Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riyanto Suprawihadi
"Pengolahan limbah cair tapioka dengan sistem Kombinasi Biofilter Anaerob - Aerob aliran ke atas merupakan pengolahan biologis dengan biakan melekat (attached growth proccess), sebagai salah satu teknologi alternatif dalam pengolahan limbah cair.
Tujuan penelitian adalah diperolehnya suatu unit pengolah limbah cair tapioka dengan teknologi yang sederhana dan mudah dalam pembuatan, operasional maupun perawatannya serta mempunyai kemampuan dalam memperbaiki kualitas limbah cair, sehingga kemungkinan timbulnya dampak kesehatan masarakat akibat pencemaran dapat dicegah, mengantisipasi mahalnya biaya pembuatan unit pengolah limbah cair serta menghindari ditutupnya beberapa industri.
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan eksperimental ulang (Pretest posttest Control Group Design), dimana obyek dibagi dalam dua kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan satu berdasarkan total waktu tinggal 6 jam dan kelompok perlakuan dua menggunakan total waktu tinggal 12 jam. Sedangkan aspek kesehatan masyarakat dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terhadap responden yang berdomisili di sekitar lokasi pabrik sebanyak 50 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan total waktu tinggal 6 jam, unit pengolah dapat menurunkan konsentrasi parameter limbah cair tapioka pH, BOD5, COD, TSS, NH3, H2S dan Sianida dengan efisiensi antara 70% - 86%. Hal ini dibuktikan dengan basil uji t (t-test) yang menunjukkan adanya perbedaan penurunan secara berrnakna pada setiap tahapan pengolahan (p < 0,05) pada taraf 95%. Sedangkan berdasarkan waktu tinggal, ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara waktu tinggal 6 jam dengan 12 jam (p > 0,05). Gangguan yang dirasakan oleh masyarakat berupa bau (100%), sedangkan keluhan dua minggu terakhir berupa gatalgatal (44,1%) serta kombinasi sakit perut, sakit kepala dan gatal-gatal (32,4%). Keluhan di alas kemungkinan berkaitan dengan adanya kontak melalui udara rnaupun air yang tercemar, karena 100% sumber air bersih masyarakat berasal dari air tanah.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa unit pengolah limbah cair tapioka ini terbukti dapat menurunkan konsentrasi parameter limbah cair tapioka dengan efisiensi antara 70% - 86% pada waktu tinggal 6 jam. Dengan waktu tinggal yang relatif pendek, maka lahan yang dibutuhkan relatif lebih sedikit. Demikian juga dengan turunnya parameter NH3, H2S dan Sianida, maka dampak kesehatan yang mungkin terjadi dapat dikurangi.
Disarankan agar dilakukan proses pengendapan awal atau pre-tretment sebelum penggunaan unit pengolah ini, sehingga efisiensi pengolahan dapat lebih baik, serta perlu diteliti lebih lanjut pengaruh jumlah kolom dan lamanya alat beroperasi untuk mengetahur titik jenuh.
Daftar Bacaan : 31 (1971 - 2000)

The Tapioca's Wastewater Treatment by Upstream Anaerob-Aerob Bioftlterittg Combination System And The Public Health Aspects (The study at Tapioca's Industry PT.LPF di Tanjung Bintang South Lampung)
Tapioca's wastewater treatment by Upstream Anaerob Aerob Biofilter-in Combination System is the biological treatment that is the attached growth pr-rccess, where is the one of the alternative technology in wastewater treatment,
Objectives of the study is to understand that the parameters of tapioca's wastewater will be decreased and to understand the difference of parameters decreased So the public health impact will be prevented: the high cost of establish wastewater treatment will be anticipated and the closed of the tapioca's industries will be avoided.
The research is the experimental study with pr-elesr pasllesl control group design, where the subject is divided into two group intervention. The first group based on six hours in total retention time and the second group based on twelve hours in total retention time,
The result of the study shown that in short retention time (six hours), the treatment unit could decreased of the concentration of parameters tapioca's wastewater involve pH: BOD5: COD_ TSS; NH:; H2S and Cyanide with range of efficiency about 70% - 86%. The statistical t-test known that is different in every treatment step for each parameter's (p < 0,05) at level 95%. For the variation of parameters concentration based on retention times have not different significantly (p > 0,05), exception for the TSS parameter have different at each point significantly (p < 0,05). By the parameters concentration especially to NTT?. H 2S and Cyanides have decreasing, so the public health impact may occur will be reduced.
The conclusion of the study shown that the wastewater treatment unit could be decreased tapiocas 1.yastewater parameters concentration with efficiency range about 7t)°o - S6'?0 at SIX hours in total retention time. So wIdes of the land that needed small relati ely. The other hand, by the decreasing of NH;, I-1-:S and Cyanides. so the public health impact will prevented.
The study have recommended to applicated this treatment unit for the industries that have low investation land and needed to follow up the study about the correlation of the reactor numbers.
Bibliography : 31 (1971 _. 2000)"
2001
T8216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budiyono
"ABSTRAK
Diazinon merupakan insektisida organofosfat yang masih digunakan di Indonesia dalam bidang pertanian. Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australian telah melakukan pemberhentian penggunaan pestisida diazinon secara bertahap dan pelarangan penggunaan pestisida diazinon di dalam ruangan, pada pemotongan rumput, kebun, dan hasil panen. Organisasi-organisasi internasional seperti EPA, WHO, IARC, dan ACGIH mengklasifikasikan diazinon sebagai pestisida non-karsinogenik. Penelitian ini menggunakan desain systematic review dan bertujuan untuk mengetahui dampak pestisida diazinon terhadap manusia, mamalia lainnya dan lingkungan serta kelayakan penggunaan pestisida diazinon di Indonesia. Data bersumber dari artikel jurnal pada 9 database elektronik dan ditemukan 43 jurnal penelitian yang sesuai dengan inklusi.
Studi ini menemukan adanya dampak pestisida diazinon pada manusia, mamalia lainnya dan lingkungan. Dampak pestisida diazinon pada manusia seperti efek akut dan efek kronis, efek pada masa perkembangan, efek imunotoksisitas, efek genotoksisitas, efek neurotoksisitas, efek reproduksi, dan efek sistemik. Dampak pestisida diazinon pada mamalia lainnya antara lain efek neurotoksisitas, efek reproduksi, efek imunotoksisitas, dan efek sistemik. Sedangkan, dampak pestisida diazinon pada lingkungan berupa residu pada udara, tanah, air, tanaman dan buah-buahan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa data yang dimiliki belum mencukupi untuk melakukan pelarangan penggunaan pestisida diazinon di Indonesia, tetapi hasil penelitian menunjukkan adanya dampak penggunaan pestisida diazinon pada manusia, mamalia lainnya dan lingkungan serta ditemukan beberapa negara sudah melarang penggunaan diazinon.

ABSTRAK
Diazinon is an organophosphate insecticide that is still used in Indonesia especially agriculture area. Some countries such as United States and Australian phase-out diazinon and ban the use of diazinon pesticides in indoors, on grass cutting, garden, and crops. International organizations such as EPA, WHO, IARC, and ACGIH classifying diazinon as a non-carcinogenic pesticides. This study using systematic review and aimed to determine the effect of diazinon pesticides on humans, other mammals and environment as well as the feasibility of use of the pesticide diazinon in Indonesia. Data sourced from 9 databases of journal articles in electronic database and found 43 studies corresponding to the inclusions.
This study found that there is effect of pesticide diazinon in humans, other mammals and the environment. The effect of pesticide diazinon in humans such as acute and chronic effects, developmental effects, imunotoxicity, genotoxicity, neurotoxicity, reproductive effects, and systemic effects. The effect of pesticide diazinon on other mammals such as neurotoxicity, reproductive effects, imunotoxicity, and systemic effects. Meanwhile, the environmental effect of pesticide diazinon are residue of diazinon in air, soil, water, plants and fruits. This study concludes that the data held are not enough to ban the use of pesticide diazinon in Indonesia, but the results showed the effects of diazinon pesticide in humans, other mammals and the environment, and found several countries have banned the use of diazinon.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurilma Fauzia
"Kondisi pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia semakin menampakkan kondisi yang sangat meprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Kadar debu pada 3 kota besar di Indonesia yakni DKI Jakarta, Yogyakarta dan Semarang sebesar 280μg/m3, dimana nilai tersebut sudah melebihi baku mutu. Kontribusi debu pada udara ambient di DKI Jakarta yang bersumber dari kendaraan bermotor sebesar 4.486.991 ton/tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar risiko kesehatan akibat pajanan PM10 pada populasi berisiko di Terminal Bus Pulogadung. Desain studi dalam penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).
Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai tingkat risiko (RQ) pajanan PM10 berisiko terhadap kesehatan populasi berisiko baik untuk perhitungan real time maupun life span. Rekomendasi manajemen risiko dapat dilakukan dengan mengurangi konsentrasi PM10 sampai batas aman yaitu dengan upaya perbaikan lingkungan terminal.

Condition of air pollution in major cities in Indonesia are increasingly displaying very poor condition. Sources of air pollution can come from a variety of activities such as industry, transport, offices, and housing. The Dust levels in the three major cities in Indonesia, Jakarta, Yogyakarta and Semarang for 280μg/m3, where the value has exceeded the threshold limit value ( TLV ). Contributions of dust in ambient air in Jakarta that comes from motor vehicles amounted to 4,486,991 tons / year.
This aim of this study is to analyze the big health risk of PM10 exposure at risk populations in Pulogadung Bus Terminal. The design of this study used the method of Environmental Health Risk Analysis ( ARKL ).
The results showed that in real time or life span calculation the level of risk (RQ) for risk agent PM10 is risky for the risk population health. Risk management recommendations can be done by reducing PM10 concentrations to safe limits as environmental improvement terminal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnatami Nurul Azni
"Pajanan agen risiko kesehatan dari lingkungan kerja berdampak pada timbulnya risiko penyakit akibat kerja sehingga pekerja menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, untuk mengestimasi risiko kesehatan dari pajanan agen risiko berupa PM10 dari lingkungan kerja, sebuah penelitian analisis risiko telah dilakukan pada 70 orang pekerja industri readymix PT. X Plant Kebon Nanas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan analisis risiko. Risiko kesehatan akibat pajanan PM10 dihitung dengan membandingkan asupan PM10 dengan dosis referensi. Konsentrasi PM10 diukur pada 6 titik. Hasil konsentrasi tertinggi yaitu 0,407 mg/M3 dan terendah yaitu 0,167 mg/M3 dengan perhitungan konsentrasi rata-rata yaitu 0,289 mg/M3. Hasil perhitungan risiko yang diterima saat ini (realtime) terdapat 21,4% pekerja yang berada dalam kategori berisiko. Sedangkan hasil estimasi risiko yang diterima seumur hidup (lifetime) hanya 2 orang pekerja yang dalam kategori tidak berisiko. Manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan konsentrasi menjadi 0,08 mg/M3. Dengan konsentrasi tersebut pekerja diestimasikan aman bekerja selama 11 jam per hari dan 362 hari per tahun.

Exposure of a risk agent from the workplace affect the incidence of occupational diseases so the workers are not able to work productively. To estimate health risk from exposure to PM10, health assessment has been conducted among 70 readymix workers of PT. X at Kebon Nanas Plant. PM10 as risk agent was measured in six points and the result of the highest concentration was 0.407 mg/M3 and the lowest concentration was 0.167 mg/M3 with the average concentration was 0.289 mg/M3. The estimations of health risks are represented by Risk Quotient (RQ), which is obtained from the comparison of the daily intake and reference dose. The calculations of the real time risk showed that 21.4 percent of workers are not safe from a health risk (RQ > 1). While only 2 workers are safe from life time risk. The result of safest concentration was 0.08 mg/M3. With that concentration, estimated workers will be safe to work for 11 hr/day and 362 days/year without adverse health effect."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzah Aisyah Ridlani
"Benzena merupakan bahan kimia yang terbukti karsinogenik serta bersifat genotoksik pada manusia. Salah satu penggunaan benzena adalah lem yang digunakan di industri mebel atau furniture. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan benzena pada pekerja industri mebel. Yang menjadi tempat penelitian adalah workshop kayu yang berada Kawasan Gotong Royong, Klender, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan selama bulan November hingga Maret 2016. Metode yang digunakan adalah metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai estimasi risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan dengan Risk Quetient dan estimasi risiko kesehatan karsinogenik dinyatakan dengan Excess Cancer Risk.
Konsentrasi benzena di udara lingkungan kerja diukur dan karakteristik pola pemajanan responden didapatkan dari hasil wawancara langsung. Didapatkan bahwa nilai median konsentrasi benzena di udara lingkungan kerja di Kawasan Gotong Royong sebesar 0,508 mg/m3 atau 0,159 ppm. Nilai median dari intake non karsinogenik untuk durasi life span adalah 0,016 mg/kg/hari, sedangkan nilai median dari intake non karsinogenik real time sebesar 0,00073 mg/kg/hari. Nilai median dari intake karsinogenik sebesar 0,00026 mg/kg/hari.
Dari nilai intake, didapat besar tingkat risiko non karsinogenik (RQ) untuk durasi life span sebesar 1,90 dan RQ real time sebesar 0,085. Sedangkan tingkat risiko karsinogenik (ECR) dengan CSF minimal sebesar 0,4E-4 dan ECR dengan CSF maksimal sebesar 1,5E-4. Nilai RQ life span dan nilai ECR maksimal sudah melewati batas aman sehingga udara di lingkungan kerja Kawasan Gotong Royong sudah tidak aman dari risiko kesehatan non karsinogenik dan risiko kesehatan karsinogenik pajanan benzena dengan intake sesuai masing-masing responden. Diperlukan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko kesehatan pajanan benzena.

Benzene is a chemical that proven carcinogenic and genotoxic in humans. One of the uses of benzene is the glue used in the furniture industry. This study was conducted to estimate the health risks of exposure to benzene in the furniture industry workers which used the glue contains benzene. The research took place in some furniture production workshops in Kawasan Gotong Royong, Klender, East Jakarta. The study was conducted during the months of November to March, 2016. The method used is the method of Environmental Health Risk Analysis (HRA). The estimated value of non-carcinogenic health risk is expressed as Risk Quetient (RQ) and carcinogenic health risk estimates is expressed as Excess Cancer Risk (ECR).
The concentration of benzene in the air working environment is measured and the characteristic of exposure of respondents obtained from direct interviews. It was found that the median value of the concentration of benzene in the air working environment of the Kawasan Gotong Royong was 0,508 mg/m3 or 0,159 ppm. The median value of non-carcinogenic intake for the life span duration was 0,016 mg/kg/day, while the median value of intake of non carcinogenic for the real time duration was 0,00073 mg/kg/day. The median value of the carcinogenic intake was 0,00026 mg/kg/day.
By the value of the intake, it was calculated the level of risk of non carcinogenic (RQ) for the life span duration was 1.90 and RQ for the real time duration was 0,085. While the level of carcinogenic risk (ECR) with a minimum of CSF was 0,4E-4 and ECR with CSF maximum was 1,5E-4. RQ value for the life span duration was >1 and the maximum value of ECR was >1E-4 suggested the air in the working environment of the Kawasan Gotong Royong was not safe from the health risks of non-carcinogenic and carcinogenic health risks of exposure to benzene based on the appropriate intake of each respondent. Risk management is required to minimize the health risks of exposure to benzene.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Tri Wulandari
"ABSTRAK
Pajanan PM2.5 berhubungan dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan
pernafasan. Konsentrasi PM2.5 meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besarnya risiko
yang muncul pada pekerja sebagai populasi berisiko di Terminal Terpadu Kota
Depok akibat pajanan PM2.5 di udara ambien. Besar risiko dianalisis
menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan. Untuk menghitung
besarnya risiko dilakukan sampling konsentrasi PM2.5 pada 3 titik yang diukur
pada pagi, siang, dan sore, serta survei antropometri dan pola aktivitas pada 63
pekerja di terminal. Konsentrasi rata-rata PM2.5 adalah 61,67 μg/m3. Hasil
perhitungan risiko realtime maupun lifetime menunjukkan bahwa seluruh
kelompok pekerja memiliki risiko non karsinogenik (RQ>1) dengan asupan
sebesar 0,005 mg/kg/hari dan 0,0106 mg/kg/hari. Berdasarkan jenis pekerjaan,
perhitungan secara realtime maupun lifetime, semua jenis pekerjaan memiliki
risiko non karsinogenik. Manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah
menurunkan konsentrasi PM2.5 hingga pada batas aman yaitu 23 μg/m3 atau
membatasi waktu pajanan menjadi 5 jam sehari atau 123 hari setahun atau 11,3
tahun.

ABSTRACT
Exposure to fine particulate matter (PM2.5) is associated with mortality for
cardiovascular and pulmonary disease. PM2.5 concentration increased in
accordance with motor-vehicle quantity. This study aims to estimate the risk of
PM2.5 exposure among workers as population at risk in Depok Integrated
Terminal. The risk quotient is estimated using EHRA methodology. In order to
estimate the risk, outdoor ambient air PM2.5 was observed at 3 points area
(observed in the morning, afternoon, and evening at each point), and also
individual anthropometry and activity pattern had been surveyed among 63
respondents. Average PM2.5 ambient concentration is 61,67 μg/m3. The result of
realtime and lifetime assessment showed that workers in general had non
carcinogen risk (RQ>1) with general potential average dose of 0,005 mg/kg.day
and 0,0106 mg/kg.day. Based on occupation type, both realtime and lifetime
assessment showed that all occupation type had high risk quotient. The risk
management that can be done is by decreasing the concentration to the safest, 23
μg/m3 or by limiting the time of exposure.;;"
2016
S65210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aish Baity Kurnia
"Benzo a pyrene BaP merupakan salah satu golongan PAHs. IARC menetapkan benzo a pyrene BaP sebagai penyebab kanker pada hewan dan mungkin pada manusia Group 2A. Sumber BaP dari buangan kendaraan bermotor, pembakaran kayu dari perapian, fly ash dari pembangkit listrik dengan bahan batubara atau proses pembakaran lainnya. SMPN 16 Bandung terletak di Jalan P.H. Hasan Mustafa No.53 yang merupakan jalan raya utama padat lalu lintas, dekat dengan SPBU memiliki risiko terpajan BaP. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan BaP pada anak SMPN 16 Bandung kelas VIII. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017. Metode yang digunakan adalah metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL. Nilai estimasi risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan dengan Risk Quotient RQ dan estimasi risiko kesehatan karsinogenik dinyatakan dengan Excess Cancer Risk ECR. Konsentrasi BaP di udara ambient lingkungan sekolah diukur dan karakteristik pola pajanan responden diperoleh dari hasil wawancara langsung. Nilai konsentrasi BaP pada pengambilan 10 titik nilainya sama.

Benzo a pyrene BaP is one of the PAHs. The IARC establishes Benzo a pyrene BaP as a cause of cancer in animals and possibly in humans. The sources of BaPcan befrom vehicle rsquo s disposal, wood burning from fireplaces, flying ash from coal based power plants or other combustion processes. 16 Bandung Junior High School is located at P.H. Hasan Mustafa 53 which is a major traffic highway, close to gas stations that has a risk of being exposed to BaP. The research took place in some student of 16 Bandung JHS especially those who are in grade eight. The study was conducted in May 2017. The method that rsquo s used is the method of Environmental Health Risk Analysis. The estimated value of non carcinogenic health risk is expressed as Risk Quotient RQ and the estimated value of carcinogenic health risk is expressed as Excess Cancer Risk ECR. The concentration of BaP in the air of school rsquo's environment is measured and the characteristic of exposure is obtained from direct interviews. The value of BaP rsquo's concentration at 10 points is equal to
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ony Rosalia
"Peningkatan kendaraan transportasi menyebabkan pencemaran udara. PM2,5 polutan utama memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan. Kondisi cekungan Bandung menyebabkan polutan terperangkap karena penyebaran polutan terhambat. Penelitian bertujuan menganalisis risiko kesehatan pada remaja siswa SMPN 16 Bandung akibat pajanan inhalasi PM2,5 di lingkungan sekolah. Desain studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL . Pengukuran konsentrasi PM2,5 dilakukan pada 10 titik menggunakan Haz Dust EPAM 5000. Sampel siswa kelas VIII sebanyak 66 siswa yang dipilih secara acak. Rata-rata konsentrasi PM2,5 sebesar 29,34 g/m3 , masih di bawah nilai baku mutu menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 65 g/Nm3. Adanya peningkatan Intake realtime, 3 tahun dan 12 tahun secara berturut-turut 7.53x10-5, 1.25x10-4, 5.02x10-4 mg/kg/hari. Intake PM2,5 tinggi pada siswa dengan berat badan rendah dibandingkan dengan siswa dengan berat badan yang besar. Estimasi risiko kesehatan dinyatakan sebagai risk quotient RQ yang dihitung dari rata-rata intake pajanan PM2,5 terhadap siswa dan dosis referensi RfC , RQ>1 menunjukkan risiko perlu dikendalikan. Hasil analisis dengan durasi pajanan realtime, 3 tahun, dan 12 tahun menunjukkan batas aman terhadap pajanan PM2,5 RQ < 1 . Secara keseluruhan siswa kelas VIII tidak berisiko terhadap pajanan inhlasi PM2,5 di Lingkungan sekolah.

Increase in transport vehicles causes air pollution. Major pollutant of PM2.5 provides an enormous impact on health. Basin condition in Bandung causes the pollutants to be trapped because the pollutant cannot be released. The aim of this research is to analyze the health risks of junior high school students of SMPN 16 Bandung due to PM2.5 inhalation exposure in the school environment by using Environmental Health Risk Assessment method. PM2.5 concentration assessment was conducted at 10 points with a sample of 66 students rsquo grade VIII selected randomly. The average concentration of PM2.5, which was 29.34 g m3 was still below the standard value regulated by Government Regulation No. 41 of 1999 65 g Nm3. The increased in real time intake for 3 years and 12 years respectively were 7.53x10 5, 1.25x10 4, 5.02x10 4 mg kg day. PM2.5 intake was higher in students with light weight than students with heavy weight. Estimated health risks was expressed as risk quotient RQ calculated from the average of PM2.5 exposure intake on students and reference dose RfC , RQ 1 indicated the risk needed to be controlled. The results of the analysis with the duration of real time exposure for 3 years and 12 years showed a safe limit to PM2.5 exposure RQ.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almadinah Hakim
"

Hazard mikrobiologis, khusunya virus, memiliki kontribusi yang cukup besar pada penyakit, terlebih lagi dengan ukurannya yang mikroskopik. Penilaian risiko mikrobiologis merupakan cara untuk mengestimasi probabilitas suatu virus menyebabkan suatu efek pada manusia, dan sebagai rujukan untuk melakukan manajemen risiko yang sesuai dan tepat. Namun, pelaksanaan penilaian risiko mikrobiologi s lebih kompleks karena sifat mikroorganisme yang berbeda dengan hazard kimia. Kajian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan mesintesis informasi terkait penilaian risiko mikrobiologis dengan menggunakan metode kajian kepustakaan naratif. Hasil kajian menunjukkan bahwa penilaian risiko dilakukan berdasar tujuan manajemennya. Penilaian risiko kualitatif dan semi-kuantitatif dapat dilakukan untuk sebagai awalan sebelum melakukan penilaian kuantitatif, karena pelaksanaannya yang cepat dan sederhana. Penilaian kuantitatif juga disesuaikan dengan konteks penelitian untuk perhitungan exposure assessment dan dose-response. Manejemen risiko dari hasil penilaian juga perlu diverifikasi dengan kembali melaksanakan penilaian risiko.

 


Microbiological hazard, particularly virus, contributing highly in disease, moreover with its microscopic size. Microbial risk assessment is a tool to estimate a probability of virus causing effect to human body, and as reference to generate appropriate and precise risk management. However, conducting microbial risk assessment is more complex because of its microorganism nature that is different from chemical hazard. This review aims to collect and synthesize information regarding microbial risk assessment using narrative literature review method. This review suggests that microbial risk assessment conducted based on its management purpose. Qualitative and semi-quantitative risk assessment can be performed for initial assessment before assessing quantitatively, due to its speed and simplicity. Quantitative assessment also executed based on its context for quantifying the exposure assessment and dose-response. Risk management from risk assessment result needs to be verified by reenacting risk assessment.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>