Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akbar Renaldy
"Meningkatnya perhatian global terhadap isu perubahan iklim telah mendorong lahirnya beragam program pengurangan emisi karbon. Sebagai bagian dari negara Annex 1 Protokol Kyoto, Jerman telah berkembang menjadi salah satu donor utama bagi upaya perlindungan hutan global. Tulisan ini berupaya menganalisis motif yang melandasi keputusan alokasi bantuan perlindungan hutan berbasis REDD+ oleh Jerman kepada Brazil, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia sebagai bagian dari program negara tersebut dalam mengurangi emisi karbon global. Mengadaptasi tiga kerangka alokasi bantuan luar negeri: kebutuhan, kepatutan, dan kepentingan pribadi donor, peneliti berupaya mengidentifikasi sejumlah faktor yang berkaitan dengan keputusan alokasi bantuan Jerman kepada ketiga negara resipien. Temuan yang ada menunjukkan bahwa terdapat perpaduan antara motif pembangunan dan kepentingan pribadi dalam keputusan alokasi bantuan perlindungan hutan berbasis REDD+ Jerman. Kehadiran kedua motif tersebut berkaitan dengan karakteristik bantuan perlindungan hutan berbasis REDD+ Jerman yang cenderung diberikan dalam bentuk hibah, memberikan keleluasaan bagi negara resipien dalam menggunakan dana bantuan, memadukan bantuan keuangan dengan bantuan teknis, dan membuka kesempatan partisipasi masyarakat hutan dalam proses pembuatan keputusan terkait upaya perlindungan hutan. Bagi Jerman, kegiatan pemberian bantuan tersebut mampu berdampak positif bagi penguatan hubungan perdagangan teknologi lingkungannya dengan negara resipien, penguatan reputasi dan soft-power dalam isu iklim, mencapai enlightened self-interest, dan memenuhi tanggung jawab moral sebagai bagian dari negara Annex 1 Protokol Kyoto.

The increasing global concern regarding climate change has influenced the development of various carbon emission reduction programs. As a part of Kyoto Protocol’s Annex 1 countries, Germany has grown as one of the top donors in the field of global forest protection. This thesis analyzes motives behind the allocation of German’s REDD+ based forest protection aid to Brazil, Democratic Republic of the Congo, and Indonesia as a part of the country’s programs to cut carbon emission globally. Adapting the aid allocation framework: need, merit, and donor self-interest, the researcher identifies several factors related to German’s decision in allocating it’s aid to those three recipient countries. The findings indicate that there’s a mixture between developmental motive and donor-self interest behind German’s REDD+ based forest protection aid. The existance of those two motives related to the characteristics of German’s REDD+ based forest protection aid which tend to be given in the form of grant, giving wider autonomy in using the aid to its recipient countries, offering technical assistance as well as financial support, and opening opportunity for forest people to participate in the decision making process related to forest protection. Especially for German, its act of giving aid could give positive impacts for strengthening its environmental technology trade with its aid recipient countries, improving reputation and soft-power in the climate issue, achieving enlightened self-interest, and fulfilling moral responsibility as a part of Kyoto Protocol’s Annex 1 countries."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Jafar
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap organisasi
pembelajaran dan unjuk kerja perusahaan. Unjuk kerja perusahaan dalam penelitian ini
mengukur tiga dimensi non-keuangan berdasarkan hasil bisnis dalam Malcolm Baldrige
Criteria for Performance Excellelce (Blazey, 2000; dan Brown, 2000). Organisasi
pembelajaran mengukur lima dimensi sebagaimana dirumuskan oleh Senge (I 990), dan
kepemimpinan transformasional mengukur lima dimensi sebagaimana dirumuskan oleh Bass
& Avolio (1994).
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan di
Kantor Daerah Telepon (Kandatel) Bandung dengan jumlah responden sebanyak 34 orang.
Penelitian dilakukan di Divisi Regional V Jawa Timur - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
dengan total responden berjumlah 236 orang terdiri dan staf, penyelia (supervisor) dan
manajer. Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan analisis faktor
konfirmatori dua tahap (second-order confirmatory factor analysis). Pengolahan dan
dianalisis data dilakukan secara statistik melalui teknik model persamaan struktural dengan
menggunaakan program SIMPLIS dalam LISREL versi 8.50.
Uji model persamaan struktural menghasilkan nilai chi square (XZ) = 60,98; derajad
kebebasan (aff) = 48; dan probabiliti (p) = 0,099. Ini berarti bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara matriks kovarian yang diharapkan oleh model teoretik dengan matriks
kovarian data. Dengan demikian, model yang diuji fit (sesuai dengan data). Nilai RMSEA =
0.034 (lebih kecil dari 0,05) dan ini berarti model yang diuji sangat fit.
Berdasarkan hasil uji model persamaan struktural, organisasi pembelajaran
berpengaruh secara positif dan sifnifikan terhadap unjuk kerja perusahaan dengan koefisien
jalur= 0,68; nilai t = 10,76, dan R2 = 0,78. Hasil penelitian ini memperkuat hasil-hasil
kajian yang dilakukan para pakar organisasi pembelajaran bahwa organisasi pembelajaran
mempengaruhi unjuk kerja perusahaan (Garratt, 2000; Garvin, 2000; Senge, 1996;
Sonnenberg, 1994; Tobin, 1993 & 1996).
Kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
organisasi pembelajaran dengan koefisien jalur = 0,74; nilai t = 12,05; dan R2 = 0,59.
Adanya pengaruh positif dan bermakna dari kepemimpinan transformasional terhadap
organisasi pembelajaran merupakan pembuktian empirik dari penelusuran teori. Berbagai
kajian teoretik yang ditemukan dalam literatur menyatakan bahwa keberhasilan membangun
organisasi pembelajaran dipengaruhi oleh penerapan kepemimpinan (Capowski, 1994; Kline
& Sounders, 1993; Marquard, 1996; Schein, 1992; Scnge, 1990 & 1996; Tobin, 1993). Hasil
penelitian ini merupakan bukti empirik bahwa kepemimpinan transformasional adalah tipe
kepemimpinan pilihan untuk membangun organisasi pembelajaran.

Ini berarti bahwa perilaku pemimpin transformasional mempengaruhi motivasi
bawahan untuk terus melakukan pembelajaran sehingga mereka proaktif dan adaptif
terhadap perubahan demi pencapaian tujuan perusahaan secara efektif. Dengan perkataan
lain, perilaku pemimpin transformasional secara positif signifikan mempengaruhi perilaku
bawahan sehingga bawahan termotivasi melakukan pembelajaran. Perilaku bawahan untuk
terus melakukan pembelajaran secara positif signifikan mempengaruhi unjuk kerja
perusahaan. Perilaku pemimpin transformasional ditampilkan dalam lima bentuk, yaitu; 1)
merumuskan visi, tujuan, dan nilai-nilai organisasi; 2) menyusun strategi, kebijakan dan
struktur; 3) mengembangkan pola pikir bawahan; 4) menstrukturkan pandangan bawahan
terhadap realita; dan 5) melayani kebutuhan bawahan untuk mewujudkan tujuan secara
efektif. Kelima bentuk perilaku pemimpin transformasional ini secara positif dan signifikan
mempengaruhi keberhasilan membangun organisasi pembelajaran."
2005
D1559
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Jafar
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap organisasi
pembelajaran dan unjuk kerja perusahaan. Unjuk kerja perusahaan dalam penelitian ini
mengukur tiga dimensi non-keuangan berdasarkan hasil bisnis dalam Malcolm Baldrige
Criteria for Performance Excellelce (Blazey, 2000; dan Brown, 2000). Organisasi
pembelajaran mengukur lima dimensi sebagaimana dirumuskan oleh Senge (I 990), dan
kepemimpinan transformasional mengukur lima dimensi sebagaimana dirumuskan oleh Bass
& Avolio (1994).
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan di
Kantor Daerah Telepon (Kandatel) Bandung dengan jumlah responden sebanyak 34 orang.
Penelitian dilakukan di Divisi Regional V Jawa Timur - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
dengan total responden berjumlah 236 orang terdiri dan staf, penyelia (supervisor) dan
manajer. Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan analisis faktor
konfirmatori dua tahap (second-order confirmatory factor analysis). Pengolahan dan
dianalisis data dilakukan secara statistik melalui teknik model persamaan struktural dengan
menggunaakan program SIMPLIS dalam LISREL versi 8.50.
Uji model persamaan struktural menghasilkan nilai chi square (XZ) = 60,98; derajad
kebebasan (aff) = 48; dan probabiliti (p) = 0,099. Ini berarti bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara matriks kovarian yang diharapkan oleh model teoretik dengan matriks
kovarian data. Dengan demikian, model yang diuji fit (sesuai dengan data). Nilai RMSEA =
0.034 (lebih kecil dari 0,05) dan ini berarti model yang diuji sangat fit.
Berdasarkan hasil uji model persamaan struktural, organisasi pembelajaran
berpengaruh secara positif dan sifnifikan terhadap unjuk kerja perusahaan dengan koefisien
jalur= 0,68; nilai t = 10,76, dan R2 = 0,78. Hasil penelitian ini memperkuat hasil-hasil
kajian yang dilakukan para pakar organisasi pembelajaran bahwa organisasi pembelajaran
mempengaruhi unjuk kerja perusahaan (Garratt, 2000; Garvin, 2000; Senge, 1996;
Sonnenberg, 1994; Tobin, 1993 & 1996).
Kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
organisasi pembelajaran dengan koefisien jalur = 0,74; nilai t = 12,05; dan R2 = 0,59.
Adanya pengaruh positif dan bermakna dari kepemimpinan transformasional terhadap
organisasi pembelajaran merupakan pembuktian empirik dari penelusuran teori. Berbagai
kajian teoretik yang ditemukan dalam literatur menyatakan bahwa keberhasilan membangun
organisasi pembelajaran dipengaruhi oleh penerapan kepemimpinan (Capowski, 1994; Kline
& Sounders, 1993; Marquard, 1996; Schein, 1992; Scnge, 1990 & 1996; Tobin, 1993). Hasil
penelitian ini merupakan bukti empirik bahwa kepemimpinan transformasional adalah tipe
kepemimpinan pilihan untuk membangun organisasi pembelajaran.

Ini berarti bahwa perilaku pemimpin transformasional mempengaruhi motivasi
bawahan untuk terus melakukan pembelajaran sehingga mereka proaktif dan adaptif
terhadap perubahan demi pencapaian tujuan perusahaan secara efektif. Dengan perkataan
lain, perilaku pemimpin transformasional secara positif signifikan mempengaruhi perilaku
bawahan sehingga bawahan termotivasi melakukan pembelajaran. Perilaku bawahan untuk
terus melakukan pembelajaran secara positif signifikan mempengaruhi unjuk kerja
perusahaan. Perilaku pemimpin transformasional ditampilkan dalam lima bentuk, yaitu; 1)
merumuskan visi, tujuan, dan nilai-nilai organisasi; 2) menyusun strategi, kebijakan dan
struktur; 3) mengembangkan pola pikir bawahan; 4) menstrukturkan pandangan bawahan
terhadap realita; dan 5) melayani kebutuhan bawahan untuk mewujudkan tujuan secara
efektif. Kelima bentuk perilaku pemimpin transformasional ini secara positif dan signifikan
mempengaruhi keberhasilan membangun organisasi pembelajaran."
2005
D679
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library