Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandung Sarongallo
Abstrak :
Penggunaan resonator MEMS (Microelectromechanical system) telah dikembangkan pada aplikasi komunikasi nirkabel seperti osilator, switch RF dan filter pada domain frekuensi sangat tinggi. Untuk mencapai frekuensi tersebut resonator yang digunakan harus kaku, akibatnya perpindahan mekaniknya menjadi sangat kecil Dalam tesis ini dibahas tentang resonator MEMS band pass filter RF mobile WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz. Resonator dianggap sebagai mobile gate yang beresonansi diatas saluran, daerah penguras (drain) dan daerah sumber (source). Untuk mengoptimalkan faktor aktuasi dan deteksi dan juga mencocokkannya dengan skala resonator maka geometri resonator dikembangkan dengan menggabungkan bagian aktuasi dan deteksi MOSFET dalam satu perangkat yang dikenal sebagai Resonant Suspended Gate (RSG-MOSFET). Resonator MEMS bandpass filter dirancang dalam 2 model yaitu resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon (0,7_m x 1,1_m x 1_m) dengan frekuensi tengah resonansi 2,358 GHz dan model 2 adalah resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon dan Zinc oxide (ZnO) yang disusun bertumpuk ukuran lebar 0,8??m, panjang 3,5 ??m dan tebal masingmasing 0,5 _m yang menghasilkan frekuensi tengah resonansi 2,352 GHz.
Wireless application requires the use of MEMS resonators in the ultra high frequency domains such as oscillator, RF switch and filter. To achieve those frequencies, resonators should be very stiff. At resonance, displacement induces a maximal capacitance variation, measured as a peak of motional current. In this research, discussed about RSG- MOSFET for MEMS band pass filter RF WiMAX IEEE 802.16e at 2.3 GHz work frequency. RSG MOSFET consist of a cc-beam resonator which is considered as a mobile gate resonating over the channel, source and, the drain current. Based on the same principle, compact resonator geometry was developed to optimize the actuation and detection aspects and make it suitable for scaled resonators. The actuation and the detection parts are then combined in a single device. The bandpass or resonator filter designed using combination of polysilicon and ZnO2, i.e. structured into polysilicon (0.7_m x 1.1 _m x 1 _m) and polysilicon/ZnO (0.8_m x 3.5 _m x 1 _m) resonator filter, which produced mechanical resonant frequency of 2.358 GHz and 2.352 GHz, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Badruzzaman Luthfi
Abstrak :
ABSTRAK
Pesatnya perkembangan sistem switching ATM, dimulai dari yang berbasis pada proses elektrik dengan kecepatan throughput hingga 20 Gigabit perdetik, bahkan dapat mencapai 1 Terabit perdetik, sistem switching berbentuk optik yang mempunyai kecepatan throughput melebihi 1 Terabit perdetik, dikembangkan sistem switching yang berbasis pada proses optik yang sanggup menyediakan kecepatan throughput hingga melebihi I Terabit perdetik distimulasi perlunya kapasitas trafik yang sangat besar.

Pada perkembangan selanjutnya, untuk mengeliminasi kompleksitas dari sistem switching yang berbasis pada proses optik, dikembangkan suatu sistem switching ATM yang menggabungkan keuntungan proses elektrik dengan proses optik. Sistern switching ATM elektro-optik ini sanggup menyediakan kecepatan hingga 20 Terabit perdetik.

Pada skripsi ini akan diperbandingkan evolusi sistem switching ATM yang berbentuk elektrik, optik dan elektro-optik. Proses evolusi sistem switching yang diperbandingkan, semuanya menggunakan sinyal elektrik dalam proses transmisinya. Perbandingan yang dilakukan meliputi laju, proses sel, arsitektur, routing, kemungkinan kehilangan sel dan kemungkinan gagalnya persambungan barn serta penempatan buffer dan ni!ai switching delay.

Semua sistem switching tersebut memiliki arsitektur yang unik satu sama lain tergantung dari kecepatan yang ingin dicapai. Kecepatan yang dimiliki juga berbeda karena tergantung dari cars pemrosesan sel dan konfigurasi switchingnya. Sedangkan proses routing, ketiganya memiliki kesamaan, yaitu memanfaatkan inforrnasi yang berada pada header. Dan untuk kemungkinan gagalnya persambungan dan hilangnya sel juga sangat kecil karena konfigurasi switching dan proses selnya. Serta penempatan buffer pada sistem elektrik berbeda dengan optik maupun elektrik-optik. Dan terakhir nilai switching delay-nya dipengaruhi bentuk konfigurasi dan penempatan buffer setiap sistem switching.
2000
S39722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martono
Abstrak :
ABSTRAK
LM1205 buatan National Semiconductor merupakan sistem penguat video frekuensi tinggi yang dirancang untuk digunakan pada aplikasi monitor RGB resolusi tinggi. Sistem penguat video ini terdiri dari liga penguat video dengan rangkaian-rangkaian kontrol, di mana cara kerja dan hubungan ketiga penguat video dengan rangkaian-rangkaian kontrol lainnya adalah identik untuk ketiga channel (red, green, blue).

Tugas akhir ini membahas cara kerja sistem penguat video LM1205 serta pengaruh penggantian pasangan transistor bipolar (NPN dan PNP) internal secara seragam terhadap karakteristik DC-nya. Pengaruh penggantian transistor diselidiki dengan membandingkan hasil simulasi menggunakan program PSPICE dengan karakteristik DC sistem penguat video pada databook.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Darmawan Suprapto
Abstrak :
Pertumbuhan trafik yang begitu besar mengakibatkan peningkatan kebutuhan kapasitas dan kecepatan jaringan yang besar. Hal tersebut dapat dipenuhi oleh jaringan serat optik. Tetapi hal ini akan terasa sia sia jika dalam perencanaan dan pangembangannya tidak dilakukan secara benar. Salah satu yang mempengaruhinya adaiah bentuk topologi yang dapat menghasilkan unjuk kerja yang baik unjuk kerja yang dipakai dalam skripsi ini adalah kongesti. Bentuk topologi dapat dikatakan baik jika kongesti yang dihasilkan minimum. Skripsi ini membahas tentang perancangan topologi logika pada jaringan, dengan unjuk kerja kongesti minimum. Kongesti minimum dipengaruhi oleh topologi jaringan, jumlah panjang gelombang yang digunakan, dan derajat logika yang dipakai. Peningkatan panjang gelombang dan derajat Iogika diharapkan mampu untuk menurunkan nilai kongesti minimum yang dicapai. Tujuan skripsi ini adalah menentukan nilai derajat logika dan jumlah panjang gelombang yang digunakan, agar kongesti yang dihasilkan kecil, sehingga topologi logika nya dapat dikatakan optimum. Hasil perancangan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah panjang gelombang yang tersedia mampu menurunkan kongesti sampai nilai terténtu, yaitu nilai maksimum panjang gelombang yang digunakan. Sedangkan peningkatan nilai derajat logika pada jaringan EON tidak menurunkan kongesti yang dicapai.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sapto Hartono
Abstrak :
Entropy merupakan suatu derajat ketidakpastian kedatangan sel sel trafik atau dapat dikatakan bahwa entropy menggambarkan jumlah rata-rata keacakan dalam penyebaran sel-sel ATM. Sumber informasi yang digunakan adalah sumber on­ off Entropy berkaitan erat dengan karakteristik parameter antrian (queue parameter) yang meliputi average queue size, queue variance, dan equivalent buffer. Equivalent Buffer didetinisikan sebagai kapasitas buffer minimum yang diperlukan untuk mendapatkan loss probability yang lebih baik. Analisis entropy aliron sel ATM sebagai deskriptor trafik dllakukan dengan membuat variasi terhadap parameter-parameter masukan. Parameter parameter tersebut meliputi faktor utilisasi (a), laju puncak kedatangan sel {m), laju layanan {c), dan probabalitas overflow (e). Masukan tersebut akan diproses dengan menghitung persamaan unjuk ketja yang diberlkan. Hasil yang didapat adalah fungsi average queue size. queue variance, dan equivalent buffer masing-masing sebagai fungsi dari entropy dan salah saru variabel masukan. Fungsi average queue size, queue variance secara monoton menurunkan nilai entropy. Entropy dapat ditingkatkan dengan memecah korelasi antarsel melalui konsep Entropy Bccster. Perbandingan hasil perhitungan dengan referensi f2] cukup valid dengan interval persentase penyimpangan : rata rata panjang varian 6 % - 16 %, varians 15 % - 35 % kapasitas buffer 19%- 40 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrizon
Abstrak :
Perancangan suatu jaringan optik yang optimal sangat diharapkan demi terakomodasinya permintaan trafik yang tinggi. Perancangan jaringan optik itu sendiri meliputi : perancangan topologi fisik yang optimal, topologi logika dengan kinerja jaringan yang optimal, dan pengalokasian kebutuhan fiber dengan utilisasi yang optimal pula. Skripsi ini akan membahas perancangan jaringan optik Indonesia berbasis optimalisasi geografis dan WDM irregular multihop network system. Dengan pendekatan arbitrary, memanfaatkan keterbatasan yang ada, diperoleh topologi fisik Indonesia dengan optimalisasi geogratis. Topologi fisik optimal jaringan optik Indonesia dihasilkan pada saat derajat logika bernilai 6. Topologi logika dapat dikategorikan menjadi dua : regular dan irregular topology. Topologi logika regular mempunyai pola konektifitas antar node dan sistematik dalam rouring dan penempatan panjang gelombang, akan tetapi mempunyai masalah dalam penentuan jumlah node. Lain halnya dengan topologi logika irregular yang cenderung tidak terpaku dengan struktur yang ada pada topologi logika regular. Penambahan jumlah node tidak mempengaruhi parameter yang lainnya. Pengalokasian fiber juga menggunakan pendekatan arbitrary yang mengacu pada utilisasi fiber tersebut dalam jaringan yang ada. Derajat logika merupakan parameter yang menentukan nilai kongesti minimum, average network delay, dan blocking probability sebagai parameter kinerja jaringan pada perancangan topologi logika irregular. Dengan memvariasikan nilai derajat logika tersebut diharapkan akan didapat suatu jangkauan derajat logika yang akan menghasilkan kinerja jaringan yang optimum. Adapun jangkauan derajat logika yang optimal untuk jaringan optik Indonesia adalah antara 9 hingga 11. Selain itu untuk pengalokasian fiber, diharapkan akan diketahui berapa panjang gelombang per fiber sehingga total kebutuhan fiber jaringan sebanding dengan utilisasi fiber itu sendiri pada jaringan tersebut. Dan pada jaringan optik Indonesia, panjang gelombang per fiber yang optimal adalah sebesar 6.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widnayanto Agus S.
Abstrak :
Pandu gelombang berbentuk taper mempunyai ciri dasar berupa inti masukan yang lebih kecil dari keluarannya. Bentuk seperti ini sangat berguna pada proses gandengan antara dua lebar inti yang berbeda. Karena perubahan bentuk pandu gelombang taper yang makin bertambah lebar, analisa dilakukan dengan membagi pandu gelombang dalam segmen segmen kecil. Perubahan dari lobar segmen meyebabkan timbulnya gandengan antara mode gelombang pada masing-masing segmen dan perbedaan nilal dari indeks bias ekivalen (n,) untuk masing-masing segmen. Rasio gandengan terhadap selisih faktor gelombang (C/Δβ) dari pandu gelombang taper merupakan parameter yang dianalisa pada skripsi ii. Gandengan terdefinisi sebagai rasio antara koefisien gandengan dengan perubahan lebar taper (δW). Sedangkan selisih faktor gelombang merapakan selisih antara indeks bias ekivalen dari mode-mode dominan pada segmen tertentu sepanjang pandu gelombang. Analisa dilakukan terhadap jenis-jenis taper LINEAR, KUADRATIS, GAUSSIAN, dan EKSPONENSIAL, dengan lebar keluaran antara 5 hingga 105 µm. Dari hasil analisa didapat bahwa parameter (C/Δβ) sangat menentukan besarnya amplitudo mode ke 3 yang muncul. Dari semua jenis taper yang diuji ternyata tipe taper linear dan gaussian mempunyai keunggulan dibandingkan tipe yang lain, dalam mempertahankan stabilitas mode tunggal pada lebar keluaran pandu gelombang antara 5 hingga 55 µm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kencono Putro
Abstrak :
Bolometers adalah termal inframerah sensor yang menyerap radiasi elektromagnetik sehingga meningkatkan suhu. Kenaikan suhu yang dihasilkan adalah kenaikan fungsi dari energi radiasi yang mendorong atau mengenai bolometer dan diukur berdasarkan resistansinya. Mikrobolometer dapat diartikan juga sebagai array dari sensor yang sangat sensitif dalam mendeteksi panas terhadap radiasi inframerah. Pada skripsi ini akan mensimulasikan satu pixel microbolometer dengan menggunakan program IntelliSuite. Mikrobolometer yang didisain akan digunakan sebagai alat inspeksi instalasi listrik, di dalam satu pixel mikrobolometer ini dilengkapi dengan thermistor NTC (Negative Temperature Coeficient), sedangkan rangkaian yang digunakan pada disain microbolometer ini yaitu rangkaian dengan menggunakan arus konstan.
Bolometers are thermal infrared sensor that absorbs electromagnetic radiation thereby increasing the temperature. The resulting temperature increase is the increase in the function of the radiation energy that drives or the bolometer and the measured resistance. Microbolometer can be interpreted also as an array of sensors that are very sensitive in detecting the infrared heat radiation. At this skripsi will simulate one pixel microbolometer using IntelliSuite program. Microbolometer which will be designed to be used as an electrical installation inspection, this microbolometer complete with a thermistor NTC (Negative Temperature coefficient),while the circuit used in the circuit design of this microbolometer using constant current.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Endah Dewina AB
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai perancangan sistem identifikasi bahan yang merupakan sebuah terobosan untuk kasus pengamatan kualitas air. Pada sistem ini terdapat sensor molekul untuk melihat karakteristik jenis-jenis air, agar bisa mengamati titik-titik ion atau molekul air pada bahan air mineral. Sistem identifikasi bahan ini memanfaatkan spektral noise empat dimensi dengan sumber tegangan 20 Volt, sinyal utama 200KHz, 500KHz, dan 800KHz, dan sinyal pengganggu (3, 5, 7, 10, 30, 50, 70, 100, 300, 500, 700) KHz, (1, 3, 5, 7, 10) MHz. Air mineral yang diukur sebagai riset dalam analisa ini adalah air zam-zam, air suli5, air aquades, dan air kran DTE FT UI. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 (lima) kali agar data yang telah didapat bisa jadi perbandingan dan terlihat jika ada perbedaan karakteristik disetiap pengukuran. ......This Script describes how the design of the material identification system is a resolutin in the case of water quality observations. In this system there is a molecular sensor to see the characteristics of the types of water, in order to observe the points of ions or water molecules on the material mineral water. System material identification utilizes four-dimensional spectral noise voltage source 20 volts, the main signal is 200KHz, 500KHz, and 800Khz, and disturbance signals (3, 5, 7, 10, 30, 50, 70, 100, 300, 500, 700) KHz, (1, 3, 5, 7, 10) MHz. Mineral water is measured as the research in this analysis is zam-zam water, suli5 water, distilled water and tap water DTE FT UI. Measurements were made 5 (five) times that the data has been obtained, and comparisons can be seen if there are differences in the characteristics of each measurement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Haque Ussianti
Abstrak :
Sensor identifikasi cairan merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi karakteristik suatu jenis cairan. Sensor identifikasi ini mengkaji karakteristik air suli 5, aquades, air zamzam, air nestle, dan air kran FTUI. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing air, maka diketahui karakteristik air yang diuji berbeda-beda. Sensor dibuat menggunakan gelas kimia yang diisi dengan cairan yang diukur. Gelas tersebut diberi medan elektromagnetik untuk menghasilkan katoda anoda dan floating agar tidak terjadi kapasitansi. Alat tersebut diberi hambatan 100 KΩ, frekuensi utama dengan range 400, 500, 600 KHz dan frekuensi ganggu (3, 5, 7, 10, 30, 50, 70, 100, 300, 500, 700) KHz, (1, 3, 5, 7, 10) MHz. Pengukuran menggunakan function generator dan picoscope osilator untuk memunculkan sinyal input dan output dari alat tersebut. Setelah dilakukan pengukuran data yang didapat diolah menggunakan software Matlab, dengan mengolah data diketahui karakteristik dari masing-masing air yang diukur. Pengujian dilakukan dengan mengolah data dari sekali pengukuran dan tiga kali pengukuran. Data pada sekali pengukuran diolah tanpa menggunakan standart deviasi, sedangkan data tiga kali pengukuran diolah menggunakan standar deviasi. Mengolah data dengan standart deviasi ini akan didapatkan hasil yang lebih akurat, sebab pengukuran dilakukan berulang-ulang dan dibandingkan dengan hasil data pada sekali pengukuran. ......Identification of water sensor is a sensor whose function is to detect characteristic of water. Sensor identification examines the characteristics of suli 5 water, aquabides, Zamzam water, Nestle water, and faucets water FTUI. By knowing the characteristics of each water, the known characteristics of the tested water is different. The sensor is made using a beaker filled with liquid to be measured water. Glasses are given electromagnetic field to produce the anode and cathode in order to place floating so there is no capacitance. Beaker were given electromagnetic field to produce the anode and cathode in order to place floating capacitance. The tool is given a 100 KΩ resistance, with the main frequency range 400, 500, and 600 kHz and noise frequency (3, 5, 7, 10, 30, 50, 70, 100, 300, 500, 700) KHz, (1, 3, 5, 7, 10) MHz. Measurements using a function generator and to bring forth picoscope oscillator signal input and output of the tool. After the measurement data was processed using Matlab software, to process data from the known characteristics of each fluid being measured. Testing is done by processing the data from three measurements and once measurement. Data once measurements processed without the use of standard deviation, while the data is processed using the standard deviation of three times measurements. Process data with a standard deviation of this will get more accurate results, because the repeated measurements and compared with the results of the measurement data at once.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>