Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Tirtasiwi Sekti
"Untuk dapat memenuhi kebutuhan minyak bumi di Indonesia perlu dilakukan peningkatan dalam kehandalan kilang dan perlu adanya penambahan air agar dapat mempermudah aliran crude oil dalam pipa. Namun, air yang teremulsi dalam crude oil akan mengganggu proses distilasi, sehingga dilakukan penambahan zat pengemulsi atau demulsifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air, garam dan impuritis yang terdapat dalam crude oil dalam proses dehidrasi.
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja demulsifier A dan B dalam mengikat air dan salt pada crude oil walio, cemara dan High Pour Point Oil (HPPO), dilakukan pencampuran demufsifier ke dalam crude oil pada suhu 60 “C dan konsentrasi demulsifier 2, 5, 10 dan 15 ppm. Adapun pengujian karakteristik sifat fisik crude oil sebelum dan setelah penambahan demulsfier dilakukan menggunakan metode ASTM dengan analisa pour point, salt content, water content, basic and sediment waler, spesifik gravity dan viskositas.
Hasil pengujian membuktikan bahwa dengan penambahan demulsifier A dan B akan mempengaruhi sifat fisika dari setiap crude oil walio, cemara dan HPPO. Penambahan konsentrasi dan jenis demulsifier yang dipilih tergantung dari jenis crude oil yang digunakan. Dan berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk crude oil walio menggunakan demuIsifer B, sedangkan crude oil cemara menggunakan demulsifier A dan crude oil HPPO menggunakan demulsifier A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Rosa Indah
"Hampir 80% air di Indonesia kurang baik digunakan langsung sebagai pendingin radiator, karena kadar kapur, cr dan keasaman air di · Indonesia cukup tinggi, sehingga logam mudah korosi. Dalam usaha pengendalian korosi radiator maka dilakukan penelitian penainbahan inhibitor benzotriazole(BTA) dan mercaptobenzothiazole(MBTA) ke dalam air radiator dan dilihat pengaruhnya terhadap. laju korosi baja karbon dan kuningan. Pada tahap awal ditentukan larutan yang paling korosif terhadap laju korosi baja karbon dan kuningan. Selanjutnya akan diuji pengaruh penambahan inhibitor organik BTA dan MBTA , agar dapat diperoleh nilai efisiensi penghambatannya terhadap logam baja karbon dan kuningan. Laju korosi diukur dengan metoda ekstrapolasi Tafel. Faktor lingkungan yang divariasikan adalah konsentrasi cr (1 000,5000,10000 ppm), temperatur (30°C,50°C, 80°C) dan oksigen terlarut (dengan bub/ing 0 2 dan tanpa bubling 0 2). Kondisi optimum untuk larutan atau lingkungan yang paling korosif adalah pada konsentrasi cr 10000 ppm dengan bubling 02 pada temperatur 80°C dengan laju korosi untuk baja karbon 87.442 mpy dan kuningan 40.594 mpy . Konsentrasi Inhibitor BTA yang optimum untuk penurunan laju korosi baja karbon adalah : 50 ppm dengan efisiensi 30.3%, sedangkan untuk logam kuningan konsentrasi inhibitor BTA yang optimum adalah : 50 ppm dengan efisiensi 95.6%. Konsentrasi inhibitor MBTA optimum untuk penurunah laju korosi logam baja karbon adalah : 1 00 ppm dengan efisiensi 53.43%., sedangkan untuk logam kuningan konsentrasi Inhibitor mercaptobenzotriazole yang optimum adalah : 50 ppm dengan efisiensi 95.1%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budi Susanto
Depok: Universitas Indonesia, 2003
TA1205
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library