Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Scheila Askhim Sira
"Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 26 Tahun 2021 dan Permenkes Nomor 3 Tahun 2023 merupakan kebijakan pemerintah Indonesia yang digunakan sebagai acuan Rumah Sakit, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan pihak lainnya dalam pelaksanaan pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dan tarif rumah sakit khusus. Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit adalah satu-satunya Rumah Sakit Khusus Kelas A milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melayani pasien di luar kekhususannya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis implementasi kebijakan klaim penggantian biaya rawat inap pasien jiwa dengan penyakit fisik pada tahun 2003. Penelitian dilakukan dengan desain studi kasus dan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data primer adalah wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder melalui telaah dokumen. Teori implementasi kebijakan yang digunakan adalah Van Meter dan Van Horn. Hasil penelitian menunjukkan standar dan tujuan kebijakan masih belum tersosialisasikan dengan baik, pelatihan sumber daya manusia terbatas, belum terdapat Standar Prosedur Operasional dan clinical pathway khusus mengenai pasien jiwa dengan penyakit fisik, dan belum ada komunikasi khusus antar rumah sakit dan BPJS. Direkomendasikan sosialisasi dan advokasi yang menyeluruh, peningkatan pelatihan, pembuatan SPO dan clinical pathway, peningkatan komunikasi rumah sakit dan BPJS, serta penelitian lebih lanjut mengenai potensi loss of income rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Number 26 of 2021 and Number 3 of 2023 are Indonesian government's policies in the health sector. Both are used as payment guidance by hospital and BPJS Kesehatan for Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) and service rates in special hospitals. Duren Sawit Hospital is the only Class A Special Hospital in DKI Jakarta that serves patients outside of its specialties. This study was conducted to analyze the implementation of claim policy for hospitalization of mental patients with physical illness. The research was carried out with a case study design and qualitative approach. Primary data was collected through in-depth interviews and observation, whilst secondary data was obtained from document reviews. The theory used is of Van Meter and Van Horn. The results showed that the standards and objectives of the claim policy for hospitalization of mental patients with physical illnesss are still not properly socialized, human resource training are limited, there are no particular SOP nor special communication between hospitals and BPJS regarding mental patients with physical illnesss. This study recommends comprehensive socialization and advocacy, improve training, making of  SOPs and clinical pathways, improve communication between hospitals and BPJS, and further research regarding potential loss of income."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desma Eri
"Dengan terjadinya pergeseran nilai rumah sakit menjadi unit sosio-ekonomi serta makin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan berkualitas, maka pengelolaan rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah harus lebih mengutamakan mutu pelayanan, efisiensi, tarif yang bersaing, strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan tuntutan pasar tanpa meninggalkan fungsi sosialnya.
RSVP Persahabatan sebagai salah satu rumah sakit pemerintah melalui unit-unit layanan yang ada harus dapat menjawab tuntutan tersebut, hal ini juga berkaitan dengan rencana perubahan RSUP Persahabatan menjadi salah satu Badan Usaha berbentuk Perusahaan Jawatan.
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, merupakan salah satu unit penunjang yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar bila dibandingkan unit penunjang lain. Namun demikian pemanfaatan Laboratorium Patologi Klinik terutama dalam tiga tahun terakhir, ternyata belum optimal bila dihubungkan dengan utilisasi alat yang masih rendah, khususnya untuk analisa urin dan kimia klinik.
Kemudian bila dibandingkan dengan beberapa rumah sakit yang ada di wilayah Jakarta Timur, pemanfaatan Lab. Patologi Klinik oleh pasien RSVP Persahabatan juga masih rendah.
Melihat rendahnya pemanfaatan ini perlu dilakukan upaya-upaya terobosan, yang langkah awalnya antara lain dengan mengetahui gambaran karakteristik dari pasien yang memanfaatkan Lab. Patologi Klinik, kebutuhan melakukan pemeriksaan, persepsi responden mengenai Laboratorium Patologi Klinik, serta faktor pendukung dalam pemanfaatan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang pengambilan datanya dilaksanakan melalui desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 386, dengan menggunakan tabel Krejcie , dengan derajat kepercayaan 95 % .
Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Lab, Patologi Klinik RSUP Persahabatan, tahun 2001.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pemanfaatan Lab. Patologi Klinik terbesar pemanfaatan Lab. 1 - 3 kali kunjungan ( 52,3 % ), dimana 26,3 % merupakan kunjungan pertama yang belum dapat diprediksi sebagai pengunjung fanatik. Sedang usia dengan proporsi terbesar adalah kelompok usia produktif , namun dalam analisis bivariat ternyata pemanfaatannya rendah. Justru kelompok usia lebih dari 50 tahun yang pemanfaatannya tinggi.
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mencari variabel yang paling bermakna dalam pemanfaatan Lab. Patologi Klinik, diperoleh alasan yang menyebabkan seseorang memanfaatkan fasilitas pelayanan Lab. adalah dengan alasan pemeriksaan karena keluhan pertama kali.
Dengan kondisi tersebut diusulkan upaya yang dapat dilakukan adalah dengan lebih meningkatkan unit layanan medical check up . Diusulkan juga untuk membentuk bagian pemasaran di RSUP Persahabatan.

Utilization Analysis of Installation of Clinical Pathology Laboratories at the Persahabatan Hospital , Jakarta , 2001.
In line with shift in the role of hospital from a historic charity role into socioeconomic unit and increasing in public expectation of the quality of services of public hospital as well as private one demand the hospital management to increase the quality of services, become efficient, be competitive in tariff and adopt the right marketing strategy without neglecting its social role.
The Persahabatan Hospital as one of the public hospital has to accommodate that demand through its unit of services. In connection with the changing of the Persahabatan Hospital status from public hospital into autonomous hospital require the hospital to be able to operate like private hospital in improving its efficiency and quality.
Installation of the Clinical Pathology Laboratories is one of several supporting units available in the Persahabatan Hospital that giving the highest contribution for hospital revenue. However the utilization of this unit especially within the last three years is not yet optimally in connection with utilization of hospital equipment, especially in urine analysis and clinical chemical. In compare with the same unit in other hospitals in East Jakarta Region utilization of this unit by external customer is still low.
Based on above phenomenon special effort has to be done by knowing the patient characteristic, their needs and perception and other supporting factor,
The research on this Installation of the Clinical Pathology Laboratories is a quantitative research in which the data collecting is done by cross sectional surveying. The number of sample is 386 with Confidence Interval 95 %.
The analysis methode used are univariate, bivariate and multivariate analysis to determine significancy
From this research is expected the factors related to utilization of Installation of Clinical Pathology Laboratories could be found out.
The research shows that the highest utilization of the unit is for 1 to 3 times of visit ( 52,3 % ) and significant factor among independent variables in this research is the reason for the first time sigh enquiry.
By considering this analysis result, the increasing utilization of this Laboratories could be done by offering the medical check up package for productive age group and founding marketing unit at the Persahabatan Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzelly Husnedi
"Dalam Undang-Undang Otonomi Daerah NO. 22 Tahun 1999, kesehatan menempati urutan kedua dan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten atau Kotamadya. Beberapa rumah sakit umum daerah saat ini sedang berupaya mempersiapkan diri menjadi unit swadana. Unit swadana adalah satuan kerja tertentu dari instansi pemerintah yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tahapan perubahan RSUD Karawang menjadi unit swadana dan gambaran tentang perubahan yang dilaksanakan di rumah sakit tersebut sebagai unit swadana.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan enam belas informan. Informan penelitian ini adalah orang-orang di RSUD Karawang yang berkepentingan dan mengetahui dengan baik perubahan RSUD Karawang menjadi unit swadana dan terlibat dalam proses transformasi rumah sakit tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi unit swadana, upaya yang dilakukan oleh RSUD Karawang adalah melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah sebagai stakeholder untuk mendapatkan dukungan, kemudian pengurusan proses administrasi sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 38 Tahun 1991. Disamping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menjadi unit swadana, perubahan organisasi yang dilakukan oleh rumah sakit meliputi perubahan struktural yang terdiri dari perubahan visi, misi, dan strategi, perubahan struktur, perubahan sistem termasuk didalamnya adalah perubahan sistem insentif, sistem komunikasi, dan sistem pengambilan keputusan, serta perubahan kultural, berupa perubahan pola pikir atau nilai-nilai.
Prinsip dasar yang dipakai dalam melakukan perubahan adalah keterbukaan, empowerment, enrichment, bertanggung jawab, peningkatan kesejahteraan karyawan, serta konsistensi terhadap misi dan visi.
Perubahan status rumah sakit menjadi unit swadana merupakan suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan perubahan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.

Study on Transformational Process of Karawang General Hospital as An Autonomous District Hospital.Based on law No.22/1999, health sector is located at the government's second priority which has to be accomplished at regency or municipality level. At present, several district general hospitals are eager to become an autonomous unit. Autonomous unit is a certain work unit of government institution which is given the authority to use its operational income directly.
The objective of this research was to gain complete description about Karawang District General Hospital's transformation process into an autonomous unit and the process of transformation that was performed by the hospital as an autonomous unit.
This research was a qualitative research, which was conducted by in depth interviewing to the sixteen informants from many levels of management.
All of them were the employees of Karawang General Hospital who were involved and had some information about the process of its transformation.
The result showed that Karawang District General Hospital have had made an approach to the district government as the stakeholder of the hospital and fulfilled the administrative requirements regarding to Presidential Decree No. 38/1991. The research also indicated that after becoming an autonomous unit, Karawang District General Hospital obtained organizational transformation that included structural and cultural transformation.
Structural transformation was the form of strategy, vision and mission transformation, structure and system transformation. System transformation itself consisted of incentive, communication and decision making system transformation. Cultural transformation incorporates the way of thinking and values. The transformation principles were transparency, empowerment, enrichment, responsibility, promotion of employee prosperity, and consistency in attempting the mission and vision.
Hospital transformation into an autonomous unit is an opportunity that should be used in obtaining transformation process so that the hospital can promote better quality of healthcare.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurhana
"ABSTRAK
Pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik RSUPN Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu sasaran pengendalian internal untuk meningkatkan penerimaan pendapatan rawat map laboratorium klinik.
Dari data tahun 1992/1993 dan 1993/1994 diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik di RSUPN Cipto Mangunkusumo masih kurang efektif dalam mencegah terjadinya kesalahan pada bukti transaksi pendapatan layanan rawat inap laboratorium klinik, piutang rumah sakit. Juga agaknya masih kurang dipahami dan dipatuhi prosedur pengendalian internal tentang pencatatan bukti layanan rawat inap laboratorium klinik yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit,
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan rawat inap laboratorium klinik Cipto Mangunkusumo dan upaya untuk mengefektifkan pelaksanaannya. Metodologi yang dipakai pada penelitian ini adalah metode telaah kasus,dengan pendekatan pemecahan masatah, jadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan melakukan pendamatan, telaah dokumen, wawancara mendalarn dan wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Dari hasil penelitian didapat data bahwa pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik, menurut sistem dan prosedurnya sudah ada tetapi masih terdapat beberapa kelemahan prosedur pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik. Kelemahan ini terutama adalah pada unsur-unsur pengendalian internal pemisahan tanggung jawab, prosedur otorisasi, prosedur pencatatan transaksi dan pembukuan. Disamping kelemahan tersebut, prosedur otorisasi masih kurang dipatuhi oleh dokter atau pelaksana pemberi layanan rawat inap laboratorium klinik.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah prosedur pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik masih kurang memadai dalam melindungi rumah sakit dari resiko kerugian keuangan. Keandalan trasaksi, pembukuan dan prosedur pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik masih kurang dipatuhi. Hal ini dapat disebabkan karena belum berfungsinya Satuan Pengawasan Internal yang sudah dibentuk.
Saran yang diajukan dalam mengefektifkan pengendalian sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik adalah dengan mengaktifkan Satuan Pengawasan Internal untuk memperbaiki kelemahan unsur-unsur pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik di RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Saran lain adalah dengan mengingatkan kembali tenaga staf medik dan perawatan akan pentingnya pengendalian internal sistem informasi akuntansi pendapatan rawat inap laboratorium klinik serta mempertegas kembali batasan tugas dan tanggung jawab dalam satuan pengendalian internal, prosedur otorisasi, prosedur transaksi dan pembukuan.

ABTRACT
The Internal Control of Accountancy Information System for In-patients of the Dr.Cipto Mangunkusumo Clinical Laboratory is one of the objectives of the Internal Control to increase Clinical Laboratory In-patients revenue.
In fact, it?s operational function are still not effective to prevent or minimize the mistake in the filing In-patient transaction documents, minimize hospital financial debts and following Hospital's directives and procedures for the Internal Control as a whole.
The purpose of this research is to find the design of the functional operational the Dr Cipto Mangunkusumo Hospital 's Internal Control of the Accountancy Information System for the clinical laboratory In-patients revenues, and to propose how the mechanisms should to function more effectively.
The methodology of this research is based on case-analysis using problem-solving approach. The data was collected using on spot observations, documents analysis, depth interviews and questionnaires.
The result show some important data concerning the operational functions of the Internal Control of the Accountancy Information System of the Clinical Laboratory In-patients revenues which are:
* The system and the procedures have been established and exist but the mechanisms are not functioning properly.
* No clear job description for staffs responsible for internal control, procedures authorization, procedures transaction documents, financial records (book-keeping ) procedures.
Also, the ignorance attitude of medical or nursing staff in the usefulness of the accountancy Information System is still dominant.
The conclusions of the research are :
* The operational procedures of the Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital Clinical in-patients revenues of the Internal Control of the Accountancy Information System is still not adequate to safe-guard the financial risks, the accuracy of the transaction documents for the financial records.
* Though the internal control mechanism and directives are already exist, there are not functioning well.
The recommendations proposed:
* To function immediately and effectively the internal control unit in order to improve the weakness of the related sectors of the internal control of the accountancy information system of the Dr Cipto Mangunkusumo clinical laboratory to increase in-patients revenues.
* Reminding of informing again the medical and nursing staff the importance and the benefits of the internal control of the accountancy information system.
* Redefining the job description, responsibility in internal control unit, procedure
* Authorization, procedure transaction documents, financial records (book-keeping) procedures.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Iskandar Arifin
"ABSTRAK
Faktor?faktor yang Meiipengaruhi Kesalahan Pencata tan dan Pelaporan Fada Petugas SP2TP Puskesmas di Kabupaten Dati II Banyumas, Jawa Tengah tahun 1989. 165 halaman - bagan, - tabel, 4 lampiran.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas sudah dilakukan di Seluruh Puskesmas di Indonesia sejak lama yakni sejak tahun 1981, hal ini berdasarkan pada Surat Keputusan Henteri RI No. 63/Menkes/SK/II/8I dan berlaku sejak bulan April 1981.
Di Kabupaten Dati II Banyunas Sistem Pencatatan dan Pelaporan ini, juga sudah dilaksanakafl pada senua Puskesmas (34 E?uskesaias dan 27 Kecamatan) lengkap dengan tenaganya dan mekanisme pelaksanaannya. Namun selama pelaksanaannya masih saja ditemui kesalahan kesalahan dalam arti bahwa laporan yang diterima oleh petugas di tingkat Kabupaten (SP2TP Kabupaten) tidak sama dengan yang diterima oleh para Kepala Seksi Dinas Kesehatan, yang seharusnya adalah ama karena berasal dan sumber yang sama yaitu Puskesmas kecamatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan apakah ada hubungan antara Peranan Kepala Puskesmas (Bimbingan dan Pengawasan), Peranan Petugas SP2TP itu sendiri, Koordinasi, Umpan Balik, Dana dan Sarana serta Kriteria pelaporan tersebut dengan Kesalahan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas.
Penelitian ini nerupakan penelitian yang bersifat Diskriptif analisis dengan menggunakan Kuesioner. Dengan bantuan analisa statistik yakni uji Khi Kuadrat, uji Phi dan uji Fisher?s Exact Test dapat ditarik Kesimpulan bahwa dan beberapa Variabel dan Sub Variabel yang dipakai ada yang berhubungan bermakna dengan Kesalahan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas.
Untuk Vaniabel Peranan Kepala Puskesmas secara Keseluruhan terbukti ada hubungan yang bermakna dengan
Kesalahan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas dan ini bila dilihat sub-sub variabelnya, maka Sub variabel Pengecekan kembali oleh Kepala Puskesnas yang berhubungan secara bermakna dengan Kesalahan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas. Sedang variabel dan sub variabel lainnya yang ada hubungannya dengan Kesalahan Pencatatan dan Pelaporan adalah sub Variabel Kemampuan Petugas untuk mengetahuì jenis formulir yang digunakan dalam Pencatatan dan pelaporan Puskesmas.
Hail yang penting dan Penelitian ini adalah disusunnya Strategi Pemecahan Masalah Pencatatan dan pelaporan, perbaikan Pelaksanaan Koordinasi, umpan Balik dan Supervisi serta Pendidikan Tambahan.
Dilakukan penelitian lanjutan yang mencakup sampel yang lebih besar untuk menghindari bias pada hipotesa yang tidak terbukti."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahda Salimah
"Kebijakan komunikasi risiko yang tertuang dalam Pedoman Komunikasi Risiko untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan menjadi topik yang perlu diperhatikan sebab Indonesia merupakan negara yang sering mengalami bencana alam dan sedang mengalami bencana non-alam yaitu Pandemi COVID-19. Ada perbedaan komunikasi risiko pada penanganan COVID-19 di daerah rawan bencana. Hal ini di sebabkan ada dua ancaman sekaligus di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan komunikasi risiko dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 di daerah rawan bencana. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dan kualitaif. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 451 responden di Wilayah Kabupaten Pandeglang dan menggunakan teknik random sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Metode pengumpulan data yang kedua dengan cara wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan ke 4 informan yang berasal dari BPBD Wilayah Kabupaten Pandeglang dan Dinas Kesehatan Wilayah Kabupaten Pandeglang. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19 dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, karena p sebesar 0,002 (p value < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan dalam pelaksanaan kebijakan, namun perlu adanya pertimbangan perubahan dalam isi Pedoman Komunikasi Risiko untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan dan memperhatikan ketersediaan anggaran khususnya anggaran program bencana alam.

The risk communication policy contained in the Risk Communication Guidelines for Health Crisis Management is a topic that needs attention because Indonesia is a country that often experiences natural disasters and is currently experiencing non-natural disasters, namely the COVID-19 pandemic. There are differences in risk communication in handling COVID-19 in disaster-prone areas. This is because there are two threats at once in the region. This study aims to analyze the implementation of risk communication policies in handling and controlling COVID-19 in disaster-prone areas. This research is in the form of quantitative and qualitative research. The research design is cross-sectional with a sample of 451 respondents in the Pandeglang Regency area and uses a random sampling technique. Methods of collecting data with a questionnaire. The second method of data collection is utilizing in-depth interviews. In-depth interviews were conducted with 4 informants from the Regional BPBD of Pandeglang Regency and the Regional Health Office of Pandeglang Regency. The statistical analysis results show a significant relationship between the level of public knowledge about COVID-19 and community preparedness in dealing with natural disasters because the p is 0.002 (p-value <0.05). The study results show success in implementing the policy. However, it is necessary to consider changes in the contents of the Risk Communication Guidelines for Health Crisis Management and pay attention to the availability of budgets, especially the budget for natural disaster programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiana Salma Andhani
"Dalam rangka mengoptimalkan penerapan RME di Indonesia, pemerintah mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia menerapkan dan mengintegrasikan sistem RME dengan platform nasional SATUSEHAT. Hingga saat ini, belum diketahui bagaimana penerapan RME di suatu fasilitas kesehatan setelah menggunakan sistem RME yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT, terutama dari sisi petugas sebagai pengguna. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui penerapan RME yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT berdasarkan persepsi petugas pelaksana di salah satu rumah sakit yang telah terkoneksi dengan SATUSEHAT, yaitu RS Fatmawati melalui RME Transmedic. Penelitian menggunakan desain penelitian kualitatif dengan mengadopsi metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian memperoleh hasil bahwa penerapan RME Transmedic di RS Fatmawati belum optimal. Hal ini disebabkan petugas masih mempelajari sistem dan terdapat kendala yang sering dihadapi oleh petugas. Mayoritas kendala menyita waktu petugas sehingga efisiensi waktu kerja petugas menurun. Penurunan efisiensi waktu ini mempengaruhi produktivitas dan sikap petugas terhadap penerimaan RME secara sukarela. Meski begitu, kondisi sosial dan fasilitas di RS Fatmawati telah memberikan dukungan yang cukup positif terhadap penerapan RME. Hanya saja, masih terdapat beberapa kendala yang perlu diselesaikan dan beberapa kebutuhan yang perlu diadakan, salah satunya pelatihan rutin. Melalui penelitian ini, diharapkan pihak Transmedic mampu menyelesaikan kendala dan melengkapi fitur yang sudah ada maupun belum ada serta pihak RS Fatmawati memberikan pelatihan rutin guna meningkatkan pengetahuan dan kompetensi petugas.

In response to governmental mandates, healthcare facilities in Indonesia are integrating Electronic Medical Records (EMR) systems with the national SATUSEHAT platform. The application of EMR within healthcare facilities following integration with the SATUSEHAT platform remains insufficiently understood, particularly from the perspective of staff as users. This study aims to investigates the implementation of the Transmedic EMR system integrated with SATUSEHAT at Fatmawati Hospital, focusing on the perceptions of staff members. Utilizing a qualitative research design, the study is guided by the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) framework. Data were collected through in-depth interviews, observations, and document analysis. The study reveals that the implementation of the Transmedic EMR at Fatmawati Hospital is suboptimal. Staff are still acclimating to the system and frequently encounter obstacles that significantly reduce their work efficiency. This inefficiency adversely affects staff productivity and their voluntary acceptance of the EMR system. Nevertheless, the social and infrastructural conditions at Fatmawati Hospital provide positive support for EMR implementation. Several issues require resolution, and specific needs must be addressed, including the provision of regular training sessions. This study anticipates that Transmedic will address these issues by enhancing existing features and adding necessary ones, and Fatmawati Hospital is expected to offer continuous training to improve staff knowledge and competence."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Christiani
"Rendahnya jumlah kepesertaan program TABULIN di RSU Zahirah Tahun 2011 periode Januari-Juli membuat rumah sakit umum Zahirah terus menerus melakukan promosi dengan menggunakan aspek bauran pemasaran. Namun sampai saat ini, belum ada evaluasi terhadap kegiatan bauran pemasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bauran pemasaran mengenai program TABULIN yang ada di rumah sakit umum Zahirah pada tahun 2011, dilihat dari perspektif 5M yaitu Man/Staf Pemasaran, Money/Anggaran, Methode/Metode, Market/Pasar, Material/Sarana dan Prasarana serta 5P yaitu Product/Pelayanan, Place/Tempat, Price/Harga, Promotion/Promosi, People/Orang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen, dan sumber referensi lain yang terkait dengan topik penelitian ini sebagai triangulasi sumber dan metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang selama ini telah dilakukan oleh divisi pemasaran rumah sakit umum Zahirah akan program TABULIN masih kurang tepat dan kurang efektif karena keterbatasan sarana-prasarana dan kurangnya kerjasama antara divisi pemasaran dengan divisi lain dalam mempromosikan TABULIN.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar dalam kegiatan promosi program TABULIN lebih ditingkatkan lagi dengan mengadakan evaluasi rutin, meningkatkan kerjasama dengan divisi lain, meningkatkan kreatifitas dalam pemasaran, lebih informatif dalam menjalin hubungan dengan pelanggan serta lebih proaktif dalam mempromosikan program TABULIN.

The low amount of participation in the TABULIN program Zahirah Public Hospital 2011 January-July period to make Zahirah Public Hospitals continous promotion by using aspects of the marketing mix. But until now, there has been no evaluation of the marketing mix activities.
This study purpose to find a picture of the marketing mix TABULIN program at Zahirah Public Hospitl in 2011, viewed from the perspective of 5M of Man/marketing staff, money/budget, methods, market, materials/facilities and infrastucture and 5P there are Product/service, place, price, promotion, people.
This study used a qualitative approach by conducting in-depth interviews, observation, document review, and other reference sources related to the topic of this research as a triangulation of sources and methods.
The result showed that the marketing mix that had been done by the marketing divition of Zahirah Public Hospital TABULIN Program is still less precise and less effective because of the limited infrastructure and lack of cooperation between the marketing division with other division in promoting TABULIN.
Based on the results of the study, researchers suggested that in promotional activities TABULIN program further enhanced by conducting routine evaluation, enhance cooperation with other divisions, enhance creativity in marketing, more informative in establishing relationships with customers and be more proactive in promoting the program TABULIN.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shely Mariska
"Kurangnya kepatuhan pegawai dalam menaati peraturan kehadiran merupakan masalah yang dilatarbelakangi oleh adanya data rekapitulasi mengenai ketidakhadiran pegawai tanpa keterangan. Skripsi ini merupakan studi tentang motivasi kerja yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai non medis di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional untuk melihat dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dan efek yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 62 orang responden sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan metode simple random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai non medis. Variabel tersebut meliputi variabel penghargaan, pengakuan, kekuasaan, kondisi lingkungan kerja, kompensasi, supervisi, jaminan pekerjaan dan peraturan/kebijakan. Di samping itu, hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pegawai non medis memiliki motivasi kerja yang baik.

Lack of obedience employees to obey attendance rules is a problem that motivated by recapitulation of data about employee absenteeism without explanation. This thesis is a study of work motivation that aims to determine the factors associated with non medical employees work motivation in Fatmawati general hospital, Jakarta.
The method used was quantitative with cross-sectional research design to look at the dynamics of correlations between risk factors and effects of independent variables and dependent variable. This research was conducted in December 2011 by distributing questionnaires to 62 respondents as the sample. Sampling technique that is by simple random sampling method.
The results of this study indicate that all variables studied had a significant association of medical employee work motivation. These variables are appreciation, recognition, power, working conditions, compensation, supervision, job security, and regulatory/policy. In addition, the result of this study describes that non medical employees have good work motivation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Cahya Eka
"Permintaan yang tinggi terhadap layanan ambulans di public safety center 119 Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menunjukkan kebutuhan akan layanan ambulans yang penting, termasuk di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu untuk transportasi rujukan dan gawat darurat dengan Ambulans Air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan layanan Ambulans Air Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menggunakan pendekatan evaluasi program Context, Input, Process, Product (CIPP). Dengan pendekatan kualitatif, data primer dan sekunder dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian konteks tujuan, sasaran dengan visi, misi, dan rencana strategis Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Meskipun produk program dinilai bermanfaat oleh penerima manfaat, hambatan dalam proses terjadi karena kurangnya integrasi sistem dan kekurangan tenaga kesehatan perawat dan bidan dalam layanan. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pada input program ini untuk pengembangan dan peningkatan program layanan ambulans air.

The high demand for ambulance services at the public safety center 119 of the DKI Jakarta Provincial Health Service shows the need for important ambulance services, including in the Seribu Islands Administrative District for referral and emergency transportation by Water Ambulance. This research aims to analyze the implementation of the DKI Jakarta Provincial Health Service Water Ambulance service using the Context, Input, Process, Product (CIPP) program evaluation approach. With a qualitative approach, primary and secondary data are collected through observation, in-depth interviews, and document review. The research results show the suitability of the context of goals, and targets with the vision, mission, and strategic plans of the DKI Jakarta Health Service. Even though the program products are considered useful by the beneficiaries, obstacles in the process occur due to a lack of system integration and a shortage of healthcare nurse workers and midwives in the service. Therefore, improvements are needed in this program input for the development and improvement of the water ambulance service program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>