Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anissa Larasati Rahmani
Abstrak :
Manusia dan makhluk hidup lainnya seperti hewan ikut berperan dan tinggal dalam sebuah lingkup bangun arsitektur. Akan tetapi, dalam kenyatannya masih banyak pemahaman yang terbatas mengenai kebutuhan hewan dalam lingkup bangun ini yang dapat menyebabkan kondisi wellbeing mereka terganggu. Tulisan ini akan menelusuri bagaimana hewan mengkonstruksi makna dari sebuah lingkup bangun ruang arsitektur. Penelusuran ini dilakukan dengan melihat respons kucing peliharaan sebagai aktor terhadap affordance pada pengaturan surface dan objek yang ada di tiap ruangan rumah. Penelusuran ini dilakukan dengan menambahkan campur tangan aktor lain dan variasi jenis material sebagai aspek tambahan dari luar yang ikut menentukan bentuk respons terhadap affordance. Dari penelusuran tersebut, dapat dipahami bahwa hewan memahami dan memaknai sebuah lingkup bangun arsitektur melalui affordance yang ditawarkan oleh lingkup bangun tersebut. Kemungkinan-kemungkinan aksi yang dihasilkan dari respons terhadap affordance inilah yang akan menjadi penentu bagaimana pada akhirnya hewan dapat memaknai sebuah arsitektur. Hasil penelusuran ini diharapkan dapat menjadi sebuah titik acuan dan arahan untuk mengeksplorasi karya arsitektur yang ramah bagi hewan. ......Architecture is not only made to accommodate the needs of human being but also any other living things such as animals. However, there is still a lack of knowledge and practices regarding the needs of animals within architectural space that leads to the degradation of its physical and psychological wellbeing. This writing attempts to explore how the animals perceives and constructs the architectural meaning in order to fills the knowledge gap within architectural practices. In particular, this writing explores the construction of meaning by investigating the case of how domestic cats, as the actors, response the affordance that is contained within the layout of surface and objects. Another factor that responsible in shaping this response are the intervention of another actor human and variation in materials. As a result, it can be understood that animals perceives and interprets an architecture through the affordance of the environment which offered to the animal. Action possibilities as a result of the affordance will determine on how animals interprets an architecture and its meaning. The findings from this exploration would result in a guide or a reference for a better animal friendly architecture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Kristofani
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai distopia dalam film dan kualitas distopia dalam ruang interior. Distopia merupakan konsep yang menggambarkan cacat pada suatu sistem berkehidupan yang menyebabkan tidak tercapainya kesejahteraan pada seorang individu. Konsep ini sering diangkat ke dalam film, yang lambat laun membentuk persepsi masyarakat mengenai konsep distopia. Film, sebagai produk sinematis yang dekat dengan gambaran kehidupan nyata dianggap mampu memberikan pengalaman ruang bagi penonton secara spasial. Interioritas yang dirasakan saat menonton film distopia memberikan pengalaman ruang yang negatif pada posisi seseorang dalam ruang interior. Melalui studi konsep distopia dalam interior film, didapatkan metode-metode yang menentukan kualitas distopia dalam suatu ruang interior pada kehidupan nyata. ......This thesis discusses dystopia in film an the dystopian quality in interior space. Dystopia is a concept that portrays a defect in a society that affects the well being of an individual. This concept is often delivered in films, which slowly constructs the audiences rsquo perception about a dystopian society. Film, as a cinematic product that can deliver a depiction of reality is considered to be able to present an ambience and spatial experience to the viewer. The interiority that is felt during watching a dystopian movie provides a negative spatial experience to the viewer in an interior space. This study about dystopian concept found in interior space in films will obtain some methods that will later determine a dystopian quality in a real life interior space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Andhika Khosasih
Abstrak :
ABSTRAK Interior tidak hanya lahir di dalam sebuah bangunan, tetapi juga di dalam tempat dan praktik yang tidak pernah kita perkirakan sebelumnya: urban dan informalitas. Praktik informal dengan segala keterbatasannya mampu mencerminkan interior sebagai sebuah keadaan yang selalu berubah dan berkembang. Skripsi ini membahas tentang pembentukan ruang interior di ruang urban sebagai sebagai sistem yang terbentuk melalui proses penguasaan ruang yang terjadi dalam praktik informalitas. Tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mengenal berbagai taktik yang dimiliki oleh pelaku praktik informalitas sebagai upaya penguasaan ruang yang dilakukan untuk menunjang kesejahteraan dan kualitas hidup ketika menempati ruang kota.
ABSTRACT Interior does not only born inside a building but also in the least expected realm and practice urban and informality. Informal practice, in spite of its limitation, reflects the way of interior as an inter changing state, continually growing, and inter dependent. The thesis discusses the making of an interior ndash interiorization ndash within an urban context as a system formed through the process of mastering the space that occurs in the practice of informality. The goal of this thesis is to identify various tactics enacted by the actors of informality as an effort to control space in order to support the wellbeing while occupying the urban space.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chelsy Oktaviani
Abstrak :
ABSTRACT
Objek merupakan elemen interior pembentuk atmosfir. Atmosfir berperan dalam membangun kualitas ruang bagi penggunanya. Dalam interior, objek dapat berperan sebagai komoditas yang memiliki nilai di masyarakat. Chinoiserie merupakan salah satu contoh komoditas yang berkembang di masyarakat. Chinoiserie dianggap kaya akan nilai kebudayaan, spiritualitas, dan sosial. Dalam ruang interior, Chinoiserie hadir pada objek, furnitur, dan elemen dekorasi. Keberadaan Chinoiserie tercermin dari elemen warna dan pola yang digunakannya. Ketika ditempatkan, Chinoiserie membawa nilai-nilai sebagai komoditas sehingga mempengaruhi kualitas ruang dan penggunanya. Dalam menelusuri penggunaan Chinoiserie dalam ruang interior, digunakan dua studi kasus yaitu Apartemen Coco Chanel dan Restoran Orient8, Hotel Mulia, Jakarta. Dari penelusuran kedua studi kasus tersebut ditemukan bagaimana Chinoiserie sebagai komoditas dimaknai oleh pengguna ruang dan pengaruhnya terhadap interior dan perilaku manusia serta menemukan bagaimana aplikasi Chinoiserie sebagai elemen dekorasi dalam ruang interior domestik dan ruang interior publik.
ABSTRACT
Objects as interior element are used to form atmosphere. Atmosphere plays a role to build the quality of space for it rsquo s user. In the interior, objects act as commodities that have value in society. Chinoiserie is one example of a growing commodity in the community. Chinoiserie is considered rich in cultural, spiritual, and social values. In interior space, Chinoiserie is presented in objects, furniture, and decorating elements. The existence of Chinoiserie is reflected in it rsquo s color elements and patterns. When placed in the interior, Chinoiserie carries values as a commodity that affects the quality of space and its users. In searching for the use of Chinoiserie in interior space, two case studies are used Coco Chanel Apartment and Orient8 Restaurant, Mulia Hotel, Jakarta. From the search of two case studies, it is found how Chinoiserie as commodity interpreted by the users and its influence on the interior and human behavior, also the findings how the application of Chinoiserie as a decorative elements in the domestic interior and public interior.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Kumalaratri
Abstrak :
ABSTRACT
Waktu memiliki keberagaman kondisi dalam melingkupi kehidupan manusia. Waktu merupakan kondisi yang menerus dan memutar, dan juga paradoksikal. Paradoksikal menjelaskan waktu sebagai kondisi yang berpotongan dan tidak terprediksi disebabkan oleh keberagaman intuisi dan antisipasi manusia dalam menyusun perjalanan. Paradoksikal waktu mendefinisikan kegiatan manusia pada keseharian sebagai present yang merupakan akibat dari pengalaman past dan antisipasi future. Dalam arsitektur, belum banyak tersedia representasi yang mengakomodasi sifat paradoksikal waktu. Medium arsitektur kadang menghadirkan waktu sebagai keadaan yang statik, sedangkan waktu adalah keadaan dinamis yang multidimensi dan multiperspektif. Paradoksikal waktu membutuhkan representasi yang tidak konvensional untuk menjelaskan karakternya. Sehingga, paradoksikal waktu beralih pada media yang memiliki kualitas praktik keseharian berupa perjalanan spasial dan temporal yang bersifat subyektif. Film adalah media representasi waktu yang memberikan visualisasi arsitektur berupa perjalanan temporal. Film memiliki kemampuan untuk menampilkan subyektivitas present sebagai kemungkinan yang terikat pada past dan future melalui narasi. Hal tersebut merupakan potensi film sebagai visualisasi arsitektur yang mampu menjelaskan present sebagai kondisi yang beragam. Komponen abstraksi dan visualisasi film mampu menjelaskan paradoks melalui media sinematik, yaitu media yang bercerita akan perjalanan ruang melalui waktu. Melalui penelusuran komponen film tersebut, didapatkan pengertian paradoksikal waktu dalam kehidupan sebagai keseharian yang mengikat kemungkinan kondisi past-future.
ABSTRACT
Time encompasses human in their lives through its various conditions. Time is linear and cyclical, and it is also paradoxical. Paradoxs describe time as an intersecting and unpredictable conditions caused by the diversity of human intuitions and anticipations in composing journey. Paradoxical in time defines human activities in everyday life as present that is caused by past experiences and future anticipations. In architecture, there have not been many representations that accomodate the paradoxical nature of time. Architectural mediums tend to present time as a static state, while time dynamically is multidimensional and multiperspective. Paradoxs needs unconventional representation to unfold its character. It is then shifting to media with everyday practices quality, which is a journey of subjectivity. Film is the time representation media that delivers architecture visualisation through temporal experience. Its abstraction and visualisation components are able to explain paradoxs of time through cinematic media, the media that tells the story of space through time. Film has the ability to project subjectivity in present as possibilities that binds past and future through narration. It is film potential of explaining present as a diverse condition. By searching the components of film, we can understand the paradoxical sense of time as everyday life that binds the possibilities of past future conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravenska Berman
Abstrak :
ABSTRACT
Motion seringkali tidak dianggap dalam suatu konteks arsitektur. Padahal pada nyatanya manusia yang berada di dalam konteks arsitektur tersebut selalu melakukan motion di dalam aktivitasnya. Skripsi ini membahas mengenai motion dalam mempengaruhi persepsi interior yang ditangkap oleh manusia. Taman Fatahillah dipilih menjadi studi kasus untuk melihat apakah motion yang dilakukan tubuh dapat membentuk interioritas dalam suatu ruang urban. Dari studi kasus tersebut dapat dilihat dengan rhyhthmanalysis, bahwa spatial rhythm, temporal rhythm, microexperience dan strangeness pada visual turut mempengaruhi interioritas yang ditangkap oleh manusia di dalam sebuah konteks.
ABSTRACT
Motion is often not considered within architectural context. In fact, human within the context of architecture are always doing motion in their daily activities. This thesis discusses about how motion affect the interiority which perceived by human. Therefore, Taman Fatahillah is chosen as a case study to see whether the motion of the body can form interiority in an urban space. From this case study, it can be seen that rhythmanalsysis such as spatial rhythm, temporal rhythm, microexperience, and strangeness in visuals affect the interiority which perceived by human.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library