Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Aidiah
"ABSTRAK
Penggunaan niqab-yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh perempuan, termasuk wajah kecuali mata-menjadi perdebatan sengit dan masalah yang kompleks. Pertumbuhan pengguna niqab bergerak progresif melawan derasnya arus informasi media massa yang memosisikan pengguna niqab sebagai ancaman dan berbahaya dengan cara mengaitkannya dengan peristiwa-peristiwa radikalisme dan terorisme. Di Universitas Indonesia (UI), dijumpai dalam jumlah kecil para pengguna niqab, sehingga mereka menjadi minoritas di tengah komunitas yang heterogen. Permasalahan yang akan angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana cara para pengguna niqab memaknai pilihan cara berpakaian mereka dan bagaimana para pengguna niqab bernegosiasi dan beradaptasi di dalam lingkungan kampus yang heterogen. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mahasiswi ber-niqab menyampaikan pemaknaan dan pengalaman mereka ber-niqab di lingkungan kampus. Melalui penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara mendalam kepada lima mahasiswi ber-niqab di UI, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para mahasiswi pengguna niqab memaknai pilihan berpakaian mereka sebagai praktik sunnah, atau keutamaan dalam beribadah. Selain itu, niqab juga mereka anggap sebagai alat pengontrol diri, yang juga memberikan kenyamanan serta rasa aman bagi mereka. Kehidupan dan kegiatan sehari-hari mereka tidak berubah karena menggunakan niqab. Mereka tetap berkegiatan seperti mahasiswi lainnya. Mahasiswi pengguna niqab di UI bernegosiasi dan beradaptasi dengan cara hanya menggunakan niqab di tempat dan suasana yang mendukung.

ABSTRACT
The wearing of niqab, which is a type of clothing that covers the whole part of a woman s body including the face except the eyes, has been the centre of discussions and a complex issue. The growth of niqab wearers is moving progessively against the rapid flow of information in the mass media which places niqab wearers as a threat and dangerous, in line with the intense radical incidents and terrorism. In the University of Indonesia (UI), a small number of niqab wearers is found, and therefore represent a minority group among a heterogeneous community. The issue that will be raised in this research is how the niqab wearers interpret their choice of dress and how the niqab wearers negotiate and adapt within a heterogeneous campus environment. This research aims at explaining how niqab wearers explain the meaning of niqab and their experiences in the campus area. Through observation and interviews with five students that wear niqab in UI, the result of the research shows that the students who wear niqab explain their choice of clothing as the practice of sunnah, or priority in the worship. And also as a mean of self control, which gives them feeling of comfort and a sense of security for them. Their daily lives and activities doesnt change by using the niqab. They keep doing their activities like other normal students. These students negotiate and adapts in the use of their niqab only in places and conditions that are supporting in Universitas Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Clara Dita Chairunnisa
"ABSTRAK
Satu dekade ini, pemakaian henna kembali menjadi tren fashion di Indonesia. Kesenian
henna, dalam Bahasa India dikenal dengan sebutan mehendi, yaitu seni melukis tangan dan kaki dengan menggunakan tumbuhan daun henna, telah dikenal sejak berabad-abad lamanya di masyarakat Asia dan Afrika. Di Indonesia, kesenian henna yang dibawa oleh kebudayaan India dan Arab juga telah mengakar di banyak kebudayaan daerah. Penggunaan henna berkaitan dengan upacara adat, terutama perkawinan. Namun, seiring dengan modernisasi yang berkiblat ke Barat, kesenian henna semakin ditinggalkan dan dianggap lama (tradisional). Namun, pada saat ini, pemakaian henna kembali terangkat dan menjadi tren fashion baru. Penelitian ini tertarik untuk melakukan analisis terhadap kemunculan kembali tradisi melukis henna. Dengan melakukan studi lapangan (field research), yaitu dengan observasi dan wawancara, baik terhadap seniman maupun pengguna jasa henna, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan transformasi kesenian henna, dari yang bersifat tradisional menjadi kebudayaan populer. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep tradisi, modernitas, dan kebudayaan populer. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebudayaan populer dapat diangkat dari kebudayaan tradisional dengan mengesampingkan nilai-nilai yang awalnya terkandung di dalamnya. Dengan mengesampingkan latar belakang mengapa henna digunakan, mengingat henna merupakan tradisi pernikahan ataupun sunnah
Nabi, henna kini digunakan seluruh masyarakat sebagai aksesoris ataupun sebatas mengikuti tren fashion.

ABSTRACT
This decade, the use of henna has again become a fashion trend in Indonesia. Henna art, in Indian language known as mehendi, which is the art of painting hands and feet using henna leaves, has been known for centuries in Asian and African communities. In Indonesia, henna art carried by Indian and Arabic cultures has also taken root in many regional cultures. The use of henna is related to traditional ceremonies, especially marriage. However, along with modernization that is oriented towards the West, henna art is increasingly abandoned and considered old (traditional). However, at this time, the use of henna was again elevated and became a new fashion trend. This study was interested in analyzing the reappearance of the tradition of painting henna. By conducting field studies, namely by observing and interviewing both artists and users of henna services, this study aims to explain the transformation of henna art, from traditional to popular culture. The theory used in this study is the concept of tradition, modernity, and popular culture. The results of the study show that popular culture can be lifted from traditional culture to the exclusion of the values originally contained in it. Putting aside the background of why henna is used, considering henna is a tradition of marriage or the sunnah of the Prophet, henna is now used throughout the community as an accessory or limited to following fashion trends."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Rahmayani Faturahman
"Penelitian ini berjudul Fethullah Gülen sebagai tokoh sentral dalam Gerakan Hizmet. Metode yang digunakan penulisan skripsi ini adalah metode sejarah untuk meruntutkan kronologis kehidupan Fethullah Gülen dan pembentuk Gerakan Hizmet. Fethullah Gülen sebagai seorang ulama menyebarkan pemikiran- pemikirannya kepada orang banyak melalui ceramah yang ia berikan di masjid- masjid dan tempat-tempat umum di seluruh Turki. Secara bertahap, masyarakat Turki dari semua lapisan masyarakat menanggapi ide-ide pendidikan, modernisasi, nilai universal dengan mendirikan asrama, kursus persiapan universitas dan sekolah dengan menekankan pada kualitas pendidikan, khususnya dalam ilmu dan teknologi, yang didasari dengan komitmen demi terwujudnya cita-cita Islam. Nilai utama dalam Gerakan Fethullah Gülen adalah nilai hizmet. Melalui hizmet mereka mengorganisir dan memobilisasi dirinya hingga membentuk "jaringan pelayanan". Jaringan pelayanan ini saling berhubungan, terasosiasi, dan menjadi sebuah asosiasi yang professional. Melalui hal ini, sebagai individu dan kelompok bersama-sama membangun sebuah makna dalam kebersamaan dan gerakan.

This research titled as Fethullah Gülen as central figure on the Gülen Movement. The method used on writing of this thesis is a historical method to construct a chronological history of the life of Fethullah Gülen and formed of Hizmet Movement. Fethullah Gülen as a preacher espousing his ideas by preached tolarge crowds in mosques and public places throughout Turkey. Gradually, many Turks from all walks of life responded to his ideas of education, modernization, universality by establishing dormitories, university preparatory courses and schools in which quality education, especially in the sciences and technology, were buttressed with commitment to Islamic ideals. The main value by the followers of Fethullah Gülen Movement is hizmet. With hizmet their organize and mobilize theirself through what is called ?service-networks?. The service networks are relational, associational and professionalized associations, through which individuals and groups come together to construct meaning, to make sense of their being in togetherness and in action."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S504
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Apriliani
"Jurnal ini mengkaji gambaran estetika puisi pada zaman Jahiliyah melalui puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma. Gambaran estetika ini dapat dilihat dari segi intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam puisi ini. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur kepustakaan,yaitu mengumpulkan data dan menganalisisnya. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa nilai estetika puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma termasuk dalam kategori yang tinggi, dan hampir dapat disamakan dengan puisi karya penyair terkenal yang sezaman, seperti Umru al-Qais dan an-Nabighah az-Zibyani.

This journal discusses about the aesthetic value of the jahiliyah era in madah and hikmah poems by Zuhair bin Abi Sulma. This aesthetic value is visible from intrinsic and extrinsic side in this poems. The authors using qualitative methods with literature study, that is collected data and analyze. The results of data analyze concluded that aesthetic value of madah and hikmah poetry by Zuhair bin Abi Sulma included in high category. Almost be equated with poems by famous poet in the same era, such as Umru al-Qais and an-Nabighah az-Zibyani.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Juwairiyah
"Pakaian atau mode merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Mesir kuno yang merupakan daerah lembah sungai Nil memiliki peradaban maju, baik dari segi ekonomi maupun budaya. Mesir kuno mempunyai gaya berpakaian yang khas dan diminati pada zamannya. Wanita-wanita Mesir kuno terkenal dengan dunia mode dan kecantikan. Gaya berpakaian Mesir kuno yang khas dan syarat akan kecantikan itu masih diminati hingga saat ini. Makalah ini memaparkan tren gaya berpakaian Mesir Kuno yang nampaknya tidak hilang, melainkan terus berkembang dan memberikan pengaruh pada dunia mode saat ini.

Fashion or mode is a primary requirement of human being. Ancient Egypt, which centered in the valley of the River Nile, possessed a high civilization in terms of economy and culture. Ancient Egypt has a unique style of fashion and was on demand during the time. Women in ancient Egypt were famous in fashion and beauty. Its unique style of fashion and beauty requirements still attract people today. This writing explores ancient Egypt’s trend of fashion which has not disappeared but continued to grow and influence today’s world fashion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Yuri Ramdhana
"Wilayah Hijaz dan Nejd merupakan kawasan Arab Utara. Orang-orang Arab Utara memiliki banyak ciri khas, salah satunya watak, yang menjadi identitas masyarakat Arab. Dengan melakukan teknik kepustakaan, penulis meneliti lebih lanjut mengenai orang-orang Arab utara pada masa Pra-Islam. Teori B.F. Skinner mengenai proses pembentukan kepribadian dan Koentjoroningrat mengenai kebudayaan dan masyarakat menjadi kerangka teori dalam penyusunan. Terbaginya dua kepribadian yaitu, kepribadian individu dan kepribadian umum menghasilkan hal yang berbeda. Kepribadian individu menghasilkan kebiasaan, sedangkan kepribadian umum menghasilkan adat istiadat dan sistem sosial. Lingkungan Arab di Utara yang memiliki alam yang tandus memiliki pengaruh besar terhadap kebiasaan, adat istiadat, dan sistem sosial yang ada pada masyarakat Arab pra-Islam. Khususnya di daerah Hejaz dan Nejd.

Hijaz and Nejed is in North Arabic. The people of North Arabic has many features, the one of it is a character, which be identity of Arabic society. By literature technic, writter researched further about the people of North Arabic in Pra-Islam age. B.F. Skinner’s Theory about proceed of personality estabilishment and Koentjaraningrat’s theory about culture and society became a base in theoretical framework on this research. Personality divided become two, individual personality and general personality which called modal personality. Two things produced two different things. Individual personality produced habit, whereas modal personality produced custom and social system. Arabic environment at north has desert nature which has major influence of habit, custom, and social system that exist in pra-Islam Arabic society. Particularly in Hejaz and Nejed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Deshani
"ABSTRAK
Pemikiran Islam di Indonesia selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan sosial masyarakat. Indonesia sebagai negara plural, baik dari sisi suku, ras, budaya, agama dan keyakinan ternyata memunculkan berbagai produk pemikiran yang plural pula. Bahkan pemikiran keislaman dikalangan intelektual dan ulama pun cukup beragam. Salah satu corak pemikiran yang ikut mewarnai pemikiran Islam di Indonesia adalah Pemikiran Islam Liberal yang dibawa oleh para anak muda dalam Jaringan Islam Liberal. Jaringan Islam liberal di Indonesia tidak begitu saja dapat diterima, pendapat-pendapat liberalnya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam terus memunculkan kontroversi berkepanjangan. Mengalami pasang surut dalam perjalanannya, Jaringan Islam Liberal mampu bertahan sebagai minoritas yang perlahan tapi pasti terus menyebarkan pemikiran liberalnya ke masyarakat melalui media massa dan jaringan sosial. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan apa itu Jaringan Islam Liberal dan bagaimana jaringan tersebut bertahan menyebarkan pemikirannya ditengah kontroversi yang terus menyerang. Data-data penulisan diperoleh dari wawancara informal dan studi pustaka dengan menganalisis sumber-sumber buku, jurnal dan surat kabar yang membahas persoalan Jaringan Islam Liberal tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan Jaringan Islam Liberal terus menyurut dari waktu ke waktu.

ABSTRACT
Islamic thought in Indonesia has always evolved along with the times and society.Indonesia as a pluralistic country, both in terms of race, ethnicity, culture, religion and belief led to various plural thoughts. Even the Islamic thoughts among intellectuals and Muslim scholar are quite diverse too. One of the patterns of thought that characterizes the Islamic thought in Indonesia is Islam Liberal Thought which carried by the young people in the Islamic Network Liberal. Liberal Islam Network in Indonesia is not simply be accepted,liberal Islamic thoughts which is not compatible with the Islamic teachings continued to spawns more controversy. Have ups and downs along the way, the Liberal Islam Network survived as a minority which are slowly but surely continue to spread liberal ideas to the public through the mass media and social networks. This paper aims to explain what is the Liberal Islam Network and how those network survive to spread his thoughts amid controversies. Data were obtained from informal interviews and literature study by analyzing the sources of books, journals and newspapers which discuss the issue of the Liberal Islam Network. The analysis showed that the Liberal Islam Network is going down time by time."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Maulana Sadewo
"ABSTRAK
Ibadiyah merupakan salah satu aliran dalam Islam yang masih dianut sebagian muslim saat ini. Secara umum masyarakat lebih mengenal aliran besar dari Ibadiyah yaitu Khawarij. Khawarij merupakan aliran yang dianggap tekstual dan radikal. Hal tersebut berbeda dari Ibadiyah yang meskipun merupakan salah satu cabang dari Khawarij tetapi memiliki ajaran-ajaran dan sikap yang lebih damai dan moderat. Di Indonesia, kajian tentang Aliran Ibadiyah masih minim dilakukan, sehingga Ibadiyah sering disamakan dengan Khawarij. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam tentang Ibadiyah, terutama ajaran-ajaran dan sejarah perkembangannya, untuk menjelaskan, bahwa keberadaan Ibadiyah ini dapat dipahami sebagai salah satu bukti bahwa tidak semua kelompok Khawarij bersifat radikal. Tulisan ini merupakan kajian sejarah dengan metode deskriptif. Tulisan ini membahas tentang pengertian Aliran Ibadiyah dan ajaran-ajaran Ibadiyah yang membedakannya dari Khawarij dan sekte lain di dunia Islam serta persamaan yang ada di antaranya. Selain itu, dibahas juga sejarah perkembangan Aliran Ibadiyah di Timur Tengah. Hasil kajian menyimpulkan bahwa, sejarah, ajaran, tradisi keilmuan dan kehidupan penganut Ibadiyah di Timur Tengah memperlihatkan sikap damai dan kooperatif, sehingga Ibadiyah ini berbeda dengan aliran besarnya, yaitu Khawarij. Penulisan artikel ini juga membuktikan suatu aliran tidaklah selalu homogen, melainkan terdapat juga heterogenitas.

ABSTRACT
Ibadis is one of the sects in Islam that are still embraced by some Muslims today. In general, people are more familiar with the main sect from which Ibadis is derived namely Khariji. Khariji is a sect that is considered textual and radical. It is different from Ibadis despite being one of the branches of the Khariji, it has more peaceful and moderate teachings and attitudes. In Indonesia, the study of Ibadis sect has mot been much cunducted, so Ibadis is often considered the same as Khariji. Therefore, a more in depth study of Ibadis, especially the teachings and history of its development, is necessary in order to explain that the existence of Ibadis can be considered as a proof that not all Khariji groups are radical. This paper is a historical study with descriptive method. This paper is discusses the understanding of the Ibadis sect, and the teachings of Ibadis that distinguish it from the Khariji and other sects in the Islamic world, as well as and the similarities that exist in between. In addition, also discusses the history of Ibadis Sect development in the Middle East. The result of the study concludes that the history, teachings, tradition of Islamic knowledge and the life of adherents of the Ibadis sects in the Middle East show a peaceful and cooperative attitude, so that the Ibadis sect is different from Khariji. This article also proves that a sect is not always necessary homogeneous, but there is also heterogeneity."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Samiha
"ABSTRAK
Artikel ini membahas penerapannama keluarga dalam sistem penamaan bagi masyarakat di Republik Turki. Sistem penamaan keluarga bagi masyarakat Turki merupakan salah satu reformasi sosial budaya di Turki sejalan dengan gagasan modernisasi sejak awal negara modern Turki dibentuk. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah penerapannama keluarga, pola serta karakteristik, dan juga pengaruh penggunaan nama keluarga di Turki. Tulisan artikel ini disusun sebagai suatu studi kualitatif deskriptif dengan menggunakan studi pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa pengunaan nama keluarga di Republik Turki telah memberikan identitas baru sistem penamaan bagi masyarakat Turki. Dalam sistem penamaan yang mengacu kepada sistem Eropa, nama keluargaterletak paling belakang dalam deretan nama seorang individu dan mengambil garis dari nama bapak laki-laki mengikuti sistem patrilineal. Nama keluarga Turki ini juga unik karena dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu nama keluarga terkait fisik ayah, kepribadian ayah, profesi ayah, peristiwa sejarah atau nenek moyang, dan terkait alam semesta. Meskipun penerapan nama keluarga dimunculkan sejalan dengan dukungan terhadap kesetaraan gender yang mengacu kepada feminisme Barat, dan telah melindungi perempuan Turki dari tindakan poligami, namun sistem nama keluarga yang mengacu kepada nama laki-laki masih dianggap sebagai suatu bentuk pembatasan kebebasan hak perempuan dalam menggunakan nama. Kritik ini melahirkan perubahan ke arah pembebasan perempuan dalam menentukan pilihan untuk tetap menggunakan nama belakangnya pada masa gadis sebelum nama keluarga suaminya.

ABSTRACT<>br>
This article discusses the application of surnames in a naming system for society in the Republic of Turkey. The surnames system for Turkish society since the beginning is one of the social cultural reforms in Turkey with the idea of modernizing the modern state of Turkey. This article aims to explain the history of the application of surnames, patterns, characteristics, and the influence of the application of surnames in Turkey. the article is structured as a descriptive qualitative study with literature studies. The results found that the use of surnames in the Republik of Turkey has given the new identity of the naming system for Turkish society. In a naming system that refers to the European system, the surname lies at the back of an individual 39 s name and takes from the father male or the patrilineal system. The Turkish surname are unique because it can be classified into several categories, related to the father 39 s personality, physical and profession of father, related historical events or the ancestor of the family, and related to the universe. Although the application of surnames come along with support for gender equality that refers to Western feminism and has protected Turkish women from polygamy, the surname system refers to the male name is still regarded as a form of restricting women 39 s freedom of expression in the name. The criticism spawned a change in the liberation of women in making the choice to keep her surname in the girlhood before the surname of her husband."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Fatahillah
"ABSTRAK
Jamaah Tabligh adalah gerakan Islam transnasional yang tidak berpolitik dan berfokus mendorong umat Islam untuk kembali kepada Islam yang awal, terutama dalam beribadah, berpakaian, dan juga berperilaku. Penelitian ini berargumentasi bahwa aktivitas kelompok Jamaah Tabligh menampilkan suatu model tasawuf modern. Tasawuf sebenarnya suatu istilah yang berkaitan dengan perilaku beragama yang meninggalkan kehidupan dunia dan memfokuskan diri kepada satu kehidupan yang berorientasi kepada kehidupan akhirat. Dalam teori klasik, sekularisasi dan modernisasi di ramalkan akan meminggirkan agama dan bahkan melenyapkan kehidupan keagamaan. Namun, pada abad ke-21 ini, masyarakat modern telah menyaksikan bahwa gairah beragama malahan nampak di perkotaan. Kehadiran kelompok Jamaah Tabligh di Indonesia dengan tawaran kehidupan yang Islami tanpa meninggalkan kehidupan dunia kepada kelompok muda di perkotaan, memberi satu gambaran bahwa dalam dunia modern kehidupan bertasawuf, yaitu perilaku beragama yang berorientasi kepada kehidupan akhirat sejalan dengan perkembangan modernisasi itu sendiri. Penelitian ini membahas lebih lanjut bagaimana penerapan tasawuf pada gerakan Jamaah Tabligh. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi literatur dan penelitian lapangan, yaitu dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam.

ABSTRACT
Tablighi Jamaat is a non-political transnational Islamic movement that focuses on encouraging Muslims to return to primary Islam and particularly in matters of ritual, dress, and personal behaviour. The research argues that the activities of Tablighi Jamaat demonstrate a model of modern tasawwuf. Tasawwuf is in fact, a terminology related with religious behaviour that leaves life in this world and focuses on life in the hereafter. In classical theory, secularization and modernization are predicted to marginalize religion and even abandon religious life. However, in the 21st century, modern society has witnessed religious passions in urban areas. The presence of Tablighi Jamaat in Indonesia offering an Islamic life towards the youth in urban areas gives a picture how in modern times, tasawwuf life, religious behaviours which are oriented towards life in the hereafter, is in line with the development of modernization itself.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>