Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samuel, Alwyn Geraldine
Abstrak :
[Ureteropelvic junction obstruction (UPJO) merupakan salah satu kelainan kongenital traktus urinarius dengan insidensi 5/100.000 per tahun. Tindakan bedah yang minimal invasif dapat memberikan waktu operasi yang lebih singkat, morbiditas minimal, penurunan kebutuhan analgesia pascaoperasi, waktu rawat yang lebih singkat, dan penyembuhan yang lebih cepat daripada operasi terbuka. Meskipun demikian, tatalaksana optimal ureteropelvic junction obstruction masih dalam perdebatan. Banyak studi yang membandingkan endopielotomi dan pieloplasti per laparoskopi. Angka kesuksesan endopielotomi dan pieloplasti dilaporkan bervariasi dalam berbagai studi. Tujuan Untuk mengidentifikasi tatalaksana optimal dari ureteropelvic junction obstruction. Metode Meta-analisis dari studi kohor yang dipublikasi sebelum Februari 2014 dilakukan dengan menggunakan data Medline. Kriteria inklusi adalah tatalaksana ureteropelvic junction obstruction dengan endopielolitotomi (antegrad dan atau retrograd) dan pieloplasti per laparoskopi (transperitoneal atau retroperitoneal). Kriteria eksklusi adalah perbaikan UPJO sekunder dan fungsi ginjal yang buruk. Kriteria sukses didefinisikan sebagai tidak adanya gejala klinis dan dikombinasikan dengan penurunan hidronefrosis secara signifikan yang ditunjukkan dengan diuretic IVU atau ultrasonografi dan tidak ada tanda obstruksi pada diuretic IVU atau renografi diuretik atau tes Whitaker. Random-effect model dengan metode DerSirmonian-Laird digunakan untuk menghitung risk ratio (RR) dan 95% interval kepercayaan (IK) gabungan. Heterogenitas dinilai dengan menggunakan statistik I2. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan Stata statistical software, versi 12.0 (StataCorp). Hasil Kami menganalisa 4 studi kohor. Angka kesuksesan dari 479 pasien (233 pieloplasti per laparoskopi, 246 endopielotomi), 21 bulan pascaoperasi, adalah 92.3% (215/233) setelah pieloplasti per laparoskopi, 63.8% (157/246) setelah endopielotomi. Berdasarkan angka keberhasilan tatalaksana UPJO, pieloplasti lebih baik daripada endopielotomi (risk ratio keseluruhan adalah 1.35 (95% CI 0.97 hingga 1.88); p<0.0001 dan I2=90.6 %). Kesimpulan Pieloplasti per laparoskopi memiliki angka keberhasilan yang lebih tinggi daripada endopielotomi. Metaanalisis ini dapat membantu ahli urologi sebelum memulai tindakan terapi UPJO., The ureteropelvic junction obstruction (UPJO) is one of the most common congenital abnormalities of the urinary tract with a reported incidence of 5/100,000 annually. Minimal invasive surgeries have emerged giving short operative time, minimal morbidity, decreased postoperative analgesic requirements, shorter hospitalization, and early recovery and convalescence compared to open surgery. Yet, the optimal management of ureteropelvic junction obstruction is still in debate. Many studies have been conducted comparing endopyelotomy and laparoscopic pyeloplasty. The success rates of endopyelotomy and pyeloplasty are reported in various success rate in many studies. Objective To identify the optimal management of ureteropelvic junction obstruction . Method A meta-analysis of cohort study published before February 2014 was performed using Medline databases. Management of ureteropelvic junction obstruction treatment using endopyelolitotomy (anterograde and or retrograde) and laparoscopic pyeloplasty (transperitoneal or retroperitoneal) were included. Publication using secondary UPJO repair, poor functioning kidney were excluded. Success was defined as absence of any clinical symptoms and combined with significant reduction of hydronephrosis showed with on diuretic IVU or ultrasonography result, and no sign of obstruction on diuretic IVU or diuretic renography or Whitaker test. A random-effects model with DerSirmonian-Laird method was used to calculate the pooled Risk Ratio (RRs) and 95% Confidence Interval (CI). We assessed the heterogeneity by calculating the I2 statistic. All analyses were performed with Stata statistical software, version 12.0 (StataCorp). Result We analized 4 cohort studies. The success rate from 479 patients (233 laparoscopic pyeloplasty, 246 endopyelotomy), 21 months postoperatively, was 92.3% (215/233) after laparoscopic pyeloplasty, 63.8% (157/246) after endopyelotomy. Based on success rate in ureteropelvic junction obstruction management, laparoscopic pyeloplasty is better than endopyelotomy (overall risk ratio was 1.35 (95% CI 0.97 to 1.88); p<0.0001 and I2=90.6 %). ]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Amin
Abstrak :
Risiko likuiditas muncul di perbankan syariah karena terjadinya perbedaan jangka waktu dana pihak ketiga di sisi liabilitas dengan pembiayaan bank kepada nasabah disisi aset. Jika dana pihak ketiga lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan maka terjadi kelebihan likuiditas. Sedangkan jika sebaliknya maka terjadi kekurangan likuiditas. Bank Syariah dapat menggunakan instrumen yang disediakan oleh Bank Indonesia, pasar uang syariah dan dan pasar modal syariah jika terjadi kelebihan atau kekurangan likuiditas seperti Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Fasilitas Bank Indonesia Syariah, Pasar Uang Antar Bank Syariah dan instrumen lainnya. Risiko penarikan dana di sisi liabilitas dapat menyebabkan risiko likuiditas bank sehingga perlu dianalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penarikan dana oleh nasabah. Risiko penarikan dana ada yang dapat diprediksi dan ada juga yang tidak dapat diprediksi. Metode yang digunakan pada tesis ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah dengan metode probabilitas linier. Model tersebut menemukan bahwa penarikan dana nasabah dipengaruhi oleh tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia yang sama dengan tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah, pembiayaan yang diberikan bank syariah, tingkat inflasi dan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Akhirnya tesis ini merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk mengatur likuiditas di perbankan syariah. ...... Liquidity risk in Islamic Banks happens because of the different of tenor between current assets and saving account on the asset side and financing on the liability side. Excess liquidity happens if deposit fund exceeds the financing and shortage liquidity happens if financing needs more funds than deposit fund. Islamic Bank can use the instrument of the Central Bank, Islamic money market and Islamic capital market.Withdrawal risk can impact to liquidity risk so it is important to analyse factors that influence the behavior of depositor withdrawal. Econometric model (linier probability model) with an ordinary least square is implemented to constructindependen variable and dependen variable.Finally the thesis recommendations some policy to manage liquidity in the islamic banking industry.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Virgorina Risetyawati
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang identitas Asmat dan bagaimana Museum Asmat sebagai museum etnografi yang menerapkan new museology menarasikan identitas dalam tata pamernya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat Asmat sebagai masyarakat kreatif yang memiliki identitas budaya mengukir. Kini seni Asmat sudah bertransformasi ukiran yang dahulu dibuat sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, kini diproduksi semata-mata untuk mendapatkaan uang. Motivasi ini menimbulkan adanya keseragaman produk yang dihasilkan yang sebelumnya menjadi kekhasan diwilayah tertentu. Hal ini harus menjadi perhatian agar seni ukir yang memiliki kekahasan tidak berubah menjadi penyeragaman. ...... This thesis is describing on Asmat identity and how Asmat Museum as a museum of ethnography apply the new museology, identity Asmat culture in exhibition. Using a descriptive qualitative methods the research results has reinforce the Asmat as a creative people with carving as a cultural identity. Asmat art has been transformed, before the carving was made to respect their ancestors but now produced for making money. This money motivation raises uniformity of the product that previously produced based on the character of a particular region. This should be a concern that there is uniformity of the sculpture.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiyati
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengembangan Pusat Informasi Kawasan Percandian Muarajambi sebagai sebuah museum situs yang merupakan salah satu jenis museum yang berlandaskan pada paradigma new museology. Lokasi penelitian di Kawasan Muarajambi, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini dapat merumuskan suatu konsep museum situs dalam rangka pengembangan Pusat Informasi Kawasan Percandian Muarajambi sebagai museum situs yang sesuai dengan kaidah permuseuman dan konsep new museology. Selain itu pengembangan pusat informasi ini menjadi sebuah museum situs dapat menjadi sarana yang baik untuk penyebarluasan informasi, penelitian, pendidikan dan rekreasi. Pada dasarnya museum situs merupakan sebuah museum yang disusun dan dibentuk untuk melindungi tinggalan alam dan budaya, bergerak dan tidak bergerak, di situs aslinya, yaitu dilestarikan di tempat di mana tinggalan tersebut telah dibuat atau ditemukan. Eksibisi di dalam museum situs merupakan salah satu cara dalam mengomunikasikan hasil penelitian di situs. Interpretasi antara koleksi dan lingkungan situs diintegrasikan dalam sebuah tata pamer. Selain melalui eksibisi, proses komunikasi di museum situs dapat juga dilakukan dengan program publik dan edukasi. ...... This thesis research the development of the Information Center of Muarajambi Region as a site museum, which is a kind of museum that is based on the paradigm of the new museology. Locations of the research in the Muarajambi Region, Muarojambi District, Jambi Province. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The results of this study can formulate a concept of the site museum in order to develop Information Center of Muarajambi Region as a museum site in accordance with the rules of the museum and the concept of new museology. In addition, the development of the information center into a museum site can be as media for the dissemination of information, research, education and recreation. In essence, the site museum is a museum conceived and set up in order to protect natural or cultural property, moveable and immoveable, on its original site, that is, preserved at the place where such property has been created or discovered. Exhibition at the site museum is a kind in communicating the results of research on the site. Interpretation of the collections and the site are integrated in a theme exhibition layout. Communication process in the site museum can also carried out with public and educational programs.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Saraswati
Abstrak :
Ketatnya peraturan dan persyaratan yang berlaku pada perbankan membuat masyarakat golongan ekonomi lemah sulit memiliki akses ke perbankan sehingga muncul lembaga keuangan nonbank yang berfungsi seperti bank, dengan persyaratan yang lebih mudah dan tidak terikat pada peraturan perbankan, yaitu shadow banking. Namun kurangnya peraturan bagi shadow banking menyebabkan pertumbuhan lembaga ini harus diantisipasi agar tidak menimbulkan efek buruk pada perekonomian apabila terjadi masalah. Hal ini berlaku juga pada shadow banking di keuangan syariah. Tumbuhnya lembaga keuangan syariah nonbank seperti pegadaian syariah, dana pensiun syariah, perusahaan pembiayaan syariah, walau belum sebanyak konvensional, memerlukan adanya dukungan berupa regulasi dan supervisi. Tesis ini bermaksud untuk mengamati perkembangan shadow banking syariah di Indonesia, mengetahui persepsi pelaku terhadap prospek perkembangannya, mengetahui masalah yang ada di shadow banking syariah di Indonesia, serta merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk mengatasinya. Hasil survei menunjukkan perkembangan shadow banking syariah di Indonesia belum menunjukkan tren peningkatan yang pesat dan belum mampu meningkatkan pangsa pasar industri jasa keuangan syariah, yang hingga kini belum mencapai 5%. Kurangnya regulasi yang mendukung dan memfasilitasi perkembangan shadow banking syariah dibandingkan dengan konvensional menjadi salah satu kendala selain kurangnya inovasi produk syariah, kurangnya sumber daya manusia yang memahami syariah, serta kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. Namun demikian, persepsi pelaku terhadap prospek perkembangan shadow banking syariah menunjukkan hasil yang cukup optimis. Indeks yang dicapai sebesar 83,89 menunjukkan tingkat optimisme pelaku untuk tumbuh dan berkembang bersama perbankan syariah meningkatkan penetrasi pasar industri jasa keuangan syariah secara nasional. Untuk mendukung pertumbuhan shadow banking syariah, diharapkan adanya regulasi yang bersifat memudahkan dan memfasilitasi, bukan malah memberatkan atau menyulitkan pelaku industri shadow banking syariah. Koordinasi dan sinergi dari para stakeholder juga diharapkan mampu meningkatkan penetrasi pasar shadow banking syariah. ...... The tight regulations and requirements in the banking sector make it difficult for low income people to have an access to financial institutions. The condition raise the growth of nonbank financial institutions having similar function with the bank, especially with easier regulations and requirements, called shadow banking. Nonetheless, there are only few regulations maintaining the growth of shadow banking to anticipate risks in order to stabilize the economic situation. The shadow banking is also applicable in islamic finance industry. The growth of sharia shadow banking institution, for example sharia pawn, sharia pension fund and sharia financing, require supportive regulations and supervisions, although the growth is less than the conventional shadow banking. The purpose of the thesis is to assess the sharia shadow banking in Indonesia, particularly it assess its regulation, product innovation, performance, human capital, and people's understanding. The survey shows that the growth of sharia shadow banking in Indonesia does not significantly affect the sharia market share, which currently less than 5%. It is related to the limitation of the regulations, product innovations, human capitals and people's understanding of sharia system. Nevertheless, the 83,89 perception index shows that people in the industry is fairly optimistic that, with support of the stakeholders, the sharia market share will immediately increase. Such support can be shown by developing and implementing regulations that facilitate the industry and coordinating institutions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Indriyani
Abstrak :
Industri perbankan syariah Indonesia memiliki perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terlihat berdasarkan data penelitian empat belas tahun terakhir dimana rata-rata pertumbuhan asetnya sebesar 45,2% per tahun, pertumbuhan DPK sebesar 47,31% per tahun dan pertumbuhan pembiayaan syariah sebesar 45,9% per tahun. Namun perkembangan yang pesat ini tidak tercermin dalam peningkatan pangsa pasarnya. Selama dua dekade keberadaanya, pangsa pasar perbankan syariah belum pernah melampaui angka 5%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kapan pangsa pasar perbankan syariah akan mencapai 5% dan mengestimasi besaran pangsa pasar saat memasuki era MEA 2015. Dengan menggunakan metode ARIMA dan data historis sejak tahun 2000 maka didapat model persamaan untuk memprediksi pangsa pasar perbankan syariah di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan pangsa pasar akan mencapai angka 5% pada bulan April 2014 dan 5.07% pada saat memasuki era MEA pada bulan Januari 2015. Pangsa pasar paling tinggi diprediksi terjadi pada bulan April 2015 sebesar 5,12%. Hasil prediksi ini menunjukkan pangsa pasar perbankan syariah tidak akan meningkat terlalu jauh. Selain memprediksi pangsa pasar, model juga memprediksi pertumbuhan perbankan syariah dengan indikator lainnya, yakni DPK dan pembiayaan. Dari model diprediksi bahwa saat memasuki era MEA 2015, DPK akan mencapai pertumbuhan 34,78% dan pembiayaan akan mencapai pertumbuhan 32,6%. Melihat angka pertumbuhan perbankan syariah yang relatif menurun, peneliti merekomendasikan pemerintah atau regulator untuk memberlakukan kebijakan top-down terhadap perbankan syariah agar peningkatan pangsa pasarnya lebih signifikan. Dengan demikian, perbankan syariah dapat mendukung struktur perekonomian Indonesia menjadi lebih kokoh dan siap menghadapi persaingan dalam era MEA 2015 - 2020. ...... Indonesian Islamic banking industry has been growing rapidly.It can be seen through the average growth of asset of 45.2% per year, average growth of third party fund of 47.3% per year and average growth of the islamic finance of 45.9% per year, based on the fourteen years data of islamic banking. However, that incredible ramp-up is not reflected on its market share. After existed for two decades, Indonesian islamic banking market share has not yet exceed 5%. The purpose of this study is to estimate when will the market share growth reached 5% and to estimate the market share whilst entering the AEC (ASEAN Economic Community) in 2015. Using the ARIMA method and historical data since 2000, researcher obtained the model to predict the market share of islamic banking in the future. The result showed that the market share will be reaching 5% in April 2014 and 5.07% by the time entering the AEC in January 2015. The highest market share is predicted to occur in April 2015 amounted to 5.12%. Prediction show that the market share of Islamic banking will not increase as much. In addition to predicting the market share, the model also predicts the growth of islamic banking using other measures, namely third party fund and financing. The model predicted that upon entering the AEC 2015, third party fund will reach 34.78% growth and financing will reach 32.6% growth. Looking at the growth of islamic banking that tends to be decrease, this study recommends that the government or the regulator to enforce a top-down policies towards the islamic banking so that its market share would increase more significantly. Thus, islamic banking can strenghten Indonesia's economic and it will be ready to face the competition in the AEC era.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suyadnya
Abstrak :
Hipospadia merupakan salah satu kelainan kongenital yang terjadi pada 1 per 300 kelahiran dan 20% dari keseluruhan kasus adalah hipospadia proksimal. Faktor yang menentukan jenis teknik operasi yang akan digunakan diantaranya yaitu letak meatus, ada tidaknya chordee, ketersediaan prepusium, kualitas lempeng uretra, dan pengalaman operator. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan Teknik Tubularized Incised Plate(TIP), Duckett, dan Onlay Island Flap (OIF) sesuai dengan pengalaman di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Penelitian retrospektif analitik ini melihat data rekam medis dan status khusus urologi dari pasien hipospadia proksimal dengan letak meatus uretra di penis proksimal, penoskrotal, dan skrotal yang menjalani tindakan release chordeedan uretroplasti di RSCM dari tahun April 2002 sampai Mei 2014. Terdapat 119 pasien yang terdiri dari 33 pasien dengan teknik TIP, 50 pasien dengan teknik Duckett, dan 36 pasien dengan teknik OIF. Rata-rata umur kelompokTIP 4,87±3,05 tahun, kelompok Duckett 6,33±6,02 tahun, dan kelompok OIF 4,68±3,27 tahun. Lokasi meatus uretra terbanyak di penoskrotal pada TIP 24/33 (72,7%), Duckett 37/50 (74.0%), dan OIF30/36 (83,3%). Ukuran penis kecil ditemukan pada TIP, Duckett dan OIF yaitu 4/33 (12,1%), 10/50 (20,0%), dan 6/36 (16,7%). Kelompok TIP 21/33 (63,6%) memiliki lempeng uretra yang cukup lebar, sedangkan pada Duckett dan OIF lebih banyak memiliki lempeng uretra yang sempit yaitu 26/50 (52%) dan 20/36 (55,6%). Angka komplikasi total TIP 15/33 (45,5%), Duckett 15/50 (30%) dan OIF 5/36 (13,9%), dan menunjukkan hasil signifikan secara statistik p<0,05. Teknik OIF lebih superior dibandingkan TIP dan Duckett dalam hal menurunkan komplikasi secara kumulatif serta memiliki angka kejadian fistula yang rendah pasca rekonstruksi hipospadia proksimal primer. ......Hypospadias is a congenital disorder that occurs in 1 per 300 births with 20% of cases are proximal hypospadias. The location of meatus, presence of chordee, availability prepuce, quality of the urethral plate, and operator experience are factors that determine in selecting operative technique. This study aimed to compare the use of Tubularized Incised Plate (TIP), Duckett, and Onlay Island Flap (OIF) following the experience at Cipto Mangunkusumo Hosptal (RSCM). Data gathered from patients medical records and urological status of proximal hypospadias with proximal, penoscrotal, and scrotal urethral meatus who underwent chordee released procedure and urethroplasty at RSCM from April 2002 to May 2014. There were 119 patients consisting of 33 patients with TIP techniques, 50 patients with Duckett, and 36 patients with OIF techniques. The mean age of patients underwent TIP was 4.87±3.05 years old, Duckett was 6.33±6.02 years old, and OIF was 4.68±3.27 years old. Urethral meatus was mostly found at penoscrotal with a total of 24/33 (72.7%), 37/50 (74.0%), and 30/36 (83.3%) cases, respectively. Small penis was found in TIP, Duckett, and OIF with a total of 4/33 (12.1%), 10/50 (20.0%), and 6/36 (16,7%) cases, respectively. In TIP group, 21/33 (63.3%) cases had a fairly wide urethral plate, whereas in Duckett and OIF were mostly of the cases have narrow urethral plate, with a total of 26/50 (52%) and 20/36 (55.6%) cases, respectively. Complications were found at 15/33 (45.5%) cases of TIP, 15/50 (30%) cases of Duckett, and 5/36 (45,5%) cases of OIF with statically significant results p <0.05. The OIF technique was found to be superior to TIP and Duckett in terms of reducing complications and having a low incidence of fistula after primary proximal hypospadias reconstruction.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Saputra Wijaya
Abstrak :
Uropati obstruksi dapat memiliki banyak penyebab dan dapat muncul sebagai tingkat obstruksi di atas kandung kemih, kandung kemih, atau di bawah kandung kemih. Pengobatan uropati obstruksi, baik yang bersifat definitif maupun sementara, memiliki risiko komplikasi atau dapat memperburuk kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, pengetahuan tentang parameter-parameter yang dapat memprediksi pemulihan fungsi ginjal setelah pengobatan uropati obstruksi sangat penting bagi pasien dan keluarga mereka. Beberapa studi telah mengevaluasi banyak faktor yang mungkin dapat memprediksi pemulihan fungsi ginjal setelah pelepasan obstruksi, dan ini pada dasarnya dibagi menjadi faktor-faktor yang memprediksi obstruksi unilateral atau bilateral. Hampir semua studi obstruksi unilateral menggunakan kasus obstruksi area ureteropelvik sebagai subjek mereka dan menggunakan renografi pemindaian nuklir untuk mengevaluasi pemulihan ginjal. Faktor-faktor yang dikonfirmasi sebagai faktor-faktor yang memprediksi pemulihan fungsi ginjal adalah usia, kadar hemoglobin, rasio BUN terhadap kreatinin, volume urine pascaoperasi dan ekskresi natrium, ketebalan kortikal, jenis pelvis ginjal, tingkat hidronefrosis, diferensiasi kortikomedular, ekogenitas parenkim, indeks resistensi ginjal, dan fungsi ginjal awal. Oleh karena itu, semua studi ini memiliki kriteria yang berbeda untuk mendefinisikan pemulihan fungsi ginjal, dan hal ini mungkin dapat menjelaskan perbedaan yang teramati dari studi ke studi. ......Obstructive uropathy can have many causes and can manifest as supravesical, vesical, or infravesical levels of obstruction. Treatment of obstructive uropathy, whether definitive or temporary, has a risk of complications or could worsen the patient’s quality of life. Thus, knowledge of the parameters that predict recoverability of renal function after obstructive uropathy treatment is essential for patients and their families. Several studies have evaluated many factors that might potentially predict recoverability of renal function after obstruction release and these essentially are divided into factors predicting unilateral or bilateral obstruction. Almost all unilateral obstruction studies used ureteropelvic junction obstruction cases as their subjects and utilized nuclear scan renography to evaluate kidney recoverability. Factors confirmed as predicting factors for recoverability of renal function were age, hemoglobin level, BUN-to-creatinine ratio, postoperative urine volume and sodium excretion, cortical thickness, type of renal pelvis, hydronephrosis grade, corticomedullary differentiation, parenchymal echogenicity, renal resistive index, and initial kidney function. Thus, these studies all had different criteria for defining the recovery of renal function, and this might explain the differences observed from study to study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malta Zahrani
Abstrak :
Konflik sosial kerap kali terjadi dalam kehidupan masyarakat, terutama masyarakat Sakai yang hidup berdampingan dengan perusahaan besar. Konflik sosial itu dipicu salah satunya oleh pencemaran lingkungan yang berdampak buruk pada masyarakat tersebut. Hal ini tercermin dalam novel Tangisan Batang Pudu karya Musa Ismail. Oleh karena itu, novel tersebut sangat menarik untuk dikaji karena merupakan gejala umum yang banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk konflik sosial antara perusahaan dan masyarakat Sakai akibat pencemaran lingkungan dan pencemaran lingkungan akibat kapitalisme perusahaan yang menjadi faktor pemicu terjadinya konflik tersebut di masyarakat dalam novel Tangisan Batang Pudu karya Musa Ismail. Penelitian kesusasteraan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka melalui pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian ini adalah adanya konflik sosial laten dan konflik sosial terbuka serta pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kapitalisme perusahaan sehingga mengakibatkan adanya kelangkaan ikan dan hampir hilangnya sumber daya alam yang penting bagi masyarakat Sakai. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konflik sosial dapat terjadi apabila perusahaan yang beroperasi di suatu tempat tidak memperhatikan kondisi masyarakat dan budayanya. ......Social conflicts often occur in people's lives, especially among the Sakai people who live alongside large companies. One triggering factor for social conflict is environmental pollution, which negatively impacts the community. This is reflected in the novel Tangisan Batang Pudu by Musa Ismail. Therefore, the novel is highly interesting to study as it represents a common phenomenon found in many parts of the world. This study aims to explain the forms of social conflict between companies and Sakai people resulting from environmental pollution and corporate capitalism, which serve as trigger factors for conflicts in society within the novel Tangisan Batang Pudu by Musa Ismail. This literary research employs a qualitative descriptive method, utilizing literature study techniques through a sociological approach. The research findings reveal latent and open social conflicts, as well as environmental pollution caused by corporate capitalism, leading to a scarcity of fish and the near depletion of crucial natural resources that are vital to the Sakai people. Based on this research, it can be concluded that social conflicts can arise when large companies fail to consider the societal conditions and cultural values.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nur Anzani
Abstrak :
Penelitian ini membahas cerpen “Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali”, “Doa yang Menakutkan”, dan “Dongeng Gelap” dalam kumpulan cerpen Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali karya Puthut EA dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk kecemasan dan mengidentifikasi stres pascatrauma pada tokoh utama ketiga cerpen tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini menggambarkan bentuk ansietas dan trauma yang dihadapi tokoh-tokoh ketiga cerpen Puthut EA. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ansietas dan trauma yang membentuk kecemasan, ketakutan, dan kehilangan akibat penumpasan PKI dialami keluarga korban yang dituduh terlibat PKI. Ancaman lingkungan sekitar yang muncul akibat ketidakadilan, ketidakamanan, dan ketidakberdayaan menciptakan bentuk stres pascatrauma. Analisis terhadap tokoh ketiga cerpen itu menunjukkan gejala penghindaran (avoidance) dan gejala re-experiencing. ......This study discusses "Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali", "Doa yang Menakutkan", and "Dongeng Gelap" in the short story collection of Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali by Puthut EA using the literary psychology approach. This research aims to represent the fear and post-traumatic stress in the main characters. With a qualitative descriptive method, this research shows the conditions of anxiety and trauma encountered by the three characters of Puthut EA's short story. This study concluded that the anxiety and trauma caused by pressure, fear, and loss were driven by suppression of the PKI, experienced by the families of victims who are considered involved in the PKI. Environment threats arise due to injustice, insecurity, and powerlessness, create post-traumatic stress conditions. The analysis of the three short stories shows avoidance and re-experiencing symptoms.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>