Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucia Sri Sunarti
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian: Clostridium docile merupakan salah satu kuman anaerob penyebab infeksi nosokomial. Infeksinya dapat berupa Antibiotic Associated Diarrheae (AM) ataupun Pseudomembranous Colitis (PMC). Bayi dan neonates dianggap sebagai sumber penyebab infeksi nosokomial oleh kuman tersebut karena organisme ini ditemukan sebagai flora normal dalam saluran pencernaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase anak berumur kurang dari 1 tahun yang dalam fesesnya ditemukan Clostridium difficile toksigenik. Deteksi toksin dilakukan dengan uji koaglutinasi lateks terhadap filtrat kultur organisme dan dibandingkan dengan uji sitotoksisitas menggunakan biakan sel BHK-21. Isolasi organisme dilakukan pada media Cycloserine Cefoxitin Fructose Agar (CCFA) dan Cycloserine Cefoxitin Manitol Agar (CCMA). Penggunaan media CCMA bertujuan untuk memperoleh cara identifikasi Clostridium dicile yang mudah dan praktis.

Hasil dan kesimpulan : Ditemukan 11,7 % anak berumur kurang dari 1 tahun mengandung Clostridium difficile toksigenik dalam fesesnya. Uji koaglutinasi lateks yang dilakukan terhadap filtrat kultur organisme memberikan nilai sensitivitas sebesar 100 %, nilai spesifisitas 100 %, nilai prediktif positif 100 % ,don nilai predlktif negatif 100 % ,dengan menggunakan uji sitotoksisitas sebagai gold standard. Jumlah dan jenis bakteri yang tumbuh pada media CCFA dan CCMA adalah sama, koloni Clostridium dif,ficile yang tumbuh pada media CCMA memiliki warna yang spesifik yaitu loaning sedang koloni spesies Clostridium lain berwarna merah muda. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa 11,7 % anak membawa Clostridium difficile toksigenik dalam saluran cernanya, uji koaglutinasi lateks dengan filtrat kultur organism memberikan hasil yang sama dengan uji sitotoksisitas dengan biakan sel BHK-21, penggunaan media CCMA tidak berpengaruh terhadap tingkat isolasi Clostridium difficile bahkan memberikan gambaran koloni yang lebih spesifik sehingga mempermudah dan mempersingkat waktu identifikasi.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Herawati Suparto
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Penelitian biomedik yang menggunakan hewan percobaan makin meningkat dan di Indonesia mencit adalah hewan percobaan yang paling populer. Hewan percobaan yang akan dipakai dalam penelitian harus bebas dari penyakit; antara lain penyakit yang sering menjangkiti mencit adalah virus Sendai. Virus Sendai banyak menimbulkan masalah di Jepang, Rusia, Cina dan Amerika Serikat pada awal tahun 1950 sampai akhir 1970-an, selain menyebabkan angka kematian yang tinggi juga mempengaruhi hasil penelitian-penelitian di bidang imunologi dan karsinogenesis paru-paru.

Penelitian ini bertujuan mendapatkan data seroepidemiologi infeksi virus Sendai pada mencit laboratorium di 4 lokasi pemeliharaan hewan percobaan: di Jakarta, Bogor dan Bandung. Mencit dikelompokkan a) 3 minggu, b) 8 minggu, c) 12 minggu, setiap kelompok berjumlah 50 ekor terdiri dari 25 jantan dan 25 betina. Pemeriksaan yang dilakukan adalah uji hambatan hemaglutinasi untuk mengetahui adanya antibodi hembatan hemaglutinasi dalam serum. Sebelum diuji serologik, serum harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan inhibitor tidak spesifik yang dapat mengganggu hasil uji tersebut. Pengolahan serum memakai cara modifikasi yaitu serum yang tidak diencerkan 1 bagian, filtrat kolera 1 bagian, dan kaolin 25% 3 bagian, dibandingkan dengan pengolahan serum 1 bagian dan filtrat kolera 4 bagian.

Hasil dan Kesimpulan: Uji hambatan hemaglutinasi terhadap serum yang diolah dengan cara modifikasi memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan pengolahan serum dengan perbandingan I : 4. Hasil pemeriksaan terhadap ke 600 sampel dari 4 lokasi menunjukkan bahwa titer antibodi hambatan hemaglutinasi terhadap virus Sendai kurang dari 20, berarti tidak ada anti hemaglutinin. Maka infeksi virus Sendai tidak ditemukan dan pemakaian mencit laboratorium dari Jakarta, Bogor dan Bandung tidak perlu dikhawatirkan terinfeksi virus Sendai.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Setyarahardja
Abstrak :
PENDAHULUAN Kuman anaerob adalah kuman yang peka terhadap O2, karena 02 merupakan bahan toksik terhadap kuman ini; makin lama kontak dengan 02, kondisi dan jumlah kuman yang hidup makin menurun (1-3). Dalam 10 tahun terakhir ini penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman anaerob tampak meningkat. Sebagian besar kuman anaerob penyebab infeksi adalah anggota flora normal kuman anaerob, yang karena sesuatu hal masuk ke dalam bagian tubuh yang bukan tempatnya (1). Keadaan tersebut menunjukkan bahwa perneriksaan terhadap kuman anaerob perlu dilaksanakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi. Salah satu syarat dalam usaha mengisolasi dan mengidentifikasi kuman anaerob dari bahan-bahan pemeriksaan adalah suasana lingkungan pertumbuhan yang babas 02. Untuk memperoleh suasana tersebut telah dikenal beberapa cara, diantaranya (1, 3-7): 1. Silinder anaerob (anaerobic jar) 2. Roll tube technique 3. Anaerobic glove box Kedua cara tersebut terakhir di atas adalah cara-cara yang lebih canggih dibandingkan cara yang percama, akan tetapi kedua cara ini dalam penggunaannya memerlukan biaya yang besar, tempat yang lebih luas, dan tenaga laboratorium yang berpengetahuan cukup mengenai teknik anaerob serta perawatan alat-alatnya. Oleh sebab itu kedua cara ini tidak dianjurkan untuk dipergunakan dalam laboratorium rutin. Untuk suatu laboratorium mikrobiologi yang sederhana dengan tenaga, ruangan dan dana yang terbatas, maka cara dengan mempergunakan silinder anaerob merupakan cara yang lebih dianjurkan (1,7). Suasana optimal untuk pertumbuhan kuman anaerob dapat diperoleh melalui 2 cara, yaitu dengan evacuation replacement system dan Gaspak/ Gaskit anaerobic system (1, 3-5, 7). Evacuation replacement system merupakan cara standar yang telah mengalami beberapa kali modifikasi dan penyempurnaan sejak ditemukannya oleh McIntosh dan Fildes. Cara tersebut sampai kini masih tetap dipergunakan. Untuk mempergunakan cara ini disamping silinder anaerob diperlukan pampa isap, manometer, silinder-silinder gas yang masing-masing berisi gas H2, CO2 dan N2 serta alai pengisi gas untuk memindahkan gas dari silinder gas ke dalam silinder anaerob. Proses anaerob-iosis dilaksanakan dengan mengeluarkan udara dart dalam silinder dan memasukkan gas N2 atau H2 yang diulangi 5 sampai 7 kali. Pada penggantian terakhir dimasukkan gas H2 dan CO2 atau gas N2, H2 dan CO2 (1). Proses pengeluaran dan penggantian tersebut di atas, di seksi anaerob laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) hanya dilakukan satu kali. Gas yang dipergunakan adalah gas H2 dan CO2.1 Gaspak anaerobic system pertama kali diperkenalkan oleh Brewer dan Allgeier (8), cara ini mempergunakan 'generator H2 dan C02' sebagai penghasil gas H2 dan C02. Gaspak generator merupakan suatu kit untuk sekali pakai (disposable) yang diproduksi dan dipasarkan oleh Becton, Dickinson UK Ltd.; dengan memasukkan air ke dalamnya, maka generator H2 dan C02 akan menghasilkan gas H2 dan CO2 (1, 7-9).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Agus Sugiharto, Author
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Akhir-akhir ini banyak dilaporkan tentang kasus diare non spesifik oleh sejawat yang bekerja di klinik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya infeksi saluran cerna oleh kuman tertentu yang tidak dapat diisolasi dengan prosedur yang lazim dilakukan untuk isolasi dan identifikasi kuman usus patogen aerob. Sejak berkembangnya teknik isolasi dan identifikasi kuman anaerob dan mikroaerofilik yang pesat pada awal tahun 70-an, maka kuman penyebab diare yang dapat diisolasi tidak terbatas pada kuman aerob raja, melainkan juga kuman usus anaerob dan mikroaerofilik. Kuman usus mikroaerofilik (Campylobacter jejuni) yang menimbulkan gangguan pada saluran cerna manusia memberikan gejala klinik yang mirip dengan infeksi kuman usus lainnya. Di berbagai negara C. jejuni merupakan penyebab infeksi saluran cerna pada manusia, dan frekuensinya lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi infeksi oleh Salmonella dan Shigella atau keduanya bersama-sama. Untuk menegakkan diagnosis mikrobiologik infeksi saluran cerna oleh C. jejuni, diperlukan isolasi dan identifikasi dengan cara yang spesifik. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, telah dilakukan kerjasama dengan Bagian Anak RSCM/FKUI untuk melakukan pemeriksaan tinja 50 penderita diare akut. Bahan pemeriksaan berupa tinja penderita yang diperoleh dengan rectal toucher. Setiap bahan pemeriksaan dibiak pada agar Campi BAP dalam sui,san mikroaerofilik, pada suhu 42 °C. Teknik isolasi dan identif. ntuk Campylobacter jejuni menurut Skirrow yang telah diuji oleh WHO Scientific Working Group. Hasil dan Resimpulan: Dari 50 anak pria dan wanita yang dirawat di Bagian Anak RSCM 1 FKUI dengan diare akut, berhasil diisolasi 3 (6%) Campylobacter jejuni. Dalam penelitisan ini, peneliti belum berhasil menemukan adanya Campylobacter jejuni dalam bahan pemeriksaan dengan metoda pewarnaan sediaan langsung dari tinja penderita, seperti yang dikemukakan oleh beberapa peneliti di luar negeri.
ABSTRACT Scope and Method of Study: Recently there are so many cases of non specific diarrhea reported from the colleagues who works on clinical wards. This could happen because there are some kind of microorganism that infected the alimentary tract not possible to isolate by the common procedure usually used to isolate the Enterobacteriaceae. Since the development of anaerobic and microaerophylic isolation and identification techniques in 1970, the diarrhea causing microorganisms that can be isolated not only the aerobic but also the anaerobic and microaerophylic enteric microorganisms. The microaerophylic enteric microorganism (Campylobacter jejuni) that infected the alimentary tract has clinical symptom resemble to another enteric microorganisms infections. In several countries Campylobacter jejuni causing alimentary tract infection more frequent than Salmonella and Shigella or both. To diagnose the Campylobacter jejuni causing diarrhea], need a specific microbiological procedure. According to that problem, joint cooperation had been carried out with the Department of Pediatric RSCM/FKUI to examine 50 children who suffered from acute diarrhea. The specimen to examine is the excrement of the sufferer obtained by rectal toucher. Each specimen inoculated on Campi BAP and incubated in microaerophylic atmosphere at 42°C. Skirrow's technique modified by WHO Scientific Working Group had been used to isolate and identify Campylobacter jejuni. Findings and Conclusions: Campylobacter jejuni had been isolated in 6% out for 50 boys and girls who suffer acute diarrhea being treated in the Department of Pediatric RSCM/FKUI. In this case we could not find Campylobacter jejuni by direct excrement staining method, as reported by others abroad.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Mentari
Abstrak :
Sambungan kunci geser baja merupakan sambungan dimana kunci geser tersebut terdiri dari dua (2) bagian yaitu key male dan key female. Sambungan ini terdapat pada sambungan jembatan yang menggunakan beton pracetak segmental. Kunci geser ini berfungsi untuk mentransfer gaya geser dalam arah lateral dan vertikal ke sambungan serta untuk mencegah terjadinya perpindahan vertikal antara elemen-elemen pada sambungan sehingga kunci geser ini menjadi seperti pengunci pada gelagar jembatan. Kajian ini berbasis eksperimental dan permodelan numerik dengan ANSYS yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kapasitas kunci geser dan potensi retak dengan variasi yang digunakan yaitu gaya pratekan. Dari hasil eksperimental dan permodelan, semakin besar gaya pratekan yang diberikan maka akan semakin besar pula gaya luar yang dapat diberikan pada kunci gesernya. Dalam variasi yang dilakukan, kunci geser dapat menahan gaya luar yang paling besar adalah kunci geser yang diberikan gaya pratekan sebesar 0,69 MPa baik dari hasil eksperimental maupun permodelan numerik. Hasil eksperimental dan permodelan yang didapat tidaklah sama persis namun mendekati. Ketidaksamaan hasil tersebut disebabkan oleh elemen hingga pada permodelan numerik tidak dapat mensimulasikan seluruh kondisi pengetesan di laboratorium dikarenakan model dan data-data konstitutif yang digunakan tidaklah sama persis namun mendekati ......Metal shear key is a joint resembling a key that consist of two parts which are key male and key female. This joint is located as a connection between segmental conceret precast bridge. The function of shear key is to transfer shear forces from the element of bridge to the joint so that shear key could become like a fastener at the girder.This research is based on experimental studies and numericl studies.The purpose of the study is to obtain the load related to potential crackfrom the variations of prestress.The result of the study shows that the greater the force of prestressed, the greater of forces that could be given to the shear key. From the experimental studies dan numerical, with the variation that was conducted, the greatest forces that could be given to the shear key is the one with the greatest force of prestress. The result of experimental studies dan numerical studies are not the same. Those differences of the result was caused by the finite element on numerical modeling can not simulate all the conditions of testing in the laboratory due to the model and the data constitutive used is not exactly but close.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library