Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Muhammad Mulyadi
"Musik Pop, jazz, dan rock berkembang di Indonesia setelah kebijakan antikebudayaan Barat tidak lagi diterapkan di Indonesia. Sebagai musik yang berakar dari Barat, ketiga jenis musik itu tidak hanya tumbuh sebagai suatu ekspresi kesenian, musik telah tumbuh pula sebagai suatu industri. Ada beberapa kelompok yang terlibat dalam proses penciptaan musik sebagai industri, antara lain pencipta lagu, musisi, penyanyi, produser, dan promotor pementasan.
Kelompok yang terlibat dalam penciptaan suatu karya musik saling berinteraksi satu dengan lainnya sehingga terwujud suatu karya musik. Selain itu mereka juga berinteraksi dengan situasi politik, ekonomi, dan teknologi. Interaksi itu membentuk poly industri musik yang ditentukan oleh suatu kekuatan tertentu."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T4858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Muhammad Mulyadi
"ABSTRAK
Disertasi ini mengenai Ke-Indonesia-an dalam grup band Koes Plus. Suatu
grup band paling popular di Indonesia pada kurun waktu 1970-an. Grup band ini
banyak dikenal juga karena lagu-lagunya yang berjudul "Nusantara". Terdiri dari dari
delapan lagu yang berjudul nusantara, serta beberapa lagu lainnya yang temanya
berkaitan dengan nusantara. Nusantara adalah gambaran grup band ini menyangkut
wilayah dan masyarakat Indonesia. Disertasi ini melihat suatu gambaran nasionalisme
dalam grup band. Selain itu disertasi ini juga ingin melihat motif grup band Koes Plus
membuat lagu-lagu yang bertemakan nusantara. Disertasi ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode sejarah dan pendekatan strukturis. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa motif Koes Plus menciptakan lagu-lagu bertema
nusantara tidak terlepas dari interaksi antara Koes Plus sebagai aktor sejarah struktur
sosial politik pada masa Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru mendorong Koes Plus
untuk menciptakan lagu-lagu bertema nusantara. Nusantara dengan kekayaan alam
dan keindahannya pada kurun 1970-an adalah juga tema-tema Orde Baru. Kesamaan
motif inilah yang merupakan munculnya tema-tema ke-Indonesia-an dalam Koes
Plus.

ABSTRACT
This dissertation on Indonesian-ness in the band Koes Plus. One of the most popular
band in Indonesia during the period of the 1970s. The band is also known for his
songs titled "Nusantara". Consisting of eight songs titled Nusantara, as well as several
other songs related to the theme of the nusantara Nusantara is the reflection of the
band concerning the teiritoiy and people of Indonesia This dissertation saw a picture
nationalism of die band. This dissertation also examines Koes Plus motives in making
the theme songs of the Nusantara This dissertation is a qualitative study using
historical methods and structuris ^proaches. This study concluded that the Koes Plus
motivation in create the theme songs of nusantara can not be separated from the
structure of the New Order era. New Order government encourages Koes Plus to
create the theme songs of the Nusantara Nusantara with natural resources during the
period of the 1970s was also the themes of the new order. The similarity of this
motive explains the emergence of the nationalist themes of Indonesian-ness in Koes
Plus."
2014
D2023
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratmia Dewi
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai Lomba Cipta Lagu Remaja LCLR Prambors sebagai wadah kreativitas remaja dalam mencipta lagu. Selain itu, ajang ini juga merupakan perlawanan terhadap musik pop yang terdengar seragam, baik dari kesederhanaan melodi, akord, dan penulisan lirik di era 70-an. Skripsi ini mendiskusikan latar belakang Radio Prambors dalam menyelenggarakan LCLR hingga kiprah dan dampaknya dalam memberi angin segar bagi belantika musik pop tanah air. Radio Prambors sebagai agen budaya populer berupaya menyajikan musik Indonesia yang berbeda. Pada dekade 1970an, semangat mencipta dan mengaransemen lagu di kalangan remaja ibu kota menyeruak, hal ini terlihat dari munculnya trend vocal group atau folksong. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika bermunculan banyak musisi muda. Namun ironisnya para musisi muda tersebut hanya sempat populer di sekitar lingkungannya saja, dan tidak sempat dikenal oleh masyarakat luas bahkan lagu ciptaan mereka dilupakan begitu saja. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menunjukan bahwa melalui LCLR terjaring sederet lagu dan komposer muda yang memiliki karakter berbeda dengan musik pop yang tengah merajai Industri musik pop Indonesia era 70-an.

ABSTRACT
The following thesis focuses on discussing the existence of Lomba Cipta Lagu Remaja LCLR Prambors as a field of youth rsquo s creativity in creating songs. In addition, LCLR were also a form of resistance against ubiquitous pop music, in terms of its simplicity of melody, accord, and lyric writing in lsquo 70s era. This thesis discusses various events, from the background of Prambors Radio in organizing LCLR, until its development and impact of giving fresh wind to Indonesian pop music industry. Prambors Radio as a popular cultural agent attempted to provide distinguished Indonesian Pop Music. During 1970 rsquo s, the spirit to create and compose song between youths imploded, this was seen from the rising of vocal groups or folksong. Therefore, it was not surprising that many new young musicians appeared. But ironically, those young musicians only have been popular around their peers, in other words, they have not been known by wider audience, even some of them was forgotten too quickly. This thesis investigated using the historical method which includes heuristic, critic, interpretation and historiography. The following research shows LCLR involves of songs and young composers that have different characteristics compared to the major pop music industry. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Afdan Muhammad
"Penelitian ini memiliki fokus mengenai pengaruh lagu pop pada perkembangan budaya populer Indonesia dalam kurun waktu tahun 1962 hingga 1976. Penelitian menggunakan metode ilmu sejarah yang terdiri atas tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sebagai pendukung penelitian turut digunakan disiplin ilmu kajian budaya. Budaya populer adalah budaya yang diproduksi secara massal untuk konsumsi massal. Kebudayaan ini berasal dari negara-negara Barat yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Masuknya budaya populer Barat ke Indonesia ditandai dengan diputarnya lagu-lagu Barat di radio pada periode 1950-an. Musik Barat yang masuk ke Indonesia mengalami hibriditas untuk menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat. Proses hibriditas tersebut selanjutnya mendorong kemunculan musisi-musisi pop Indonesia pada periode 1960-an seperti Koes Bersaudara dan Lilis Suryani. Keduanya berhasil mendorong perkembangan budaya populer Indonesia pada periode 1970-an melalui lagu-lagu pop yang mereka nyanyikan. Hasil temuan penelitian ini adalah bagaimana musik pop yang berasal dari Barat bisa berkembang di Indonesia. Kalangan remaja memiliki peran penting dalam perkembangan musik pop sebagai budaya populer. Selain itu, menarik untuk diketahui bagaimana perbedaan sikap pemerintah Orde Lama dan Orde Baru terkait musik pop yang dipandang sebagai budaya Barat. Budaya populer Indonesia cenderung mengalami kemajuan setelah musik pop berkembang pesat.

This research has focus about pop song`s influence in the development of Indonesian popular culture from 1962 to 1976. The research using method of history that consists stage of heuristic, criticism, interpretation and historiography. As a research supporting studies, cultural studies will be used too. Popular culture is a culture that mass produced for mass consumption. This culture comes from Western countries then spread to various countries, including Indonesia. The entry of popular culture in Indonesia was marked by the Western pop songs that plays on the radio in the 1950s. Western pop music that entered Indonesia subsequently experienced hybridity to adapt to society condition. The process then encourages emergence of Indonesian pop musicians in the 1960s, such as Koes Bersaudara and Lilis Suryani. Both of them success developing Indonesian popular culture in the 1970`s through their pop songs. The result of this research is how pop music that comes from Western can develops in Indonesia. Adolescents have an important role in the development pop music as popular culture. It is also interesting to know how differences Old Order and New Order attitude towards pop music which is seen as Western culture. Indonesian popular culture tends to experience progress after pop music has developed rapidly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Widya
"Di dalam dunia hiburan Indonesia nama Titiek Puspa sudah tidak asing lagi sebagai seniwati pop Titiek Puspa memiliki empat profesi, yakni di bidang seni musik sebagai penyanyi pop dan pencipta lagu pop sedangkan di bidang seni peran, sebagai bintang film dan sutradara operet Papiko. Pada tahun 1960-an merupakan awal ketenaran Titiek Puspa hingga tahun 1980-an kiprah Titiek Puspa sebagai seniwati pop terasa banyak mengisi acara hiburan Indonesia, walaupun demikian karirnya tidak berjalan dengan mulus, seperti kena kasus boikot PWI tahun 1963 dan keterkaitannya dengan kasus korupi Jusuf Muda dalam tahun 1965. Setiap kendala yang dihadapinya tersebut, ia dapat mengatasinya dengan menunjukan kemampuannya kepada masyarakat sehingga penilaian dirinya diserahkan kepada masyarakat. Terbukti hingga saat ini, Titiek Puspa masih dikenal sebagai seniwati pop dan hasil karyanya masih dapat diingat oleh masyarakat Indonesia dan sumbangsihnya di bidang seni mendapat penghargaan dari penerintah RI berupa Anugerah Tanda Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Suharto pada tahun 1997."
2000
S12395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Citra Mutiarasari
"Skripsi ini mengangkat tema representasi abad pertengahan dalam karya-karya Faun. Faun adalah band asal Jerman beraliran Pagan-Folk yang banyak menampilkan tema dan suasana abad pertengahan dalam karya-karya mereka, yang membuat mereka berbeda dari musisi-musisi pop Jerman lainnya. Analisis secara deskriptif dan argumentatif menggunakan metode studi pustaka terhadap karya-karya mereka dalam album Von den Elben (Deluxe Edition) menghasilkan bentuk representasi abad pertengahan yang sangat berbeda dengan abad pertengahan yang tercatat dalam sejarah, yang bercirikan dominasi gereja dan bangsawan. Abad pertengahan yang direpresentasikan oleh Faun menggambarkan masa yang identik dengan masyarakat pagan Eropa, yaitu masyarakat nonkristen yang masih memegang tradisi, percaya akan mitos-mitos, dan dekat dengan alam. Representasi tersebut membentuk identitas budaya Faun sebagai penganut nilai-nilai paganisme yang berseberangan dengan institusi gereja.

This thesis placed its focus on the representation of medieval era in Faun's works. Faun is a German Pagan-Folk band which often features medieval themes and atmosphere in their works, which makes them different from other German pop musicians. Descriptive and argumentative analysis on their works in their latest album, Von den Elben (Deluxe Edition), showed that their representations of medieval era is very different from the medieval times recorded by the historical sources, which is characterized by the dominance of the church and nobility. The medieval era is represented by Faun as an era identical to European pagan society, which refers to the people in Middle Ages who had not been christened, still hold their old tradition, believe in myths and live close to nature. This representation shaped Faun's cultural identity as followers of paganism values who stand in opposition to the church.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Athifah Sandi
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana anggota fandom musik pop melakukan engagement dan berpartisipasi dalam komunitas fanbase di media sosial, khususnya pada Instagram, Twitter, dan LINE yang termasuk dalam jajaran platform paling populer di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan desain fenomenologi. Melalui wawancara dengan perwakilan dari lima komunitas fanbase, penelitian ini mengeksplor praktik-praktik yang dilakukan dalam fandom musik pop dari perspektif dan pengalaman penggemar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggemar aktif terlibat dalam beragam proses produksi dan konsumsi konten, mulai dari informatif, interpretif, karya transformatif, proyek bersama komunitas, hingga merchandise. Produktivitas penggemar dalam melakukan berbagai aktivitas engagement tersebut menunjukkan adanya kesetiaan dan dedikasi terhadap musisi favorit.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa komunitas fanbase beroperasi berdasarkan konsep reward industry, yang mana penggemar termotivasi oleh adanya keuntungan-keuntungan emosional yang didapat dari interaksi dengan komponen industri, antara lain musisi, label rekaman, rekan media, dan promotor konser.

This research discusses about how members of pop music fandoms engage and participate in fanbase communities on social media, specifically on Instagram, Twitter, and LINE which are among the most popular platforms in Indonesia. This research uses qualitative method with phenomenology design. Through interviews with representatives of five fanbase communities, this research explores practices in pop music fandom from the fans perspectives and experiences.
The result shows that fans are actively involved in various processes of content production and consumption, from informative, interpretive, transformative, community projects, to merchandise. Fans productivity in doing these engagement activities shows devotion and dedication to their favorite artists.
This research also finds that fanbase communities operate based on reward industry concept, in which fans are motivated by emotional rewards from interaction with industry components, such as the artist, record label, media partner, and concert promotor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library