Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prima Rafika
"Kajian mengenai sikap DDII mengenai penerbitan buku PMP tahun 1980-1982. (Di bawah bimbingan Abdurakhman, M. Hum dan Dr. Soeharto). Program Studi Ilmu Sejarah; Pengutamaan Sejarah Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, tahun 2009. xv + 83 halaman; 2 halaman indeks; 14 halaman lampiran; daftar pustaka: 1 arsip pemerintah, 4 surat kabar, 47 buku, 2 tesis dan artikel. Penelitian mengenai sikap DDII terhadap penerbitan buku PMP tahun 1980-1982 bertujuan melengkapi penelitian mengenai Islam dan Orde Baru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan sumber-sumber tertulis, baik yang bersifat primer maupun sekunder.
Dalam penelitian ini penulis mengkaji mengenai alasan DDII melakukan penolakan terhadap buku-buku PMP untuk tingkat SD, SLP, dan SLA. DDII beranggapan bahwa dalam buku-buku tersebut terdapat upaya pendangkalan agama. Selain itu, dalam buku-buku juga dianggap mengkonfrontasi agama dengan Pancasila. Hal ini dikhawatirkan akan merusak akidah anak-anak. DDII menghimbau agar buku-buku tersebut dilakukan revisi secara menyeluruh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak melakukan revisi secara menyeluruh seperti yang dikehendaki oleh DDII juga beberapa organisasi Islam lainnya. Penerbitan buku-buku ini sebagai salah satu upaya menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Selain itu, pemerintah juga melakukan upaya indoktrinasi terhadap murid-murid sekolah melalui penerbitan buku ini.

Study on the attitudes about the publication of books DDII PMP years 1980-1982. (Under the guidance Abdurakhman, and Dr M. Hum. Soeharto). History of Science Program; History Pengutamaan Indonesia. Faculty of Cultural Sciences, University of Indonesia, in 2009. xv + 83 pages, 2 page index, 14 page appendix; list of libraries: 1 government regulations, 4 newspapers, 47 books and articles. Research on attitudes towards publishing books DDII PMP years 1980-1982 aimed to complete research on Islam and the New Order. Research was conducted using a historical approach that consists of four phases, namely heuristik, criticism, interpretation, and historiografi. This study uses written sources, whether they are primary or secondary.
In this study the authors review the reasons for the rejection of the conduct DDII books PMP for primary schools, SLP, and SLA. DDII thought that in the books there are efforts pendangkalan religion. In addition, in the books is also considered mengkonfrontasi religion with Pancasila. It is feared this will damage the faith of children. DDII urge that the books be revised thoroughly. Results of this research show that the government does not revise comprehensively as desired by DDII several other Islamic rganizations. Publication of these books as one of the efforts made Pancasila as the basic state. In addition, the government also make efforts to rainwashing school students through the publication of this book."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Whayudha Kusuma Wijaya
"Skripsi ini membahas sejarah Gerakan Dakwah Kampus studi kasus SALAM UI periode 1998-2003. Fokus penelitian tentang kontribusi SALAM sebagai Lembaga Dakwah Kampus. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa SALAM berperan dan berkontribusi dalam perkembangan dakwah Islam, khususnya dakwah kampus.

This essay discusses the history of the Movement Dakwah Campus SALAM UI case study in the period 1998-2003. Focus on the contribution of research institutions as SALAM Dakwah Campus. This research is a qualitative research design with descriptive. Results of research to provide information that SALAM participate and ontribute in the development of Dakwah Islamic, especially the campus."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12538
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Rossani Rahayu
"Kedudukan Jepang di Indonesia menjadi terancam secara tidak langsung, setelah Jepang mengalami banyak kekalahan dari sekutu pada masa Perang Dunia II. Kemunduran Jepang tersebut mendorong Perdana Menteri Jepang, Koiso, mengeluarkan kebijakan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia, kelak di kemudian hari. Kebijakan pemerintah pendudukan Jepang kemudian berlanjut dengan didirikannya Badan Penyelidik Usaha_Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Sidang BPUPK digelar sebanyak dua kali. Sidang pertama BPUPK berlangsung pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, dengan agenda pokok membahas tentang dasar negara. Pada saat itu sidang berlangsung dengan alot karena perbedaan pendapat antara kalangan kebangsaan dan kalangan Islam. Untuk menyelesaikannya, dibentuklah Panitia Kecil yang bersidang pada masa reses dengan agenda mencari kesepakatan tentang dasar negara Indonesia. Panitia Kecil ini kemudian menghasilkan Piagam Jakarta. Sidang kedua BPUPK dimulai pada 10 Juli. Sidang kedua ini pun berlangsung dengan alot karena membahas hasil dari sidang Panitia Kecil pada masa reses dan juga membahas Preambule serta Batang Tubug Undang_Undang Dasar. Sidang BPUPK berakhir pada 17 Juli 1945 dengan menghasilkan Piagam Jakarta, preambule dan Batang Tubuh Undang_Undang Dasar yang kemudian menjadi dasar preambule dan Batang Tubuh Undang_Undang Dasar 1945."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ressa Rizky Andriani
"Skripsi ini membahas mengenai aktivitas perempuan Indonesia yang menjadi objek dalam pelaksanaan kebijakan propaganda Pemerintah Pendudukan Jepang yang diterapkan di Indonesia, khususnya Jawa. Dalam melakukan propagandanya terhadap kaum perempuan, Pemerintah Pendudukan Jepang memanfaatkan pers sebagai sarana propagandanya, salah satunya adalah melalui Majalah Djawa Baroe. Majalah Djawa Baroe banyak menampilkan gambar-gambar yang memperlihatkan aktifitas perempuan di masa perang. Gambar-gambar yang ditampilkan dalam Djawa Baroe membentuk imej perempuan yang sempurna untuk masa perang. Dalam kehidupan nyata, aktivitas perempuan yang ditampilkan tersebut tidaklah sama, karena sebenarnya mereka mengalami penderitaan dalam menjalani kehidupan di masa perang.

This thesis discusses the activities of women who became objects in the implementation of government_s propaganda policy applied by Japanese Colonial Government in Indonesia, particularly in Java. In conducting propaganda to the women, the Government used the press as a medium; one of them was Djawa Baroe Magazine. Djawa Baroe Magazine displayed many pictures showing the activities of women in war. Pictures displayed in the Djawa Baroe formed a perfect image for women during the war. Whereas, in the real life, women_s activities was not the same because they were actually suffering at the time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12388
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinta
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai dinamika Djawatan Transmigrasi dalam upaya memaksimalkan potensi daerah untuk memeratakan pembangunan di Indonesia (1945-1966). Pada penelitian sebelumnya, kajian tentang peranan Djawatan Transmigrasi dalam penyelenggaraan transmigrasi tahun 1950-1966 umumnya membahas tentang pembentukan serta perpindahan Djawatan Transmigrasi dalam kementerian. Penelitian ini berfokus pada dinamika Djawatan Transmigrasi dalam pelaksanaan transmigrasi di Indonesia pada tahun 1945-1966. Penulisan ini menggunakan metode sejarah dengan menggunakan sumber-sumber tertulis baik dokumen dan buku. Pemerintah Indonesia di awal kemerdekaan menghadapi masalah ketimpangan persebaran penduduk. Ketimpangan ini mempengaruhi kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan membentuk Djawatan Transmigrasi yang bertugas menjalankan transmigrasi. Tujuannya adalah agar tenaga kerja yang melimpah di pulau Jawa dapat dipindahkan sehingga dapat mendukung perkembangan daerah di luar pulau Jawa. Dampak transmigrasi tampak pada perbandingan jumlah penduduk di wilayah Sumatera Selatan khususnya di Lampung pada tahun 1961, mayoritas penduduknya merupakan penduduk dari pulau Jawa. Kemudian dengan seiring berjalannya waktu, pelaksanaan transmigrasi ini juga berdampak pada budaya dan aspek sosial di daerah tujuan transmigrasi.

ABSTRACT
This thesis discusses the dynamics of Djawatan Transmigrasi in an efforts to maximice the potential of the regional for equitable Developmnet in Indonesia (1945-1966). In previous research, there is no comprehensive discussion on the role of Djawatan Transmigrasi in carrying out transmigration in 1950-1960. Discussions about Djawatan Transmigrasi only discussed the formation and transfer of authority within the ministry. The focus of this research is the dynamics of Djawatan Transmigrasi on the implementation of transmigration Indonesia in 1945-1966. The method used in this study is the historical method by using well-written sources of documents and books. The government at the beginning of independence faced the problem of equitable population distribution. This imbalance affects the welfare of the people. The governments effort is to establish a Djawatan Transmigrasi to carry out transmigration in Indonesia. The results of this study can be seen that in the implementation of transmigration the impact felt by the island of Java is not large when compared with the transmigration receiving areas outside Java.  Transmigration has an important impact on the proportion of the population.  For example in the South Sumatera region especially in Lampung in 1961 majority of the population is inhabitants of the island of Java.  Then with time.  The implementation of transmigration also has an impact on the cultural and social aspects of the transmigration destination"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Iit Iriyana Mukhlisoh
"Skripsi ini membahas bagaimana perkembangan salah satu pondok pesantren tertua di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur mampu bertahan keberadaanya di tengah semakin dikekangnya keberadaan pondok pesantren oleh pihak kolonial. Usaha untuk merevitalisasi pondok pesantren dilakukan oleh salah satu pimpinan pondok tersebut yaitu K.H. Wahab Hasbullah dengan mendirikan madrasah Mubdl Fan. Hal ini bertujuan agar keberadaan pondok pesantren ini tetap menjadi tempat menggali ilmu bagi masyarakat sekitarnya. Dari awal kepemimpinan K. H. Wahab Hasbullah, pondok pesantren ini mengalami perkembangan dan pembaruan baik dari segi fisik maupun non fisik.

The focus of this study about development one of the oldest boarding school in Tambakberas, Jombang, East Java. This boarding school able to maintance its existence in the middle of the limitation by the Dutch Colonial. Efforts to revitalize the boarding school conducted by one of the leaders, K.H. Wahab Hasbullah. He built madrasah Mubdl Fan intended that the existence of the boarding school remains a place to explore the science surrounding communities. From the beginning of leadership K.H. Wahab Hasbullah this boarding school is experienced growth and change in bot physical and non-physical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Wulandari
"Skripsi ini bertujuan menggambarkan perjuangan kaum perempuan pada awal abad ke-20. Majalah Isteri lahir pada Desember 1928 sebagai hasil Kongres Perempuan Indonesia Pertama. Majalah Isteri merupakan media bersama organisasi-organisasi perempuan yang tergabung dalam Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII) yang anggotanya-anggotanya secara umum bercorak Islam, Kristen, sosial atau nasionalis sekuler. Majalah Isteri membahas tiga wacana utama yaitu pendidikan, kedudukan perempuan dalam perkawinan, dan politik. Dalam wacana pendidikan, majalah Isteri menekankan pentingnya pendidikan modern bagi kaum perempuan tanpa meninggalkan tradisi. Dalam wacana kedudukan perempuan, majalah Isteri menekankan pada pentingnya memperbaiki kedudukan perempuan dalam perkawinan. Hal ini terkait perkawinan anak, perkawinan paksa, dan poligami. Tetapi wacana tersebut menimbulkan perdebatan keras diantara anggotanya. Redaksi majalah Isteri akhirnya mengambil tindakan melarang tulisan-tulisan bertema kedudukan perempuan dalam perkawinan yang terkait agama. Dalam wacana politik, majalah Isteri yang menganut politik kooperatif menekankan pada pentingnya kuat secara politik agar kuat pula secara sosial dan ekonomi. Majalah Isteri terbit pada Mei 1929 sebagai sebuah organ yang mandiri, tetapi karena masalah finansial. Pada 1932 kepengurusan majalah Isteri diambil alih oleh pengurus PPII.

This undergraduate thesis discussed about women's struggle in the early twentieth century. Isteri was founded on December 1928 as a result of the first Indonesian women‟s congress in 1928. Isteri was an inter-organizational press under Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII - Federation of Indonesian Women‟s Organizations) consisted of Islamic, Christian, social, and secular- nationalist organizations. Isteri discussed three main issues. They were education, women in marriage and politic. First, Isteri concerned on modern education for women without abandoning tradition. Second, Isteri concerned on women in marriage such as child marriage, forced marriage, and polygamy. However, these issues considered too controversial because of the connection to some religions. The discussion deteriorated shortly afterward causing Isteri forbade any articles related to any religions. The third, Isteri concerned on the importance of political power to maintain social and economic power. Isteri which first published on May 1929 had an independent board separated from PPII. But in 1932, PPII had to take over Isteri due to financial problem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris
"Mohammad Hatta menjadi salah satu founding father Indonesia yang menarik untuk dikaji pemikirannya. Pemikiran Hatta yang dikaji dalam penelitian ini ialah demokrasi. Konsep demokrasi yang digagas Hatta memadukan antara demokrasi barat yang telah modifikasi oleh Hatta dan demokrasi yang memang telah ada di Indonesia sejak lama. Dari konsep demokrasi tersebut, penelitian akan dilanjutkan dengan Hatta menjabat sebagai wakil presiden dan saat Hatta berhenti.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dengan pencarian sumber-sumber primer khususnya tulisan-tulisan Hatta kemudian mencari bahan sumber sekunder yang membahas dalam lingkup tahun 1945-1965.
Hasilnya pada masa Hatta menjabat sebagai wakil Presiden, Hatta mengaplikasikan konsep demokrasinya dalam berbagai kebijakan. Kebijakankebijakan dibuat untuk mendemokratisasi Indonesia yang saat itu sedang menghadapi keadaan Revolusi Kemerdekaan. Dengan usaha mendemokratisasi Indonesia tersebut maka Indonesia akan mendapat pengakuan Internasional dan menjadi negara yang berdaulat.
Kemudian pada masa demokrasi terpimpin, saat Hatta sudah berhenti dari jabatannya sebagai wakil Presiden. Keadaan demokrasi Indonesia malah menuju ke arah otoriter dengan berbagai kebijakan seperti pembubaran parlemen, pengebirian partai politik, dan pembreidelan pers. Hal itu membuat Hatta merasa berkewajiban untuk menasehati dan mengkritik pemerintah dan Presiden agar kembali ke jalur demokrasi yang sebenarnya.
Mohammad Hatta became one of the founding fathers of Indonesia's interesting to study his thoughts. Thought Hatta were examined in this study is democracy. Hatta initiated the concept of democracy that combines western democracies that have been modified by Hatta and democracy are indeed already exist in Indonesia for a long time. Of the concept of democracy, the study will be followed by Hatta served as vice president and when Hatta call of from his position.
The data collection was done by literature search primary sources, especially the writings of Hatta then look for the secondary source materials that discuss the scope of the 1945-1965 year.
The result at the time served as vice-president Hatta Hatta applying the concept of democracy in the various policies. Policies are made to democratize Indonesia, who was facing an Independence Revolution. With the effort to democratize Indonesia Indonesia will receive international recognition and become a sovereign state.
Then during the ?Demokrasi Terpimpin?, while Hatta has resigned as vice president. The state of democracy in Indonesia instead towards authoritarian with various policies such as the dissolution of parliament, political parties castration, and the banning of the pers. It makes Hatta feel obliged to advise and criticize the government and the President to return to the path of true democracy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>