Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luky Tri Hariati
"Latar belakang: Pigmentasi melanin sering terjadi pada gingiva sebagai hasil dari deposisi melanin yang berlebihan (hiperpigmentasi). Kelainan ini secara klinis tidak menimbulkan masalah medis, tetapi secara estetis akan menimbulkan masalah. Perawatan hiperpigmentasi gingiva dapat dilakukan dengan menggunakan bur diamond dan laser dioda.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecepatan peyembuhan dan rasa sakit akibat perawatan hiperpigmentasi gingiva dengan menggunakan bur diamond dan laser dioda.
Metode: 19 subjek dilakukan depigmentasi gingiva dari premolar kedua ke incisivus pertama kiri dengan menggunakan diamond bur dan laser dioda pada sebelah kanan. Parameter klinik yang dicatat adalah rasa sakit dan kecepatan penyembuhan. Rasa sakit dilihat dengan melakukan evaluasi menggunakan Visual Analoque Scale (VAS) pada hari pertama dan minggu pertama, sementara kecepatan penyembuhan dievaluasi 1, 2 dan 3 minggu setelah tindakan depigmentasi dengan menggunakan kriteria yang diberikan oleh Pressure, Ulcer, Scale, Healing (PUSH).
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa penyembuhan lebih cepat setelah menggunakan laser dioda dibandingkan diamond bur.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan rasa sakit pada depigmentasi gingiva dengan bur diamond dan laser dioda.

Background: Melanin Pigmentation is often happening on gingival as a result of excessive melanin deposition (hyperpigmentation). Clinically, this defect has no medical effect, however esthetically could creates problem. Gingival hyperpigmentation treatment could be carried out by way of using diamond bur and diode laser.
Objective: this research is intended to observe the speed of wound healing and pain caused by the treatment of gingival hyperpigmentation using diamond bur and diode laser.
Method: There are 19 subjects with gingival hyperpigmentation in maxila anterior from the first left side premolar to right side. Depigmentation using diamond bur on the left side and diode laser on the right side (split mouth technique). Clinical parameters recorded are the degree of pain and the speed of healing. The degree of pain is observed through Visual Analoque Scale (VAS) on the first day and after 1 week. The speed of wound healing is evaluated after 1,2, and 3 weeks after depigmentation treatment uisng criteria given by Pressure, Ulcer, Scale, Healing (PUSH).
Result: This research shows that the speed of would healing is faster after applying diode laser compared to that of using diamond bur.
Conclusion: There is difference of pain on gingival depigmentation using diamond bur and diode laser.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Rafini
"Latar Belakang: Perbaikan jaringan periodontal pasca splinting dapat ditinjau secara klinis atau radiografis. Evaluasi penyembuhan pada jaringan keras pada penelitian ini dianalisis dengan radiografis periapikal digital. Splinting periodontal adalah terapi pendukung perawatan periodontal untuk melindungi jaringan selama repair dan regenerasi pada terapi periodontal.
Tujuan: Analisis kehilangan dan kepadatan tulang alveolar serta keutuhan lamina dura setelah tiga bulan splinting pada gigi anterior mandibula dengan diagnosis periodontitis kronis dan kriteria kehilangan tulang alveolar 2/3 serviks secara radiografis digital.
Metode: Delapan puluh empat sisi sampel proksimal (mesial dan distal) dilakukan pengambilan radiografi periapikal digital dan di evaluasi perubahan keadaan tulang alveolarnya setelah di splinting (hari ke 1 dan 91).
Hasil: Hasil analisis statistika pada evaluasi setelah tiga bulan splinting untuk perubahan kehilangan-kepadatan tulang alveolar dan keutuhan lamina dura adalah 0,44; 0,256 dan 0,059 (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat perubahan kehilangan dan kepadatan tulang alveolar serta keutuhan lamina dura pasca tiga bulan splinting pada gigi anterior mandibula dengan periodontitis kronis yang kehilangan tulangnya sampai 2/3 serviks.

Background: The healing of periodontal splinting can be detected both with clinical and radiographic examination. In this study, the alveolar bone was evaluated by radiographic digital periapical analysis. Periodontal tooth splinting is periodontal support theraphy used to prevent periodontal injury during repair and regeneration of periodontal theraphy.
Objective: Radiographic digital periapical analysis of alveolar bone in the mandibular anterior region with chronic periodontitis and 2/3 cervical bone loss after three months periodontal splinting.
Methods: Eighty four proximal site (43 mesial and 41 distal) from 16 patients were examined by taking periapical digital radiographic and the bone loss, bone density and utility of lamina dura were detected after splinting (day 1 and 91).
Results: The statistical analysis after three months evaluation using T-test for bone loss, Wilcoxon sign rank test for bone density and utility lamina dura showed no significantly differences(p<0,05)(p=0,44, 0,256 and 0,059).
Conclusion: No radiographic change in bone loss, bone density and utility of lamina dura from chronic periodontitis with 2/3 alveolar bone loss after three months splinting.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T34994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Makmur
"Banyak penelitian yang telah dilakukan menemukan hubungan keparahan periodontitis dengan meningkatnya bakteri anaerob negatif Gram, namun peran faktor lokal yang mampu merubah ekologi dan pola populasi bakteri belum pernah diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh faktor lokal dapat mempengaruhi ekologi dalam poket, sehingga merubah pola populasi bakteri di dalamnya. Dari penelititan ini, hanya distribusi dari A.Actinomycetemcomitansyang akan dilihat berdasarkan kedalaman poket. Metode yang digunakan adalah PCR Real Time untuk menghitung frekuensi dan distribusi A.actinomycetemcomitans pada berbagai kedalaman poket disebabkan faktor lokal yang memperberat. Hasil dari penelitian ini tidak ada perbedaan bermakna dengan jenis periodontitis, kedalaman poket dengan faktor lokal yang memperberat. Kesimpulan yang didapat frekuensi A.Actinomycetemcomitans terlalu rendah sehingga perbedaan frekuensi dan distribusi tidak signifikan.

Many past studies have found the association between Gram-negative anaerobes with increased severity of periodontitis.However, none have researched the effect of local factors on the the overall population pattern and bacterial ecology. This aim of this study is to examine the distribution of A.Actinomycetemcomitans in line with the severity of periodontitis by local factors. In this experiment, we measurethe frequency and distribution of A.actinomycetemcomitansusing PCR Real Time. The results of this study were no significant difference in the types of periodontitis, pocket depth with local predisposing factors. The conclusion is the frequency ofA.Actinomycetemcomitansis tooinsignificantto determine the difference in frequency and distribution from various pocket depths.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahma Prihantini
"Aplikasi Subgingiva antimikroba setelah Skeling dan Penghalusan Akar SPA mampu membunuh bakteri anaerob yang tersisa Penelitian ini bertujuan menganalisis efek klinis aplikasi subgingiva H2O2 3 setelah SPA pada periodontitis kronis poket le 6 mm 45 subjek periodontitis kronis poket le 6 mm diskor plak skor perdarahan kedalaman poket kehilangan perlekatan Satu sisi rahang diaplikasi subgingiva H2O2 3 dan kontrol pada kontralateral dievaluasi 4 minggu setelahnya Aplikasi subgingiva H2O2 3 secara statistik terbukti menurunkan skor perdarahan kedalaman poket kehilangan perlekatan pre dan post perawatan serta antar kedua kelompok periodontitis kronis poket le 6 mm Kata kunci Skor Perdarahan Poket Periodontal Kehilangan Perlekatan SPA Aplikasi subgingiva

Subgingival application with 3 H2O2 after scaling and root planing SRP is assumed to be kill the bacteria left behind after mechanical debridement The aim of this study was to analyze the clinical effects of subgingival application 3 H2O2 after SRP in the treatment of chronic periodontitis pocket depth le 6 mm Forty five patients chronic periodontitis pocket depth le 6 mm were scaled and root planed prior to baseline measurement BOP PPD CAL and evaluated on weeks 4 Subgingival application with 3 H2O2 produced a significant reduction in BOP PPD and CAL compared to the control Key words Gingival bleeding on probing probing pocket depth clinical attachment loss scaling and root planing subgingival application 3 H2O2 "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airina
"ABSTRAK
Abstrak. Inovasi terbaru untuk mendapatkan regenerasi jaringan periodontal adalah dengan bahan platelet rich fibrin (PRF) dan cangkok tulang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. Tujuan: Mengevaluasi perbedaan tinggi tulang alveolar pada terapi bedah flep poket infraboni menggunakan Platelet rich fibrin dan kombinasi dengan cangkok tulang. Metode penelitian: Evaluasi radiografis periapikal sebelum dan sesudah perawatan menggunakan PRF dan kombinasi dengan cangkok tulang Hasil: secara statistik, terdapat perbedaan tinggi tulang yang bermakna pada terapi bedah poket infraboni dengan PRF dan kombinasi dengan cangkok tulang. Kesimpulan: Platelet rich fibrin dan kombinasi dengan cangkok tulang memiliki hasil yang sama pada evaluasi radiografis ketinggian tulang secara statistik

ABSTRACT
Abstract. The new innovation to enhance periodontal tissue regeneration are using PRF and bone graft material. The study was clinical experimental. Purpose:To evaluate the difference of alveolar bone heigh on periodontitis therapy using PRF and combination with bone graft.Research methods: periapical radiograph evaluation before and after periodontitis therapy using PRF compare to combination with bone graft. by assessing alveolar bone height. Results: Statistically, there were no significant difference between alveolar bone height on periodontitis therapy PRF compare to combination with bone graft. Conclusion: PRF and combination with bone graft has the same result statictically in radiographic evaluation of alveolar bone height."
2013
T32781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Gunawan Lusari
"Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama pada
sepertiga penduduk dunia. Di Indonesia, terjadi peningkatan prevalensi penyakit
jantung dan pembuluh darah sebagai penyebab kematian peringkat ke-3. Pada
tahun 2007 prevalensi PJK nasional mencapai 7,2%. C-Reactive Protein (CRP)
dikenal sebagai penanda fase akut inflamasi dan berhubungan dengan peningkatan
kadar plasma karena kerusakan jaringan. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara periodontitis kronis dengan peningkatan kadar CRP.
Peningkatan CRP sedang saja sudah meningkatkan risiko PJK. Pada sampel
penelitian ini terlihat penderita periodontitis menunjukkan risiko yang tinggi
terhadap PJK. Dugaan adanya kaitan efek patogen periodontal secara langsung
maupun tidak langsung memicu infeksi, mekanisme ini mengaktivasi faktor?
faktor inflamasi sehingga CRP sebagai marker respon fase akut dari infeksi juga
akan meningkat.

Abstract
Coronary heart disease (CHD) is the leading cause of death in one third of world
population. In Indonesia, there is increased prevalence of cardiovascular disease
as a cause of death to the rank-3. In 2007 the national prevalence of CHD reached
7.2%. C-Reactive Protein (CRP) is known as acute phase inflammatory marker
and is associated with elevated levels of plasma due to tissue damage. Several
studies have shown an association between chronic periodontitis with increased
levels of CRP. Increased CRP was alone increases the risk of CHD. This study
looks at a sample of periodontitis patients showed a high risk of CHD. Allegations
have linked the effects of periodontal pathogens directly or indirectly lead to
infection, this mechanism activates inflammatory factors that CRP as a marker of
acute-phase response to infection will also increase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31423
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusuma Pertiwi
"Kondisi stres memiliki efek yang buruk terhadap respon imun, sehingga rentan akan infeksi, termasuk penyakit periodontal. Salah satu biomarker yang dapat mengindikasikan penyakit periodontal adalah interleukin-6 (IL-6). Tiga puluh delapan mahasiswa program profesi FKG UI. Subjek diinstruksikan untuk mengusi kuisioner Dental Environment Stress (DES) dan dilakukan pemeriksaan periodontal dan pengambilan sampel cairan krevikular gingiva serta dianalisis untuk mengetahui kadar IL-6 dengan teknik ELISA. Walaupun uji statistik menunjukkan hubungan yang lemah antara tingkatan stres dengan kondisi periodontal dan kadar IL-6, kondisi klinis menunjukkan kecenderungan perburukan kondisi periodontal seiring peningkatan skor stres.

Stress conditions have a bad effect on the immune response, leading to an imbalance between the host and the parasite so susceptible to infections, including periodontal disease. One biomarker that can indicate periodontal disease is interleukin-6 (IL-6). Thirty eight samples were instructed to filled the Dental Environment Stress (DES) questionnaire, periodontal examination and gingival crevicular fluid were collected. Although statistical tests showed a weak relationship between stress levels and the periodontal condition levels of IL-6, showed a trend of worsening clinical condition of periodontal conditions with increases in stress scores.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T33002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Olivia Kuswandani
"Latar Belakang: Stres faktor risiko penyakit periodontal, yang meningkatkan kadar interleukin-1β yang berperan pada kerusakan jaringan periodontal.
Tujuan: analisis hubungan antara stres akademik terhadap kondisi jaringan periodontal dan kadar interleukin-1β dalam cairan krevikular gingiva.
Metode: 38 orang subjek mengisi kuasioner GDES, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium kadar interleukin-1β dengan ELISA.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara tingkatan stres akademik dengan kondisi jaringan periodontal dan kadar interleukin-1β (p<0,05); tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar interleukin-1β dengan kondisi jaringan periodontal (p>0,05).
Kesimpulan: Stres faktor risiko penyakit periodontal dengan peningkatan kadar interleukin-1β

Background: Stress is a risk factor for periodontal disease, with increase levels of interleukin-1β that act for periodontal destruction.
Objective: To analyze the relationship between academic stress in dental specialist programme in Dentistry on periodontal tissue conditions and levels of interleukin-1β in gingival fluid krevikular.
Methods: 38 subjects fill the quasioner GDES, periodontal examination and laboratorium examination of interleukin-1β with the ELISA test.
Results: Significant differences between academic stress to periodontal tissue and levels of interleukin-1β (p<0,05); no significant differences between levels of interleukin-1β to periodontal tissues (p>0,05).
Conclusion: Stress is periodontal risk factor with elevated levels of interleukin-1β
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T33190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library