Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evie Avianti
Abstrak :
Satelit inderaja oseanografi Aqua MODIS dan altimetri digunakan untuk mempelajari perubahan lingkungan suhu, klorofil-a dan arus permukaan perairan Tarakan terhadap variabilitas ENSO dan Musim, agar diperoleh pemahaman dinamika oseanografi selama perioda El Nino, La Nina, dan Normal, Musim Barat dan Timur. Analisis tingkat kesesuaian lokasi budidaya Eucheuma cottonii menggunakan pengukuran langsung pada 11 stasiun sampling tanggal 11 Juli 2013 di perairan pantai Amal dan Mamburungan, dan P. Sadau dengan parameter suhu, salinitas, kecerahan, turbiditas, pH, nitrat, fosfat, dan kalium. Hasil penelitian menunjukkan faktor lingkungan sangat dipengaruhi variabilitas ENSO dan Musim. Perairan timur Tarakan memiliki tingkat kesesuaian lebih tinggi daripada bagian barat. Arus Lintas Indonesia (ARLINDO) mempengaruhi transfer massa air dari kolam panas Pasifik Barat memasuki perairan utara dan barat Tarakan. Analisis tingkat kesesuaian lokasi budidaya dengan metoda equal interval menunjukkan perairan pantai Amal sampai bagian selatan memiliki kesesuaian paling tinggi dan pantai Mamburungan dan P. Sadau dengan kesesuian sedang. Analisis tingkat kesesuaian di perairan Tarakan menggunakan data satelit inderaja memberikan informasi pada perioda El Nino berada di pantai Amal dan Tanjung Simaya; perioda La Nina di Tanjung Simaya dan Juata, perioda Normal di Tanjung Binalatung dan Simaya, Musim Barat di Tanjung Simaya dan Juata, dan Musim Timur di pantai Amal dan Tanjung Selayang. ...... Remote sensing oceanography of Aqua MODIS and altimetry have been applied to study environmental changes of sea surface temperature, chlorophyll-a, and surface current in the Tarakan water against ENSO and Monsoon variability in order to know dynamical oceanography during El Nino, La Nina, and Neutral peroid, Northwest monsoon/NW, Southeast monsoon/SE. The suitability level analysis of seaweed cultivation of Eucheuma cottonii used 11 sampling stations on 11 July 2013 in the Amal and Mamburungan beaches and Sadau island with parameters of temperature, salinity, brightness, turbidity, acidity, nitrate, phosphate, and kalium. The results showed that environmental changes are affected by ENSO and monsoons. The suitability level in the eastern is better than western Tarakan water. The Indonesian throughflow plays important role in transferring water masses from warm pool in western tropical Pacific entering northern and western Tarakan. Analysis of suitability level using equal interval method indicates that from Amal beach to southern part has the highest suitability level while Mamburungan beach to Sadau island are moderate level. The suitability level analysis using satellite oceanography implied potential areas for seaweed cultivation of Eucheuma cottonii in the Amal beach and Cape Simaya during El Nino; Capes of Simaya and Juata during La Nina; Capes of Binalatung dan Simaya during Neutral period; Capes of Simaya and Juata and Amal beach and cape Selayang during Northwest and Southeast monsoon, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chahya Chairani
Abstrak :
Kabupaten Banyumas sedang mengalami permasalahanan persampahan pada tahun 2018 yang disebebkan adanya konflik dengan masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir Kabupaten Banyumas. Pemerintah Kabupaten Banyumas memiliki strategi untuk mengurangi sampah sebanyak 30% dan menanggulangi sampah sebanyak 70% pada tahun 2025 mendatang. Pada tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai membangun TPS 3R untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisa penambahan lokasi TPS 3R di kecamatan Kota Purwokerto, 2) mengetahui persepsi lingkungan masyarakat Kota Purwokerto terhadap TPS 3R di lingkungannya, dan 3) menentukan lokasi alternatif TPS 3R di kecamatan yang membutuhkan penambahan lokasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan spasial dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kecamatan Purwokerto Selatan diperlukan penambahan lokasi alternatif TPS 3R, masyarakat sekitar TPS 3R menghasilkan persepsi yang sangat baik terhadapat TPS 3R, dan lokasi alternatif TPS 3R dapat ditentukan dengan mengacu pada literatur dan peraturan terkait, sehingga lokasi berada di lahan yang memiliki luas > 200 m², jauh dari badan air dan memiliki akses yang mudah dilalui. ......Banyumas is experiencing waste problems in 2018 due to conflicts with the community around the Banyumas Final Disposal Site. The Banyumas Government has a strategy to reduce waste by 30% and manage waste by 70% by 2025. In 2018 the Government of Banyumas began building TPS 3R to overcome this problem. This study aims to 1) analyze the addition of TPS 3R locations in Kota Purwokerto sub-district, 2) determine the environmental perceptions of the Purwokerto City community towards TPS 3R in their environment, and 3) determine alternative TPS 3R locations in sub-districts that require additional locations. This research uses a quantitative approach and a spatial approach using quantitative methods. The results of this study indicate that Purwokerto Selatan District needs to add an alternative location for TPS 3R, the community around TPS 3R produces a very good perception of TPS 3R, and alternative locations for TPS 3R can be determined by referring to related literature and regulations, so that the location is on land that has area > 200 m², far from water bodies and has easy access.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudya Alif Ridhoni Prakusya
Abstrak :
Kabupaten Banyumas adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi yang baik dalam sektor pertanian. Kabupaten Banyumas sendiri sejak 2011 melakukan pengembangan Kawasan Agropolitan yang tercantum dalam RTRW Kabupaten Banyumas. Namun, pada kenyataannya kebijakan ini belum dapat berjalan, baik secara sistem maupun keruangan. Oleh karena itu, pada penelitian ini mencoba menilai bagaimana pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas kedepannya. Dengan menggunakan dua basis komoditas yakni padi dan kelapa untuk dikembangkan, penelitian ini menilai dimana lokasi yang sesuai untuk wilayah usaha tani, sentra produksi, dan juga pasar serta pusat perkotaan pada Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Dengan analisis kesesuaian lokasi desa, yakni kesesuaian lahan untuk wilayah usaha tani dan indeks komposit dengan z score dapat ditentukan wilayah mana saja yang sesuai dalam pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Dengan juga melihat karakteristik dan aksesibilitas, dinilai juga bagaimana keterhubungan antar wilayah fungsional dalam Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Hasilnya, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa untuk wilayah usaha tani, secara keseluruhan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas sesuai untuk dikembangkan padi dan kelapa. Selanjutnya pun terdapat 11 desa yang sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai lokasi sentra produksi, sementara terdapat empat desa yang sangat sesuai untuk lokasi pasar dan perkotaan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Karakteristik yang ada juga menunjukan adanya potensi untuk dikembangkan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas yang juga telah memiliki keterhubungan baik ini. ......Banyumas Regency is one of the districts that has good potential in the agricultural sector. Banyumas Regency itself since 2011 has been developing the Agropolitan Area listed in the RTRW of Banyumas Regency. However, in reality this policy has not been able to work, both systemically and spatially. Therefore, this study tries to assess how the development of the Banyumas Regency Agropolitan Area will be in the future. By using two commodity bases namely rice and coconut to be developed, this study assesses which locations are suitable for farming areas, production centers, as well as markets and urban centers in the Agropolitan Area of ​​Banyumas Regency. By analyzing the suitability of the village location, namely the suitability of land for farming areas and a composite index with a z score, it can be determined which areas are suitable for the development of the Banyumas Regency Agropolitan Area. By also looking at the characteristics and accessibility, it is also assessed how the connectivity between functional areas in the Agropolitan Area of ​​Banyumas Regency is assessed. As a result, in this study it can be seen that for the farming area, the overall Agropolitan area of ​​Banyumas Regency is suitable for rice and coconut development. Furthermore, there are 11 villages that are very suitable to be developed as production center locations, while there are four villages that are very suitable for market and urban locations in the Agropolitan Area of ​​Banyumas Regency. The existing characteristics also show the potential for developing the Banyumas Regency Agropolitan Area which also has this good connection.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ulfah
Abstrak :
ABSTRAK
Budidaya Keramba Jaring Apung merupakan salah satu potensi ekonomi di Teluk Lampung. Pada tahun 2013, lebih dari 360.000 ekor ikan mati di Teluk Lampung, dan membuat jumlah petani budidaya KJA berkurang drastis hingga 90 . Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai lokasi KJA di Teluk Lampung berdasarkan analisis wilayah kesesuaian dan kegiatan budidaya KJA di sana. Wilayah kesesuaian ditentukan dari analisis spasial dengan metode tumpangtindih Overlay pada variabel kedalaman, suhu, salinitas, kecepatan arus, dan oksigen terlarut di Teluk Lampung. Analisis kesuburan melalui sebaran fitoplankton juga digunakan dalam penelitian ini. KJA yang terdapat di wilayah yang sesuai berada di Pantai Tanjung Putus dengan karakteristik kedalaman kurang dari 10 meter, suhu 30 C, salinitas 31 ppt, kecepatan arus kurang dari 10 m/s, dan oksigen terlarut 5 mg/Liter. KJA yang terdapat di wilayah yang tidak sesuai memiliki kedalaman kurang dari 10 meter, suhu 30 C, salinitas 30 ppt, kecepatan arus kurang dari 10 m/s, dan oksigen terlarut 3,5 mg/Liter. Wilayah yang tidak sesuai memiliki sebaran fitoplankton yang tinggi sehingga memungkinkan digunakannya ikan rucah yang murah sebagai pakan untuk budidaya. Meskipun di wilayah yang sesuai biaya pakan lebih tinggi karena penggunaan pelet, keuntungan produksi tetap lebih besar 4 kali lipat dibandingkan di wilayah yang tidak sesuai.Wilayah yang sangat sesuai dan memiliki jumlah plankton yang memadai berada di sebelah selatan kabupaten Pesawaran, sekitar pulau Sebeku, dan sebelah selatan kabupaten Lampung Selatan.
ABSTRACT
One of the economic potential at Lampung Bay is in fishery cultivation of Floating Net Cage. In 2013, more than 360,000 fish were dead at Lampung Bay. It made a big number of fishery cultivation farmer decrease to 90. Because of that, a research about floating net cage at Lampung Bay based on suitability region analysis and the activity of cultivation with Floating Net Cage is needed. For determining the suitability region, spatial analysis with overlay method from depth, temperature, salinity, flow velocity, and dissolve oxygen is done. In addition, analysis of prosperous beach is done with phytoplankton spreading at Lampung Bay. Floating net cage in Tanjung Putus Beach is located on suitable region with characteristic less than 10 meters depth, 30 C, 31 ppt salinity, less than 10 m s flow velocity, and 5 mg Liter dissolve oxygen. Floating net cage in Sari Ringgung Beach is located on unsuitable region with characteristic less than 10 meters depth, 30 C, 30 ppt salinity, less than 10 m s flow velocity, and 3.5 mg Liter dissolve oxygen. The unsuitable region has the higher number of phytoplankton than the suitable region, so the farmer can use trash fish as feed with cheaper price. Although in the suitable region the feed of fish is more expensive, the profit is 4 times higher than in unsuitable region. The most suitable region that has a higher phytoplankton spread is located in the south.
2017
S67591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library