Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajri Vidian
"Terdapat banyaknya limbah padat tandan kosong kelapa sawit yang belum dapat dimanfaatkan sebagai penghasil energi dikarenakan oleh tingginya kandungan moisture dan polusi yang dihasilkan apabila dibakar secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk memfabrikasi sebuah gasifier tipe unggun tetap aliran kebawah dan pemanfaatan limbah padat tandan kosong kelapa sawit untuk menghasilkan gas mampu bakar. Gasifkasi dilakukan mengunakan teknik percampuran dengan tempurung kelapa sawit. Percobaan dilakukan pada sebuah gasifier dengan kapasitas 6 kg/jam. Refraktori gasifier terbuat dari bahan castable dengan tinggi 70 cm, diameter 30 cm dan diameter tengorokan 12 cm. Kondisi operasi bertekanan dengan temperatur operasi 422°C-889°C. Tandan kosong dan tempurung yang digunakan mempunyai kandungan air 62,29% dan 8,5%. Perbandingan campuran tandan dan tempurung adalah 50%, 60%, dan 70% untuk tandan kosong dengan laju aliran udara pembakaran 157 lpm. Hasil percobaan menunjukkan campuran tandan kosong dan tempurung kelapa sawit dapat menghasilkan gas mampu bakar (CO, CH4, C2H4, H2, C3Hg ,C4H10). Variasi perbandingan tandan terhadap tempurung mempengaruhi temperatur gasifikasi dan kualitas gas yang dihasilkan. Kualitas gas paling baik didapat pada perbandingan 50% tandan kosong dengan nilai kalor 4,8 MJ/m3.

The utilization of empty fruit bunches (EFB), as energy is very low since its moisture content high enough and also producing high pollution effect to environment when it burned through a direct combustion. The current research purpose is to design, fabricate and test a downdraft gasifier to gases or burn EFB under sub-stoichiometric condition. It is expected that this gasification process could produce a combustible gas as an alternative energy sources. During conducting the test, EFB is mixed by palm oil shell. Gasification reactor has capacity of 6 kg/h. Reactor refractory lining is a tastable material with of 70 cm height, 30 cm of diameter and 12 cm of throat diameter. During conducting the test, operational under pressure condition, working temperature 422°C- 889°C . EFB and shell has moisture contain of 62.29% and 8,5%, respectively. There 3 mixing ratio of EFB and shell, namely, 50%, 60% and 70% of EFB content and air flow rate 157 lpm. The result show that this mixing fuel could produce combustible gas (CO, CH4, C2H4, H2, C3H8 ,C4H10). Different EFB content influence gasification temperature and gas quality. The best quality is reached at 50% of EFB content with calorific gas value of 4.8 MJ/m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuswanto Andono
"Penelitian terhadap swirl-burner telah banyak dilakukan untuk menunjukkan bahwa swirl-burner berpotensi sebagai tungku pembakar gas dengan kemampuan pengaturan kekuatan penjalaran nyala api (flame). Pada penelitian ini, pengujian dilakukan pada non pre-mixed swirl burner yang didesain dengan sistem injeksi gas mampu bakar / producer gas secara aksial. Sebagai penetrasi aliran producer gas pada ruang bakar (combustion chamber) digunakan aliran udara tangensial yang dilengkapi dengan swirl vane yang mempunyai derajat kemiringan vane blade 500 pada leher burner. Swirl burner ini digunakan sebagai tungku pembakaran tingkat kedua dari proses pembakaran tingkat pertama yang terjadi pada gasifier jenis fixed bad tipe aliran ke bawah (down draft gasifier) dengan umpan tempurung kelapa (coconut shell) untuk menghasilkan producer gas.
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa swirl burner dengan efek pusaran (swirl-effect) oleh swirl vane 500, dan sistem injeksi producer gas dilengkapi konis dengan sudut kemiringan 100, mempercepat pertukaran momentum (interchange momentum) producer gas dengan udara pembakaran. Hal ini berakibat pada perubahan karakteristik flame, dimana dengan kenaikan bilangan pusaran (swirl number, S) menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur flame dari temperatur flame yang terendah 637 °C pada S= 0,27 sampai dengan 785 °C pada S= 1,15. Kenaikan temperatur flame ditandai oleh adanya perubahan warna flame dari kuning kemerahan menjadi kuning terang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Hariyanto
"Salah satu kendala yang menghambat program pengembangan gasifikasi biomassa sampai saat ini adalah gas produk gasifikasi siap pakai mengandung kadar tar diatas standar yang diijinkan yaitu <2 g/Nm3 (Energi Engineering- What is Gasification.htm). Sedang syarat yang ideal untuk berat kadar tar yang keluar gasifier tidak lebih dari 1% dari berat gas produk yang digunakan. Penelitian ini sebenarnya merupakan pengembangan penelitian dari tesis Saudara Fajri Vidian, 640202014Y, yang baru sampai tahap penelitian komposisi gas produk gasifikasi. Pengembangan penelitian yang dimaksud disini adalah memberikan penambahan udara pada udara pembakaran. Berdasarkan penelitian JH Howson, kandungan tar dalam gas secara proporsional dapat diturunkan dengan adanya penambahan udara. Oleh karenanya pengujian ini difokuskan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi kapasitas udara terhadap nilai kadar tar dan nilai kalor (CV) gas produk khususnya yang keluar dari gasifier dan perbandingannya terhadap standar yang ditetapkan. Dari hasil pengujian yang dilakukan ternyata didapatkan bahwa penggunaan lowrate udara bakar 413,73 lpm atau bukaan katup udara bakar 40° untuk proses gasifikasi biomassa 50% tandan kosong dan 50% tempurung kelapa sawit adalah yang mampu menghasilkan kualitas gas produk paling optimum. Penilaian ini didasarkan atas gas produk yang dihasilkan mempunyai nilai kalor tertinggi yaitu 13,307 MJ/m3 dan prosentase kadar tar di dalam gas produk yang bernilai 0,65%. Nilai ini dibawah dari standar ideal yang ditetapkan sebesar 1% berdasar berat.

One of problem which to pursue the biomassa gasification development program until now is gasification that ready to use are containing tar more than 2 g/Nm3 (Energi Enginering - What is Gasification. htm) from standard allowed. The ideal criteria for tar contain of gasifier is not more than 1% from producer gas weight used. This examination is development from last tesis of Mr. Fajri Vidian, 640202014Y, just from composition exam of the producer gas. The development point of this examination is air addition of acombustion air. Based on JH Howson exam, tar contains on gas in proportional can reduced with air addition. Cause of that this exam focus on knowing the size can influence air flowrate variation with tar and calory (CV) specialy on producer gas. From experimental results that known if the addition of air significantly reduced the level of incondensable hydrocarbons (tar) of the gas. Using 413,73 lpm of the combustion air flowrate with ER = 0,62 resulted the optimum quality of producer gas. The producer gas have a caloricic value (CV) 13,307 MJ/m3 and a level of tar in the gas 0,65% by weight. Its under of 1% that is a standard level and a reasonable design basis for a downstream gas-treatment plant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Ruhyat
"Thesis ini diberi judul 'Rancang Bangun Incinerator Fluidized Bed Untuk Sampah Organik' dimana pada analisa ini, Penulis melakukan ekperimentasi dengan merancang sekaligus membuat alat rancangan yang akan dijadikan sebagai suatu solusi alternatif dalam pengembangan teknologi pembakaran sampah organik modern yang merupakan penjajakan awal pembuatan prototype incinerator skala laboratorium. Fluidisasi merupakan suatu kondisi yang terjadi pada partikel solid, dalam hal ini adalah pasir, ditransformasikan ke dalam kondisi seperti fluida. Yakni ketika udara masuk vertikal melalui bed dan partikel pasir berada di atas bed, preasure drop pada bed terus meningkat seiring dengan laju aliran massa sampai mencapai berat bed pada level yang sama dengan pressure drop bed. Dan jika udara di suplai sampai terbentuk aksi bubbling pada partikel serta kecepatan lateral dengan tingkat keseragaman temperature udara yang melalui bed. Kondisi fluidisasi terjadi ketika partikel di atas bed mulai terangkat dari bed, terlihat interstitial diantara partikel serta partikel tersebut akan terapung - apung di dalam tungku seperti fluida. Pengamatan hasil eksperimen dari pengujian yang dilakukan pada alat hasil rancangan ini adalah : ( i ) Kecepatan fluidisasi dicapai pada kecepatan 23,927 m/s. ( ii ) Kecepatan bubbling pada kecepatan 19,939 m/s.

The title of the thesis is 'the construction of incinerator fluidized bed for organic waste'. In analyzing phase, the author conducted an experiment by designing and creating a designing tool which is going to be utilized as an alternative solution in the development of organic waste burning as the modern technology. The technology is a preliminary trial for the incinerator prototype design in laboratory scale. Fluidization is a condition happening to a solid particle, in this matter is sand. It will be transformed to a condition as fluid. The condition is when the air vertically infiltrates through the bed and the sand is on the bed. It will cause the pressure drop on the bed increases along with the mass flow until the weight of the bed reaches the same level as the pressure drop bed. As if the air supplied until it creates the bubbling action on the particle, and the lateral velocity with the similarity air temperature which flows through the bed. The fluidization happens when the particles on the bed starting to lifted from the bed. It is shown interstitially, the particle amidst will float inside the bed such as fluid. The results of the experiment conducted for the tool of the designing are: (i) fluidization velocity reaches to 23,927 m/s (ii) bubbling velocity in the speed 19,939 m/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Khairumizan
"Gas hasil gasifikasi perlu dibersihkan dari tar dan pengotor lainnya sebelum dapat digunakan pada aplikasi mesin. Teknologi pembersihan gas yang berkualitas, murah, dan mudah dalam penggunaan dan perawatannya adalah sistem venturi scrubber. Air adalah scrubbing liquid yang digunakan pada sistem ini untuk mereduksi partikel pengotor terutama tar dari gas. Sistem ini kemudian dipasang pada laboratorium gasifikasi batubara Departemen teknik mesin UI.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain sistem venturi scrubber yang sesuai dengan karakteristik laboratorium gasifikasi yang ada. Setelah sistem diterapkan pada laboratorium, pengujian bertujuan untuk mengetahui laju alir air yang paling efektif untuk mereduksi tar dari gas. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan laju alir air yang digunakan, kemudian diukur tar dan pengotor yang dihasilkan. Kondisi air hasil keluaran sistem venturi scrubber juga menunjukkan efektifitas sistem dalam mereduksi tar.
Variasi laju alir air yang digunakan adalah 60, 120, 150, 176, 200, dan 230 ml/detik. Semakin banyak air yang digunakan jumlah tar yang diperoleh semakin meningkat sampai batas tertentu, yaitu 176 ml/detik, setelah itu cenderung menurun. Dengan kata lain laju alir air yang paling efektif dalam menangkap tar adalah 176 ml/detik. Sedangkan kondisi flame yang terbentuk, secara umum tidak berubah setelah menggunakan sistem venturi scrubber.

Gas produced from gasification needs to be cleaned from tars and other particles before it is used in an engine application. One of gas cleaning technology which has good quality, cheap, and easy in use and maintenance is venturi scrubber system. Water is the scrubbing liquid used in the system to reduce particles especially tars from gas. This system is installed in the coal gasification laboratorium in mechanical engineering department UI.
The purpose of this research is to design an appropriate venturi scrubber system for the gasification laboratorium characteristic. After the system is applied in the lab, the purpose of the research is to know the most effective water flow rate to reduce tars from the gas. The research is done by varying the water flow rate, and then measure the tars and other particles produced from the water. The water condition from the output of venturi scrubber system also shows the effectiveness of the system to reduce tars.
The water flow rate used to run the system are 60, 120, 150, 176, 200, and 230 ml/s. Greater the amount of water used, greater the amount of tars produced from the system up to a certain point, 176 ml/s, after that the trend tends to decrease. In other word, the most effective water flow rate to reduce tars is 176 ml/s. And for the flame created from gas, its condition is not changed after the venturi scrubber system is installe."
2008
S50713
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Christian
"Modifikasi yang dilakukan bertujuan untuk memodifikasi fluidized bed incinerator UI yang sudah ada untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dan lebih efisien. Permasalahan yang ada sebelumnya khususnya terdapat pada pemanasan awal yang melibatkan sistem burner, seperti metode penyalaan tidak aman, nyala api yang dihasilkan burner kurang panjang, nyala api yang dihasilkan burner tidak stabil, nyala api burner tidak terdeteksi dan mekanisme pemanasan awal tidak efisien. Kemudian dilakukan pengujian aliran dingin untuk melihat karakteristik fluidisasi fluidized bed incinerator UI ini apakah fluidisasi yang terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Proses fluidisasi sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen seperti pasir, distributor dan blower. Ketiga komponen ini memiliki pengaruh yang sangat signfikan terhadap proses fluidisasi dan saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya.
Fluidisasi yang terjadi pada fluidized bed incinerator UI sudah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi fluidisasi minimum mulai terjadi pada kecepatan fluidisasi minimum, Umf, yakni berkisar pada 0,11 m/s pada kondisi ambien, T = 27 °C. Hal ini telah terbukti berdasarkan perhitungan dan secara eksperimental. Berdasarkan perhitungan kecepatan fluidisasi minimum yang telah dilakukan pada kondisi ambien, didapatkan bahwa kecepatan fluidisasi minimum sebesar 0,113 m/s. Sedangkan secara eksperimental cold flow didapatkan bahwa kecepatan fluidisasi minimum sebesar 0,119 m/s.
Modifikasi sistem burner meliputi burner yang digunakan yakni hi-temp premixed burner dan modifikasi mekanisme pemanasan awal dengan merancang lubang burner khusus. Sistem burner hasil modifikasi sudah dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapi pada sistem burner yang sebelumnya. Burner hasil modifikasi mampu memberikan kalor dengan kapasitas sampai 75000 kkal/jam. Kemudian untuk mendukung terjadinya fluidisasi yang baik pada fluidized bed incinerator UI menggunakan pasir silika dengan ukuran mesh 30 ? 50, distributor jenis perforated plate yang telah dirancang dengan 89 lubang orifis, masing-masing lubang orifis berdiameter 20 mm, dan sebuah blower jenis ring blower.

The objective of the modification is to modify the existing fluidized bed incinerator UI in order to produce results which are more optimum and more efficient. The problems are specially about pre-heating with a burner system, such as unsafe ignition method, not long enough burner flame, unstable burner flame, undetectable burner flame and inefficient pre-heating mechanism. Then, the cold flow experiment is run in order to get the fluidization characteristic of the fluidized bed incinerator UI whether the fluidization is working as expected. Fluidization process is very extremely influenced by components like sand, distributor, and blower which are used. Those three components have a very significant influence to fluidization process and have a really close correlation to each other.
Fluidization in fluidized bed incinerator UI has been achieved as expected. Fluidization minimum condition is starting to happen at fluidization minimum velocity, Umf, which is about 0,11 m/s at ambient condition, T = 27 °C. This has been proven based on calculation and by experimental. Minimum fluidization velocity based on calculation at ambient condition is 0,113 m/s. While minimum fluidization velocity based on experimental is 0,119 m/s.
Modification of burner system includes burner used, hi-temp premixed burner, and modification of pre-heating mechanism by designing a burner hole. Modified burner system can overcome all the problems of the previous burner system. This burner can give heat with capacity up to 75.000 kcal/hr. Then, to support good fluidization in fluidized bed incinerator UI, we use silica sand 30-50 mesh, perforated plate distributor which has designed with 89 orifices holes, diameter of each orifice hole 20 mm and a ring blower.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hidayat
"Gas burner memiliki fungsi untuk mencampur bahan bakar dengan udara untuk membentuk nyala api pembakaran. Gas burner yang ada saat ini belum berfungsi optimal dikarenakan belum adanya studi mengenai kualitas percampuran. Parameter dari kualitas percampuran adalah bilangan pusaran, energi kenetik turbulen dan intensitas turbulen. Dilakukan simulasi gas burner agar diketahui kualitas percampuran, yang ditandai dengan semakin homogen parameterparameter yang ada. Dari simulasi diketahui bahwa dengan semakin meningkatnya aliran udara tengensial di dalam gas burner maka proses percampuran yang terjadi semakin baik.

Gas burner works for mixing fuel with air to form the flame burning. Currently, gas burner is not on optimal use because there was no study on the quality of mixing. The parameters of mixing quality are swirl number, energy kinetic turbulent and turbulent intensity. Gas burner simulation is to conduct the quality of mixing, the good mixing sign by the more homogeny the parameters. That was obtained by increasing the flow of air tangential into the gas burner, the mixing that happens, the better."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50721
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irvandi Permana Arga Diputra
"Pemanfaatan Biomassa khususnya cangkang kelapa sawit sebagai sumber energy alternative masih kurang dieksploitasi. Teknologi fuidized bed combustor merupakan teknologi yang tepat untuk mengubah atau mengkonversi energy biomassa menjadi energi panas. Perlunya studi tentang karakteristik pembakaran dari cangkang kelapa sawit diperlukan untuk mendapatkan suhu maksimal dari sistem ini. Parameter yang menjadi pertimbangan yaitu variasi berat feeding ke dalam ruang bakar dan feed rate bahan bakar. Hasil eksperimental menunjukan bahwa pembakaran dengan menggunakan bahan bakar cangkang kelapa sawit mampu menghasilkan suhu maksimal 694OC. Hal ini menunjukkan bahwa cangkang kelapa memiliki potensi sebagai sumber bahan bakar alternative.

Biomass uses especially Palm Kernel Shell as an alternative energy still less. Fluidized Bed Combustor Technology is a perfect technology to convert biomass into heat energy. The Characteristic Study of Palm Kernel Shell Combustion is needed to get the maximum temperature from this system. The parameter that uses is the variation of feeding weight from palm kernel shell. The exsperiment shows that palm kernel shell can reach 694OC. this shows that palm kernel shell have a potential as an alternative fuel."
2011
S623
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Prabowo
"Ejector adalah pompa dinamik yang tidak memiliki bagian yang bergerak, memiliki konstruksi yang relatif sederhana dan mudah dalam perawatan. Prinsip kerja sebuah ejector adalah mendorong aliran fluida sekunder dengan memanfaatkan transfer momentum dan energy dari fluida penggerak berkecepatan tinggi (jet). Pada penelitian ini ejektor di gunakan untuk mensirkulasikasikan aliran udara pada suatu sistem. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi kecepatan fluida penggerak keluaran nozzle dan jarak spacing nozel pada sebuah ejector udara terhadap besarnya entrainment ratio yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukan peningkatan kecepatan nozzle dan jarak spacing nozzle ejector pada batas tertentu sebanding dengan besar entrainment rationya.

Ejector is a dynamic pump that has no moving parts, has a relatively simple construction and easy in maintenance. The working principle is to push an ejector secondary fluid flow by utilizing the transfer of fluid momentum and energy of high speed motive fluid. In this research, the ejector is used to circulate air flow in a system. in this study aims to look at the effect variation in nozzle velocity and nozzle spacing distance on an air ejector entrainment ratio to the amount produced The results of this study showed increased velocity nozzle and nozzle spacing distance to a certain extent proportional to the amount of entrainment ratio."
2011
S167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratomo Setyadi
"Penelitian tentang biomass gasifier, mengenai pengaruh diameter venturi, letak inlet, jumlah inlet dalarn venture, dalam pembentukan gas semakin berkembang. Variasi-variasi yang dilakukan adalah untuk mendapatkan pembakaran tak sempuma yang dapat menghasilkan gas yang mudah terbakar. Bila penelitian dikerjakan secara eksperimental, maka biaya yang dibutuhkan akan sangat besar dan waldu yang cukup lama. Untuk menghemat biaya dan waktu, maka dilakukan simulasi sebelum dilakukan eksperimen sehingga dapat diketahui kekurangan-kekurangan yang ada pada rancangan.
Simulasi biomass gasyier dilakukan dengan memvisualisasikan pola aliran udara di dalam reaktor, keeepatan, turbulensi, sehingga dapat diketahui apakah geometri dari reaktor sesuai dengan yang diharapkan. Analisa simulasi dilakukan dengan menggunakan computer yang dilengkapi dengan software analisis Fluent 5.3. Proses simulasi dimulai dengan penggambaran geometri sesuai perancangan awal menggunakan CAD Solidworks2001+, pembuatan grid/mesh dikerjakan menggunakan Gambit 1.2, dan simulasi aliran fluida di dalam reaktor menggunakan Fluent 5.3. Variasi yang dilakukan dalam simulasi ini adalah mengubah letak inlet berdasarkan ketinggian dari perrnukaan atas reaktor. Ketinggian yang digunakan adalah 350mm, 300mm, 250mrn.
Berdasarkan hasil simulasi dapat diketahui bahwa aliran, kecepatan, turbulensi membentuk pola-pola yang bermacam-macam untuk setiap inlet yang berbeda. Letak inlet yang berubah-ubah mempengaruhi bentuk aliran di dalam Venturi khususnya. Pergesekan fluida yang diharapkan terjadi, menimbulkan turbulensi dan dapat divisualisasikan. Arah aliran udara di dalam reaktor sudah sesuai yang diharapakan dari simulasi aliran ini. Hal ini menunjukkan bahwa visualisasi dangan simulasi CFD sangat ditentukan oleh nilai-nilai masukan yang didapatkan dari perhitungan perancangan sebelumnya ataupun nilai asumsi yang ditentukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>