Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosephine Liliana Intan Danar Saputri
"Isatin (1H-indole-2,3-dione) merupakan senyawa heterosiklis alami yang diekstraksi dari berbagai tumbuhan dan memiliki aktifitas biologi sebagai agen antikanker. Chalcone dengan penambahan beberapa gugus fungsional (hydroxyl, carboxyl, phenyl, etc) memungkinkan menjadi template yang berguna bagi pengembangan agen antikanker yang baru. Seiring perkembangan jaman, isatin dan chalcone sudah sering dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan obat-obatan antikanker, bahkan dalam proses pembuatannya menggunakan teknologi bersifat nano yang jauh lebih efisien dan efektif. Dalam penelitian ini, kami telah mensintesis nanopartikel Cu/NiO dengan metode sol-gel yang melibatkan ekstrak daun Annona muricata L. Nanopartikel Cu/NiO digunakan sebagai katalis untuk sintesis isatin-based chalcone dan senyawa ini akan diaplikasikan sebagai agen antikanker terhadap sel kanker MCF-7. Nanopartikel Cu/NiO yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan FT-IR, XRD, FESEM-EDS. Menurut hasil karakterisasi, ukuran kristal untuk nanopartikel Cu/NiO sebesar 5,4566 nm dan ukuran partikel sebesar 25,081 ± 8,422 nm dengan bentuk bulat tidak beraturan. Sintesis senyawa isatin-based chalcone melalui metode refluks mengikuti mekanisme reaksi kondensasi claisen schmidt menggunakan 5% mmol nanopartikel Cu/NiO menghasilkan yield untuk masing-masing produk sebesar 50% (produk 1), 32,37% (produk 2), 24,29% (produk 3), 32,35% (produk 4), 50.86% (produk 5), dan 69.88% (produk 6). Efektivitas keenam produk terhadap sel kanker MCF-7 terlihat dari nilai IC50 sebagai berikut Produk 1 (IC50 = 0,00157 μg/ml), Produk 2 (IC50 = 100,897 μg/ml), Produk 3 (IC50 = 81,991 μg/ml), Produk 4 (IC50 = 8107,54 μg/ml), Produk 5 (IC50 = 77,9291 μg/ml), Produk 6 (IC50 = 25,4521 μg/ml). Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh menunjukkan bahwa Produk 1 dan Produk 6 memiliki aktivitas yang kuat jika dibandingkan dengan Produk 3 dan Produk 5 yang kemampuan aktivitasnya termasuk sedang. Namun, produk 2 dan produk 4 tidak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker MCF-7.

Isatin (1H-indole-2,3-dione) is a natural heterocyclic compound extracted from various plants and has biological activity as an anticancer agent. Chalcones with the addition of several functional groups (hydroxyl, carboxyl, phenyl, etc.) may become useful templates for the development of new anticancer agents. Along with the times, isatin and chalcone have often been used as precursors in the manufacture of anticancer drugs, even in the manufacturing process using nanotechnology which is much more efficient and effective. In this study, we have synthesized Cu/NiO nanoparticles using the sol-gel method involving Annona muricata L leaf extract. Cu/NiO nanoparticles are used as catalysts for the synthesis of isatin-based chalcone and these compounds will be applied as anticancer agents against MCF-cancer cells. 7. The Cu/NiO nanoparticles obtained were characterized using FT-IR, XRD, FESEM-EDS. According to the characterization results, the crystal size for Cu/NiO nanoparticles was 5.4566 nm and the particle size was 25.081 ± 8.422 nm with irregular spherical shapes. The synthesis of isatin based on chalcone using the reflux method refers to the Claisen Schmidt condensation reaction using 5% mmol Cu/NiO nanoparticles resulting in yields for each product of 50% (product 1), 32.37% (product 2), 24.29% (product 3), 32.35% (product 4), 50.86% (product 5), and 69.88% (product 6). The effectiveness of the six products against MCF-7 cancer cells can be seen from the IC50 values as follows Product 1 (IC50 = 0.00157 μg/ml), Product 2 (IC50 = 100.897 μg/ml), Product 3 (IC50 = 81.991 μg/ml), Product 4 (IC50 = 8107.54 μg/ml), Product 5 (IC50 = 77.9291 μg/ml), Product 6 (IC50 = 25.4521 μg/ml). Based on the IC50 value obtained, it shows that Product 1 and Product 6 have strong activity when compared to Product 3 and Product 5, which have moderate activity capabilities. However, product 2 and product 4 did not have anticancer activity against MCF-7 cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Sukma Mahadika
"Air limbah industri batik mengandung zat warna sintetis dan alami yang memiliki struktur molekul yang sulit didegradasi dan dapat menetap dalam jangka waktu yang lama di badan air. Penghilangan zat warna dapat dilakukan melalui proses adsorpsi menggunakan kitosan dan fotodegradasi menggunakan TiO2 dan ZnO. Zat warna sintetis dari metilen biru (MB), metil oranye (MO),rhodamine B (RB), campurannya, serta zat warna alami dari ekstrak kulit secang dan bunga telang digunakan sebagai model zat warna air limbah industri sebelum diaplikasikan pada air limbah industri batik. Efisiensi penghilangan zat warna dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kitosan dari Bio Chitosan Indonesia dan TiO2 memiliki potensi yang sangat tinggi sebagai material penghilang zat warna. Penghilangan zat warna MB, MO, RB, dan air limbah industri batik oleh campuran serbuk TiO2/Kitosan dalam 120 menit mencapai 94%, 99%, 68%, dan 97%. Serbuk TiO2 dan kitosan dilapiskan ke permukaan glass beads melalui teknik casting. Glass beads termodifikasi TiO2/Kitosan dioptimasi dengan memvariasikan rasio massa TiO2/Kitosan, volume pelapisan, dan pengamplasan menggunakan SiC sebelum dilapisi oleh TiO2/Kitosan. Hasil FE-SEM-EDX dan FT-IR menunjukkan bahwa permukaan glass beads telah terlapisi sempurna oleh TiO2/Kitosan. Hasil penghilangan zat warna MB, MO, RB, campurannya, ekstrak kulit secang, ekstrak bunga telang serta air limbah industri batik menggunakan glass beads termodifikasi TiO2/Kitosan melalui sistem batch dan aliran di bawah penyinaran UV-C selama 180 menit mencapai 97%. Uji kinetika, isoterm, dan termodinamika dilakukan terhadap reaksi penghilangan zat warna menggunakan campuran serbuk TiO2/Kitosan dan glass beads termodifikasi TiO2/Kitosan, hasil yang diperoleh yakni kinetika orde satu semu dengan isoterm Langmuir dan berjalan secara spontan. Nilai COD, TOC, pH, kekeruhan dari sampel zat warna sintetis dan air limbah industi batik mengalami penurunan yang signifikan. Hasil analisis menggunakan HPLC dan LC-MS menunjukkan bahwa struktur molekul zat warna telah terdegradasi menjadi lebih sederhana. Glass beads termodifikasi TiO2/Kitosan dalam sistem batch maupun aliran memiliki stabilitas yang baik selama lima siklus berturut-turut dengan penurunan efisiensi penghilangan zat warna sebesar 10-20%.

Batik industry wastewater contains synthetic and natural dyes which have a molecular structure that is difficult to degrade and can be accumulated in water bodies. Removal of dyes can be carried out through an adsorption using chitosan and photodegradation using TiO2 and ZnO. Synthetic dyes from methylene blue (MB), methyl orange (MO), Rhodamine B (RB), their mixtures, as well as natural dyes from sappan tree bark and butterfly flower extracts are used as models for dyes in industrial wastewater before being applied to batik industrial wastewater. The efficiency of dye removal was analyzed using a UV-Vis spectrophotometer. Chitosan from Bio Chitosan Indonesia and TiO2 has a very high potential as a dye remover material. The removal of MB, MO, RB, and batik industrial wastewater by a mixture of TiO2/Chitosan powder in 120 minutes reached 94%, 99%, 68%, and 97%, respectively. TiO2 powder and chitosan were coated onto the surface of the glass beads by casting technique. TiO2/Chitosan modified glass beads were optimized by varying the TiO2/Chitosan mass ratio, coating volume, and and sanding using SiC before coating. FE-SEM-EDX and FT-IR results show that the surface of the glass bead has been completely coated by TiO2/Chitosan. The removal of MB, MO, RB dyes, their mixtures, extracts of sappan tree bark, butterfly flower and batik industry wastewater using TiO2/Chitosan modified glass beads through a batch and flow system under UV-C irradiation for 180 minutes reached 97%. Order kinetics, isotherm adsorption and thermodynamic analyses were carried out on the dye removal using a mixture of TiO2/Chitosan powder and TiO2/Chitosan modified glass beads, the results obtained showed that both systems followed pseudo first order kinetics with Langmuir-model of isotherm and running spontaneously, respectively. The COD, TOC, pH, and turbidity values from synthetic and batik industrial wastewater sample decreased significantly after treatment. HPLC and LC-MS showed that the molecular structure of the dye had been degraded into smaller molecules. TiO2/Chitosan modified glass beads in batch and flow systems have good stability for five consecutive cycles with a decrease in dye removal efficiency of 10-20%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Ronal Widjaya
"Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, salah satunya adalah tanah liat yang sangat potensial dijadikan katalis pada proses konversi ethanol menjadi gasolin yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar dari fosil. Tanah liat yang disebut juga dengan bentonit, dapat dimodifikasi strukturnya dengan metode pilarisasi logam, karena relatif sederhana dan mudah untuk dilakukan. Paduan logam Sn-Cr/Bentonit memiliki sifat keasaman yang cukup tinggi serta tahan terhadap kandungan air yang banyak, sehingga dapat memproses umpan yang mengandung kadar air yang cukup besar dari campuran ethanol-air dan juga mempunyai umur katalis yang panjang.
Tujuan penelitian ini untuk mensintesis dan mengevaluasi kinerja katalis Sn-Cr/bentonit yang digunakan pada proses konversi ethanol menjadi gasolin. Pengukuran X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry digunakan dalam penelitian.
Dari analisa hasil pengukuran didapatkan kenaikan jarak basal bentonit dari 12,83Å menjadi 25,67Å, peningkatan luas permukaan spesifik dan volume pori masing-masing 23,8 m2/g menjadi 199,2 m2/g dan 9,9x10-3 cm3/g menjadi 81x10-3 cm3/g. Muatan logam yang terbentuk, didominasi logam Sn4+ dan Cr3+ dengan daya tahan termal maksimal sebesar 700°C. Sn-Cr/bentonit memiliki dua tipe keasaman Bronsted dan Lewis yang keduanya dibutuhkan untuk proses konversi ethanol menjadi gasolin.
Diketahui juga sebaran unsur yang terkandung pada bentonit, antara lain Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. Konversi ethanol menjadi gasolin dengan katalis Sn-Cr/bentonit didapatkan kandungan senyawa utama yang mirip dengan bensin komersial. Hasil cairan yang terkonversi didapatkan nilai yang cukup baik, yaitu 60 ml dari 100 ml umpan bahan baku berupa ethanol atau memberikan hasil sebesar 60 %.

Indonesia has many natural resources, one of them is clay. The clays are very potential to be used as a catalyst in ethanol to gasoline conversion process, which was used as an alternative fuel substitute for fossil fuel. The Clay was also called bentonite and it can be modified the structure by metals pilarization method, because this method is simple and feasible relatively. Sn-Cr/bentonite metal alloys have high acidity properties and resistant to water content, so that they can process the feeds that contain large moisture content from the mixture of ethanol-water and they have long life catalyst.
The purpose of this research was to synthesis and evaluate the performance Sn-Cr/bentonite catalyst which was used in ethanol to gasoline conversion process. Measurement of X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry was used in this research.
The measurement results showed enhancement the basal spacing of bentonite from 12.83Ǻ to 25.67Ǻ, and enhancement in specific surface area from 23.8 m2/g to 199.2 m2/g and pore volume from 9,9x10-3 cm3/g to 81x10-3 cm3/g. The metal content formed was dominated by Sn4+ and Cr3+ and 700 °C maximum thermal resistance. Sn-Cr/bentonite has two types of acidity, Bronsted and Lewis. They were needed for ethanol to gasoline conversion process.
The distribution of bentonite element contents, such as Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. The ethanol to gasoline conversion by Sn-Cr/bentonite catalyst, it was obtained compounds similar to commercial gasoline. The converted ethanol results, it was obtained good value, which was 60 ml gasoline of 100 ml of ethanol or the yield is 60%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2683
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library