Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrian Purwo Sulistyo
"Latar belakang: Sebuah penelitian di Rumah Sakit (RS) Norwegia (2012) menemukan 67,7% perawat dengan pola kerja gilir 3-rotasi mengalami insomnia. Banyak penelitian dilakukan tentang kerja gilir dan hubungannya dengan kesehatan, sehingga pola rotasi yang direkomendasikan tersedia, tetapi masih ada pola lain diterapkan, termasuk oleh pekerja rumah sakit. Pola kerja gilir iregular memiliki risiko terjadinya insomnia lebih besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola kerja gilir 3-rotasi dengan insomnia pada pekerja RS.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain komparatif potong-lintang. Data sekunder dari 234 pekerja RS dengan pola kerja gilir 3-rotasi regular dan iregular diikutertakan dalam penelitian ini, yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel yang dianalisis adalah faktor individu, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan dan higiene tidur juga faktor pekerjaan, seperti profesi, masa kerja, dan unit kerja.
Hasil: Prevalensi insomnia klinis pada pekerja RS dengan pola kerja gilir 3-rotasi adalah 29.9%. Ketika insomnia ringan (pra-klinis) diikutsertakan, maka prevalensi insomnia adalah 55.5%. Variabel berhubungan dengan insomnia adalah: pola kerja gilir 3-rotasi (ROsesuaian 0.34; IK 95% 0.18 - 0.66), pekerjaan sampingan (ROsesuaian 0.46; IK 95% 0.22 - 0.99;), indeks higiene tidur (ROsesuaian 8.84; IK 95% 4.41 - 17.74). Variabel lain tidak berhubungan secara signifikan dengan insomnia preklinis-klinis.
Kesimpulan: Prevalensi insomnia preklinis-klinis adalah 55.5% di antara pekerja RS dengan pola kerja gilir 3-rotasi. Indeks higiene tidur adalah faktor paling dominan terkait dengan insomnia (ROsesuaian 8.84).
Background: A study in the Norwegian Hospital (2012) found 67.7% of nurses with 3-rotational shift work patterns had insomnia. Many studies exist on shift work and it’s association with health, there fore recommended shift patterns are available, but still other patterns are implemented, including among hospital workers. Irregular shift work patterns have a greater risk of insomnia. This study aims to determine association of 3-rotational shift work patterns with insomnia in hospital workers.
Method: This study used a cross-sectional comparative design. Secondary data from 234 hospital workers with regular and irregular 3-rotational shift work patterns were included in the study, who meet the inclusion criteria. Variables analyzed were individual factors, like age, gender, marital status and sleep hygiene also occupational factors, like profession, work period and work unit.
Results: The prevalence of clinical insomnia in hospital workers with 3-rotational shift work patterns was 29.9%. When light insomnia (pre-clinical) were included, the prevalence of insomnia was 55.5%. Variables associated with light - severe insomnia were: 3-rotational shift work patterns (ORadj 0.34; 95% CI 0.18 - 0.66), side jobs (ORadj 0.46; 95% CI 0.22 - 0.99), sleep hygiene index (ORadj 8.84; 95% CI 4.41 - 17.74). Other variables were not significantly related to insomnia.
Conclusion: Prevalence of insomnia preclinical - clinical was 55.5% among hospital workers with 3-rotational shift work. Sleep hygiene index is the most dominant factor associated with insomnia (ORadj 8.84). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T58917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Andreyani Hapsari
"Pendahuluan Long COVID menjadi kondisi yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan produktivitas pekerja rumah sakit. Gangguan sistem imun dapat memicu terjadinya Long COVID. Kerja gilir malam dapat menyebabkan gangguan sistem imun.
Tujuan Penelitian ini menyelidiki hubungan antara kerja gilir malam dengan kejadian Long COVID pada pekerja rumah sakit dan faktor risiko lain yang memengaruhinya.
Metode Penelitian kohort historikal ini dilakukan pada pekerja Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito yang bekerja minimal sejak pandemi COVID-19 dimulai (Maret 2020) dan terkonfirmasi COVID-19 pada tahun 2021-2022. Data berasal dari data surveilans Instalasi Kesling dan K3RS mengenai jenis profesi, pola kerja, usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, status merokok, status komorbid, riwayat vaksinasi COVID-19, keparahan penyakit COVID-19 dan jumlah terkonfirmasi COVID-19 yang memengaruhi kejadian Long COVID sesuai kriteria WHO. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil Data dikumpulkan dari 556 subjek. Sebagian besar subjek adalah perempuan dengan usia < 40 tahun. Sekitar 41 subjek melaporkan gejala Long COVID (7,4%) dengan median lama gejala 13 bulan (9-70 bulan). Kerja gilir malam tidak berhubungan dengan kejadian Long Covid (p=0,715). Faktor risiko terjadinya Long COVID adalah status komorbid, obesitas dan jumlah terkonfirmasi COVID-19 > 1 kali.
Kesimpulan Kerja gilir malam tidak berhubungan dengan Long COVID. Tidak perlu restriksi gilir malam pada pekerja tanpa komorbid, obesitas dan terkonfirmasi COVID-19 satu kali.

Introduction Long Covid is a condition that can affect the daily activities and productivity of healthcare workers. Immune system disorders can trigger Long COVID. Night shift work can cause immune system disorders.
Objective This study investigated the relationship between night shift work and the incidence of Long COVID in healthcare workers and other risk factors affecting it.
Methods A cohort retrospective study was conducted on Dr. Sardjito Central General Hospital workers who worked minimally since the COVID-19 pandemic began (March 2020) and were confirmed with COVID-19 in 2021-2022. We appraised secondary data from surveillance of Occupational Safety and Health Departement regarding the type of profession, shift work pattern, age, gender, body mass index, smoking status, comorbid status, COVID-19 vaccination history, severity of COVID-19 disease and the number of confirmed COVID-19 that affect the incidence of Long COVID according to WHO criteria.
Results Data was collected from 556 subjects. Most of the subjects were women with the age of < 40 years. About 41 subjects reported Long COVID symptoms (7.4%) with a median length of symptoms of 13 months (9-70 months). Night shift work was not associated with the incidence of Long Covid (p = 0.715). The predictors of Long COVID are comorbid status, obesity and confirmed COVID-19 more than once.
Conclusion Night shift work is not related to Long COVID. No need to retrict night shifts for workers with no comorbid, obesity and a single history of COVID-19 infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library