Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ketut Ratna Dewi Wijayanti
Abstrak :
Ibu hamil menjadisalah satu kelompok masyarakat yang rentan terinfeksi COVID-19 akibat adanya perubahan fisiologis tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan pandemi COVID-19 memengaruhi perawatan selama kehamilan, meningkatkan angka kehamilan risiko tinggi, dan meningkatkan mortalitas padaibu dan bayinya. Menurut WHO, peningkatan jumlah persalinan dengan metode Sectio Caesaria (SC) berbanding lurus dengan peningkatan kejadian infeksi daerah operasi (IDO). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor intrinsik (umur pasien, status gizi, anemia, kejadian perdarahan)dan faktor ekstrinsik ( pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengendalian infeksi rumah sakit, kepatuah kebersihan tangan tenaga kesehatan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri tenaga kesehatan, lama waktu operasi dan penggunaan antibiotika profilaksis) yang menyebabkan kejadian IDO pada pasien pasca-SC selama pandemi COVID-19 di RSUD Bali Mandara. Penelitian menggunakan desain kuantitatif analitik korelasional cross-sectional. Sampel penelitian 183 tenaga kesehatan yang bertugas di ruang perawatan pasca- SC dengan menggunakan rule of thumb dan instrumen penelitiannya berupa kuisioner dan lembar observasi. Data faktor intrinsik diambil dari rekam medis (umur pasien, status gizi, anemia, serta kejadian perdarahan) kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari variabel umur pasien rata-rata berusia 28,19 tahun (26,2–30,15) dengan pasien yang mengalami IDO cenderung lebih muda. Mayoritas subjek mengalami anemia, baik pada kelompok pasien yang mengalami maupun yang tidak mengalami IDO. OR pasien anemia yang mengalami IDO adalah 0,652 sehingga menunjukkan sifat protektif. Dari faktor ekstrinsik diperoleh nilai median pengetahuan nakes tentang pengendalian infeksi sangat baik dengan rata-rata 90 (85,89–90,36). Selain itu, nilai mean kepatuhan kebersihan tangan nakes adalah 3,35 (3,23–3,47) yang berarti sangat baik. sementara nilai median dari faktor kepatuhan penggunaan APD nakes adalah 16 (14,66-15,59) dengan nilai maksimum 16. Pada lama operasi, dengan median yang didapat 42 (41,88–45,18) menit masih serupa dengan standar rerata lama SC (45 menit). Analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peringkat lama waktu operasi pasien yang tidak signifikan pada pasien yang mengalami IDO pasca-SC dan yang tidak mengalami IDO.Pada penggunaan antibiotika profilaksis, sebagian besar pasien penelitian menggunakannya (RR = 0,16), menunjukkan faktor umur pasien menjadi faktor intrinsik dan kepatuhan pengunaan APD menjadi faktor ekstrinsik yang memengaruhi kejadian IDO pasien COVID-19 pasca SC tahun 2020 di RSUD Bali Mandara. Asuhan antenatal yang terfokus bekerja sama dengan fasilitas kesehatan primer,serta pemangku kebijakan dalam menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai bagi pasien dan tenaga kesehatan serta membangkitkan kesadaran untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi oleh pasien dan keluarga merupakan salah satu upaya menurunkan angka IDO. ......Pregnant women are one of the groups of people who are vulnerable to being infected with COVID-19 due to physiological changes in the body. Several studies have shown that the COVID-19 pandemic is affecting care during pregnancy, increasing the rate of high-risk pregnancies, and increasing mortality for both mother and baby. According to WHO, the increase in the number of deliveries using the C-Section (CS) method is directly proportional to the increase in the incidence of surgical site infections (SSI). The purpose of this study was to analyze intrinsic factors (patient age, nutritional status, anemia, bleeding incidence) and extrinsic factors (knowledge of health care workers in hospital infection control, hand hygiene compliance, compliance with the use of personal protective equipment, duration of surgery and use of prophylactic antibiotics). which caused the incidence of SSI in post-CS patients during the COVID-19 pandemic at the Bali Mandara Hospital. This study uses a cross-sectional correlational analytic quantitative design. The research sample was 183 health workers who served in the post-CS treatment room using the rule of thumb and research instruments are form of questionnaires and observation sheets. Intrinsic factor data were taken from medical records (patient age, nutritional status, anemia, and bleeding incidence) and then analyzed by univariate and bivariate. From the age variable, the average patient was 28.19 years (26.2–30.15) with patients experiencing SSI which tended to be younger. The majority of subjects in this study were anemic, both in the group of patients with and without SSI. The OR of anemic patients with SSI was 0.652, indicating protective properties. From extrinsic factors, the median knowledge of health workers about infection control was very good with an average of 90 (85.89–90.36). In addition, the mean hand hygiene compliance of health workers was 3.35 (3.23–3.47) which means very good. while the median value of the compliance factor for the use of PPE for health workers is 16 (14.66- 15.59) with a maximum value of 16. In the length of operation, the median obtained is 42 (41.88-45.18) minutes, which is still similar to the standard length of time CS(45 minutes). The Mann-Whitney analysis showed that there was a non-significant difference in the ratings for the duration of surgery for patients with post-CS SSI and those without SSI. In the use of prophylactic antibiotics, most of the study patients used them (RR = 0.16), indicating a factor The patient's age is an intrinsic factor and compliance with the use of PPE is an extrinsic factor that affects the incidence of SSI in post-CS COVID-19 patients in 2020 at the Bali Mandara Hospital. Antenatal care that focuses on collaborating with primary health facilities, as well as policy makers in preparing adequate health facilities for patients and health workers as well as raising awareness to maintain maternal and infant health by patients and families is one of the efforts to reduce SSI rates.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Amiratus Sholihah
Abstrak :

Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan penyebab utama dalam meningkatkan biaya perawatan, perpanjangan lama rawat inap serta perpanjangan waktu pemulihan pada ibu yang telah menjalani operasi sesar. Angka kejadian IDO di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Ibu yang melakukan operasi sesar memiliki peluang hingga 20 kali lebih tinggi terkena morbiditas infeksi dibandingkan dengan wanita yang melahirkan melalui vagina. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi angka kejadian dan faktor risiko IDO pasca operasi sesar serta kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Pertanyaan penelitian dijawab dengan studi literature review dan sintesis data dilakukan secara naratif. Pencarian studi pustaka menggunakan basis data ProQuest, PubMed, BJOG, Science Direct, Springer Link, Garuda RISTEKBRIN antara 2010 hingga 2020. Studi yang memiliki fokus penelitian faktor penyebab infeksi daerah operasi pasca operasi sesar digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 43 studi yang dimasukkan dalam penelitian ini. Faktor risiko Infeksi Daerah Operasi (IDO) pasca operasi sesar yang diidentifikasi yaitu usia ibu, skor ASA ≥ 3, anemia, diabetes, obesitas, hipertensi, merokok, penggunaan tembakau, lokasi penduduk, jumlah pemeriksaan vagina lebih dari 3 kali, ketuban pecah dini, persalinan lama, usia kehamilan, indikasi operasi sesar (operasi sesar sebelumnya, paritas, penelusuran persalinan) korioamnionitis, lama rawat inap pra dan pasca operasi, antibiotik profilaksis, durasi operasi yang berkepanjangan, operasi darurat, transfusi darah, tingkat kontaminasi luka ≥ 3, jenis sayatan kulit vertikal atau garis tengah, teknik penutupan kulit, teknik anestesi dan tingkat petugas kesehatan bedah. Berdasarkan faktor penyebab terjadinya IDO pasca operasi sesar yang telah diidentifikasi, maka sejumlah upaya dapat dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan kualitas layanan operasi sesar.


Surgical site infection (SSI) is a major cause increased medical costs, increased length of stay and extended recovery time for women who had a cesarean section. The incidence of SSI in developing countries is higher than in developed countries. Mothers who had done cesarean section surgery have a chance up to 20 times higher of developing morbidity of infection compared to vaginal birth. Therefore this study aims to identify the incidence and risk factors of SSI postoperative cesarean also the relationship with improving the quality of health services. The research question was answered with a literature review research and results were summarized narratively. A literature search using databases from ProQuest, PubMed, BJOG, Science Direct, Springer Link andGaruda RISTEKBRIN between 2010 and 2020. The literature on risk of surgical site infection after cesarean surgery was discussed. In total, 43 studies were included in this review. Risk factor for surgical site infection (SSI) after cesarean section identified in this study were maternal age, ASA score ≥ 3, anaemia, diabetes, obesity, hypertension, smoking, tobacco use, residence, number of vaginal examinations > 3, premature rupture of membranes, prolonged labor, gestational age, indications of cesarean section (previous cesarean section, parity, arrest of labor), chorioamnionitis, length of pre and postoperative hospital stay, prophylactic antibiotics, prolonged duration of surgery, emergency surgery, blood transfusion, wound class ≥ 3, vertical or midline abdominal incision, skin closure technique, anesthetic technique and type of surgeon. Based on the risk factors of SSI after cesarean section that has been identified, several efforts can be made by hospitals to improve the quality of cesarean section services.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library