Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosanti
Abstrak :
Uma Lengge merupakan rumah adat masyarakat Bima yang memiliki karakteristik tersendiri dengan bentuk rumah panggung dan atap limas. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui bentuk adaptasi masyarakat suku Mbojo yang mendiami wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, terhadap lingkungan tempat tinggalnya lewat tinggalan kebudayaan materi berupa rumah adat Uma Lengge yang kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat bentuk-bentuk adaptasi masyarakat suku Mbojo terhadap lingkungan tempat tinggal mereka di Desa Maria yang terepresentasikan lewat Uma Lengge. Bahan-bahan utama yang digunakan untuk membangun Uma Lengge adalah bahan-bahan yang mereka peroleh dari alam sekitar, seperti kayu, bambu, alang-alang dan pengikat dari kayu yang dibentuk menyerupai tali. Bentuk rumah yang merupakan rumah panggung disesuaikan dengan kondisi alam di Bima yang memiliki curah hujan tinggi sehingga seringkali terkena banjir. Selain itu, penggunaan batu sebagai pondasi tiang bangunan merupakan sebuah bentuk upaya preventif dari kondisi lingkungan Bima yang memiliki gunung api aktif, dan pada sejarahnya seringkali terjadi gempa di daerah ini. ......Uma Lengge is a traditional house of Mbojo people which has its own characteristics with the shape of a house on stilts and a pyramid roof. This study aims to determine the adaptation of the Mbojo people to the environment where they live through the material cultural remains in the form of the Uma Lengge traditional house which now has been designated as a cultural heritage. The method used in this study is a qualitative method through the stages of data collection, data processing, and interpretation. The results of this study shows that Uma Lengge is a form of adaptation of the Mbojo people to their living environment in Desa Maria. The main materials used to build Uma Lengge are materials that they get from the environment, such as wood, bamboo, reeds and wooden binders shaped like ropes. Stilt house shape is adapted to the natural conditions in Bima which has high rainfall so that it is often flooded. Furthermore, the use of stone as the foundation for building pillars is a preventive measure from the environmental conditions of Bima which has an active volcano, and historically earthquakes have often occurred in this area.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Warini
Abstrak :
Gua Pawon merupakan salah satu situs prasejarah di Jawa Barat penghasil alat tulang. Jejak pakai yang berbeda dapat memberikan informasi penggunaan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, penelitian ini mempertanyakan ragam bentuk dan penggunaan alat tulang di Gua Pawon. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan secara detail bentuk alat tulang dan ciri bekas penggunaannya yang dapat menunjukkan fungsinya yang beragam berdasarkan jejak pakainya dan diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan tentang alat tulang di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan bagian tajaman alat tulang dengan alat bantu berupa mikroskop dengan pembesaran yang berbeda guna menunjukkan detail bentuk dari jejak pakai. Bentuk jejak pakai yang tampak dibandingkan dengan penelitian para ahli mengenai penggunaan alat tulang dan etnografi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebuah alat tulang tidak hanya dapat digunakan untuk satu aktivitas, tetapi dapat juga digunakan untuk beberapa aktivitas dan beragam material. ......Pawon Cave is one of the prehistoric sites in West Java producing bone tools in the late Pleistocene-early Holocene. Different use traces can provide information on different uses. Therefore, this study questions the various forms and uses of bone tools at Pawon Cave. The purpose of this study is to show in detail the shape of bone tools and the characteristics of their use that can show their diverse functions based on use traces and are expected to enrich the treasury of knowledge about bone tools in Indonesia, especially West Java. This study was conducted by observing the sharp part of the bone tool with a microscope with different magnifications to show the detailed shape of the use trace. The shape of the visible use trace was compared with expert research on the use of bone tools and ethnography. The results of the study show that a bone tool in Pawon Cave is not only used for one activity, but can also be used for several activities and various materials. These activities are cutting, carving, hole punching, drilling, scraping, and rubbing. While the materials are plants, bark, animal skin, and soil.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahfi Muhammad
Abstrak :
Artikel ini membahas mengenai fungsi alat batu dari Situs Gua Arca, Pulau Kangean, Madura, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan fungsi dari alat batu melalui analisis tipe alat dan jejak pakai pada alat batu yang kemudian dibandingkan dengan hasil eksperimen para ahli. Pengetahuan mengenai fungsi diawali dengan mengklasifikasikan alat batu ke dalam tipe-tipe tertentu berdasarkan atribut tajaman yang meliputi letak tajaman dan sudut tajaman. Selanjutnya, dilakukan pemilahan alat yang memiliki indikasi jejak pemakaian yang berjumlah 142 alat. Berdasarkan pemilahan alat pakai yang dilakukan, dapat diketahui 10 alat memiliki jejak-jejak yang mengindikasikan pemakaian alat. Selanjutnya,dilakukan analisis jejak pakai pada 10 alat tersebut dengan mengamati dan merekam bentuk-bentuk jejak pakai, keletakan, dan distribusinya pada tajaman alat. Hasil analisis tipe alat dan jejak pakai selanjutnya dibandingkan dengan eksperimen para ahli yang menjelaskan keterkaitan antara jejak pakai dengan aktivitas penggunaan alat dan material yang dikerjakan. Kedekatan antara bentuk-bentuk jejak pakai hasil eksperimen para ahli dengan jejak pakai alat batu dari Situs Gua Arca digunakan untuk memperkirakan fungsi dari alat batu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperkirakan alat batu di Situs Gua Arca digunakan untuk aktivitas pengerjaan kayu dan pengolahan bahan makanan. ......This article examines the functions of stone tools from Gua Arca site, Kangean Island, Madura, Province of East Java. This research aims to determine the functionality of the stone tools through tool-type and use-wear analysis and compare them with the experimental result from the experts. The knowledge of the stone tools functions was build by classifying the stone tools into a particular type that depends on edge attributes, including the edge localization and edge angle. Hereafter, the stone tools sorted to separate which of the 142 stone tools have a use-wear indication. The sorting result showed that ten stone tools have several traces that indicate the usage of the tools. Hereafter, the use-wear analysis conducted on these ten tools was observed and recorded according to the use-wear form, localization, and distribution on the tool edges. After that, the results on tool-type and use-wear analysis compared with the experts’ experiments. It explained the correlation between use-wear with the tools activities and the worked materials. The similarities between the use-wear forms from the experts’ experiments result and stone tools use-wear forms from the Gua Arca site used to interprate its functions. Based on the research conducted, it is estimated stone tools of Gua Arca were used for woodworking and food processing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Arya Bagas Ananta
Abstrak :
Penguburan masa Neolitik yang berkembang di daerah Sumatra terdiri dari berbagai bentuk. Pada situs Padang Sepan, Muara Payang dan Muara Betung terdapat pola penguburan yang berbeda dibandingkan dengan penguburan pada situs Sumatra bagian selatan lainnya. Permasalahan penelitian adalah bagaimana pola penguburan prasejarah masa Neolitik yang terdapat di sisi barat Bukit Barisan, Sumatra bagian selatan? Penelitian ini bertujuan memberi gambaran mengenai bentuk-bentuk penguburan masa neolitik yang terdapat di Sumatra. Penelitian ini menggunakan pendekatan morfologi kubur dengan menggunakan dua variabel, internal dan eksternal. Variabel internal terdiri dari posisi, sikap, usia, dan jenis kelamin rangka, sedangkan variabel eksternal terdiri dari wadah, bekal, dan keadaan lingkungan dari kubur. Dari empat pola penguburan yang dijabarkan oleh Soejono, terdapat dua pola penguburan yang berlaku di ketiga situs penguburan yang dikaji, yakni penguburan primer dan sekunder. Selain pola penguburan primer, wadah tempayan yang ditemukan juga memperlihatkan pola penguburan sekunder. Berdasarkan hasil analisis pola kubur di ketiga situs dengan situs penguburan lainnya di Sumatra Selatan lainnya menunjukkan satu pola serupa, yakni pola penguburan sekunder. Pola penguburan masa Neolitik juga dijumpai di Asia Tenggara dan umumnya menggunakan benda-benda kubur yang serupa dengan kubur di Sumatra. ......Neolithic burial in the Sumatra region took various forms. At the Padang Sepan, Muara Payang and Muara Betung sites there are different burial patterns compared to those at other southern Sumatra sites. The research problem is what is the pattern of prehistoric burials in the Neolithic period in the western area of Bukit Barisan, South Sumatra? This study aims to provide an overview of the forms of burials for the neolithic period found in Sumatra. This research uses a morphological approach by using two variables, internal and external. Internal variables consist of information on position, attitude, age, and sex of the skeleton, while external variables consist of information on the container, provisions, and environmental conditions of the grave. According to Binford, the orientation of the burial shows a form of religion that develops in the community. Apart from the primary burial pattern, the jars found also showed secondary burial patterns. Based on the results of the analysis of the pattern of burials in the three sites with other burial sites in South Sumatra, it shows a similar pattern, namely secondary burial patterns. Neolithic burial patterns are also found in Southeast Asia and generally use grave objects similar to those in Sumatra.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Pradana Putra
Abstrak :
Penelitian terbaru di wilayah Sumatra berhasil menemukan gambar cadas pada beberapa gua dan ceruk di wilayah karst Bukit Bulan, Sarolangun, Jambi. Pada wilayah ini gambar cadas bermotif manusia cukup banyak ditemukan dalam bentuk dan gaya yang beragam. Penelitian ini membahas variasi motif manusia yang ditemukan pada sembilan gua di Situs Bukit Bulan melalui analisis atribut-atribut yang melekat. Selanjutnya, motif manusia dibandingkan dengan motif sejenis dari situs-situs di Sumatra Barat dan Lembah Lenggong, Malaysia. Perbandingan tersebut dilakukan atas pertimbangan kedekatan lokasi dan latar belakang budaya pada ketiga wilayah tersebut. Selain itu, bentuk dan warna motif juga relatif serupa, sehingga memunculkan dugaan bahwa kronologi gambar cadas dengan motif spesifik berupa manusia berasal dari masa yang sama. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan mengenai variasi bentuk dan karakteristik penggambaran motif manusia di Situs Bukit Bulan, termasuk kronologi relatifnya, sehingga dapat diletakkan dalam konteks kebudayaan gambar cadas di Indonesia ...... Recent research in Sumatra has succeeded in finding rock art in several caves and niches in the Bukit Bulan karst area, Sarolangun, Jambi. In this region, rock art with human motifs is present in many shapes and styles. This research discusses the variation of human motifs found in nine caves at the Bukit Bulan region through an analysis of the inherent attributes. Furthermore, the human motif were compared with similar motifs from West Sumatra and Lenggong Valley, Malaysia. The comparisons are made based on the consideration of the proximity of the locations and cultural backgrounds. In addition, the shape and color of the motifs of these three regions are relatively similar, leading to the supposition that the chronology of rock art with specific motifs of humans comes from the same period. This research resulted in conclusions about the shape variation and characteristics of human motifs representation at the Bukit Bulan Region, including relative chronology, to associate their context in Indonesian rock art
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nikolas Dalle Bimo Natawiria
Abstrak :
Leang Burung 2 di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sudah beberapa dekade menjadi salah satu situs yang penting dalam memahami kehidupan prasejarah manusia di Indonesia. Leang Burung 2 pertama kali diekskavasi oleh Ian Glover pada tahun 1975 dan Adam Brumm di tahun 2007 dan 2011-2013. Pada situs ini ditemukan banyak artefak batu, namun sejauh ini belum ada penelitian mendalam mengenai jejak pakai yang dapat menunjukkan fungsi alatalat tersebut. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui jejak pakai pada artefak batu agar dapat mengetahui fungsinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua lapisan tanah dan spit yang berbeda pada penggalian tahun 2011. Penelitian ini menggunakan analisis mikroskopis pembesaran rendah dan hasilnya dibandingkan dengan penelitian eksperimen etnografi yang dilakukan oleh L. Keeley dan J. Kamminga. Hasil analisis menunjukkan hanya ada lima artefak batu yang memiliki jejak pakai yang jelas. Jejak pakai tersebut memperlihatkan kegiatan pengolahan kayu antara 25.000-45.000 tahun yang lalu. ......Leang Burung 2 in Maros, South Sulawesi, for decades, has been a pivotal site for understanding prehistoric human life in Indonesia. Leang Burung 2 was first excavated by Ian Glover in 1975 and Adam Brumm in 2007 and 2011-2013. Many stone artifacts have been found at this site, but so far there has been no in-depth research on use-wear that can show the function of these artifacts. Therefore, the purpose of this research is to find out the use-wear on stone artifacts in order to know their function. The data used in this study came from two different layers of soil and spit from the 2011 excavation. This study used low magnification microscopic analysis and the results were compared with an ethnographic experimental study conducted by L. Keeley and J. Kamminga. The results of the analysis show that there are only five stone artifacts that have clear traces of use. The traces of use show wood processing activities between 25,000-45,000 years ago.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library