Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maswir
Abstrak :
Administrasi merupakan kegiatan yang tidak lepas dari kegiatan suatu organisasi, tanpa administrasi yang baik pencapaian tujuan organisasi dapat kurang efektif. Begitu juga pada Politeknik Universitas Indonesia, kegiatan administratif tidak lepas dari kegiatan sehari-harinya. Efektifnya pelaksanaan administrasi bukan saja tergantung pada sarana dan peralatan serta sistem yang ada, tetapi faktor manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling besar menpunyai peranan penting, karena tanpa sumber daya manusia yang potensial, kegaiatan administrasi tidak akan berfungsi sebagai mana diharapkan untuk mendukung tujuan organisasi. Dalam penelitian kesiapan personalia administrasi Politeknik ini, penulis mengharapkan hasilnya dapat bermanfaat dalama pengembangkan Politeknik di Indonesia. Dan merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana tingkat kesiapan personalia administrasi Politeknik dalam rangka kemandirian, dan apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesiapan personalia administrasi tersebut. Dari hasil analisa deskriptif, ditemui bahwa tingkat kesiapan personalia administrasi Politeknik Universitas Indonesia telah menggambarkan kesiapan yang cukup baik, begitu juga dari masing-masing kriteria yang dinilai hasil yang diperoleh sudah diatas 60 % siap untuk menghadapi kemandirian. Dan berdasarkan analisa asosiatif, telah ditemukan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikkan dengan tingkat kesiapan personalia. Dengan arti kata bahwa untuk meningkatkan kesiapan personalia administrasi perlu diperhatikan pengembangan personalia dalam hal ini yaitu pendidikkan dan pelatihan yang mengarah kepada bidang tugas yang dilaksanakannya.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Semenjak peningkatan kualitas sumber daya manusia dimasukkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) pada program jangka panjang tahap kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia selalu menjadi topik bahasan yang menarik dan penting. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah melalui pendidikan non formal, dan penelitian ini mencoba melihat bagaimana peranan lembaga pendidikan non formal yang ada di DKI Jakarta dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah sejauh mana peranan lembaga pendidikan non formal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan hipotesanya adalah lembaga pendidikan non formal mempunyai pengaruh yang berhubungan signifikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengumpulan data dilakukan dengan mengirim daftar pertanyaan kepada alumni empat lembaga pendidikan non formal yaitu Politeknik Stima Kosgoro, LP3I, Politeknik Andalan Jakarta dan Inter Study. Penelitian dilakukan dengan non random sampling terhadap 100 responden. Dari analisa yang dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu a) laboratorium komputer b) perpustakaan, c) laboratorium khusus, d) staf pengajar, e) disiplin, f) peningkatan keterampilan dan kemampuan, g) relevansi dengan pekerjaan, h) magang atau praktek kerja dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan non formal mempunyai peranan yang berarti dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan tersebut terlihat dari adanya peningkatan keterampilan dan kemampuan dari peserta. Dilihat dari mudah dan sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan, berdasarkan analisa CHI kuadrat didapatkan X2 = 29,16, angka ini diatas angka kritik baik dengan taraf signifikansi 5% (3,CA1) maupun dengan 1% (6,635) dengan demikian maka hipotesa yang diajukan dapat diterima.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Ranuhardy
Abstrak :
ABSTRACT
Background: the expression of CD30, CD15, CD50, and PAX5 are used to help in confirming diagnosis of HL and sALCL; however data on the proportion of these markers have not been available. The study was aimed to identify the proportion of CD30, CD15, CD50 and PAX5 expressions and characteristics of patients with HL and sALCL at Dharmais National Cancer Center Hospital between 2005 and 2015. Methods: a retrospective observational study was conducted using data from medical records and histopathological results of HL and sALCL adult patients who sought treatment at the hospital between 2005 and 2015. Immunohistochemistry (IHC) examinations were performed and data on the proportion of positive CD30, CD15, CD50, and PAX5 expressions were analyzed descriptively.Results: a total of 45 patients were recruited in this study, with the majority (42 patients, 93.3%) were HL patients and only 6.7% were sALCL patients. The median age of HL patients was younger than sALCL patients; 35 (18-72 years old) versus 54 (49-61 years old). Moreover, the immunohistochemistry examination demonstrated that the positive CD15, CD30, CD50, and PAX5 expressions were found respectively in 37.5%, 88.9%, 31.2%, and 31.2% patients with HL; while in patients with sALCL, in spite of their small sample size, positive CD30, CD15, CD50 and PAX5 expressions were found in 100%; 66,7%; 50%; and 50%, respectively. Overall, CD15, CD50, and PAX5 positive expressions were found in 39.5%, 32.4%, and 32.4% patients who had HL and sALCL; while positive expression of CD30 was found in 89.5% of them. Conclusion: present study shows that almost 90% patients have positive CD30 expression;Â while the positive expressions of CD15, CD50, and PAX5 are found in less than 40% patients. It indicates that CD30 is an important diagnostic marker for HL and sALCL and it may improve treatment strategy.
Jakarta: Interna Publishing, 2018
610 IJIM 50:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Luqmanul Hakim
Abstrak :
Proses pembuatan game object pada pengembangan game dapat dilakukan dengan lebih efisien bila menggunakan pendekatan software product line engineering (SPLE). Hal ini dikarenakan sebuah game object berkemungkinan mempunyai fitur-fitur yang dapat digunakan kembali pada game object lain, layaknya konsep commonality dan variability yang ada pada SPLE. Penelitian ini bertujuan menghasilkan aplikasi character generator yang dapat digunakan game developer untuk membuat game object berupa karakter pada game yang dibuat. Aplikasi tersebut dirancang sedemikian rupa mengikuti kaidah-kaidah SPLE. Batasan pada penelitian ini adalah hasil game object dari aplikasi tersebut hanya dapat digunakan pada Godot Engine dan untuk game dengan genre turn-based role-playing game. ......Creation process of game object in game development can be done more efficiently when using software product line engineering (SPLE) approach. This is because a game object can possibly has features that can be reused on other game objects, like the concept of commonality and variability in SPLE. The purpose of this research is to produce a character generator application that game developers can use to create game objects which are characters in the game that is made. The application is designed in such a way following SPLE principles. Restrictions in this research are the game object results from the application can only be used on Godot Engine and for games with the genre of turn-based role-playing game.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library