia di RSCM kurang nyaman bagi pasien dan aksesnya terbatas sehingga dipikirkan penggunaan alat lain yang risikonya lebih rendah dan portabel yaitu RETeval.
Tujuan: Menilai kesesuaian hasil pemeriksaan elektroretinografi full field antara alat RETeval dibandingkan ERG Monpack.
Metode: Studi potong lintang yang membagi subjek ke dalam tiga kelompok yaitu pasien normal, pasien diabetes tanpa DR, dan pasien non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) derajat ringan. Pemeriksaan ERG full-field dilakukan sesuai standar ISCEV pada seluruh pasien. Pengukuran meliputi waktu implisit dan amplitudo skotopik 0,01, skotopik 3,0, skotopik OP, dan fotopik 3-0 flicker.
Hasil: Total subjek berjumlah 96 mata. Pada ketiga kelompok, hasil pemeriksaan amplitudo gelombang menggunakan ERG RETeval selalu memperlihatkan angka yang lebih kecil dibandingkan ERG Monpack. Rasio hasil pemeriksaan full field ERG antara RETeval dan Monpack berkisar 1:1 di variabel waktu implisit. Sementara itu, pada kelompok normal didapatkan rasio amplitudo berkisar antara 1:3 sampai dengan 1:6, pada kelompok tanpa diabetik retinopati antara 1:4 sampai dengan 1:7, dan pada kelompok NPDR ringan didapatkan rasio amplitudo antara 1:2,5 sampai dengan 1:10.Tingkat kesesuaian menunjukkan kesesuaian yang buruk (ICC < 0,5) di semua variabel pada ketiga kelompok.
Kesimpulan: Tidak didapatkan kesesuaian hasil pemeriksaan ERG full field antara ERG RETeval dan ERG Monpack di seluruh variabel pada ketiga kelompok pemeriksaan.
Objective: This study aims to assess the agreement of full field electroretinography examination results between the RETeval device compared to the Monpack ERG.
Methods: This was a cross-sectional study which divided subjects into three groups, namely normal patients, diabetic patients without DR, and mild non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) patients. Full-field ERG examination was carried out according to ISCEV standards on all patients. Measurements included implicit time and amplitude of scotopic 0.01, scotopic 3.0, scotopic OP, and photopic 3-0 flicker.
Results: A total of 96 subjects underwent ERG examination. Out af all three groups, the results consistently showed smaller wave amplitude using RETeval than Monpack. The ratio of full field ERG examination results between RETeval and Monpack is around 1:1 in the implicit time variable. Meanwhile, in the normal group the amplitude ratio was between 1:3 to 1:6, in the group without diabetic retinopathy between 1:4 to 1:7, and in the mild NPDR group the amplitude ratio between 1:2.5 to 1:10. The study showed poor agreement (ICC < 0.5) in all variables in all three groups.
Conclusion: There was poor agreement in the results of the full field ERG examination between the RETeval handheld ERG and the Monpack ERG in all variables in the three examination groups.
"