Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Handayani Hasan
"Maraknya penggunaan bahasa asing di media luar ruang menjadikan bahasa Indonesia kian terdesak. Ambon sebagai kota yang berkembang juga tidak luput dengan fenomena tersebut. Dengan menggunakan foto-foto di media luar ruang di Kota Ambon, penelitian ini membahas penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang di Kota Ambon. Tujuan dari penelitian ini mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang, baik dari segi perhitungan keterkendalian, maupun pendeskripsian hasil perhitungan yang ditunjang dengan hasil wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 50 foto media luar ruang di Kota Ambon. Foto-foto tersebut dianalisis instrumen yang dibuat oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Hasil perhitungan tersebut kemudian didukung dengan wawancara mendalam. Hasil perhitungan menunjukkan Kota Ambon berada pada peringkat terkendali III, yang berarti termasuk wilayah/daerah yang penggunaan bahasa asingnya agak terkendali dengan agak mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia, dan pelestarian bahasa daerah sebagai penguatan bahasa nasional agak baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia masih dipilih sebagai bahasa di media luar ruang di Kota Ambon. Meskipun demikian, hal tersebut mulai mengalami kemunduran. Munculnya pusat-pusat perbelanjaan yang menggunakan istilah asing menjadikan wajah media luar ruang di Kota Ambon mulai mengalami perubahan. Hal tersebut diperparah dengan kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah, dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kintamani Arafah
"ABSTRAK
Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Keterkendalian asma merupakan manifestasi asma yang dapat diobservasi. Keterkendalian asma dipengaruhi oleh kepercayaan mengenai apa yang memengaruhi kondisi kesehatan seseorang, atau disebut dengan health locus of control. Health locus of control terdiri dari tiga dimensi, yaitu internal, powerful others, dan chance. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai pengaruh internal dan powerful others health locus of control terhadap keterkendalian asma. Sebanyak 272 penderita asma berusia 17 ndash; 50 tahun menyelesaikan alat ukur Asthma Control Test Nathan et al., 2004 dan Multidimensional Health Locus of Control Wallston, Stein, Smith, 1994 . Teknik analisis regresi logistik biner dilakukan untuk melihat pengaruh internal dan powerful others health locus of control terhadap keterkendalian asma. Hasilnya menunjukkan bahwa internal health locus of control tidak dapat memprediksi keterkendalian asma X2 1 = 0,29, p > 0,05 . Sementara itu powerful others health locus of control terbukti dapat memprediksi keterkendalian asma X2 1 = 5,68, p < 0,05 . Berdasakan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa powerful others health locus of control yang semakin tinggi akan menurunkan keterkendalian asma.

ABSTRACT
Asthma is a chronic respiratory disease that cannot be cured, but can be controlled. Asthma control is the extent to which the manifestations of asthma can be observed in the patient. Asthma control is influenced by the health beliefs of what controls someone rsquo s health condition, called health locus of control. Health locus of control consists of three dimensions internal, powerful others, and chance. The aim of this study is to examine the effect of internal and powerful others health locus of control on asthma control. Two hundred seventy two asthmatic patients aged 17 ndash 50 completed Asthma Control Test Nathan et al., 2004 and Multidimensional Health Locus of Control Wallston, Stein, Smith, 1994 instruments. Binary logistic regression was used as data analysis technique. This study found that internal health locus of control cannot predict asthma control X2 1 0,29, p 0,05 . On the other hand, powerful others health locus of control is founded to be a predictor of asthma control X2 1 5,68, p 0,05 . Thus, the results of this study can be concluded that the higher the powerful others health locus of control will lower asthma control on asthmatic patients. "
2017
S67365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Permatasari
"Latar belakang. Manajemen penyakit dari sisi peserta dan jejaring fasilitas kesehatan pada implementasi pelayanan rujuk balik terhadap pengendalian diabetes mellitus belum bejalan dengan efektif. Masalah terbesar yang ditemukan dalam PRB adalah manajemen pelayanan rujuk balik yang kurang, sering terjadinya kekosongan obat dan koordinasi klinis belum berjalan dengan baik antar Fasilitas Kesehatan, dan Penderita dengan diagnosis DM tipe masih banyak yang belum terdaftar pada kegiatan Prolanis. Tujuan penelitian untuk membuktikan kontribusi prolanis terhadap keterkendalian gula darah peserta PRB setelah dikontrol faktor individu, faktor fasilitas Kesehatan dan faktor di tingkat kabupaten/kota. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kohort retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer yang berupa hasil pengisian kuesioner dan data dari faskes. Sampel penelitian ini merupakan penderita DM yang berkunjung ke jejaring faskes dalam 6 bulan terakhir yang terpilih dalam survei. Pengujian data dilakukan melalui analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis dilakukan dengan analisis multilevel regressi logistic. Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan kontribusi program rujuk pada penderita DM peserta Prolanis dengan peserta Non Prolanis setelah dikontrol faktor individu dan faktor kontekstual pada penyedia layanan kesehatan terhadap keterkendalian gula darah pada Penderita diabetes melitus tipe 2. Hal ini terlihat dari penderita DM peserta PRB kelompok Prolanis memiliki peluang 5,63 kali lebih besar dapat meningkatkan keterkendalian gula darah. Kelompok penderita DM yang hanya mengikuti PRB memiliki kontribusi 3,85 kali lebih besar dapat meningkatkan keterkendalian gula darah. Diskusi. Prolanis berkontribusi terhadap keterkendalian gula darah pada Penderita diabetes mellitus tipe 2 peserta PRB. Peserta PRB yang mengikuti kegiatan Prolanis dapat lebih meningkatkan keterkendalian gula darah dibandingkan dengan peserta PRB yang tidak mengikuti kegiatan prolanis. Faktor individu dan faktor kontekstual pada penyedia layanan Kesehatan akan berdampak pada keterkendalian gula darah. Kesimpulan. Program rujuk balik memiliki kontribusi terhadap keterkendalian gula darah penderita DM namun kontribusinya akan lebih besar jika penderita DM peserta PRB juga aktif mengikuti kegiatan Prolanis. Saran. Keikutsertaan kegiatan Prolanis menjadi anjuran bagi penderita DM peserta program rujuk balik agar mendapatkan edukasi yang kesehatan yang memadai dalam rangka meningkatkan keterkendalian gula darah.

Background. Disease management from the participant side and the network of health facilities in the implementation of referral services for controlling diabetes mellitus have not been effective. The biggest problems found in PRB are poor management of referral services, frequent drug shortages and clinical coordination not yet running well between Health Facilities, and many sufferers diagnosed with type DM are still not registered with Prolanis activities. The aim of the research is to prove the contribution of prolanis to the control of blood sugar in PRB participants after controlling for individual factors, health facility factors and factors at the district/city level. Method. This research is a quantitative study with a retrospective cohort design. Data collection was carried out using primary data in the form of questionnaire results and data from health facilities. The sample for this study was DM sufferers who visited the health facility network in the last 6 months who were selected in the survey. Data testing was carried out through univariate, bivariate and multivariate analysis. Analysis was carried out using multilevel logistic regression analysis. Results. The results of this study show that there is a difference in the contribution of the referral program for DM sufferers who participated in Prolanis and non-Prolanis participants after controlling for individual factors and contextual factors in health service providers on controlling blood sugar in type 2 diabetes mellitus sufferers. This can be seen from DM sufferers participating in the PRB group. Prolanis has a 5.63 times greater chance of improving blood sugar control. The group of DM sufferers who only participated in PRB had a 3.85 times greater contribution to improving blood sugar control. Discussion. Prolanis contributes to blood sugar control in people with type 2 diabetes mellitus in PRB participants. PRB participants who took part in Prolanis activities were able to improve blood sugar control more compared to PRB participants who did not take part in Prolanis activities. Individual factors and contextual factors among health service providers will have an impact on blood sugar control. Conclusion. The referral program contributes to the control of blood sugar in DM sufferers, but the contribution will be greater if DM sufferers who are PRB participants also actively participate in Prolanis activities. Suggestion. Participating in Prolanis activities is a recommendation for DM sufferers participating in the referral program to receive adequate health education in order to improve blood sugar control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library