Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sentot Wahjoe Goeritno
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T39760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Salim A. Dimyati
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T40028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nazarudin
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T39888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Diana
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T40043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermanto
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Johannis Nettalus
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Suryanto
Abstrak :
Isu keselamatan kebakaran telah meningkatkan perhatian dalam masyarakat modern, sebagaimana dicirikan dengan teknologi informasi dan sistem proses produksi yang makin komplek, dengan berkembangnya teknologi bahan, sarana penyimpanan yang lebih besar serta kadang-kadang melibatkan bahan lebih berbahaya atau parameter proses yang ekstrim dan tidak ketinggalan kecepatan hunian yang meningkat pada daerah tertentu. Salah satu fasilitas yang digolongkan sebagai bahaya besar adalah kilang minyak Pertamina yang terletak di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Indonesia dimana fasilitas tersebut telah menjadi obyek studi ini. Studi FERA (Fire and Explosion Risk Assessment) telah dilakukan terhadap Unit RCC (Residue Catalytic Cracking) untuk mengkaji tingkat risiko personil dalam bentuk Potensi Kehilangan Kehidupan. Disamping studi FERA, sejumlah studi kepekaan dan studi tambahan lain telah dilakukan untuk melihat sejauh mana keefektifan kemungkinan upaya pengurangan risiko yang teridentifikasi. Kesimpulan utama dari studi dasar FERA dan studi kepekaan adalah sebagai berikut: 1. Tingkat risiko Potensi Kehilangan Kehidupan yang diperkirakan pada personil yang terlibat di Unit RCC, pada operasi normal, adalah berkisar antara 1.09 x 10-7 per tahun sampai dengan 6.01 x 10-2 per tahun. 2. Kajian terhadap Kriteria Risiko yang disetujui menunjukkan bahwa risiko personil di Unit RCC dan unit sekitarnya adalah pada daerah yang tidak dapat ditoleransi. 3. Terdapat potensi terjadi eskalasi insiden pada unit di sekitarnya jika terjadi ledakan di Unit RCC. 4. Kombinasi proteksi kebakaran pasif, sistem anti kebakaran curah di bejana (vessel) dan area dimana bejana berada mempunyai tingkat kepekaan paling tinggi (26.6%) dibandingkan parameter lain dalam mempengaruhi tingkat risiko di Unit RCC. 5. Tingkat risiko di Unit RCC meningkat dengan keberadaan kendaraan bermotor umum disebabkan meningkatnya probabilitas penyalaan jila LPG (Liquefied Petroleum Gas) terlepas ke arah jalan umum. 6. Untuk mengurangi tingkat risiko di Unit RCC ke daerah yang dapat diterima telah diadopsi prinsip ALARP (as low as reasonably practicable). Berdasarkan evaluasi ekonomi maka penambahan sistem keselamatan yang melebihi USD 24 juta dinyatakan tidak layak
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nurdin
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai negara maritim, Indonesia memerlukan teknologi industri yang berbasis pada kelautan seperti perkapalan, industri offshore, dan industri lainnya. Karena air laut media korosif, maka diperlukan material yang khusus yang tahan terhadap media korosif. Material yang cukup prospek dikembangkan adalah komposit. Komposit tahan terhadap air laut, korosi, dan abrasi air laut. Di samping itu harganya relatif murah dan ringan dan sifat-sifatnya dapat diatur sesuai kebutuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari material komposit yang unggul terhadap sifat korosif laut. Adapun komposit yang diteliti adalah Glass Reinforced Plastic (GRP), yang terbuat dari serat gelas (fiberglass) bentuk anyaman dan resin poliester (disebut GRP Poliester) dan fiberglass/resin epoksi (disebut GRP Epoksi).

Sifat yang diteliti adalah ketahanan GRP jika direndam dalam lingkungan laut, yaitu air laut, air hujan, air detergen, dan air tanah. Pengaruh lingkungan yang diamati adalah penambahan berat GRP, penurunan kekuatan mekanik, dan efek gel coat blistering (GRP bergelembung karena absorpsi air) serta weathering (warna GRP memudar). Parameter yang diamati adalah kenaikan berat GRP, dan modulus lentur pada uji banding, sementara itu gejala blistering dan weathering diamati secara visual.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa setelah direndam, terjadi kenaikan berat GRP karena mengabsorpsi air, dengan penambahan berat GRP Epoksi lebih cepat daripada GRP Poliester, terutama pada perendaman dalam air taut (setelah 1550 jam, kadar air dalam GRP Poliester 0,65% dan GRP Epoksi 1,68%) dan air detergen (GRP Poliester 0,46%; dan GRP Epoksi 1,87%). Di samping itu, perendaman dalam air detergen menyebabkan sebagian resin terlarut, dengan kelarutan epoksi lebih besar dari poliester.

Pada pengujian kekuatan mekanik, modulus lentur (E) yang dipakai sebagai indikator menunjukkan harga Ef GRP Poliester (9,31 GPa) lebih besar daripada Ef GRP Epoksi (8,80 GPa). Hasil perendaman, penurunan Ef GRP Epoksi lebih cepat daripada GRP Poliester. Penurunan paling cepat terjadi pada perendaman dalam air taut, yaitu 1,70 MPa/jam untuk GRP epoksi dan 0,70 MPa/Jam untuk GRP Poliester. Jadi air laut merupakan media yang paling korosif dan mampu mengurangi kekuatan mekanik dengan cepat, namun dapat disimpulkan bahwa di lingkungan laut, kekuatan mekanik GRP Poliester lebih baik daripada GRP Epoksi. Oleh karena itu untuk pemakaian di industri kelautan, material komposit dan resin poliester lebih unggul dibanding resin epoksi.

ABSTRAK
As maritime country, Indonesia requires the technology and engineering development which related to sea, such as shipping, shipyard, offshore industry, etc. However due to corrosive properties of sea water, specific materials are required which resistant to such a corrosive media. The prospective material available is composite. Composite relatively cheaper than other common materials such as iron, steel, and have low density and low weight. Its characteristic can be arrange for all needed.

The aim of research is to investigated composite materials properties to sea water corrosion. The composites currently investigated are Glass Reinforced Plastic (GRP) which made from fiberglass woven roving form, and polyester resin (GRP Polyester) and epoxy resin (Epoxy GRP) as matrix.

The main thrust of this research is resistance behavior of GRP by immersing on the sea environment, such as sea water, rain- water, detergent solutions, and ground water. The influences being observed are increasing of GRP weight, decreasing of mechanical strength, and gel coat blistering effect (GRP is bubbling because of moisture absorption) and weathering (color of GRP is change). Further, bending test was carried out to find flexural modulus, while blistering and weathering observed by visual.

Experimental data shows that GRP weight increase because absorbed water. The rate of weight increasing of GRP Epoxy is faster than of it of GRP Polyester, especially on sea water (after 1550 hours, moisture content of GRP Polyester is 0,65% and GRP Epoxy is 1,68%) and detergent solution (GRP Polyester: 0,46%; and GRP Epoxy: 1,87%). Detergent solution found to have dissolved some resin, with epoxy solubility is greater than polyester.

On mechanical strength test, flexural modulus (E) of GRP Polyester (9,31 GPa) is greater than Ef of GRP Epoxy (8,80 GPa). The test result shows that decrease of Ef of GRP Epoxy faster than Ef of GRP Polyester. It also shows that sea water has tremendous effect on GRP compare to other as it cause the decreasing of flexural modulus by 1,70 MPa/hours for GRP epoxy and 0,070 MPa/hours for GRP Polyester. Sea water is the most corrosive medium and able to decrease mechanical strength fast, however we can conclude that in the sea water system, mechanical strength of GRP Polyester is better than GRP Epoxy. Therefore, for application on maritime industry, composite material from polyester resin more excellent rather than epoxy resin.

2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwanto
Abstrak :
Penggunaan komposit untuk berbagai komponen peralatan di berbagai industri terus dikembangkan. Flat ini karena kelebihan yang dimiliki komposit antara lain anti korosif, ringan dengan kekuatan yang dapat bersaing dengan material lain. Dalam kaitan perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia, komposit merupakan suatu material yang cukup prospek untuk dimanfaatkan. Hal ini dapat mengurangi masalah korosi yang kerapkali terjadi dan juga tidak membebani, sehingga akan sangat efektif pada penggunaan di anjungan lepas pantai. Untuk itu perlu diketahui ketahanan komposit terhadap lingkungan yang ada, kinerja komposit dalam menahan laju penyerapan fluida serta bagaimana pengaruhnya terhadap sifat fisik dan mekanik. Mengacu pada kondisi di atas telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perendaman GRP (Glass Reinforced Plastic) dalam bensin, solar dan crude oil serta pemaparan GRP di udara. Pengaruh penambahan berat terhadap sifat mekanik menunjukkan untuk fluida udara, relatif sama pada kedua jenis GRP dengan gradien persamaan yang tidak jauh berbeda; E = - 3,82 C + 9,30 untuk glass/polyester dan E = - 1,75 C + 8,55 untuk glasslepoxy. Sedangkan pada perendaman dalam bensin terjadi perbedaan yang sangat besar, dengan E _ - 28,09 C + 9,086 untuk glass/polyester dan E = - 0,812 C + 8,608 untuk glasslepoxy. Glasslpolyester mempunyai persentase penambahan berat terbesar pada perendaman dalam crude oil dan terendah pada bensin. Sedangkan untuk glasslepoxy persentase terbesar terjadi pada perendaman dalam bensin dan terendah pada udara. Persentase penambahan berat pada perendaman dalam solar dan crude oil untuk glasslepoxy, relatif sama. Untuk fluida bensin perbedaan persentase penambahan berat antara glass/polyester dengan glass/epoxy cukup besar dibandingkan dengan fluida lain dan teori yang ada. Hal ini dapat dikarenakan unsaturated polyester resin larut dalam bensin sehingga penambahan berat akibat penyerapan diimbangi oleh adanya resin yang terlarut. Kondisi ini didukung dengan adanya perubahan warna pada bensin untuk perendaman glasslpolyester sementara untuk glass/epoxy serta fluida lain tidak terjadi. Jadi secara umum glass/polyester lebih baik dalam menahan laju penyerapan fluida, namun pengurangan kekuatannya relatif lebih besar dibandingkan glass/epoxy.
The utilization of composite for components of equipment in industries has been expanding. Because composite has many advantages such as: non-corrosion and high in ratio strength to density. Composite is a prospect material for use in both oil and gas industries, because the utilization of composite can reduce of corrosion problem, moreover, composite is light in weight so its very effective in use at offshore. For this reason, we need to know how composite can resist to its environment, how it can hold back the rate of diffusion and absorption, and also how it can effect to mechanical properties. Refer to that condition, we conducted a research about the effect of immersion Glass Reinforced Plastic (GRP) in gasoline, in automotive diesel oil, in crude oil and expose GRP on atmosphere. The result of research shown that GRP exposed on atmosphere, that the effect weight gain to mechanical properties of glass/polyester is relatively the same effect as glass/epoxy does, with equation: E = - 3,82 C + 9,30 for glass/polyester and E = - 1,75 C + 8,55 for glass/epoxy. While for GRP is immersed in gasoline, the effect weight gain to mechanical properties for glass/polyester is difference to glass/epoxy, with equation: E = -28,09 C + 9,086 for glass/polyester and E = - 0,812 C + 8,608 for glass/epoxy. A great deal of quantities of weight gam is happened in crude oil for glass/polyester, and in gasoline for glasslepoxy. On immersion in gasoline, ratio weight gain of glasslepoxy to glass/polyester is high, whereas for another fluid this condition is not happened. This happen because Unsaturated Polyester Resin (UPR) is degradation and soluble in gasoline. so weight gain will reduce. This condition is supported with the change in color of gasoline for glass/polyester. In general glass/polyester is. better than glasslepoxy to hold back of rate of diffusion and absorption, but in decrease of mechanical properties glass/epoxy was better than glass/polyester.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library