Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dyah Tjaturrini
Abstrak :
ABSTRAK
Dyah Tjaturrini ( 0790060094 ). Kelenteng Pulau Kemaro : Riwayat dan Upacara-Upacara di Dalamnya.
Kebiasaan sembahyang yang dilakukan oleh orang-orang Cina telah dilakukan sejak dahulu sebagai suatu kebiasaan tradisional. Sembahyang yang mereka lakukan dapat dilakukan di rumah, kelenteng dan di tempat-tempat yang mereka anggap pantas untuk melakukan sembahyang. Kebiasaan sembahyang ini pun dilakukan oleh orang-orang Cina yang tinggal di kotamadya Palembang Propinsi Sumatera Selatan. Mereka melakukan sembahyang untuk menunjukan rasa hormat mereka kepada Tuhan Allah, para dewa dan menunjukkan rasa bakti mereka kepada leluhur. Biasanya pada hari-hari perayaan tertentu seperti Tahun Baru Cina (Imlek) dan Cap Gomeh mereka pergi ke kelenteng Pulau Kemaro. Mereka datang bersembahyang ke kelenteng Pulau Kemaro karena mereka menganggap bahwa bila mereka memohon sesuatu di kelenteng tersebut pasti akan terkabul. Tidaklah mengherankan apabila pada saat perayaan Imlek dan Cap Gomeh kelenteng ini banyak dikunjungi oleh orang-orang dari luar kota Palembang bahkan luar negeri sehingga perayaan tersebut berlangsung sangat meriah.
Untuk menguraikan dan menggambarkan topik di atas, penulis menggunakan penelitian kepustakaan dan lapangan. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi terlibat. Hasil penelitian membuktikan kebenaran bahwa upacara perayaan yang diadakan di suatu kelenteng merupakan suatu perwujudan dari kegiatan religius dan hal ini juga membuktikan bahwa orang-orang yang datang ke kelenteng pasti memilik tujuan bukan hanya sekedar kebiasaan.
1995
S12861
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Titi Rahardjanti
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat Cina penganut Khonghucu masih mempertahankan tradisi Cina, antara lain masih dapat dijumpai pelaksanaan upacara kematian secara Khonghucu, meskipun demikian sudah mengalami perubahan di masa lalu.Upacara kematian dalam lingkungan masyarakat Cina penganut Khonghucu sangat berkaitan erat dengan ajaran Konfusius yang menekankan sernangat bakti (xiao . ). Maksud diadakan upacara kematian adalah untuk menunjukkan tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya. Sedangkan tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa hormat kepada almarhum, agar almarhum memperoleh kehidupan yang damai, rasa aman dan ketentraman bagi keluarga yang ditinggalkan.Dalam penyelenggaran upacara kematian di kalangan masyarakat Cina penganut Khonghucu di Surakarta ini ternyata sudah mengalami akulturasi dengan kebudayaan setempat (Jawa), misalnya adanya kepercayaan masyarakat Cina penganut Khonghucu di Surakarta tentang hari Sabtu, yang dipercayai sebagai hari yang tidak bagus untuk menguburkan jenazah; adanya pelaksanaan Upacara Selamatan yang diadakan menurut tradisi Jawa .Masyarakat Cina penganut Khonghucu di Surakarta meyakini Khonghucu sebagai agama. Mereka tetap melakukan peribadatan menurut ajaran Khonghucu. Termasuk salah satunya adalah melaksanakan upacara kematian secara Khonghucu. Penulis merasa tertarik untuk menggambarkan upacara kematian selain karena hal - hal tersebut di atas, juga karena adanya pengaruh tradisi Jawa yang mereka terapkan.
1996
S13099
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library