Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amrial
"Penelitian ini bertujuan melihat respon kebijakan moneter dalam penerapan dual monetary policy terhadap dua indikator penting dalam makro ekonomi, yaitu inflasi dan pengangguran. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan relevansi kurva Phillips di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Vector Autoregressive VAR dengan data bulanan pada periode Februari 2005 hingga Oktober 2016 untuk model pertama, dan data semesteran pada periode Februari 2005 hingga Agustus 2017 untuk model kedua.
Hasilnya menunjukkan kebijakan moneter telah tepat merespon masalah inflasi dan pengangguran. Inflasi mendapatkan respon yang lebih besar dibandingkan pengangguran, hal ini mengkonfirmasi kerangka kebijakan yang digunakan oleh Bank Indonesia adalah Inflation Targeting. Namun, kondisi ini tidak ideal dalam pandangan ekonomi Islam karena belum seimbang dalam mengatasi permasalahan inflasi dan pengangguran secara bersamaan. Kemudian, Bank Indonesia mempertimbangkan aspek ekspektasi inflasi dari acuan konvensional maupun Islam. Terakhir, konsep kurva Phillips terbukti tidak relevan di Indonesia.

This study aims to see monetary policy response in the implementation of the dual monetary policy to two important indicators in the macroeconomy, namely inflation and unemployment. In addition, this study also reveals the relevance of the Phillips curve in Indonesia. The method used is Vector Autoregressive VAR with monthly data from February 2005 to October 2016 for the first model, and semi annual data from February 2005 to August 2017 for the second model.
The result shows that monetary policy has responded appropriately to the problem of inflation and unemployment. Inflation gets a bigger response than unemployment, confirming the policy framework used by Bank Indonesia is Inflation Targeting. However, this condition is not ideal in view of Islamic economics because it has not balanced in overcoming the problems of inflation and unemployment simultaneously. Then, Bank Indonesia considers the inflation expectations aspect of both conventional and Islamic references. Finally, the concept of the Phillips curve proved irrelevant in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safiera Belladiena
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi data pada level makroekonomi untuk mengetahui arah pergerakan dari sektor perbankan di Indonesia melalui seri acuan pertumbuhan kredit, pertumbuhan pembiayaan, non performing loan serta non performing finance yang diharapkan mampu menjadi sinyal awal perkembangan sektor perbankan. Penelitian ini menggunakan pendekatan OECD dalam pembentukan composite leading indicator. Penentuan titik balik diukur dengan bulan dan dilakukan dengan mengikuti kriteria Bry-Boschan dengan periode penelitian dari Januari 2012 ndash; September 2017.Dari data yang digunakan masing-masing seri acuan memiliki kombinasi variabel pembentuk leading indicatornya. Pertumbuhan kredit memiiki 10 variabel pembentuk composite leading indeksnya, pertumbuhan pembiyaan memiliki 4 variabel yang membentuk komposit indeksnya, CLI non perfoming loan dibentuk dari 13 variabel serta non performing loan ditentukan CLInya dengan 9 variabel.

This research focuses on growth of credit and financing in banking sector to enhance decision making process. This paper present composite leading indicator for banking sector using four reference series which are credit growth, islamic financing growth, non performing loan, and . Adopting OECD methodology to construct these indicator and using Bry Boschan criteria to predict turning points of these reference series.The result show that during January 2012 until September 2017, each composite constructed differently. Credit growth composite index constructed from 10 individual leading indicator,financing growth consist 4 individual leading indikator, non performing loan compostie index constructed by 13 leading indicator, and contsructed by 9 individual variabels."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dito Ikhsanuardi Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kebijakan moneter Islam terhadap pembiayaan perbankan Islam di Indonesia, pada periodei Maret 2008 hingga Maret 2017. Penelitian ini Penelitian ini menggunakan model VECM, di mana variabel kebijakan moneter Islam yang digunakan adalah SBIS Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan PUAS Pasar Uang Antarbank Syariah, sementara variabel lainnya mencakup total pembiayaan perbankan Islam, imbal hasil akad mudaraba, marjin akad murabaha, tingkat inflasi, indeks produksi industri, dan nilai tukar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter Islam berpengaruh dan telah dapat ditransmisikan melalui saluran bank-lending channel. Penurunan return SBIS sebesar satu persen akan meningkatkan total pembiayaan perbankan Islam sebanyak 1.34 persen, sementara peningkatan return PUAS sebesar satu persen akan meningkatkan total pembiayaan perbankan Islam sebesar 0.64 persen.
Selain itu, dengan menggunakan what-if analysis, penelitian juga memprediksi bahwa potensi industri perbankan Islam hingga 2022 akan terus menunjukkan tren positif dalam berbagai iklim perekonomian. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur terkait pengaruh kebijakan moneter Islam dan membantu investor untuk menilai kelayakan investasi khususnya dalam industri perbankan Islam di Indonesia.

This research aims to identify the influence of Islamic monetary policy on Islamic banking financing in Indonesia from March 2008 to March 2017. This research uses VECM model, where Islamic monetary policy variable used is SBIS Bank Indonesia Sharia Certificate and PUAS Shariah Interbank Money Market, while other variables include total Islamic banking financing, mudaraba contract yield, the margin of murabaha, inflation rate, industrial production index, and exchange rate.
The results of this study indicate that Islamic monetary policy is influential and can be transmitted through bank lending channel channels. A one percent decline in SBIS return will increase Islamic banking financing by 1.34 percent while increasing PUAS return by one percent will increase Islamic banking financing by 0.64 percent.
In addition, using what if analysis, the study also predicts that the potential of the Islamic banking industry until 2022 will continue to show positive trends in various economic climates. Overall, the results of this study are expected to enrich the literature on the influence of Islamic monetary policy and help investors to assess the feasibility of investment, especially in the Islamic banking industry in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Hafizh Delpiero Inzaghi
"FDI menjadi salah satu instrumen penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. FDI pun membawa sejumlah dampak positif yang terhadap perekonomian host country seperti transfer teknologi, peningkatan SDM, dan pendapatan pajak bagi negara. Sejumlah penelitian pun membuktikan bahwa FDI memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi, baik bagi kelompok developed maupun emerging economies. Namun, terlepas dari kontribusinya, arus masuk FDI menimbulkan sejumlah perdebatan karena berpotensi memberikan dampak buruk terhadap lingkungan seperti peningkatan emisi lingkungan ataupun kerusakan lingkungan bagi host country. Hal ini seringkali diakibatkan oleh sejumlah perusahaan yang memaksimalkan keuntungan dengan berinvestasi di negara-negara yang peraturan lingkungannya tidak memadai sehingga menimbulkan eksternalitas negatif bagi lingkungan host country. Lebih lanjut, kualitas institusi politik memainkan peranan penting dalam kualitas lingkungan yang dimiliki suatu negara. Sejumlah studi pun menemukan hasil yang berbeda mengenai dampak FDI dan kualitas institusi politik terhadap degradasi lingkungan, seperti hubungan positif antara FDI serta kualitas kelembagaan terhadap degradasi lingkungan atau FDI dan institusi politik yang justru menurunkan degradasi lingkungan. Lebih lanjut, bagaimana fenomena yang terjadi baik pada kelompok developed maupun emerging countries di Asia Pasifik?. Dalam rangka mengetahui dampak FDI dan institusi politik terhadap degradasi lingkungan, peneliti menggunakan metode regresi data panel Fully Modified OLS (FMOLS). Penelitian ini menemukan hasil yang berbeda antara kelompok developed dan emerging economies terkait dampak FDI dan institusi politik terhadap degradasi lingkungan. Hal ini disebabkan karena terdapat sejumlah perbedaan karakteristik antar kelompok.

FDI is one of the important instruments for the economic growth of a country. FDI also brings a number of positive impacts on the host country's economy, such as technology transfer, human resource development, and tax revenue for the country. A number of studies also prove that FDI has an important role for economic growth, both for the developed and emerging economies groups. However, regardless of its contribution, FDI inflows have caused a number of debates because they have the potential to have a negative impact on the environment such as increased environmental emissions or environmental damage to the host country. This is often caused by a number of companies maximizing profits by investing in countries where the environmental regulations are inadequate, creating negative externalities for the host country's environment. Furthermore, the quality of political institutions plays an important role in the quality of a country's environment. A number of studies also found different results regarding the impact of FDI and the quality of political institutions on environmental degradation, such as a positive relationship between FDI and institutional quality on environmental degradation or FDI and political institutions that actually reduce environmental degradation. Furthermore, how is the phenomenon that occurs in both the developed and emerging countries groups in Asia Pacific? In order to determine the impact of FDI and political institutions on environmental degradation, the researcher uses the Fully Modified OLS (FMOLS) panel data regression method. This study found different results between the developed and emerging economies groups regarding the impact of FDI and political institutions on environmental degradation. This is because there are a number of differences in characteristics between groups. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library