Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liem, Andrian
"Jumlah remaja yang mencoba rokok di Indonesia semakin tinggi dan usia kali pertama mencoba juga semakin dini. Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan “Siapa atau apakah yang menjadi pendorong utama remaja Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, untuk merokok?” menggunakan Teori Pengaruh Triadis (lingkungan budaya, situasi sosial, dan personal). Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh agen lingkungan budaya (media massa) dan situasi sosial (keluarga dan teman). Sebanyak 390 remaja menjadi sampel dan diambil dengan convenience sampling yang berasal dari 12 SMP di DI Yogyakarta. Rerata usia subjek adalah 14 tahun dengan komposisi putra:putri adalah 55,6%:44,4%. Data dikumpulkan melalui kuesioner anonim yang terdiri dari tujuh bagian. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif, tes Chi Square, dan regresi logistik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa teman memiliki pengaruh paling kuat terhadap perilaku merokok remaja DI Yogyakarta dibandingkan dengan media massa dan keluarga. Di antara berbagai sub-agen media massa, bukanlah televisi melainkan billboard yang lebih berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja. Pengaruh orang tua tidak lebih besar secara signifikan dibandingkan saudara kandung dan anggota keluarga lain terhadap perilaku merokok remaja. Teman sekolah tidak lebih berpengaruh secara signifikan dibandingkan teman di lingkungan rumah dan teman selain di sekolah dan lingkungan rumah terhadap perilaku merokok remaja. Berdasarkan hasil temuan tersebut, usulan intervensi yang dapat diterapkan adalah denormalisasi konsumsi rokok dan intervensi yang berdampak sistemik, seperti peningkatan harga rokok, pembatasan iklan dan promosi, serta regulasi penjualan rokok.

The number of youth who try smoking is increasing, and the onset is getting earlier. This study tries to answer “Who or what are the main reasons of smoking for Indonesian adolescents, especially in DI Yogyakarta?” through Theory of Triadic Influences (cultural environment, social situation, and biology/personality). Current studies have focused nly on cultural environment (mass media) and social situation (family and friends) influence. The sampling was conducted through convenience sampling method to 390 adolescents from 12 junior high schools in DI Yogyakarta. The average age of the subjects is 14 years old, with male to female ratio 55.6%: 44.4%. The data were collected through anonymous questionnaires consisting of seven parts. Descriptive analysis was applied to the collected data by means of Chi Square test and logistic regression. The result showed that friends’ influence was the strongest compared with mass media and family to adolescents’ smoking behavior. Among several sub-agents of mass media, it was not television but billboards that had stronger influence. Parents’ influence was not significant compared with siblings and other family members. School friends’ influence was not significant compared with friends from school and other friends. Based on the findings, the applicable proposed interventions are denormalization of cigarette consumption and systematic intervention, such as raising the tobacco price, limiting advertisement and promotion, also regulating tobacco sales."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Frodewin Grimbert
"Skripsi ini meneliti perbedaan kecenderungan pencapaian pendidikan tertinggi berdasarkan intensitas merokok, dilihat dari kepemilikan ijazah tertinggi dari SD hingga SMA atau lebih, di kalangan remaja usia 18-24 tahun. Target remaja adalah mereka yang berstatus "masih bersekolah" atau "tidak bersekolah lagi". Penelitian ini menggunakan data deskriptif dan analisis Multinomial Logistic Regression. Hasilnya menunjukkan adanya variasi kecenderungan antara jenjang pendidikan dan tingkat intensitas merokok, dengan nilai odds <1 yang semakin menurun pada setiap peningkatan jenjang pendidikan. Efek kecenderungan terendah terlihat pada kelompok dengan "ijazah SMA atau lebih tinggi" dibandingkan dengan kelompok tanpa ijazah. Setelah memperhitungkan variabel kontrol, hasilnya menunjukkan bahwa perokok ringan, moderat, dan berat memiliki kecenderungan masing-masing 0.565, 0.436, dan 0.351 kali lebih rendah untuk memperoleh ijazah SMA atau lebih tinggi dibandingkan dengan non-perokok. Interaksi variabel dengan intensitas merokok signifikan pada tingkat 10%, terutama dengan variabel pengeluaran pendidikan yang bervariasi di antara jenjang pendidikan. Remaja yang tinggal di desa cenderung memiliki odds ratio lebih rendah pada kelompok perokok ringan, sedangkan di kota, odds ratio lebih rendah pada perokok moderat. Kecenderungan rendah lebih sensitif pada perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa merokok dapat menjadi prediktor rendahnya pendidikan remaja, dan intervensi pemerintah diperlukan untuk menekankan bahaya merokok di kalangan remaja.

This thesis examines the differences in the propensity to achieve the highest educational attainment based on smoking intensity, as measured by the highest certificate obtained, from elementary to high school or higher, among adolescents aged 18-24 years. The target group includes those who are "still in school" or "no longer in school." Using descriptive data and Multinomial Logistic Regression analysis, the study finds varying tendencies between educational levels and smoking intensities, with odds values <1 decreasing with each higher level of education. The lowest propensity effect is seen in the group with "high school diplomas or higher" compared to the group without a certificate. After accounting for control variables, results show that light, moderate, and heavy smokers are 0.565, 0.436, and 0.351 times less likely to obtain a high school diploma or higher compared to non-smokers. The interaction between variables and smoking intensity is significant at the 10% level, particularly with educational expenditure variables that vary across educational levels. Adolescents living in rural areas tend to have lower odds ratios in the light smoker group, while those in urban areas have lower odds ratios in the moderate smoker group. Lower propensity is more sensitive among females compared to males. This study indicates that smoking can be a predictor of lower educational attainment among adolescents, and government intervention is needed to emphasize the dangers of smoking among youth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Triana Cyntia Wulandari
"Hipertensi saat ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, akan tetapi juga diderita oleh remaja. Hipertensi pada remaja berkaitan dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan hipertensi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5), dan analisis statistik dengan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami hipertensi sebesar 14,57% dan remaja yang merokok sebesar 17,99%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perokok ringan memiliki risiko 0,63 kali lebih rendah untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, sedangkan pada perokok berat tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Screening hipertensi diperlukan untuk mengetahui status hipertensi pada remaja, sehingga penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan tepat.

Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression.
The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library