Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Setyanti Indah Lestari
"Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) adalah penyebab utama diare anak di negara berkembang terkait atas kemampuan ETEC dalam menghasilkan 2 jenis toksin, yaitu Heat-stable toxin (ST) dan Heat-labile toxin (LT) yang disandikan oleh gen ST dan LT. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi ETEC ST menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) serta mengetahui jumlah kejadian diare yang disebabkan oleh ETEC ST pada pasien diare anak di Jakarta. Metode PCR adalah metode pendeteksi yang sensitif, spesifik dan cepat untuk mendeteksi keberadaan gen penyandi ST pada sampel. Deoxyribonucleic acid (DNA) bakteri diekstraksi menggunakan boiling method, kemudian diamplifikasi menggunakan primer JW7 dan JW14. Hasil PCR positif ETEC ST ditunjukkan dengan adanya fragmen DNA pada ukuran 190 pb pada gel elektroforesis. Dari 683 sampel, sebanyak 44 (6,4%) sampel positif ETEC dan sebanyak 75% sampel dari hasil tersebut adalah ETEC yang memproduksi ST. Dari 156 sampel kelompok kontrol, sebanyak 3 (1,9%) sampel positif ETEC ST. Dari analisis data menggunakan metode Kai Kuadrat, diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna (P>0,05) antara prevalensi ETEC ST pada kelompok kasus dan kelompok kontrol, pasien wanita dan pria serta pada pasien berusia di bawah dan di atas 1 tahun. Analisis data menggunakan metode Fisher, diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna (P>0,05) antara pasien yang berasal dari Rumah Sakit dengan yang berasal dari PUSKESMAS."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saragih, Liliana
"Bakteri asam laktat (BAL) disebut food grade microorganism atau dikenal sebagai mikroorganisme yang generally recognized as safe (GRAS) yaitu mikroorganisme yang tidak berisiko terhadap kesehatan. BAL penting pada industri produk susu, sebab BAL digunakan sebagai zat pengasam pada susu. Yoghurt merupakan salah satu produk susu yang menggunakan bakteri asam laktat untuk fermentasi. Hampir semua produk susu ini mengklaim bahwa produk mereka mengandung kultur hidup probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ulang 6 isolat BAL yang telah diisolasi sebelumnya dari berbagai minuman susu menggunakan teknik molekular dengan melakukan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dan sekuensing DNA menggunakan primer oligonukleotida. Primer-primer 16S rDNA yang digunakan pada penelitian ini adalah spesifik dengan bakteri asam laktat seperti yang telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Enam isolat yang ditumbuhkan kembali pada medium agar MRS yang kemudian diinokulasi ke dalam medium MRS cair untuk dilakukan ekstraksi DNA. Genomic DNA diperoleh dari 5 isolat BAL yang digunakan sebagai cetakan dalam PCR, sementara Leuconostoc mesenteroides TISTR 120 adalah kontrol positif. Hasil yang diperoleh hanya 1 amplikon berhasil diidentifikasi, namun bukan termasuk BAL, yaitu Staphylococcus saprophyticus.

Lactic acid bacteria (LAB) are food grade microorganism or known as microorganism that possess generally recognized as safe (GRAS). LAB are important in dairy product industry, because they have been used as an acid substance in milk. Yoghurt is one of the dairy product that uses LAB for fermentation. Almost all of this dairy product claim that they contain living culture of probiotics in their product. The aim of this study was to identify six isolates of LAB isolated previously from various dairy product samples by molecular technique performing Polymerase Chain Reaction and DNA sequencing using 16S rDNA oligonucleotide primers. The 16S rDNA primers used in this study is highly specific for lactic acid bacteria as reported in several studies. Six isolates of LAB were choosen to be reconfirmed compare to previous study. LAB were grown on de Man Rogosa Sharpe agar medium and were subsequently inoculated into MRS broth for DNA extraction. Genomic DNA obtained from 5 LAB isolates were used as tempelate in PCR whereas Leuconostoc mesenteroides TISTR 120 was the positive control. Result revealed that only one amplicon was identified succesfully, but not the member of LAB, however, i.e Staphylococcus saprophyticus."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33058
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"Bakteriosin dikenal sebagai peptida antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri, salah satunya bakteri asam laktat (BAL), yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, terutama yang sekerabat atau berasal dari lingkungan ekologis yang sama. Oleh karena itu, bakteriosin dikembangkan sebagai komplemen antibiotik untuk mengatasi resistensi antibiotik. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan skrining terhadap genus Streptococcus, Weissella, dan Leuconostoc, dan hasilnya menunjukkan bahwa Streptococcus macedonicus MBF10-2, Weissella confusa MBF8-1, Leuconostoc mesenteroides MBF2-5, dan Leuconostoc mesenteroides MBF7-17 memiliki aktivitas penghambatan terhadap indikator Leuconostoc mesenteroides TISTR 120.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan klasifikasi bakteriosin yang dihasilkan oleh galur tersebut menggunakan metode terarah, yaitu Deferred Antagonism Assay/ P-typing, dengan indikator yang berbeda. Hasilnya, galur MBF10-2 memiliki aktivitas bakteriosin dengan spektrum hambat paling luas (P-type 636) mirip kelompok lantibiotik, sementara MBF8-1 memiliki aktivitas bakteriosin dengan spektrum hambat yang lebih sempit (P-type 410). Namun, galur MBF2-5 dan MBF7-17 memiliki aktivitas bakteriosin dengan spektrum hambat yang sangat sempit, dengan masing-masing P-type 000 dan 010. Aktivitas bakteriosin yang dihasilkan galur MBF10-2 hilang pada pemanasan 800C selama 10 menit, sedangkan aktivitas bakteriosin dari galur-galur lainnya hilang pada pemanasan 600C selama 60 menit (MBF8-1 dan MBF7-17) dan selama 30 menit (MBF2-5). Aktivitas bakteriosin yang dihasilkan dari semua galur uji hilang pada pH 8.

Bacteriocins are known as antimicrobial peptides produced by bateria, such as lactic acid bacteria (LAB), which potentially inhibit other bacteria, especially closely related bacteria or likely to occur in the same ecological niche. Thus, they are developed as antibiotic complement to overcome antibiotic resistance. In previous study, screening was performed on genus Streptococcus, Weissella, and Leuconostoc and result showed that Streptococcus macedonicus MBF10-2, Weissella confusa MBF8-1, Leuconostoc mesenteroides MBF2-5, and Leuconostoc mesenteroides MBF7-17 possess bacteriocins activity against indicator bacteria Leuconostoc mesenteroides TISTR 120.
This study aimed to determine the bacteriocins classification produced by those strains by using directional method, i.e. Deferred Antagonism Assay or P-typing, employing different indicator strains. Result revealed that strain MBF10-2 possessed a broad-spectrum lantibiotic-like inhibitory substance activity (P-type 636), while MBF8-1 possessed medium-spectrum bacteriocin-like inhibitory substance/ BLIS activity (P-type 410). However, two Leuconoctoc mesenteroides strains, MBF2-5 and MBF7-17, showed narrow spectrum bacteriocin activity, P-type 000 and 010, respectively. Strain MBF10-2 loss bacteriocin activity at 800C after 10 minutes of incubation. Whereas, bacteriocin activity was loss at 600C for strain MBF8-1, MBF7-17 after incubation for 60 minutes, and for MBF2-5 after incubation for 30 minutes. All strains loss their bacteriocin activity at pH 8.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Damayanti
"Plasmid penyandi protein fusi hemaglutinin dengan VP22, pcDNA3.1HAΔTMVP22, merupakan kandidat vaksin DNA yang diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif vaksin pencegahan flu burung. Kemampuan kandidat vaksin untuk mengekspresikan antigen yang diharapkan perlu untuk dibuktikan sebelum diujikan pada hewan coba mencit. Ekspresi antigen tersebut diuji dengan cara mentransformasikan kandidat vaksin pada sel kultur mamalia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem ekspresi yang terdapat dalam kandidat vaksin pcDNA3.1HAΔTMVP22 dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Dalam penelitian ini dilakukan transfeksi pcDNA3.1HAΔTMVP22 pada sel ovarium hamster cina (CHO K1) dan analisis ekspresi plasmid penyandi protein fusi hemaglutinin dengan VP22 dilakukan dengan uji imunostaining dan western blot. Setelah diinkubasi selama dua hari dilakukan imunostaining untuk mengetahui ekspresi protein hemaglutinin dan western blot terhadap supernatan kultur untuk mengetahui protein rekombinan yang dilepaskan di supernatan. Pengamatan imunostaining dengan mikroskop konvokal, menunjukkan bahwa protein rekombinan hemaglutinin-VP22 diekspresikan oleh sel CHO K1. Berdasarkan hasil uji western blot, keberadaan protein rekombinan di supernatan kultur belum dapat terdeteksi, karena antibodi yang digunakan dalam uji ini mengenali serum yang merupakan salah satu komponen media penumbuhan sel CHO K1.

Plasmid encoding the fusion protein hemagglutinin with VP22, pcDNA3.1HAΔTMVP22, is one of DNA vaccine candidates which expects to be an alternative vaccine avian influenza prevention. The ability of candidate vaccines to express antigens is important to prove before tested in experimental animals mice. The antigen expression was tested by transforming vaccine candidate into mammalian cultured cells. The aims of this study is to determine the capability of vaccine candidate pcDNA3.1HAΔTMVP22 to express antigen once transformed into mammalian cell line. In this research, pcDNA3.1HAΔTMVP22 was transfected into Chinese Hamster Ovary (CHO K1) cells. Protein expression was measured by imunostaining and western blot assay. Immunostaining was performed to determine the expression of hemagglutinin protein inside CHO KI cells; the imunostained cells were observed using confocal microscope. The result showed if fusion protein hemagglutinin-VP22 can be produce in CHO K1 cells and can be recognized by rabbit H5N1 polyclonal antibody. Western blot was performed to determine the presence of recombinant protein in supernatant culuture. By using western blot assay performed in this study the presence of recombinant protein in the culture supernatant can not be detected. Protein band found in western blot assay gave unspesific is suspected as serum which is one component of CHO K1 cell growth media."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danik Septi Rahayu
"Protein famili HtrA adalah sekelompok serin protease yang dapat ditemukan pada beragam spesies mulai dari prokariot, tumbuhan, hingga mamalia. Protein HtrA1 mamalia diketahui dapat menghambat penghantaran sinyal oleh protein famili TGF-β serta mampu mendegradasi berbagai komponen matriks ekstrasel. Mutasi pada gen penyandi HtrA1 menyebabkan penyakit CARASIL pada manusia. Berbagai kelainan histologis ditemukan pada arteri serebral pasien CARASIL, antara lain perubahan struktur lamina elastik menjadi berombak dan berlapis-lapis, pelebaran arteri, terjadinya degenarasi hialin, penurunan jumlah sel otot polos, serta peningkatan komponen matriks ekstrasel. Mencit transgenik HtrA1 knockout dikonstruksi untuk memproduksi kembali berbagai gejala seperti yang ditemukan pada penderita CARASIL. Pada penelitian ini, analisis aorta dilakukan untuk melihat adanya perubahan histologi menyerupai arteri serebral penderita CARASIL pada pembuluh darah mencit transgenik HtrA1 knockout. Pembuluh darah mencit transgenik HtrA1 knockout menunjukkan perbedaan bentuk serta penurunan jumlah sel otot polos dibandingkan mencit HtrA1 wildtype, namun belum menunjukkan perubahan struktur pembuluh darah seperti yang ditemukan pada arteri serebral penderita CARASIL.

HtrA protein family is a group of serine protease found in many species from procariots, plant, and mammals. Mammals HtrA1 protein inhibits signaling by Tgf-β family protein and degrades extracellular matrix components. A mutation in HtrA1 gene cause human CARASIL disease. There are several histological alterations found on cerebrall arteries of CARASIL patient. Some of those finding include the alteration of the elastic fibers structure became undulated and multilayered, centrifugally enlargement of cerebrall arteries, hyalin degeneration, loss of medial smooth muscle cells, and increased expression of extracellular matrix components. Transgenic HtrA1 knockout mice were constructed to reproduce abnormalities found in CARASIL patient. The analysis of aorta from transgenic HtrA1 knockout mice was done to find any histological alteration as shown in cerebrall arteries of CARASIL patient. The aorta of transgenic HtrA1 knockout mice have different structure and reduced number of smooth muscle cells compared to those in HtrA1 wildtype mice, but do not exhibit any alteration in vascular stucture like cerebrall arteries of CARASIL patient."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andisti Rizky Marselina
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai tugas dan fungsi serta peranan seorang apoteker di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian terdiri dari empat subdirektorat, yaitu Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional; Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan; Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus; serta Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat. Kemudian, tugas khusus yang diberikan berjudul Pemberdayaan Masyarakat (Wanita) Terhadap Penggunaan Kosmetik Pemutih Melalui Media Gimmick. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan wanita usia produktif (20-35 tahun) dan mengingatkan wanita tentang cara pemilihan dan pentingnya penggunaan kosmetik yang aman. Pemberdayaan wanita dapat dilakukan melalui berbagai media komunikasi, salah satunya ialah media gimmick dalam bentuk tas kosmetik agar lebih menarik dan mudah diingat.

Professional Practice Pharmacists in Directorate of Production and Distribution Pharmaceutical Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices Health Ministry Republic of Indonesia aims to acquire knowledge and insight about duties and functions of Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices and gains knowledge and insight about the duties, functions and role of a pharmacist in Directorate of Production and Distribution Pharmaceutical. Directorate of Production and Distribution Pharmaceutical consists of four Sub, the Subdirectorate of Production and Distribution of Drugs and Traditional Medicine; Subdirectorate Cosmetics and Food Production; Subdirectorate Production and Distribution of Narcotic Drugs, Psychotropic Substances, Precursors, and Specialty Pharmaceutical Supply, and Subdirectorate Independence Drugs and Raw Materials. Then, given a special assignment called Community Empowerment (Women) Against the Use of Cosmetic Whitening Through Gimmick Media. Special assignment aims to improve the health of women of reproductive age (20-35 years) and remind women about the importance of election and use of safe cosmetics. Women empowerment can be done through a variety of communication media, one of which is in the form of gimmick media cosmetic bag to make it more attractive and easy to remember.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>