Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Siagian, Joice Vania Arista
"Kualitas tidur merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung perkembangan anak usia dini, termasuk keterampilan motorik halus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan keterampilan motorik halus pada anak usia 4–6 tahun di PAUD di DKI Jakarta Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan teknik pengambilan sampel purposive sebanyak 52 anak. Instrumen yang digunakan adalah Children’s Sleep Habits Questionnaire (CSHQ) untuk mengukur kualitas tidur dan Beery-Buktenica Developmental Test of Visual-Motor Integration (Beery VMI) untuk mengukur keterampilan motorik halus. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki kualitas tidur yang kurang baik dan keterampilan motorik halus pada kategori cukup. Uji korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kualitas tidur dan keterampilan motorik halus (r = -0,403; p = 0,001). Artinya, semakin buruk kualitas tidur anak, semakin rendah pula keterampilan motorik halus yang dimiliki. Temuan ini menegaskan pentingnya perhatian terhadap kebiasaan tidur anak usia dini sebagai bagian dari upaya mendukung perkembangan visual-motorik dan kesiapan belajar anak.
Sleep quality is one of the key factors that support early childhood development, including fine motor skills. This study aims to examine the relationship between sleep quality and fine motor skills among children aged 4–6 years in early childhood education centers (PAUD) in Jakarta. This quantitative correlational study involved 52 children selected using purposive sampling. Instruments used include the Children’s Sleep Habits Questionnaire (CSHQ) to assess sleep quality and the Beery-Buktenica Developmental Test of Visual-Motor Integration (Beery VMI) to measure fine motor skills. The results showed that most children had poor sleep quality and moderate fine motor skill levels. Pearson correlation test indicated a significant negative relationship between sleep quality and fine motor skills (r = -0.403; p = 0.001). This means that poorer sleep quality is associated with lower fine motor abilities. These findings highlight the importance of paying attention to children's sleep habits as part of supporting their visual-motor development and school readiness."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zainah Esty Nur Aisyah
"Masalah fisik pada alat gerak atas menjadi gangguan umum pada pasien stroke untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kesulitan dan keterbatasan tersebut membuat kemandirian pasien berkurang. Penelitian ini bertujuan mencari tahu latihan kombinasi Constraint Induced Movement Therapy (CIMT) dan Mirror Therapy (MT) dapat meningkatkan kemandirian pasien stroke fase kronis sesudah diberikan terapi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Didapatkan dua puluh tujuh pasien stroke fase kronis untuk diberikan intervensi latihan kombinasi CIMT dan MT dua kali seminggu selama empat minggu dengan durasi 1 jam. Pemeriksaan dilakukan sebelum dan sesudah delapan kali sesi latihan kombinasi. Analisis dilakukan pada hasil kemandirian aktivitas sehari-hari menggunakan Functional Independence Measure (FIM), kekuatan otot menggunakan hand grip dynamometer, spastisitas otot menggunakan Modified Ashworth Scale (MAS), dan Range of Motion (ROM) pasien menggunakan goniometer. Setelah delapan kali sesi terpenuhi didapatkan hasil terdapat peningkatan signifikan (p<0.05) pada rerata skor kemandirian (100.30±14.073), spastisitas otot shoulder dan elbow (0.8565±0.36146), lingkup gerak sendi (81.0185±19.02427) dan kekuatan otot (4.859±4.538) sesudah diberikan terapi. Kombinasi latihan CIMT dan Mirror Therapy tidak hanya memberikan pengaruh yang signifikan pada kemandirian tetapi juga pada spastisitas otot, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot setelah diberikan latihan kombinasi pada pasien stroke kronis.
Physical problems in the upper limb are common disorders in stroke patients to perform daily activities. These limitations and limitations reduce patient independence. This study aims to find out whether the combination of Constraint Induced Movement Therapy (CIMT) and Mirror Therapy (MT) exercises can improve the independence of chronic phase stroke patients after being given therapy. This study used a one group pretest-posttest research design. Sampling used purposive sampling. Twenty-seven chronic phase stroke patients were obtained to be given a combination of CIMT and MT exercise intervention twice a week for four weeks with a duration of 1 hour. The examination was carried out before and after eight sessions of combination exercise. Analysis was carried out on the results of independence of daily activities using the Functional Independence Measure (FIM), muscle strength using a hand grip dynamometer, muscle spasticity using the Modified Ashworth Scale (MAS), and the patient's Range of Motion (ROM) using a goniometer. After eight sessions were fulfilled, the results showed a significant increase (p<0.05) in the mean independence score (100.30±14.073), shoulder and elbow muscle spasticity (0.8565±0.36146), joint range of motion (81.0185±19.02427) and muscle strength (4.859±4.538) after being given therapy. The combination of CIMT and Mirror Therapy exercises not only had a significant effect on independence but also on muscle spasticity, joint range of motion and muscle strength after being given a combination of exercises in chronic stroke patients."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library