Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Annisah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai Peristiwa Pertempuran Pohang 1950 serta bagaimana representasinya dalam film Pohwasokeuro. Pertempuran Pohang adalah salah satu bagian peristiwa Perang Korea. Meski tokoh-tokoh dalam film ini merupakan tokoh fiktif, beberapa bagian dari film ini menunjukkan keselarasan antara jalan cerita dengan peristiwa sejarah yang sesungguhnya. Dalam penulisan ini, penulis membatasi pembahasan masalah pada representasi Pertempuran Pohang dalam film Pohwasokeuro, serta nilai-nilai sosial dan politik yang terdapat dalam film ini sehubungan dengan perjuangan diplomasi masyarakat Korea dalam Perang Korea menurut catatan sejarah dan skenario film. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dapat disimpulkan bahwa film Pohwasokeuro telah menggambarkan peristiwa Pertempuran Pohang sesuai dengan informasi sejarah yang sebenarnya. Pertempuran Pohang juga telah menunjukkan peran yang amat penting dalam perjuangan diplomasi Korea Selatan pada saat Perang Korea berlangsung.
This thesis discusses about the event of Battle of Pohang 1950 and how it was being represented in the film Pohwasokeuro. Battle of Pohang was a part of Korean War. Despite of the characters in this film being all fictional, some parts of this film show the synchronization between the storyline and the actual historical events. This research focuses on the representation of Battle of Pohang 1950 in the film Pohwasokeuro as well as the politic and social values in this film that related with the diplomatic struggle of South Korea during Korean War according to the historical records and film script. By using qualitative research method, the result of this research shows that Pohwasokeuro has portrayed the event of Battle of Pohang in accordance with the actual historical information. Battle of Pohang had also become a very crucial event for the diplomatic struggle of South Korea during Korean War.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarienazka Putri Pranggono
Abstrak :
Terdesaknya Jepang untuk memerdekakan bangsa-bangsa jajahannya pada akhir Perang Dunia II menandai berakhirnya Perang Dunia II dan berubahnya Korea Selatan menjadi negara asuhan Amerika Serikat (AS). Peristiwa tersebut dilanjutkan dengan Perang Korea yang mengakibatkan keterpurukan kondisi Korea Selatan. AS pun membantu untuk memberdayakan Korea Selatan dengan memberikan berbagai bantuan, salah satunya dengan mendirikan The Asia Foundation untuk mempermudah aliran dana. Setelah pemberdayaan berlangsung, muncul keinginan AS untuk terlibat dalam psywar melawan pengaruh komunis. Dalam upayanya, AS menemukan kekurangan dari industri perfilman Korea Selatan yang dirasa dapat membantunya dalam psywar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor di balik pemberdayaan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap industri perfilman Korea Selatan. Dengan menggunakan metode sejarah, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa AS gagal untuk mencapai tujuan mendirikan board of anti-communist directors sebagai usaha memenangkan perang psikologis. Namun, dapat disimpulkan bahwa AS tetap berhasil memberdayakan perfilman Korea Selatan serta menyebarkan pengaruh propaganda di dalamnya. ......Japan’s urgency to liberate the nations that they colonized at the end of World War II marked the end of World War II and the change of South Korea into a United States (US) care state. This event was followed by the Korean War, which resulted in a downturn in South Korea's conditions. The US then helped to empower South Korea by providing various forms of assistance, one of which was to establish The Asia Foundation to facilitate the flow of funds. During the empowerment period, the US wanted to be involved in a psychological war (psywar) against communist influences. In its efforts, the US found a drawback in the South Korean film industry, which they saw as a way to help them win the war. Based on this background, this study aims to identify the factors behind US empowerment in the South Korean film industry. Using historical method, this study shows that the US failed to achieve its goal of establishing a board of anti-communist directors as an effort to win the psychological war. However, it can be concluded that the US still succeeded in empowering South Korean films and spreading their propaganda influence in them.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caldha Khairunnisa
Abstrak :
Keberadaan hanbok sebagai pakaian tradisional Korea telah dikenal secara global. Dengan desain yang unik, nilai budaya, serta perannya dalam merepresentasikan identitas nasional Korea, hanbok telah melampaui sekedar pakaian tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi Korea Craft and Design Foundation (KCDF) dalam meningkatkan popularitas hanbok. Adapun Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kualitatif deskriptif dengan melalui pengumpulan suatu data dari berbagai sumber yang tersedia di internet, seperti jurnal, artikel, dan penelitian sebelumnya yang berfokus pada diplomasi budaya dan hanbok. Penelitian ini mengidentifikasi serangkaian strategi yang digunakan oleh KCDF untuk mempromosikan hanbok di tingkat internasional. Melalui berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan oleh KCDF, strategi yang diterapkan untuk meningkatkan popularitas hanbok diakui berhasil, sebagaimana dicerminkan dari tercapainya tujuan KCDF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan dan pempopuleran hanbok melalui strategi yang dilakukan oleh KCDF berpengaruh terhadap bertambahnya minat masyarakat internasional terhadap hanbok. ......The existence of hanbok as traditional Korean clothing is known globally. With its unique design, cultural value, and role in representing Korean national identity, hanbok has gone beyond just traditional clothing. This research aims to analyze the Korea Craft and Design Foundation (KCDF) strategy in increasing the popularity of hanbok. The research method used is a descriptive qualitative approach by collecting data from various sources available on the internet, such as journals, articles and previous research that focuses on cultural diplomacy and hanbok. This research identifies a series of strategies used by the KCDF to promote hanbok at the international level. Through various activities that have been organized by KCDF, the strategies implemented to increase the popularity of hanbok are recognized as successful, as reflected in the achievement of KCDF's goals. The research results show that the introduction and popularization of hanbok through the strategy carried out by the KCDF has had an effect on increasing the international community's interest in hanbok.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Suseno
Abstrak :
Skripsi ini membahas perkembangan pertanian dan industri, serta kondisi sosial di Korea pada masa penjajahan Jepang tahun 1910-1945. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif yang digunakan untuk menganalisa data sekunder, dapat disimpulkan bahwa pertanian di Korea berkembang pesat pada awal masa penjajahan hingga tahun 1930-an, sedangkan industri di Korea baru mulai dikembangkan sejak tahun 1930-an hingga 1945. Pengembangan di bidang industri yang dimulai sejak tahun 1930-an memunculkan dampak sosial berupa pergantian mata pencaharian sebagian masyarakat Korea yang semula petani menjadi buruh dan pekerja pabrik. Akan tetapi, sangat disayangkan pertambahan jumlah buruh dan pekerja pabrik di Korea tidak diiringi dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai sehingga upah yang mereka dapatkan pun relatif rendah. ...... This thesis discusses about Korean agriculture and industry development during Japanese imperialism 1910-1945. This thesis also discusses about Korean social condition in relation with the development of agriculture and industry. Through descriptive qualitative research used to analyse secondary data, this research shows that Korean agriculture development was started in early Japanese imperialism until 1930’s, meanwhile Korean industry development was started in 1930’s until 1945. The social condition shows that since industry had been developed since 1930's, the number of Korean farmers went down but Korean labors rised significantly. Unfortunately, they did not have enough academic qualification so that their monthly payment was relative low.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mei, Liu Xiang
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang perbedaan representasi objektifikasi perempuan dalam humor seksual antara Tiongkok dan Indonesia, serta implikasinya terhadap persepsi sosial. Dengan menggunakan analisis kualitatif, studi ini membandingkan konten humor dari kedua negara, mengidentifikasi cara-cara perempuan diobjektifikasi dalam konteks budaya dan sosial yang berbeda. Di Indonesia, humor cenderung menggambarkan perempuan dalam peran domestik dan tradisional, sementara di Tiongkok, objektifikasi lebih eksplisit dan berfokus pada aspek seksual dan transaksional. Metodologi penelitian melibatkan analisis konten terhadap humor dalam media massa dan digital, dengan teori Avner Ziv tentang humor, teori objektifikasi Nussbaum dan Langton, dan perspektif feminisme serta teori kritis media sebagai kerangka teori. Hasil studi ini menyoroti bagaimana norma sosial dan nilai budaya mempengaruhi representasi objektifikasi perempuan dalam humor, serta dampaknya terhadap pandangan masyarakat terhadap perempuan, menunjukkan perlunya pemahaman kritis terhadap humor dalam konteks sosial dan gender yang lebih luas. ......This research discusses the differences in the representation of women's objectification in sexual humor between China and Indonesia, and its implications on social perceptions. Utilizing qualitative analysis, the study compares humor content from both countries, identifying how women are objectified within different cultural and social contexts. In Indonesia, humor tends to depict women in domestic and traditional roles, whereas in Tiongkok, objectification is more explicit and focuses on sexual and transactional aspects. The research methodology involves content analysis of humor in mass media and digital platforms, employing Avner Ziv’s theory of humor, Nussbaum and Langton's objectification theory, and perspectives from feminism and critical media theory as the theoretical framework. The findings highlight how social norms and cultural values influence the representation of women's objectification in humor, and its impact on societal views of women, indicating the need for a critical understanding of humor within broader social and gender contexts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin, Tang
Abstrak :
Hubungan persahabatan antara Tiongkok dan Myanmar dapat ditelusuri kembali hingga dua ribu tahun yang lalu. Sejak abad kedua Masehi, pedagang Tiongkok sudah mulai berlayar melalui lembah Sungai Nujiang dan Sungai Irrawaddy menuju Myanmar untuk melakukan perdagangan sutra, serta bertukar barang berharga seperti giok dan zamrud. Pada masa dinasti Han dan Tang di Tiongkok, hubungan persahabatan antara kedua negara semakin kuat. Negara Shan di Myanmar dan kemudian Kerajaan Pyu mengirim utusan berkali-kali ke dinasti Han dan Tang untuk melakukan pertukaran politik, ekonomi, dan budaya. Pada tahun 1940 hingga 1942, Jalan Raya Yunnan-Myanmar yang dibangun oleh kedua negara menjadi satu-satunya jalur perdagangan dan transportasi Tiongkok pada saat itu. Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, persahabatan antara rakyat Tiongkok dan Myanmar semakin meningkat. Pada tanggal 8 Juni 1950, Myanmar menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, menjadi negara kelima yang membuka hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, seiring dengan Tiongkok dan Laos fokus pada pembangunan ekonomi dan keterbukaan terhadap dunia luar, pemerintah Tiongkok mulai mengendurkan pembatasan terhadap imigran asing. Nilai pasar besar dan potensi pengembangan Laos menarik semakin banyak imigran baru Tiongkok yang datang ke Laos. Saat ini, Laos menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan imigran baru Tiongkok tercepat, di mana mayoritas imigran baru tersebut berasal dari provinsi Yunnan. Kedatangan imigran baru dari Yunnan memiliki dampak besar terhadap perkembangan ekonomi dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan Laos, dan komunitas Tionghoa di Yunnan memainkan peran tak tergantikan dalam hubungan politik, ekonomi, dan budaya antara Tiongkok dan Laos. ......The friendship between China and Myanmar can be traced back to two thousand years ago. Since the 2nd century AD, Chinese traders began sailing through the Nujiang River and Irrawaddy River valleys to Myanmar for silk trade and the exchange of valuable items such as jade and emeralds. During the Han and Tang dynasties in China, the friendship between the two countries strengthened. The Shan state in Myanmar and later the Pyu Kingdom sent envoys multiple times to the Han and Tang dynasties for political, economic, and cultural exchanges. From 1940 to 1942, the Yunnan-Myanmar Highway built by both countries became the sole trade and transportation route for China at that time. Since the establishment of the People's Republic of China, the friendship between the Chinese people and Myanmar has grown. On June 8, 1950, Myanmar established diplomatic relations with China, becoming the fifth country to do so. In the 1970s and 1980s, as China and Laos focused on economic development and opening up to the outside world, the Chinese government began to relax restrictions on foreign immigrants. The large market value and development potential of Laos attracted an increasing number of new Chinese immigrants. Currently, Laos is one of the countries with the fastest-growing influx of new Chinese immigrants, with the majority coming from Yunnan province. The arrival of new immigrants from Yunnan has had a significant impact on the economic development and cultural exchange between China and Laos. The Chinese community in Yunnan plays an indispensable role in the political, economic, and cultural relations between China and Laos.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuannisa Manendra
Abstrak :
Tahun 90-an, industri musik Korea diramaikan oleh kemunculan boyband dan girlband. Peristiwa ini menimbulkan fenomena fanatisme dikalangan penggemar. Skripsi ini akan membahas adegan-adegan dalam drama yang disutradarai oleh Shin Wonho berjudul Eungdabhara 1997. Adegan-adegan tersebut menunjukkan aktivitas tokoh Seong Shiwon sebagai fans berat dari boyband H.O.T. dan juga dampak yang dialami oleh tokoh tersebut karena sifat fanatisme yang dia miliki. Untuk menganalisis hal tersebut, digunakan metode deskriptif analitik. Hasil penelitian ini akan menunjukkan bahwa aktivitas fanatisme yang diperlihatkan oleh tokoh Seong Shiwon dapat merepresentasikan fenomena fanatisme yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 90-an.
In the 90s, Korean music industry enlivened by groups of boyband and girlband. This event yielded fanaticism phenomenon in the circle of fans. This thesis will be discussing about scenes from drama Eungdabhara 1997 directed by Shin Wonho. Those scenes will show us about character named Seong Shiwon as a massive fan of boyband called H.O.T. and how that fanaticism affected her. To analyze that, analytic descriptive method will be used. The result of this research will show us that the fan activities showed by Seong Shiwon may represent the fanaticism phenomenon that happened in South Korea in the 90s.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Prima Ridzkia
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang budaya teh serta upacara minum teh di Korea sebagai bagian dari kebudayaan Korea yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai ajaran Konfusianisme, Buddhisme, dan Taoisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai kebudayaan yang melatarbelakangi tradisi upacara minum teh di Korea dan penerapan nilai-nilai Darye dalam upacara minum teh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif berupa pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Hasil dari penelitian ini adalah budaya minum teh di Korea erat kaitannya dengan tiga ajaran atau kepercayaan di Korea yang ada pada masa lalu, yaitu Konfusianisme, Seon Buddhisme, dan Taoisme. Upacara minum teh merupakan warisan budaya Korea, sekaligus merupakan salah satu bagian terpenting dari sejarah. Kegiatan upacara minum teh masih tetap dilaksanakan hingga saat ini di Korea sebagai ritual penghormatan kepada leluhur yang dilaksanakan saat hari raya Seollal dan Chuseok. ...... This research discusses the tea culture and tea ceremony in Korea as part of Korean culture is based by the values of Confucianism, Buddhism, and Taoism. This research aimed to know to determine the values underlying cultural tradition tea ceremony in Korea and the application of the values Darye in the tea ceremony. The method used is descriptive method qualitative form of exposure or depiction in words clearly and in detail. The results of this study is the tea culture in Korea is closely related to three teachings or belief in Korea that is in the past, Confucianism, Seon Buddhism, and Taoism. Tea ceremony is the cultural heritage of Korea, it is also one of the most important part of history. Activity tea ceremony still performed to this day in Korea as a tribute to ancestral rituals performed during the holidays Seollal and Chuseok.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leony Husnul Khotimah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tema pada film Korea yang berjudul Myeongwangseong arahan sutradara Shin Suwon. Tema dikaji melalui konflik antartokoh yang ditunjukkan melalui adegan-adegan serta dialog-dialog yang diucapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks dan pendekatan tema film yang difokuskan pada problem sosial. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa film Myeongwangseong menggambarkan terdapat persaingan yang ketat dan menimbulkan efek destruktif dalam pendidikan Korea. Karya ini merupakan upaya sutradara untuk menggambarkan sekaligus mengkritik sistem pendidikan Korea.
ABSTRACT
This research examined the theme in Korean movie titled Myeongwangseong by Shin Suwon. The theme is examined by analyzing the conflict between the characters which is shown by scenes and dialogues. This research used close reading method by analyzing content of the text and focused in approaching film theme which focused on the idea of social problem. The result from the research is a strong competition and destructive effect in Korean education. This film is the director rsquo s attempt to show and criticized Korea rsquo s education system.
2016
S66424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismawati
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Skripsi ini membahas mengenai pelestarian warisan budaya dan sejarah melalui pariwisata dalam kasus Korean DMZ. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian budaya dan sejarah melalui pariwisata di Korean DMZ. Korean DMZ memiliki kekayaan budaya dan sejarah berupa berbagai peninggalan perang serta lingkungan alam yang asri dengan beragam flora dan fauna serta menjadi destinasi wisata yang populer di kalangan wisatawan mancanegara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pariwisata merupakan motivasi dan sumber dana untuk mengembangkan daerah wisata yang bertujuan untuk melestarikan budaya, sejarah, dan alam.
ABSTRACT<>br> This thesis discusses the preservation of the cultural and historical heritage through tourism in case of the Korean DMZ. The method used is qualitative method with descriptive analytic approach. This study was conducted to determine how the cultural and historical preservation efforts through tourism in the Korean DMZ. Korean DMZ has a rich culture and history in the form of various war relics and beautiful natural environment with diverse flora and fauna as well as being a popular tourism destination among foreign tourists. These results indicate that tourism is the motivation and the resources to develop a tourist area that aims to preserve the culture, history, and nature.
2015
S70180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>