Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ekky Imanjaya
Abstrak :
Syari'ati tidak pernah menggagas pemikirannya tentang etika secara utuh dalam bentuk tulisan atau ceramah. Tetapi berbagai kritiknya terhadap filsafat Barat, termasuk etika, secara implisit mengandung pemikirannya tentang etika. Beberapa pemikirannya, yang sebagian besar digunakan secara praksis untuk menggerakkan revolusi di Iran, juga mengandung sebuah implikasi tindakan etis tertentu. Pemikiran filosofisnya di bidang ontologi dan meteafisika sebenarnya juga mengandung ajarannya tentang etika. Bagaimana etika menurut Syari'ati? Bagi Syari'ati, manusia adalah makhluk dua dimensi, yaitu unsur Roh Tuhan dan Tanah Lumpur. Keduanya saling bertempur. Roh Tuhan ingin selalu menjadi insan (becoming) menuju Tuhan, yaitu "berakhlak seperti Akhlak Tuhan". Tetapi unsur Tanah Lumpur selalu menghalanginya. Pertempuran di dalam diri manusia ini selalu terjadi, dan jika Roh Tuhan menang, maka manusia menjadi "manusia ideal?. Tanah Lumpur ini adalah penjara Ego, yaitu penjara psikologis yang menghalangi insan menuju Tuhan. Tuhan adalah tujuan akhir manusia, yang selalu berubah dan bergerak dinamis. Pada akhirnya, manusia tidak akan pernah menuju Tuhan, tetapi selalu menghampirinya. Proses terus menerus ini menghasilkan tindakan moral (akhlak) yang meniru tindakan moral Tuhan. Inti dari etika Syari'ati adalah upaya humanisasi, yaitu menjadikan manusia menjadi "manusia yang sesungguhnya" (insan). Inti dari humanisasi ini adalah liberalisasi dan transendensi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Sakir
Abstrak :
Pada pemikiran awal di dalam Tractatus Logico-philosophicus Wittgenstein I beranggapan bahwa bahasa yang bermakna adalah bahasa yang memiliki kriteria sebagai proposisi. Setidaknya, terdapat tiga ciri khas bahasa yang termasuk ke dalam proposisi. Pertama, bahasa harus tersusun ke dalam term subjek dan term predikat. Kedua, bahasa harus mengandung pengertian benar atau salah. Ketiga, bahasa harus dapat menjelaskan bahasa yang lain yang mengikutinya. Dalam konteks ini, proposisi menjadi satu-satunya bahasa yang benar, baik, ideal. Tetapi, di kemudian hari di dalam Philosophical Investigations Wittgenstein II mempertanyakan kembali hakikat bahasa yang terdapat Tractatus. Menurutnya, makna bahasa tidak semata-mata harus direduksi ke dalam proposisi-proposisi. Fakta menunjukkan bahwa ada beragam permainan-permainan bahasa yang diikuti pula oleh peraturan-peraturan yang mengikat di dalam setiap permainan-permainan bahasa tersebut. Dalam konteks ini, setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing sehingga tidak dapat ditentukan maknanya hanya melalui bentuk logis proposisi. Makna bahasa di luar proposisi terkait dengan spasiotemporal peristiwa bahasa. Di sini, bahasa tidak hanya dilihat sebagai ekspresi pikiran, tetapi bahasa lebih dipahami sebagai tindakan seseorang. Misalnya, menyanyi, berdoa, berkhutbah, mementaskan lakon, menggerutu, berpuisi, melawak, dan memarahi. Bahasa mengakar dalam bentuk-bentuk kehidupan. Bahasa seperti ini adalah bahasa natural atau sering disebut sebagai bahasa sehari-hari. Bila dicermati dengan baik, maka akan nampak bahwa gagasan dasar Tractatus mengakar dalam kebudayaan modern. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk mengedepankan metodologi baku yang bersifat universal. Sementara, gagasan-gagasan yang terkandung di dalam Investigations cenderung muncul sebagai wacana baru yang dipicu oleh sikap kritis kebudayaan postmodern. Gagasan-gagasan ini mengangkat nilai-nilai dekonstruksionisme, pluralisme, dan relativisme. Gagasan-gagasan ini pada akhirnya akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang reseptif terhadap perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut harus dilihat sebagai fakta yang menyatakan bahwa realitas sebenarnya terpecah-pecah (pragmented reality). Kenyataan ini akan membawa kedewasaan bagi masyarakat dalam kondisi `sosial-budaya' yang melingkupinya. inilah realitas yang selalu menjadi harapan; tidak ada diskriminasi dalam bentuk apa pun.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fuad
Abstrak :
Pembahasan Filsafat Pendidikan Paulo Freire dalam tesis ini merupakan suatu usaha untuk menganalisa secara filosofis terhadap konsep pendidikan Paulo Freire yang berangkat dari asumsi bahwa pendidikan adalah proses pembebasan dari sistem yang menindas. Konsekuensinya, pendidikan tidak pernah terbebas dari kepentingan politik pihak yang berkuasa dalam sebuah rezim. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk memproduksi kesadaran dalam rangka mengembalikan sifat kemanusiaan setelah terjadinya proses dehumanisasi. Dalam kerangka ini pendidikan harus memiliki kepekaan terhadap persoalan ketidakadilan sosial dan harus mendudukkan peserta didik sebagai subyek dari segala kegiatan pendidikan. Karena itu kesadaran kritis sangat diperlukan wujudnya pada kepribadian peserta didik. Paulo Freire membangun kerangka konsep pendidikan itu dengan tumpuan pada pandangan dasarnya tentang manusia dengan menggunakan asumsi dasar bahwa: kenyataan yang dialami oleh manusia merupakan sebuah proses. Proses ini merupakan "proses menjadi" yang dipahami melalui hubungan antara manusia dengan dunia, manusia selalu terarah kepada suatu perubahan dunia, eksistensi manusia adalah sebuah tugas praksis, manusia disituasikan dalam sejarah yang tidak selesai, manusia mempunyai panggilan hidup yang bersifat ontologis; yaitu menjadi subyek dan "memberi nama dunia", hubungan antara manusia dengan dunia memperlihatkan adanya problema "dunia tema dan dunia batas" dan menjadi ada berarti bertindak politik untuk humanisasi. Kemudian dalam rangka mengukuhkan filsafat pendidikannya, Paulo Freire memberikan kerangka pikir sistematis tentang metode mengetahui realitas, yaitu: berpikir dan mengetahui tidak tergantung dari sejarah dan kebudayaan, subyektivitas dan objektivitas tidak dibedakan dalam tindakan mengetahui yang sejati, kesadaran kaum tertindas merupakan bagian dari epestemologi sejarah, kesadaran manusia harus berkembang dari kesadaran magis menuju ke kesadaran kritis yang bersifat intensional, mengetahui itu berarti melakukan tindakan politik untuk sebuah proses humanisasi dan memerlukan kesadaran transitif yang dapat dikembangkan melalui sebuah proses yang disebut konsientisasi. Dalam filsafat pendidikannya, Paulo Freire juga menekankan pentingnya pendidikan yang dialogis sebagai manifestasi dari pendidikan hadap masalah yang menekankan problema-problema aktual melalui kegiatan yang disebutnya dengan: kodifikasi dan dekodifikasi, diskusi kultural dan aksi kultural. Dengan demikian pendidikan gaya bank harus ditinggalkan dan dihilangkan sama sekali sejalan dengan munculnya pendidikan sebagai proses pembebasan. Selanjutnya, Paulo Freire melanjutkan proses pendidikan seperti di atas dengan mengalihkan semua cara dan aktifitas yang bemada dehumanisasi kepada cara dan aktifitas yang bemada penuh kepada proses humanisasi. Ini berarti Paulo Freire telah menjadikan pendidikan sebagai sebuah proses transpormasi sosial menuju kepada perubahan ke arah kemajuan yang ditandai dengan adanya peralihan situasi dari: teologi tradisional menuju teologi pembebasan, proses anti dialog menuju proses dialog, masyarakat tertutup menjadi masyarakat terbuka, invasi kultural menjadi aksi kultural dialogis, masifikasi menuju konsientisasi, pendidikan gaya bank menuju pendidikan hapad masalah dan masyarakat buta huruf menuju "masyarakat melek huruf". Akhirnya tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan harus selalu diarahkan kepada tindakan yang direfleksikan bersama melalui sebuah daur dalam bentuk: aksi - refleksi dan kemudian refleksi - aksi. Inilah tindakan praksis yang tetap berjalan terus menerus. Karena itu, pendidikan menjadi daur berpikir dan bertindak secara terus menerus sepanjang hasrat melekat dalam badan manusia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T12565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nur Hasan
Abstrak :
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural dalam berbagai segi kehidupan (agama, ideologi, budaya, adat, tradisi dan sebagainya). Dalam masyarakat yang plural seperti Indonesia ini kecenderungan terciptanya polarisasi ideologi juga sangat tinggi. Sehingga upaya bangsa ini untuk merumuskan konsep yang tepat dalam penataan/menata masyarakatnya secara normatif maupun secara empirik politis mengalami kesulitan. Tujuan utama dari penelitian ini ialah : 1. Mengidentifikasi dan mengekplisitkan prinsip-prinsip etis (moral) mengenai penataan masyaraka yang secara implicit termuat di dalam tradisi keagamaan dan komunitas NU. 2. Mensistematiskan prinsip-prinsip dasar penataan masyarakat yang hidup dalam tradisi komunitas NU. 3. Mengkaji secara kritis konsistensi dan relevansi prinsip-prinsip dasar tersebut terhadap pemberdayaan ?civil society" dalam praksis politik di Indonesia. 4. Menemukan pemahaman baru dalam menafsirkan fenomena kepolitikan Nahdlatul Ulama dalam praksis politik Indonesia. Pada dasarnya penelitian ini mengikuti model penelitian mengenai masalah factual. Yaitu kajian mengenai pandangan dasar, sikap dan tindakan suatu komunitas keagamaan (Nahdlatul Ulama) terhadap realitas sosial dan politik yang mengandung prinsip-prinsip moral tertentu. Karena itu diperlukan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T2294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beresaby, Rheinatus Alfonsus
Abstrak :
Berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat dewasa ini sebagai konsekuensi dart modernitas telah mengubah wajah kehidupan manusia dewasa ini. kehidupan yang semakin global, masyarakat yang mempertanyakan kembali tradisi (detradisionalisasi), dan alam yang diciptakan oleh manusia (denaturalisasi) merupakan gajala yang muncul akibat dart; bagaimana manusia memaknai dan menata ruang dan waktu; tercabutnya manusia dart kelokalannya; dan semakin tinggi refleksifitas sosial. Gejala di atas, menurut Anthony Giddens, telah memunculkan persoalanpersoalan dunia saat ini. Optimisme Francis Fukuyama akan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik, menyusul runtuhnya sosialisme komunisme (Uni Sovyet) terasa hambar kelika kita menyaksikan berbagai persoalan dewasa ini. Peristiwaperistiwa kekerasan akibat terorisme telah menggantikan rasa tidak arnan akibat perang nuklir (tema yang mewarnai perang dingin). Semakin meningkatnya popularitas World Social Forum (WSF) dalam pertarungannya dengan World Trade Organization (WTO) dalam bidang ekonomi, membuat kita harus mepertanyakan kembali bahwa apakah runtulmya Uni Sovyet berarti dengan sendirinya kemenangan kapitalisme liberal ? Benturan peradaban (class of civilization) yang dikemukakan Samuel Hatington, merupakan salah satu saja. Giddens mencatat ada empat potensi konflik yang bisa muncul ke permukaan. Keempat potensi tersebut adalah : polarisasi ekonomi; penolakan hak-hak demokratis; ancaman perang berskala besar; ancaman ekologis akibat industrialisasi. Mengliadapi persoalan tersebut, Giddens masih menaruh harapan pada demokrasi. Namun, Giddens tidak ingin terjebak dalam pengertian sempit, dimana demokrasi hanya persoalan bagaimana mendapatkan pimpinan politik melalui sebuah pemilihan umum yang demokratis. Ingat bahwa kemenangan Hitler dan Nazi pada tahun 1933 menjadi bukti bahwa pemilu juga bisa menghasilkan totalitarianisme. Bagi Giddens, yang paling penting adalah bagaimana masyarakat dapat menata hubungan dialogis antar individu maupun kelompok dalam masyarakat. Oleh karena itu, upaya demokratisasi demokrasi harus melalui demokrasi dialog. Bagi Giddens sumbangan penting dart demokrasi adalah bagaimana membangun hubungan dialogis yang didasarkan oleh trust antar sesama indivudu atau kelompok. Dialog yang dimaksudkan disini, bukan sekedar komunikasi seperti yang ditawarkan Habermas. Kalau Habermas menggunakan komunikasi dalam rangka emansipasipatoris sedangkan dialog dimaksudkan sebagai upaya memperkuat solidaritas antar masyarakat. Demokrasi dialog bagi Giddens harus didasarkan atas kepercayaan (trust). Trust merupakan sesuatu yang diusahakan secara aktiv. Namun tidak hanya demokrasi mengandaikan trust, tapi juga sebalikya. Artinya, demokrasi dialog didasarkan pada trust. Sebaliknya, trust diperkuat lewat dialog yang berulang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatag Handaka
Abstrak :
Iklan adalah salah satu media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Iklan Pond's adalah media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan agar kulit perempuan menjadi putih. Ada iklan tentang moisturiser, pelembab, losyen, dan cairan pembersih wajah dan kulit. Iklan ini ditayangkan di televisi, diterbitkan di surat kabar, dan media luar ruang. Penelitian ini meneliti 22 iklan Pond's yang disiarkan melalui media televisi. Teori komunikasi yang digunakan adalah teori tanda dari Roland Barthes. Teori ini mengatakan bahwa pesan komunikasi terdiri dari pesan denotatif dan konotatif. Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika, terutama semiotika Roland Barthes. Hasil analisa data penelitian menunjukkan bahwa pesan komunikasi, khususnya pesan dalam iklan. Selain mengandung pesan denotatif dan konotatif, juga mengandung mitos. Terutama apabila pesan itu diulang secara terus menerus. Kesimpulan penelitian menunjukkan, bahwa putih adalah mitos. Penanda putih bisa diamati dalam setiap iklan Pond's. Baik berupa kulit wajah, kulit tubuh bintang iklan, tulisan, narasi, latar, maupun lirik lagu yang mengiringinya. Dalam mitos putih, terdapat normalitas perempuan. Konsep normalitas yang digunakan adalah konsep normalisasi dan kuasa dari Michel Foucault. Putih Pond's telah menormalisasi perempuan untuk memiliki wajah dan kulit putih. Kulit putih adalah kulit ideal bagi perempuan. Maka apapun warna kulit perempuan saat ini, idealnya kulit mereka harus menjadi putih. Selain kulit putih ideal, juga ada kulit putih fresh look, kulit putih kilau mutiara, juga kulit putih yang bersinar, dan kulit putih hingga ke ujung kaki. Subyek kuasa dalam normalitas ini bersifat anonim. Tidak hanya berasal dari Pond's atau Unilever, tapi dari berbagai arah, kuasa ini menyebar. Iklan Pond's menunjukkan bahwa kuasa itu bisa berasal dari laki-laki, anak laki-laki, perempuan itu sendiri, teman-teman perempuan, ibu mertua, keluarga calon mertua, dan tentu dari Pond's.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardi Adi Armin
Abstrak :
Neopragmatisme Roily adalah salah satu varian dari gerakan antimetafisika yang berkembang di Amerika, sebagaimana gerakan antimetafisika global yang berkembang di belahan dunia barat pada paruh kedua Abad ke-20. Gerakan antimetafisika yang berkembang di Amerika berakar kuat pada identitas pragmatisme klasik yang mengambil bentuk sebagai sayap kiri pragmatisme Amerika. Istilah sayap kiri dipergunakan untuk menggambarkan misi pemikiran yang diemban oleh neopragmatisme, yaitu merancang masa depan yang lebih terjamin dengan mengedepankan pembentukan metafora-metafora barn oleh kelompok pelopor, sambil menampung secara egalitarian semua aspirasi ekonomi, sosial-politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat herdasarkan prinsip-prinsip demokrasi serba kelnungkinan (contingency) bahasa, diri, masyarakat. Sayap kiri dipergunakan pula wttuk memperlawankan pemikiran neopragmatisme dengan pragrnatisme konservatif yang masih mempertimbangkan tahap-tahap eksperimentasi dalam perumusan susunan ilmu pengetahuan. Neopragmatisme mengabaikan penjelasan kesejarahan yang bersifat sinkronis dan struktural, akibat orientasi horizontal menuju kegiatan sosial beragam yang bergerak ke depan. Tafsir barn mengenai sejarah peradaban manusia harus bersifat diakronis dan tidak bersifat kosa kata akhir (final vocabulary), melainkan terbuka pada setiap penafsir berdasarkan pendekatan sikap-sikap unik (pointilisme dan strukturis). Dengan demikian, dominasi kekuatan suatu interpretasi atas interpretasi yang lain tidak diperkenankan. limo pengetahuan tidak lagi dihangun berdasarkan objektivisme dan ekspenmentasi, tetapi berdasarkan sikap toleran, keberagaman dan cakap...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Novita
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang bagaimana Harian Umum Kompas memberitakan tentang kasus korupsi Angelina Sondakh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis framing kritis, dengan menggunakan teori Feminisme Radikal dari Kate Millet. Teknik pengumpulan data primer melalui teks berita Kompas dan data sekunder melalui wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menemukan fakta bahwa tampilan berita Kompas tentang kasus korupsi Angelina Sondakh tidak mendalam, lebih menempatkan Angie hanya sebagai pelaku tindak pidana korupsi, bukan korban budaya patriarki yang berlangsung di partai politik, isi pemberitaan bias gender karena lebih menonjolkan sisi feminin Angie sebagai perempuan.
ABSTRACT
This thesis is discusses how Kompas Daily’s reported on the case of Angelina Shondakh’s corruption. This study is a qualitative research with critical framing analysis, using the Radical Feminism theory by Kate Millet. The primary data techniques collected by Kompas news text and the secondary data techniques collected by in-depth interviews. The result of the study are fact that the view of Kompas news about Angelina Shondakh’s corruption case are not solid, it put Angie just as the perpetrators of corruption, not as the victim of patriarchal culture that took place in the political parties, the content of the gender bias as much as Angie accentuate the feminine side of a woman.
2013
T35829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revi Devi Paat
Abstrak :
Tesis ini membahas bagaimana kekuasaan mitos maskulinitas pada iklan TV rokok Djarum Super ?Great Adventure of Indonesia?. Penelitian ini adalah penelitian kritis dengan desain kualitatif interpretif yang menggunakan metode semiotika Barthes. Konsep kekuasaan Foucault yang digunakan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa iklan TV ini menghadirkan kategori atas maskulinitas dan normalisasi terhadap mitos maskulinitas. Tanda-tanda konotatif yang ikut terbawa dalam iklan ini bekerja dalam melanggengkan mitos maskulinitas yang menjadi bagian dari legitimasi ideologi patriarki. Model praktik yang digunakan yaitu menampilkan laki-laki sebagai subyek. Resistensi terhadap mitos maskulinitas tidak terlihat. ......The focus of this study is the power of masculinity myth in cigarette TV commercial Djarum Super ?Great Adventure of Indonesia?. This is a critical qualitative interpretative research with Barthesian semiotic. Foucault's concept of power, that is used in this research, shows that this TV commercial is presenting categories of masculinity and normalization of masculinity myth. The connotative signs carried away in this commercial work in continuing masculinity myth as part of legitimacy of patriarchal ideology. The type of practice used in this commercial is featuring man as a subject. Resistance to masculinity myth does not appear in this commercial.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Nurhadiyanto
Abstrak :
Karakteristik portal berita online yang cepat dalam menyajikan informasi menjadi salah satu daya tarik para pembaca untuk mendapatkan informasi. Portal berita online pemerintah pun memanfaatkan peluang untuk menjadi alternatif berita bagi publik. Penelitian ini menguji bagaimana pola pemberitaan agenda pemerintah pada situs web di lingkungan kepresidenan, yakni setkab.go.id, setneg.go.id, dan presidenri.go.id. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan analisis isi dengan unit pencatatan berupa isu, topik, dan sumber pemberitaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan isu, topik, dan sumber pemberitaan di antara ketiga portal berita selama penelitian berlangsung.
Characteristics of online news portals to provide information quickly become one of the attractions for readers to obtain information. Government online news portal also take opportunity to become an alternative news to public. This study examined how patterns of news on the government's agenda in presidential website, namely setkab.go.id, setneg.go.id, and presidenri.go.id. Furthermore, this study uses content analysis with a recording unit issues, topics, and news sources. The results showed that there is a similarity of issues, topics, and news sources in the news portal during the study.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>