Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Tri Santoso
"Di dalam industri jasa konstruksi, khususnya kontraktor, proses perencanaan yang matang dalam pelaksanaan proyek mempunyai andil yang cukup besar menentukan kinerja proyek dan perusahaan itu sendiri. Tim Tender ini merupakan salah satu aktualisasi proses overlapping kegiatan pemasaran dan kegiatan produksi/operasi dalam industri jasa konstruksi, sedangkan output dari Tim Tender ini adalah Kontrak Konstruksi antara kontraktor dengan owner. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Tim Tender dalam melaksanakan kegiatan tender ketika mengikuti proses pelelangan.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Tim Tender terhadap tingkat keberhasilan pelelangan. Dari hasil pengolahan data didapatkan faktor kompetensi perusahaan dan ketersediaan sumber daya manusia yang merupakan faktor paling dominan terhadap tingkat keberhasilan Tim Tender dalam melaksanakan kegiatan tender khususnya pada tender yang bersifat kompetitif.

In construction , specially contractor, planning process in execution of project having big enough share determine performance project and company itself. Tender team is one of output process of overlapping from marketing activity and production/operation activity in construction industries, while output from Tender Team is Contract between contractor and owner. This research aim to know factors influencing Tender Team performance in executing activity of tender when following auction process.
This research apply statistical analysis to be able to know factors influencing Tender Team to level of successful. From data processing result is company competence factor and avability of human resouce which is most dominant factor to level of successful of Tender Team in executing activity of tender specially at tender having the character of competitive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkholisa Putri Wulandari
"Latar belakang: Solid/multicystic ameloblastoma merupakan tipe yang paling sering terjadi dari semua tipe ameloblastoma, lalu diikuti oleh tipe unicystic ameloblastoma. Sampai saat ini manajemen yang tepat dari tumor ini masih kontroversial. Diperlukan analisis lebih lanjut serta data terbaru mengenai perbandingan tingkat keberhasilan berbagai terapi bedah dari solid/multicystic dan unicystic ameloblastoma yang dapat dilihat dari tingkat rekurensi tumor pasca terapi serta follow-up jangka panjang pasca terapi.
Tujuan: Mengevaluasi perbandingan tingkat keberhasilan berbagai tindakan terapi bedah pada solid/multicystic dan unicystic ameloblastoma.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic review dengan pedoman penyusunan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses). Pencarian studi dilakukan menggunakan dua electronic database, yakni Scopus dan PubMed dengan menggunakan kombinasi kata kunci yang sudah ditentukan. Pencarian studi dilakukan untuk menemukan studi-studi yang membahas mengenai terapi bedah pada unicystic ameloblastoma dan solid/multicystic ameloblastoma dalam rentang waktu 10 tahun terakhir.
Hasil penelitian: Pencarian studi dengan kedua electronic database memperoleh 643 studi, kemudian dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Diperoleh 11 studi untuk dilakukan analisis. Terdapat terapi yang berbeda-beda dalam penanganan solid/multicystic ameloblastoma dan unicystic ameloblastoma pada seluruh studi yang dapat dibedakan menjadi terapi radikal dan konservatif. Terapi untuk solid/multicystic ameloblastoma secara radikal dalam studi yang ditemukan, dilakukan pada 185 kasus dengan 16 kasus mengalami rekurensi setelah diberikan terapi dengan tingkat rekurensi sebesar 8.6%. Terapi secara konservatif pada solid/multicystic ameloblastoma ditemukan pada 141 kasus dan 54 kasus mengalami rekurensi dengan tingkat rekurensi sebesar 38.3%. Terapi pada unicystic ameloblastoma secara radikal yang terdapat pada studi, ditemukan pada 40 kasus dan tidak ditemukan adanya rekurensi setelah terapi dengan tingkat rekurensi sebesar 0.0%. Terapi pada unicystic ameloblastoma secara konservatif ditemukan pada 71 kasus dan 17 kasus diantaranya mengalami rekurensi dengan tingkat rekurensi sebesar 23.9%.
Kesimpulan: Tingkat keberhasilan terapi pada solid/multicystic ameloblastoma dilihat berdasarkan tingkat rekurensinya, terapi secara radikal lebih baik dan dapat meminimalisir terjadinya rekurensi dibandingkan terapi secara konservatif. Tingkat keberhasilan terapi pada unicystic ameloblastoma dilihat berdasarkan tingkat rekurensinya, terapi secara radikal lebih baik dan dapat meminimalisir terjadinya rekurensi dibandingkan terapi secara konservatif.

Background: Solid/multicystic ameloblastoma is the most common type of ameloblastoma, followed by unicystic ameloblastoma. Until recently the proper management of this tumor is still controversial. Further analysis is needed as well as the latest data regarding the comparison of the success level of various surgical therapies from solid/multicystic and unicystic ameloblastoma which can be seen from the rate of tumor recurrence and long-term postoperative follow-up.
Objective: To evaluate the comparison of succes level of various surgical therapies in solid/multicystic and unicystic ameloblastoma.
Methods: This study uses a systematic review method with PRISMA guideline (Preferred Reporting Item for Systematic Reviews and Meta-Analysis). The study search was conducted using two electronic databases, Scopus and PubMed with predetermined keyword combination. Study search was conducted to find studies that discussed surgical therapy in unicystic and solid/multicystic ameloblastoma in the last 10 years.
Results: This search resulted in 643 studies, then a selection was made based on the inclusion and exclusion criteria of the study. There were 11 final studies for further analysis. There are different therapies of solid/ multicystic and unicystic ameloblastoma in all studies which can be divided into radical treatment and conservative treatment. Radical treatment of solid/multicystic ameloblastoma was found in 185 cases with 16 cases recurrence and the recurrence rate were 8.6%. Conservative treatment of solid/multicystic ameloblastoma was found in 141 cases with 54 cases recurrence and the recurrence rate were 38.3%. Radical treatment of unicystic ameloblastoma was found in 40 cases with no cases recurrence after therapy and the recurrence rate were 0.0% . Conservative treatment of unicystic ameloblastoma was found in 71 cases with 17 cases recurrences and the recurrence rate were 23.9%.
Conclusion: The success level of therapy in solid/multicystic ameloblastoma based on the recurrence rate showed that radical treatment could minimize the occurrence of recurrences compared to conservative treatment. The success level of therapy in unicystic ameloblastoma based on the recurrence rate showed that radical treatment could minimize the occurrence of recurrences compared to conservative treatment.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Rahmadi
"ABSTRAK
Emosi merupakan suatu keadaan psikologis yang dipicu oleh aktivitas sensorik manusia baik secara sadar maupun tidak sadar. Emosi berperan penting dalam kehidupan manusia seperti dalam pengambilan keputusan, dalam mengekspresikan diri, dan lain sebagainya. Emosi dapat dihasilkan menggunakan rangsangan/stimulus tertentu seperti emosi takut dihasilkan menggunakan hal-hal yang menyeramkan seperti gambar pembunuhan, emosi bahagia dapat dipicu menggunakan stimulus gambar-gambar yang menyenangkan seperti gambar pemandangan, emosi sedih dapat dipicu menggunakan musik-musik sendu, menangis, dan hal-hal menyedihkan lainnya, dan emosi jijik dapat dipicu mengunakan stimulus yang menjijikkan seperti kotoran manusia. Beberapa stimulus yang biasa digunakan dalam penelitian adalah gambar, text, audio, atau video. Pada proses penghasilan emosi, terdapat aktivitas elektrik dalam otak manusia yang dapat direkam menggunakan perangkat bernama Elektroensefalografi EEG , rekaman gelombang otak ini juga dapat dilakukan menggunakan perangkat yang bernama neuroheadset. Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem akuisisi data sinyal otak menggunakan neuroheadset dan menghasilkan database yang digunakan untuk analisis emosi. Dalam penelitian ini digunakan stimulus berupa video yang terdiri dari kumpulan gambar. Setiap gambar dalam video telah melalui proses validasi sesuai dengan kelas emosi yang diinginkan. Kelas emosi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahagia, jijik, sedih, dan takut. Setiap kelas emosi memiliki empat stimulus video. Proses validasi dilakukan oleh lima orang partisipan dan proses pengambilan data sinyal otak dilakukan terhadap empat orang partisipan. Pengambilan data dilakukan menggunakan perangkat neuroheadset dengan vendor Emotiv tipe Epoc. Hasil rekaman sinyal diproses menggunakan Matlab dan menghasilkan database berukuran 16x14x7680, dimana angka 16 merepresentasikan jumlah stimulus video, 14 merepresentasikan sensor Emotiv Epoc yang digunakan, dan 7680 merupakan data sinyal yang diambil selama 60 detik dengan frekuensi sampling 128 Hertz. Tingkat keberhasilan tertinggi untuk emosi bahagia, jijik, sedih, dan takut secara berurut adalah 75 , 62.5 , 62.5 , dan 75 . Tingkat keberhasilan tertinggi ini dicapai untuk variasi channel frekuensi alpha, sensor yang digunakan yaitu F7, F3, F4, dan F8. Teknik klasifikasi yang digunakan adalah feed-forward backpropagation neural network.

ABSTRACT
Emotion is a psychological state that triggered by human sensory activity both consciously and unconsciously. Emotions play an important role in human life such as decision making, self expression, and others. Emotions can be generated using certain stimuli such as feared emotions generated using scary things like murder images, happy emotions can be triggered by stimuli of fun images such as sight images, sad emotions can be triggered using melodic music, crying, and other sad things, and disgusted emotions can be triggered using disgusting stimuli like human feces. Some of the stimuli commonly used in research are using images, text, audio, or video. In the process of earning emotions, there is electrical activity in the human brain that can be recorded and processed to obtain brain signals using a device called Electroencephalography EEG , these brainwave records can also be recorded using a device called neuroheadset. This study discusses the development of data acquisition system of brain signals using neuroheadset and generate database used for emotion analysis. In this study used a video stimulus consisting of a collection of images. Each image in the video has gone through the validation process according to the desired emotion class. Four kind of emotion used in research that are happy, disgusted, sad, and scared. Each emotional class has four video stimuli. Five participants carried out the validation process and the process of retrieving the brain signals data performed on four participants. Data retrieval performed using a neuroheadset device with Emotiv vendor with Epoc type. The recording of the signal is processed using Matlab and generates a 16x14x7680 database, where the number 16 represents the number of video stimuli, 14 represents the Epoc Emotion sensor used, and 7680 is the signal data taken for 60 seconds with 128 Hertz sampling frequency. The highest recognition rate for happy, disgusted, sad, and fearful emotions are 75 , 62.5 , 62.5 , and 75 . The highest success rate achieved for alpha frequency channel variation the sensors used are F7, F3, F4, and F8. The classification technique used is feed forward backpropagation neural network."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Roida Eka
"Mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat melakukan praktik klinik. Kecemasan tersebut terjadi karena mereka bersentuhan langsung dengan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat keberhasilan saat melakukan intervensi memberikan obat melalui infus. Penelitian ini dilakukan kepada 40 orang mahasiswa yang tengah melaksanakan mata ajar Praktik Keperawatan Dewasa di rumah sakit pada bulan Mei 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang memuat 15 pertanyaan tentang kecemasan dan 13 pertanyaan tentang keberhasilan.
Dari penelitian didapat bahwa mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 92,5 %, mahasiwa yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 7,5% dan tidak ada mahasiswa yang mengalami kecemasan berat. Pada mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan, sekitar 97,5% berhasil melakukan intervensi dan 2,5% tidak berhasil melakukan intervensi. Sedangkan 100% mahasiswa yang mengalami kecemasan sedang berhasil melakukan intervensi memberikan obat melalui infus.
Hasil uji korelasi Chi Square didapat bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat keberhasilan memberikan obat pada mahasiswa mata ajar PKD FIK UI angkatan 2010 (pvalue = 1,00, nilai α = 0,05). Untuk penelitian selanjutnya meneliti intervensi yang lebih kompleks.

Nursing students frequently experience anxiety during clinical practices. The anxiety happened because for the first time they taking care of patients directly. The aim of this research is to observe the influence of nursing students? anxiety to the success of clinic intervention in the process of injecting the medicine via infuse. This research is done on 40 nursing students who are performing the subject of Adult Nursing Practice Profession at hospitals on May 2012. The researcher uses correlative descriptive method. The data are collected from questionnaire consists of 15 on anxiety and 13 question on the success of giving medicine via infuse.
Researcher found that there were 92,5 % students who experiencing mild anxiety, 7,5% students experienced moderate anxiety and no one experienced severe anxiety. The result described that 97,5% of the students experiencing mild anxiety did the intervention successfully, and 2,5% of the students failed, meanwhile all the students experiencing moderate anxiety did the intervention successfully.
The result shows that there is no relation between anxiety level and the success of intervention in injecting medicine via infuse tube. (pvalue = 1,00 and α = 0,05). For future research study could include more difficult intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42018
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library