Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andalia Nuriani Febrita
Abstrak :
ABSTRAK
Kesulitan hidup yang melanda sebagian besar penduduk Pulau Jawa pada paruh kedua abad ke-19 telah mendorong tercetusnya ide dan pendirian Bank Priyayi Poerwokerto. Pada tahun 1895 bank ini didirikan oleh kalangan priyayi di Purwokerto dan menghadirkan R. Bei Patih Aria Wiriaatmadja sebagai bapak perkreditan rakyat di Indonesia. Dalam pengelolaan bank selanjutnya, ada kerja sama yang baik dengan pemerintah setempat dalam hal ini Asisten Residen Purwokerto yaitu W.P.D de Wolff van Westerrode.

Bank Priyayi Poerwokerto terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan semangatnya telah mampu menjadikannya megah seperti Bank Rakyat Indonesia sekarang ini.
1990
S12104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Yayasan Mastepe, 1979
959.80355 KEL s (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jeng Siwaya
Abstrak :
Naskah ditulis pada hari Sabtu, bulan Besar, tahun 1868 (sinengkalan 1797) di Surakarta oleh Jeng Siwaya. Pemilik naskah ini adalah Kanjeng Raden Tumenggung Nagri Purwokerto
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 20-SJ.6
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentiftkasi pemenuhan kebutuhan informasi IPTEK oleh pengajar, dihubuugkan dengan masa kerja, jumlah mata kuliah yang diampu, pangkat/golongan dan tingkat pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, selama lebih kurang 2 bulan yaitu pada awal Agustus sampai pertengahan September 1997. Pengambilan sampel dilakukan sacara acak sederhana, yaitu dari populasi sebesar 695 pangajar tetap yang masih aktif melakukan tugas mengajar, meneliti dan pengabdian pada masyarakat. Pengambilan data dilakukan dengan mengirimkan kuesioner sebanyak 235. Kuesioner yang kembali dan diisi dengan lengkap sebanyak 85 ( 12,23% ), yang digunakan untuk menguji hubungan antara jumlah pustaka yang dimanfaatkan dangan masa kerja, mata kuliah yang diampu, pangkat/golongan serta strata pendidikan, dan data diolah dengan Uji Korelasi Rank Spearman. Berikut hasil-hasil penelitian yang diperoleh : Jenis sumber informasi (perpustakaan) yang dimanfaatkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan informasi IPTEK guna mendukung tugas mengajar, meneliti dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan urutan menurut jumlah responden adalah : 1. Perpustakaan fakultas (91,12 %), 2. Koleksi Sendiri (88,23 %), 3. Perpustakaan Pusat UNSOED (81,17 %), 4. Koleksi Taman (74,12 %) dan 5. Sumber lain di luar UNSOED seperti PDII-L1PI (24,70 %) dan perpustakaan universitas lain (16,47 %). Berdasarkan jumlah sumber informasi yang dimanfaatkan, ternyata hampir 90% responden memanfaatkan 2 - 5 sumber informasi, artinya kebutuhan informasi sebagian besar responden tidak dapat dipenuhi oleh satu sumber informasi. Jumlah pustaka yang dimanfaatkan oleh responden (pengajar) berasal dari Koleksi Sendiri sebesar 62,19 %, dari Perpustakaan Fakultas 13,61 %, Perpustakaan Pusat UNSOED 11,23 %, Koleksi Taman 7,34 % dan dari sumber informasi lain sebesar 5,62 %. Dari beberapa sumber informasi tersebut di atas, ternyata peran perpustakaan di lingkungan UNSOED dalain momberikan informasi IPTEK kepada pengajar sebesar korang dari 25 %, sedangkan dan Koleksi Sendiri lebih dari 62 %. Dengan demikian peran Perpustakaan Pusat UNSOED masih sangat rendah, karena kebutuhan informasi IPTEK pengajar hampir 70 % dipenuhi dari Koleksi Sendiri dan Koleksi Taman, dan 5,62 % dari sumber informasi yang lain. Secara umum Jenis pustaka yang dimanfaatkan oleh responden meliputi buku teks (41,44 %), majalah ilmiah (25,79 %), laporan hasil penelitian (12,21 %), prosid seminar (7,08 %) dan skripsi/tesis (6,27 %). Berdasar bahasa dokumen yang dimanfaatkan, ternyata jumlah buku dan majalah ilmiah yang berbahasa Indonesia lebih banyak ( 66,27% ), dibanding dengan buku dan majalah ilmiah yang berbahasa inggris ( 33,73 % ), artinya responden lebih berminat terhadap buku dan majalah ilmiah yang berbahasa Indonesia, dan kurang berminat terhadap buku dan majalah ilmiah yang berbahasa Inggris. Jenis jasa layanan yang diperlukan oleh pengajar adalah : layanan internet, CD-ROM, majalah ilmiah yang lengkap dan mutakhir serta layanan foto copy. Dari beberapa jenis jasa layanan yang diperlukan tersebut, sebagian besar responden (37,50%) mengharapkan ada jasa layanan internet, dan 26,25 % responden mengharapkan ada layanan foto copy baik di Perpustakaan Pusat maupun di Perpustakaan Fakultas.
Use of Library by Lecturers: a case at Jenderal Soedirman University (UNSOED) PurwokertoThe aim of the study is to identify the need fulfillment of lecturers on information of science and technology and its relationship with their work experiences, number of lectures held, position and education level. This study was conducted at Jenderal Soedirman University for 2 months, from early of August to middle of September 1997. Simple Random Sampling was applied to obtain samples from a population of 695 active permanent lecturers. There were 235 questionnaires distributed among the samples. Completed and returned questionnaires were 85 (12.23%). Data were analyzed by Spearman Rank Correlation for the relationship among variables. The study show that based on the order of preference of respondents, information resources used by lecturers were: 1. Faculty Library (91.12%). 2. Their Own Collection (88.23%). 3. UNSOED Central Library (81.17%). 4. Collection Owned by Friends (74.12%). 5. Resources outside UNSOED such as FM-UPI (24.70%) and other universities (16.47%). Based on number of information resources used, almost 90% of lecturers use 2 - 5 information resources. Number of library materials used by lecturers from Their Own Collection was 62.19%, from Faculty Library was 13.61%, from UNSOED Central Library was 11.23°%°, from Friend's Collection was 7.4%, and from other resources was 5.62%. These data further show that most of the respondents depend on their information from Their Own Collection. Generally, library materials used by lecturers were textbooks (41.44%), scientific journals (25.79%), research reports (12.21%), seminar proceedings (7.08%), and theses (6.27%). From language point of view, number of books and journals written in Indonesian (66.27%) used more than those written in English (33.73%). Services required by lecturers were Internet, CD-ROM, photocopy, and also completed and newest scientific journals. Most lecturers (37.50%) expected that Internet service might be available soon, and the other 26.25% expected photocopy services might be available both in Central and Faculty Libraries.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Hidayat
Abstrak :
Keberadaan perguruan tinggi dapat menyebabkan munculnya fenomena studentifikasi yang salah satunya adalah terjadinya transformasi budaya di Sekitar Kawasan Kampus Grendeng UNSOED, Kecamatan Purwokerto Utara. Sementara itu, Kota Purwokerto merupakan pusat dari budaya banyumasan yang salah satunya adalah penggunaan Bahasa Jawa Ngapak telah berkembang dari tempo dulu di kawasan Eks-Karesidenan Banyumas. Lebih jauh, adanya fenomena studentifikasi yang berperan sebagai media penyaluran budaya yang dibawa oleh mahasiswa, yaitu Bahasa Indonesia gaul dapat berpengaruh pada hilangnya kebudayaan lokal yang berupa Bahasa Jawa Ngapak yang ada di wilayah penelitian. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fenomena difusi penggunaan kata dalam Bahasa Indonesia gaul menular ke penduduk lokal di wilayah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan informan penelitian menggunakan metode snowball sampling dan interpretasi fungsi bangunan dan fungsi ruang yang melayani keberadaan mahasiswa menggunakan Google Earth dan Street View. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan yang bertujuan untuk melihat arah dan intensitas difusi penggunaan Bahasa Indonesia gaul. Hasil dari penelitian ini adalah asumsi yang dibangun mengenai intensitas aktivitas mahasiswa dalam kawasan studentifikasi tidak mempengaruhi pola difusi Bahasa Indonesia gaul. Dalam penelitian ini, pola difusi lebih dipengaruhi oleh karakteristik penutur dan ruang interaksi yang terlibat. Pengalaman penutur dalam ruang berinteraksi juga mempengaruhi panjang alur difusi. Difusi dalam penelitian ini memenuhi asumsi bahwa difusi dapat terjadi ke segala arah dan dalam berbagai macam ruang, termasuk ruang pelayanan, ruang kampus, ruang pertemanan, dan ruang keluarga. Difusi hanya terjadi pada ruang pertemuan antara penutur. Jarak juga mempengaruhi difusi, yaitu semakin jauh jarak difusi dari titik awal, penerimaan kata akan semakin rendah. Profil informan, seperti usia dan status keluarga, juga memengaruhi difusi. Penutur yang berusia 30 tahun dan sudah berkeluarga cenderung mendifusikan ruang keluarga, sedangkan penutur di bawah 30 tahun dan belum berkeluarga cenderung mendifusikan ruang pertemanan. ......The existence of higher education institutions can lead to the emergence of the phenomenon of studentification, one of which is the cultural transformation around the Grendeng UNSOED Campus area, North Purwokerto District. Meanwhile, Purwokerto City is the center of Banyumasan culture, one of which is the use of Javanese Ngapak language that has developed since ancient times in the ex-Banyumas Residency area. Furthermore, the phenomenon of studentification serves as a medium for the dissemination of culture brought by students, such as Indonesian slang language, which can influence the loss of local culture in the form of Javanese Ngapak language in the research area. Therefore, this study aims to determine the extent to which the diffusion phenomenon of using words in Indonesian slang language spreads to the local residents in the research area. This research uses a qualitative method with research informants selected through snowball sampling method, and the interpretation of building functions and space functions serving the presence of students using Google Earth and Street View. The unit of analysis used in this study is the informants to determine the direction and intensity of the diffusion of Indonesian slang language. The results of this study are assumptions built regarding the intensity of student activities in the studentification area not affecting the pattern of diffusion of Indonesian slang language. In this study, the diffusion pattern is more influenced by the characteristics of speakers and the interaction space involved. The speakers' experience in the interaction space also affects the length of the diffusion path. The diffusion in this research fulfills the assumption that diffusion can occur in all directions and in various spaces, including service spaces, campus spaces, friendship spaces, and family spaces. Diffusion only occurs in meeting spaces between speakers. Distance also influences diffusion, meaning that the further the diffusion distance from the starting point, the lower the acceptance of words will be. Informant profiles, such as age and family status, also influence diffusion. Speakers who are 30 years old and married tend to diffuse in family spaces, while speakers under 30 years old and unmarried tend to diffuse in friendship spaces.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Setiawati
Abstrak :
Artikel ini membahas tokoh R.A Wirjaatmadja dalam pendirian dan pengembangan Bank Priyayi Purwokerto dari tahun 1894 hingga 1909 beserta dampaknya. R.A Wirjaatmadja merupakan Patih Purwokerto yang mendirikan bank pertama oleh pribumi yaitu Bank Priyayi Purwokerto. Di abad ke-19, keadaan sosial ekonomi masyarakat Purwokerto yang cenderung memprihatinkan, hal tersebut mendorongnya untuk mendirikan bank yang dapat membantu memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan bunga yang rendah. Akhirnya pada 16 Desember tahun 1895, R.A Wirjaatmadja dan ketiga rekannya mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priayi Purwokerto) atau yang lebih dikenal sebagai Bank Priyayi Purwokerto. Berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam “R.A Wirjaatmadja : Perintis Bank Pribumi” oleh Iip Yahya, penelitian ini menambahkan pembahasan lebih lanjut mengenai peran R.A Wirjaatmadja dalam kegiatan Bank Priyayi Purwokerto serta perkembangan bank hingga tahun 1909. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan tahunan bank, arsip, surat kabar Belanda, majalah, jurnal, dan berbagai buku. Hasil dari penelitian ini yaitu R.A Wirjaatmadja memiliki peran sebagai pendiri, pembangun serta pelaksana kegiatan Bank Priyayi Purwokerto yang kemudian berkembang pesat setelah direorganisasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan menawarkan bantuan kredit murah dan sebagai pelopor lahirnya bank priyayi lainnya di berbagai daerah di Hindia Belanda. ......This article discusses the figure of R.A Wirjaatmadja in the establishment and development of Bank Priyayi Purwokerto from 1894 to 1909 and its impact. R.A Wirjaatmadja is the Patih of Purwokerto who founded the first bank by the natives, namely Bank Priyayi Purwokerto. In the 19th century, the socio-economic conditions of the people of Purwokerto tended to be apprehensive, this prompted him to establish a bank that could help provide loans to the public at low-interest rates. Finally, on December 16, 1895, R.A Wirjaatmadja and his three colleagues founded De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden (Aid and Savings Bank of the Priyayi Purwokerto) or better known as the Priyayi Bank of Purwokerto. In contrast to the previous research in "R.A Wirjaatmadja: Pioneer Bank Indigenous" by Iip Yahya, this study adds further discussion about the role of R.A Wirjaatmadja in the activities of the Priyayi Bank Purwokerto and the development of the bank until 1909. This study uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this research are bank annual reports, archives, Dutch newspapers, magazines, journals, and various books. The results of this study are that R.A Wirjaatmadja has a role as the founder, builder and implementer of the activities of the Priyayi Bank Purwokerto which then developed rapidly after being reorganized and had a positive impact on the community by offering cheap credit assistance and as a pioneer in the birth of other priyayi banks in various regions in the Dutch East Indies.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Nurohman
Abstrak :
Koleksi adalah sumber daya perpustakaan yang harus terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Memahami nilai keterpakaian koleksi perpustakaan sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektifitas koleksi. evaluasi koleksi yang dilakukan pada skripsi mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Islam ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterpakaian koleksi oleh mahasiswa melalui analisis sitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan tingkat ketersediaan koleksi dengan kebutuhan koleksi di perpustakaan IAIN Purwokerto menggunakan analisis sitasi bagi mahasiswa sarjana fakultas ekonomi dan bisnis Islam. Metode yang digunakan dalam melakukan kajian menggunakan metode analisis sitasi dengan objek penelitian pada skripsi tahun 2010 sampai tahun 2017. Penelitian menyimpulkan bahwa koleksi monograf nasional (berbahasa Indonesia) menjadi sumber informasi yang banyak dicari. Sebaliknya akses terhadap jurnal ilmiah sangat kurang karena kendala biaya pengadaan. dampak lain dari masalah minimnya jurnal ilmiah adalah rendahnya literasi informasi pada sumber-sumber informasi primer yang terbaru. Hubungannya dengan koleksi dan kecenderungan mahasiswa menggunakan koleksi monograf adalah semakin rendahnya akses ke jurnal ilmiah, maka akan semakin tinggi akses ke monograf sebagai sumber informasi penelitian mereka.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2019
020 PUS 26:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library