Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Sudharman
"On religious rites of Manggarai people in Nusa Tenggara Timur Province, Indonesia"
Yogyakarta: Ombak, 2013
390SUDP002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sudharman
"On religious rites of Manggarai people in Nusa Tenggara Timur Province, Indonesia"
Yogyakarta: Ombak, 2013
390SUDP001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Herdt, Gilbert H.
New York, N.Y.: McGraw-Hill, 1981
392.14 HER g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Prawirasuganda
Bandung: Sumur, 1964
392.5 PRA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999
Jakarta: Balai Pustaka , 1993
301 KOE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984
394.4 UPA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Sis Nariswari
"Tesis ini membahas pemaknaan terhadap situs Gunung Kawi dan ritual ngalap berkah. Terdapat dua makam yang dikeramatkan di Gunung Kawi, yaitu makam Eyang Djoego dan Eyang Soedjono. Situs yang terkenal dengan situs untuk mencari pesugihan ini merupakan sebuah ruang yang di dalamnya terdapat berbagai narasi dan persilangan kekuasaan untuk mempertahankan kepentingan pihak-pihak yang berkelindan, yaitu Yayasan Ngesti Gondo, Pemerintah Desa Wonosari, Pengurus Padepokan, dan Pramuwisata. Ritual ngalap berkah tidak hanya dilakukan oleh para tamu kepada kedua makam, tetapi juga para pihak yang berkepentingan kepada para tamu. Data diperoleh dengan pendekatan etnografi (field study) termasuk in-depth interview di Dusun Wonosari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dari bulan November 2014—Maret 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa situs Gunung Kawi merupakan situs yang sangat menguntungkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan jika ditinjau dari sisi ekonomi. Namun, di sisi lain, situs ini tidak pernah diakui keberadaannya secara resmi karena ritual ngalap berkah dianggap sebagai ritual yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

This research is about the meaning making process of Gunung Kawi site and the ngalap berkah rituals. There are two sacred graves in Gunung Kawi, the graves of Eyang Djoego and Eyang Soedjono. The site used to be a place for pesugihan which means a form of worship to gain riches. There are many narrations to defend the power of authority, namely Yayasan Ngesti Gondo, Pemerintah Desa Wonosari, Padepokan caretaker, and the guides. The ngalap berkah ritual is not only performed by the visitors of the ngalap berkah ritual, but also the stakeholders. This research uses ethnography methods including in-depth interview method in Wonosari Village, Malang Regency, East Java since November 2014 until March 2015. The results show how Gunung Kawi site is beneficial for the authorities from economic side. On the other hand, the site was never officially recognized as a place for ngalap berkah ritual instead of the pesugihan ritual because it was considered as the proper rituals with the religious teaching.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelawi, Kencana S.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
392.5 PEL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Nyoman Djero Pramana
Surakarta: Citra Etnika, 2004
294.5 PAN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Moersid
"Masalah penelitian ini adalah relasi antara ruang, ritual, dan pemaknaan konsep kekuasaan oleh pendukung kultur Keraton Surakarta Hadiningrat Tujuan penelitian adalah mendeskripsilcan pemaknaan masyarakat di lingkungan keraton Surakarta Hadiningmt tentang ritual Tingalandalem Jumenengan. Selain itu juga dibuat deskripsl dari orientasi pelaksanaan ritual di dalam ruang pada saat ritual berlangsung. Setelah itu dibuat analisis struktur relasi antara ruang, ritual dan kedudukan raja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Metode pengumpulan data penelitian adalah wawancara mendalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi.
Temuan-temuan penelitian ini, yaitu (1) lokasi ritual yaitu pendapa Sasana Sewaka diteguhkan kesakralannya dengan tarian sakral Bedhaya Ketawang dan poros simbol kekuasaan yang berpusat di raja. Temuan penelitian ini menguatkan pendapat Ossenbruggen (1916), von Heine-Geldem (1982), Moertono (1985), dan Anderson (l99O), (2) ritual Tingalandalem Jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningmt merupakan sebuah upaya penguatan kekumsaan spiritual. Pada saat dimana konscp bins negara yang diterapkan kini hanya tinggal dalam artian simholik,karena Keraton Surakarta Hadiningrat kini tak lagi mcmpunyai kekuatan politik danbirokratis dalam konteks nasional, dcngan sendirinya raja hanya menjadi penguasa dalam aspek spiritual. Sebagaj kompensasinya, kekuasaan yang pudar harus diteguhkan melaiui ritual yang dilaKukan secara siklikal, (3) upaya penegasan KeKuasaan absolut, tunggal, dan tidak terbagi dinyatakan dalam ritual Tingalandalem Jumengan. Konsep ini disimbolisasikan dengan ungkapan ?Ngendi ana Surya Kembar tak ada dua matahari menerangi dunia, hanya ada satu yaitu raja yang duduk di tahta dhampar kencana. Kekuasaan merupakan esensi utama ritual Tingalandalem Jumenengan. Ritual ini menlpakan legitimasi kekuasaan raja dan menegaskan bahwa kekuasaan tidak terbagi, tunggal dan tidak ada dua penguasa.
Temuan penelitian ini menguatKan pendapat von Heine-Geldem (1982), Moertono (1985), dan Andemon (1990), (4) hadimya ruang temporal simbolik dalam hubungarmya dengan gerakan tarian salcral Beclhaya Ketawang menunjukkan adanya konsep ritual yang ?meruang?, yaitu mampu membentuk dan memberi makna pada ruang, menyatakan kekuasaan, mengkomunikasikan informasi dan menyimpan sistem-sistem nilai. Temuan penelitian ini ntienguatkan pendapat Mangunwijaya (1992) dan Rapoport (1979), (5) Ritual Tingalandalem Jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningrat menunjukkau adanya relasi antara Ruang, Ritual dan Konsep Kekuasaan. Struktur Ruang, tak bisa dipisahkan dari strulctur Ritual dan struktur Konsep Kekuasaau. Temuan penelitian ini menguatkan pendapat Lévi-Strauss (1963)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>