Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandi Santosa
"Masalah wanita belakangan ini seolah-olah menjadi berita yang hangat di berbagai pelosok negeri ini. Berbagai kajian tentang masalah wanita ramai diperbincangkan, dan akhir-akhir ini muncul gerakan-gerakan keperempuanan yang meminta diakui keberadaannya.
Di dunia Islam sendiri, fenomena ini menjadi isu hangat dan menarik untuk di diskusikan. Kontroversi peran wanita dalam berbagai bidang menjadi ajang yang sangat menarik yang pada akhirnya selalu menimbulkan pro dan kontra.
Hal yang menarik untuk ditelusuri adalah mengenai kiprah wanita dalam masalah periwayatan hadis, yang sebagaimana kita ketahui bahwa hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah al-Qur'an dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam ajaran agama Islam.
Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauhmana peran dan kontribusi yang "dimainkan" oleh wanita dalam proses penyebaran hadis sehingga hadis tersebut bisa sampai kepada masyarakat secara luas. Obyek kajian dalam penelitian ini difokuskan kepada perawi-perawi wanita yang terdapat dalam kitab-kitab hadis yang enam yaitu Sahib al-Bukhari, Sahib Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al-Tirmizi, Sunan aI-Nasal, dan Sunan Ibnu Majah, karena keenam kitab hadis inilah yang merupakan "rujukan utama" dalam pembahasan dan pencarian kualitas sebuah hadis.
Dari hasil analisis pembahasan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
1. Intensitas keterlibatan wanita dalam periwayatan hadis terbilang tinggi, walau tidak bisa disejajarkan dengan peran yang telah dilakukan perawi laki-laki. Peran yang sangat besar ini, memberikan dukungan dan gambaran yang nyata bahwa kedudukan wanita begitu diperhitungkan dalam Islam.
2. Secara keseluruhan kredibilitas dan kualitas perawi wanita dalam periwayatan hadis sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya penolakan yang dilakukan oleh para ulama dan kritikus hadis terhadap semua periwayatan yang dilakukan oleh 201 orang perawi wanita dari keseluruhan generasi yang ada, yang tercantum dalam kutub al sittah.
3. Penyusutan jumlah dan hilangnya peredaran perawi wanita dalam proses periwayatan hadis setelah generasi ketujuh lebih disebabkan karena faktor kurangnya informasi yang dimiliki oleh para ulama dan kritikus hadis mengenai biografi perawi-perawi wanita tersebut.

Recently, woman issues become trend mark in the whole of this country. Studies in woman issues are one of the subject matters that discussed by many people and, now, feminine movements appear to require recognition of their existence.
In Islamic World, this phenomenon becomes a critical and interesting issue to be discussed. Controversy on the woman role in any fields is one of the most interesting subjects that finally always appears pro and contra.
The interesting case to be surveyed is about role of woman in reporting of hadist that we know it as second source of Islamic law after Alquran and has a high position is Islamic teaching.
Therefore, this research is aimed to observe role and contribution that played by woman in distribution process of hadist so that it can be reached extensively by people. The focus object of this research is reporter women in kutub al-sittah, namely Sahib al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dazed, Sunan al-Tirmizi, Sunan al?Nasal, dan Sunan Ibnu Majah. As we know, the Kutub al-Sittah is the main source in study and searching in quality of hadist.
From the study analysis, we obtain results of this research as following:
1. Intensity of woman that involve in reporting of hadist is high enough although it can not be paralleled by the role of man. This fact indicates that woman has an important position in Islam.
2. Generally, credibility and quality of women in reporting of hadist is very good. This is proved by no one of muhadditsin that refused hadist reported by 201 reporter women from all of generation in Kutub al-Sittah.
3. Decreasing in quantity and loss generation of women reporter after seventh generation is more caused by the lack of information that occupied by muhadditsin, especially about their biography.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Syuaeb Al-Faiz
"Fitnah perpecahan yang terjadi dalam tubuh umat Islam adalah masalah yang besar, karena itu Allah swt dan Rasul-Nya telah memberikan peringatan agar umatnya selalu waspada dan mengambil sikap yang tepat dalam menghadapinya, bahkan Rasulullah saw sendiri telah menunjukkan solusi bagi masalah tersebut.
Setelah mengadakan penelitian yang mendalam terhadap sumber-sumber primer yang berkaitan dengan obyek kajian, di antaranya kitab al-Shahih, al-Sunan, al-Musnad, al Mushannaf, dan al-Mustadrak serta lainnya.
Dari hasil penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hadis tentang iftiraq yang menyatakan perpecahan umat Islam adalah hadis sahib, yang diriwayatkan melalui banyak jalur dengan berbagai matan. (shahih Lighairihi)
2. Redaksi hadis yang menyatakan perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan adalah redaksi yang rajih (kuat) karena banyaknya jalur periwayatan.
3. Satu golongan yang selamat itu adalah orang-orang yang menetapi petunjuk Rasulullah saw dalam sunnahnya dan petunjuk sahabatnya. Golongan ini disebut, antara lain: al-Firqatu al-Ndjiyah (golongan yang selamat), al-Tho'ifah aI Manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan), dan Ahlussunnah wal Jama'ah (orang yang berpeganng kepada sunnah Nabi saw dan sahabatnya).

Label dissolution that happened in body of people of Islam is big problem, ini consequence Allah swt and his Prophet saw have given commemoration in order to his people always allert and posture correct in face. Even Rasulullah saw by himself have shown solution for the problem.
After performing circumstantial research to primary source of related to object study, among other things of al-Shahih al-Sunan, al Musnad, al-Mushannaf, and al-Mustadrak, and also.
From reseach result, obtained by the following result:
1. Hadith about ifiiraq expressing dissolution of the people of Islam is valid, what history of through a lot of band with various matan (shahih Lighairihi).
2. Matan of hadith expressing dissolution of people of Islam become 73 faction, is editor which of because to the number of band trasmision.
3. One safe that faction is people who but guide of Rasulullah in Sunnah and guide of his friend. This faction is referred for example, al-Firgatu al-Ndjiyah (safe faction), al-Tho'ifah al Manshurah (group getting help), and Ahlussunah wajamd'ah (one who take to sunnah of Prophet and his friend).
"
2004
T14931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thalal
"Kajian kualitas hadis terdiri dari dua unsur, kritik matan dan kritik sanad. kritik sanad sendiri merupakan salah satu unsur terpenting dalam metodologi hadis. Sistem sanad merupakan salah satu hal yang unik di dalam tradisi keilmuan Islam. Di dalam sistem ini perawi hadis harus memenuhi kriteria bertaqwa, tidak berdusta, kuat ingatannya, berakhlak mulia, wara' dan tidak melakukan kemungkaran. Apabila semua perawi dalam sebuah sistem sanad demikian, maka hadis ini dinilai sah untuk menjadi landasan hukum dan pemikiran. Semua hadis haruslah mempunyai suatu sistem sanad.
Sebuah kitab yang perlu dikaji hadis-hadisnya adalah al-Ahkdm al-Suithaniyah karya al-Mawardi. Kitab ini memuat banyak pemikiran politik yang berlandaskan kepada al-Qur'an dan hadis Nabi Saw. Dengan menggunakan salah satu metodologi ilmu hadis yaitu ilmu kritik sanad, ditemukan bahwa beberapa hadis yang menjadi landasan pengarang dalam pemikiran politiknya mempunyai kualitas yang bertingkat yang mayoritasnya sahih.
Di samping penelitian kualitas terhadap hadis-hadis tertentu, dalam penelitian cam penukilan hadis yang dilakukan al-Mawardi disemukan bahwa mayoritas hadis dalam kitab tersebut tidak disebutkan sanad sama sekali, atau dihilangkan sebagiannya. Pengarang dalam hal mi menggunakan metode tertentu yang setelah dikaji berbeda dengan metode yang dianut oleh ahli hadis.

Study of hadith's quality consists of criticism of main and sanad. The criticism of sanad is one of the most important elements in the methodology of hadith. This system was one of the unique matters in the Islamic scientific tradition. In this transmission system, the transmitters must fill criteria piety to the Lord, honest, strongly the memory, had a noble character, not arrogant, and did not do the bad matters. If all transmitters in a system so, then the hadith is considered valid to become the legal base and thinking. All hadith had to have a transmission system.
A book that must be studied its hadith is AI Ahkum al-Sulthaniyah, the Mawardi's work. This book contained much political thinking that based on to Al-Qur'an and Hadith of the Prophet. By using one of the methodologies of' hadith science, that is criticism knowledge of hadith's transmission, was found that several hadith of the the writer's base in his political thinking had the stratified quality which the hadith's majority was shahih.
Beside the study of the quality transmission against several certain hadith, another kind of study also found that the majority hadith in this book was not named its transmission system completely, or was eliminated some of them.The writer, in this case, had used a certain method that after being studied was different to the method followed by the hadith's expert.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library