Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Pakasi Ronald Efraim
"[TUJUAN: Tujuan penelitian ini adalah membandingkan performa uji jalan 400 meter pada wanita antara penyandang diabetes melitus (DM) tipe 2 dan individu sehat, dengan membandingkan kecepatan berjalan dan prediksi ambilan oksigen maksimal (VO2max). METODE: Subyek penelitian adalah wanita dengan DM tipe 2 dan individu sehat, yang dipasangkan berdasarkan kelompok umur. Dilakukan pemeriksaan awal berupa indeks massa tubuh, glukosa sewaktu, ankle-brachial index, tekanan darah, dan nadi pra uji latih. Sebelum diberikan uji jalan 400 meter, subyek melakukan pemanasan pada jalur 20 meter selama 2 menit. Selama pemanasan dan uji latih, nadi diukur tiap 30 detik. Tekanan darah sistolik diukur setelah pemanasan dan dalam 60 detik setelah uji latih. Uji jalan 400 meter dilakukan 2 kali pada hari yang berbeda.
OBJECTIVE: The purpose of this study was to compare the performa of the 400-meter walk test in women between people with type 2 diabetes mellitus (DM) and healthy individuals, by comparing walking speed and predicted maximum oxygen uptake (VO2max). METHOD: Study subjects were women with type 2 DM and healthy individuals, who were paired by age group. Initial examinations were carried out in the form of body mass index, glucose at any time, ankle-brachial index, blood pressure, and pulse before the training test. Before being given a 400-meter road test, the subjects warmed up on a 20-meter track for 2 minutes. During warm-ups and training tests, the pulse is measured every 30 seconds. Systolic blood pressure is measured after warm-up and within 60 seconds of the training test. Test the 400-meter walk is carried out 2 times on different days.;, ]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Wiwien Heru Wiyono
"Untuk menilai efikasi latihan pernapasan menggunakan incentive spirometry terhadap kemampuan inspirasi maksimal, skala derajat sesak (skala BORG), kapasitas fungsi paru dan kualitas hidup (SGRQ) pada penderita penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Studi intervensi pre dan post eksperimental pada grup kasus dan kontrol. Departemen Rehabilitasi Medik dan Departemen Ilmu Penyakit Dalam subdivisi Pulmonologi FKUI, RSUPNCM. Instalasi Rehabilitasi Medik RS Persahabatan, Jakarta. Total 20 pasien PPOK derajat sedang dibagi menjadi 2 grup: grup kontrol (10 orang) dan grup kasus (10 orang). Semua subjek dilakukan pemeriksaan data dasar berupa kemampuan inspirasi maksimal, skala derajat sesak, kapasitas fungsi paru dan kualitas hidup. Pada grup kasus diberikan kombinasi latihan kontrol pernapasan dengan menggunakan incentive spirometry sedangkan pada grup kontrol hanya diberikan latihan kontrol pemapasan saja. Setelah 8 minggu kembali dilakukan pemeriksaan data dasar. Semua subjek tetap mengkonsumsi obat-obatan. Hasil Kemampuan inspirasi maksimal (KIM) pasca perlakuan meningkat secara bermakna pada kedua kelompok. Skala derajat sesak (BORG) dan nilai komponen SGRQ untuk gejala, aktivitas, dampak dan total pada kelompok kasus pasca perlakuan mengalami penurunan yang secara statistik bermakna (p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Selisih rerata nilai SGRQ pada awal dan akhir perlakuan menunjukkan perbedaan bermakna pada komponen aktivitas, dampak dan total (p<0,05), sedangkan pada komponen gejala tidak didapat perbedaan bermakna (p>0,05). Tidak didapatkan perbedaan bermakna untuk kapasitas fungsi paru (FEV,%) yang ditemukan pada kedua kelompok. Simpulan Kombinasi latihan kontrol pernapasan dengan incentive spirometry dapat memperbaiki kemampuan inspirasi maksimal, skala derajat sesak dan kualitas hidup pada penderita PPOK sedang dalam 8 minggu.
To determine whether the incentive spirometry respiratory muscle training can increase the maximum inspiration capacity, decrease difficulty of breathing (BORG scale), functional lung capacity and quality of life according to St. George's Respiratory Questionnaire (SGRQ) on Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) patients. An intervention pre-post case-control group. Department of Physical Medicine & Rehabilitation and Department of Internal Medicine sub department Pulmonology Medical Faculty University of Indonesia, National General Hospital dr. Ciptomangunkusumo. Physical Medicine & Rehabilitation Instalation, Persahabatan General Hospital, Jakarta. A total of 20 COPD subject with the second GOLD criteria were divided into 2 groups, control (10 subjects) and study group (10 subjects). All subjects underwent pre interventional test which are maximum inspiration capacity, dyspneu rating scale, functional lung capacity and quality of life (SGRQ). The study group were given respiratory muscle training with incentive spirometry and breathing control exercise while the control group only given the breathing control exercise. After 8 weeks, all participants underwent post interventional test. Every subject still using the basic medication. There are statistically improvement of maximum inspiration capacity, dyspneu rating scale and quality of life in study group compare with the control group (p<0,05). Mean difference of SGRQ between pre and post intervention shows significant results on activity, impact and total component (p<0,05) and there is no significant results on symptoms components (p>0,05). No changes were found in FEV1% value within the study or control group (p>0,05). Conclusions Combination of incentive spirometry respiratory muscle training and breathing control can improve maximum inspiration capacity, dyspneu rating scale and quality of life in COPD patients within 8 weeks."
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library