Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiharto
Abstrak :
Terorisme di Indonesia merupakan ancaman terhadap keamanan dan dapat mengancam eksistensi sebuah negara sehingga pelibatan militer dibenarkan dalam penanganannya sesuai amanat Undang-undang. Saat ini peran penanganan terorisme oleh militer dilakukan oleh satuan khusus, TNI AD juga memiliki satuan Raider yang tergelar di Kotama dan dinilai sebagai organisasi yang memiliki kemampuan  dalam menanggulangi terorisme seperti halnya Yonif Para Raider 431 Kostrad. Pembentukan organisasi Yonif Para Raider 431 Kostrad dalam penanggulangan terorisme, khususnya penindakan terorisme dipengaruhi oleh aspek sumber daya manusia, struktur organisasi dan hubungan kerja serta kepemimpinan organisasi yang mengacu pada orientasi kerja, orientasi bawahan dan efektivitas kerja. ......Terrorism in Indonesia is a threat to security and can threaten the existence of a country so that the involvement of the military is justified in handling it according to the mandate of the law. Currently, the role of handling terrorism by the military is carried out by a special unit, the army also has a Raider unit which was deployed in Kotama and is considered an organization that can tackle terrorism like 431st Infantry Batallion Para Raider. The formation of the 431st Infantry Batallion Para Raider organization in countering terrorism, especially the action against terrorism is influenced by aspects of human resources, organizational structure, and working relations as well as organizational leadership which refers to work orientation, subordinate orientation and work effectiveness.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hany Widhyastri
Abstrak :
Saat kemunculannya ISIS menerima atensi besar dari global. Kini Raqqa dan Mosul sebagai pusat kekhilafahan maupun Baghouz sebagai wilayah terakhir pendudukan tidak sanggup dipertahankan. Jatuhnya ISIS tidak menyurutkan penyebaran propagandanya. ISIS masih menjadi ancaman serius, khususnya pendukung-pendukung pro-ISIS di Indonesia. Salah satunya adalah Aman Abdurrahman. Ia memiliki kemampuan untuk menyebarkan paham radikal dan menganjurkan murid-muridnya berbaiat pada ISIS. Konsekuensi baiat ini mengakibatkan beberapa pengikut Aman Abdurrahman melakukan upaya hijrah dan jihad. Pengaruh pemikiran Aman Abdurrahman akan dijelaskan melalui teori konstruksi sosial. Kemudian wawancara mendalam dengan mantan murid dan pendukung Aman Abdurrahman dilakukan guna melihat proses dialektis. Rangkaian aksi terorisme di Indonesia pada 2016- 2019 menunjukkan adanya pengaruh Aman Abdurrahman pada para pelaku. Oleh sebab itu, menganalisis sejauh mana pemikiran Aman Abdurrahman menginternalisasi, mengeksternalisasi, dan mengobjektifikasi para murid dan pendukungnya merupakan urgensi dalam penelitian ini. Terdapat beberapa temuan penting: 1) Aman Abdurrahman menginternalisasi sekaligus terinternalisasi; 2) adanya pergeseran pemahaman mengenai takfiri berantai pasca berbaiat pada ISIS; 3) terdapat empat faktor tolak ukur proyeksi jaringan proISIS di Indonesia yaitu: pemikiran dasar, komunikasi, jaringan, dan media. Selama masih ada faktor tersebut dalam konteks radikalisme, maka jaringan pro-ISIS di Indonesia masih akan terus bergerak. ......ISIS became global attention at the beginning of its emergence. Now ISIS are no longer able to maintain Raqqa and Mosul as their center of the Chalipate or even Baghouz as its last enclave. The fall of ISIS have no effect on their propaganda agenda.ISIS is still a seriousthreat, especially the pro-ISIS in Indonesia. One of them is Aman Abdurrahman. He has the ability to spread the radicalism also encourage his students to pledge allegiance to ISIS. The consequences of this baiat has urged his followers to migrate and wage jihad. The influence of Aman Abdurrahman’s thinking will be explained through social construction theory. Then, indepth interviews with former students and Aman Abdurrahman supporters were conducted to see the dialectic process. Several terror attacks in Indonesia between 2016 and 2019 shows that Aman Abdurrahman’s influence on those perpetrators. Therefore the urgency of this studies is to understand the basis of Aman Abdurrahman’ thinkingand analyze how Aman Abdurrahman can internalizes, externalizes and objectifies his students and followers. There are several findings: 1) Aman Abdurrahman has internalize and was internalized; 2) the shifting on Aman Abdurrahman’s thinking of takfiri berantai after he pledged allegiance to ISIS; 3) there are four factors that become a benchmark projection of pro-ISIS network movements in Indonesia. These four factors include basic thinking, communication, networking, and media. As long as there are still these factors in the context of radicalism, the pro-ISIS network in Indonesia will continue to move.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library