Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Juniarti
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai uji in vivo campuran bakteri kandidat probiotik terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan mas (Cyprinus carpio L.). Uji in vivo dilakukan dengan memberikan campuran Lactobacillus plantarum, Bacillus pumilus, Bacillus sp. 41kF2b, dan Bacillus sp. YAS1 ke dalam pelet pakan ikan komersial yang diberikan sebagai pakan ikan mas. Pemberian pakan tersebut dilakukan selama 20 hari dan dilanjutkan dengan uji tantang terhadap bakteri patogen Aeromonas hydrophila. Uji tantang dilakukan dengan merendam ikan mas pada konsentrasi A. hydrophila 108 CFU/ml selama 10 menit. Ikan mas kemudian dipindahkan dan dipelihara dalam akuarium bersih selama 7 hari dengan diberi pakan tanpa bakteri kandidat probiotik. Pertumbuhan yang lebih cepat dan sintasan yang lebih tinggi dapat dijadikan parameter untuk mengetahui apakah campuran bakteri tersebut dapat berperan sebagai kandidat probiotik. Setelah 20 hari pemberian pakan dengan bakteri kandidat probiotik terdapat pertambahan biomassa ikan mas 5,22% lebih tinggi dibandingkan biomassa ikan mas kontrol. Pemberian bakteri kandidat probiotik pada ikan mas selama 20 hari memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan biomassa ikan mas. Uji tantang terhadap A. hydrophila menunjukkan sintasan (kelulusan hidup) ikan mas perlakuan sebesar 97,5%, sedangkan kontrol sebesar 60%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Oktawira
Abstrak :
ABSTRAK
Lovastatin merupakan metabolit sekunder yang dapat dihasilkan oleh kapang dari jenis Aspergillus terreus melalui proses fermentasi. Senyawa ini telah diteliti manfaatnya sebagai obat yang dipakai dalam mengobati penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama yang disebabkan oleh tingglnya kadar koiestero! seseorang dl dalam tubuhnya. Oleh karena semakin banyaknya permlntaan pasar akan obat ini, maka telah diupayakan beberapa teknik untuk mengisolasi dan memurnikannya.

Penelitian dilakukan untuk mengisolasi dan memumikan senyawa lovastatin dari kaldu hasil fermentasi. Optimasi proses isolasi dilakukan pada saat melakukan ekstraksi dan kristalisasi. Untuk itu dilakukan variasi-variasi pada saat melakukannya, seperti variasi jenis pelarut, waktu ekstraksi, pH, perbandingan volume pengekstrak danperbandingan campuran pelarut. Hasil penelitian yang diperoleh pada saat melakukan proses ekstraksi memperlihatkan, bahwa pada saat proses ekstraksi tahap pertama, pengekstrak yang paling baik adalah etil asetat, dengan perbandingan volume pengekstrak 1 ; 1 dan pH pada saat melakukan ekstraksi adalah 3. Proses ekstraksi tahap dua memperlihatkan bahwa dengan semakin lamanya waktu ekstraksi (2 Jam), maka jumlah lovastatin yang dapat terekstrak akan semakin banyak. Untuk proses ekstraksi tahap III pelarut yang dapat mengekstrak lovastatin sekaligus melangsungkan proses laktonisasi adalah butil asetat.

Pada proses ekstraksi tahap I dan III lovastatin dldistribusikan ke dalam fasa organik yang bersifat kurang polar, sedangkan pada proses ekstraksi tahap II lovastatin didistribusikan ke dalam fasa air yang bersifat polar. Hal ini didasarkan pada bentuk lovastatin yang dapat berubah sesuai dengan pH lingkungan. Setelah melalui proses ekstraksi, dilakukan proses kristalisasi pada senyawa lovastatin dengan menggunakan campuran pelarut (aseton - air). Hasil optimal ditunjukkan pada perbandingan aseton-air 1 : 1,5; di mana berat lovastatin pada fasa organik hasil ekstraksi yang pada mulanya 103 mg dengan kemurnian 95,9%, setelah dilakukan proses kristalisasi berat kristal lovastatin yang dihasilkan sebesar 99,2 mg dengan kemurnian 98,3%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaldy Rusli
Abstrak :
Antibiotik golongan sefalosporin menjadi salah satu solusi terhadap resistensi antibiotik, terutama golongan penisilin. Konversi sefalosprorin C (CPC) menjadi 7-aminocephalosporanic acid (7-ACA), yang merupakan inti aktif sefalosporin, dapat dilakukan menggunakan bantuan enzim D-amino acid oxidase (DAAO) yang dihasilkan oleh Trigonopsis variabilis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pemanfaatan sirup gula singkong sebagai sumber karbon alternatif, memperoleh kondisi optimum untuk produksi enzim DAAO menggunakan sirup gula singkong, serta karakterisasi enzim DAAO yang dihasilkan. Produksi DAAO dilakukan dengan fermentasi menggunakan kultur kocok yang diawali dengan skrining konsentrasi sirup gula singkong dan dilanjutkan dengan optimisasi, purifikasi dan karakterisasi enzim hasil purifikasi. Optimisasi dilakukan melalui skrining Plackett-Burman dan Response Surface Method. Karakterisasi pengaruh pH dan suhu, serta kinetika enzim dilakukan terhadap enzim DAAO yang telah dipurifikasi. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa sirup gula singkong dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon alternatif. Hasil optimisasi proses fermentasi menggunakan kultur kocok diperoleh bahwa konsentrasi sirup gula singkong dan DL-alanin serta waktu fermentasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi DAAO dengan konsentrasi berturut-turut 12.3% dan 0.3% selama 56.1 jam akan menghasilkan enzim dengan aktivitas spesifik sebesar 195.3826 U/g. Enzim DAAO yang dihasilkan memiliki suhu dan pH optimum berturut-turut 4 - 10°C dan 8, serta nilai Vmax sebesar 0.007 µmol/menit dan KM sebesar 78 mM.
The antibiotic of cephalosprorin groups become one of the solution to the antibiotic resistance, especially penicillin groups. Conversion of Cephalosporin C into 7-aminocephalosporanic acid (7-ACA), which is an active core of the cephalosporin groups, can be performed using D-amino acid oxidase from Trigonopsis variabilis. The study was to aimed to analyze the usage of Cassava glucose syrups as an altenative carbon source; to obtain the optimum conditions in the production of DAAO using Cassava glucose syrup; and to obtain the characterization of the products. DAAO production was done by shaking culture fermentation which started with screening of cassava sugar syrup concentration and continued with optimization, purification and characterization of purified enzyme. Optimization is done by using Plackett-Burman screening and Response Surface Method. Characterization of the effect of pH and temperature, and also enzyme kinetics is done on purified DAAO. Optimization is done using Plackett-Burman screening and Response Surface Method. The characterization of the temperature, pH and kinetic parameters was carried out on the purified products. Based on this study, it is known that Cassava glucose syrup can be use as an alternative carbon source. The result of optimization using culture shake was found that the concentration of cassava glucose syrup and DL-alanine and also incubation periods were influencing factors with consecutive concentration was 12.3% and 0.3% for 56.1 hours, will produce enzyme with specific activity 195.3826 U / g.The products has an optimum temperature and pH was 4 - 10 ° C and 8, Vmax value was 0.007 µmol / min and a KM was 78 mM.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosella
Abstrak :
Biosurfaktan merupakan senyawa aktif permukaan yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan tegangan antar muka dan menstabilkan emulsi Bacillus amyloliquefaciens MD4 12 telah diteliti mampu menghasilkan biosurfaktan Penelitian bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimal produksi biosurfaktan menggunakan metode permukaan respon Penelitian tahap awal dilakukan dengan pemilihan sumber karbon dan nitrogen terbaik Sumber karbon yang digunakan adalah minyak tanah solar pelumas jagung sawit kelapa sedangkan sumber nitrogen yang digunakan adalah yeast extract tepung ikan tepung kedelai NH4 2SO4 NaNO3 dan NH4NO3 Komposisi medium dan kondisi lingkungan untuk produksi biosurfaktan dioptimasi dengan metode statistik yaitu Plackett Burman untuk memilih faktor yang berpengaruh signifikan dan Central Composite Design CCD untuk optimasi faktor tersebut terhadap produksi biosurfaktan Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak jagung dan yeast extract merupakan sumber karbon dan nitrogen terbaik berdasarkan penurunan tegangan permukaan tertinggi Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penurunan tegangan permukaan berdasarkan Plackett Burman adalah minyak jagung yeast extract dan MgSO4 7H2O Kondisi optimal berdasarkan prediksi CCD adalah minyak jagung 2 78 yeast extract 5 94 g l dan MgSO4 7H2O 1 18 g l dengan tegangan permukaan sebesar 34 18 dyne cm Hasil validasi kondisi optimal menghasilkan tegangan permukaan sebesar 35 10 dyne cm sedangkan tegangan permukaan sebelum optimasi adalah 40 dyne cm Hal tersebut menunjukkan bahwa optimasi dapat menurunkan tegangan permukaan sebesar 12 25.
Biosurfactant are surface active agent produced by microorganisms and had the ability to decrease surface tension interfacial tension and emulsion stabilization Biosurfactant of B amyloliquefaciens MD4 12 has been reported in previous study The aim of this study was to obtain optimum conditions biosurfactant production using response surface methodology Early stage research was carried out by selection of the best carbon and nitrogen sources Carbon sources used were kerosene diesel fuel lubricant corn palm and coconut while the nitrogen sources used were yeast extract fish meal soy flour NH4 2SO4 NaNO3 dan NH4NO3 Medium composition and the culture conditions for the biosurfactant production by B amyloliquefaciens MD4 12 were optimized by using Plackett Burman design to find out the significant factor and Central Composite Design CCD to optimize the significant factors that influence the production of biosurfactant The results showed that yeast extract and corn oil were the best carbon and nitrogen source for biosurfactant production The Plackett Burman design found corn oil yeast extract and MgSO4 7H2O have significant effect on decrease surface tension The optimum condition of CCD predictions were 2 78 corn oil 5 94 g l yeast extract and 1 18 g l MgSO4 7H2O can decrease surface tension to 34 18 dyne cm Validation result of optimal condition showed surface tension of 35 10 dyne cm while surface tension before optimization was 40 dyne cm This showed that optimization can decrease surface tension by 12 25.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lira Windriawati Listriyani
Abstrak :
Ekstraksi dengan bantuan enzim dan gelombang mikro menjadi proses baru untuk mengekstrak polisakarida dari Ganoderma lucidum (PGL). Cellic® CTec2 dipilih sebagai en-zim yang membantu dalam ekstraksi gelombang mikro. Empat variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah konsentrasi enzim (%), waktu reaksi enzimatik (menit), rasio pelarut terhadap padatan (mL/g), dan waktu ekstraksi gelombang mikro (menit). Analisis statistik dari hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi enzim dan rasio pelarut terhadap padatan berpengaruh signifikan terhadap respons dalam rentang yang dipelajari. Rendemen ekstraksi polisakarida dari percobaan yang dilakukan pada kondisi optimum menunjukkan kesesuaian yang baik dengan prediksi dari model. Metode EMAE menunjukkan rendemen PGL yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode HWE. PGL dari metode EMAE memiliki aktivitas antioksidan sebesar 79,47 ± 0,71% (DPPH) dan 0,884 ± 0,013 mM Fe2+/L (FRAP), dimana nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperoleh dari metode HWE yaitu 45,73 ± 1,79% (DPPH) dan 0,691 ± 0,038 mM Fe2+/L (FRAP). Selanjutnya kandungan ?-glukan PGL dari metode EMAE sebesar 0,70 ± 0,04 g/10 g, sedangkan dari metode HWE hanya 0,22 ± 0,03 g/10 g. ......Enzyme-Microwave Assisted Extraction (EMAE) is a new process for extracting Ganoderma lucidum polysaccharides (GLPs). Cellic® CTec2 was chosen as an enzyme that assists in microwave extraction. The four variables involved in this study were enzyme concentration (%), enzymatic reaction time (minutes), solvent-to-solid ratio (mL/g), and microwave extrac-tion time (minutes). This study showed that the enzyme concentration and solvent-to-solid ratio had a significant effect on the response in the range studied. Yield extraction of polysaccharides from experiments conducted at optimum conditions showed good agreement with the predictions from the model. The EMAE method showed a higher polysaccharide extraction yield than hot water extraction (HWE) method. GLPs from EMAE method had antioxidant activity of 79.47 ± 0.71% (DPPH) and 0.884 ± 0.013 mM Fe2+/L (FRAP), where these values were higher than those of the HWE method, 45.73 ± 1.79% (DPPH) and 0.691 ± 0.038 mM Fe2+/L (FRAP). Furthermore, the ?-glucan content of GLPs from the EMAE method was 0.70 ± 0.04 g/10 g, while from the HWE method was only 0.22 ± 0.03 g/10 g.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library