Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2003
618.2 IND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christina S. Ibrahim
Jakarta: Bhratara, 1998
618.2 CHR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwono Prawirohardjo
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2016
618.2 SAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edinburgh: Elsevier , 2003
618.2 MID
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Peberbit buku kedokteran EGC, 2010
618.2 WIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dahro
Jakarta : Salemba Medika, 2012
618.2 AHM p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu tujuan dari pengembangan sistem ketenagaan kebidanan adalah diakuinya bidan di Indonesia secara nasional dan internasional sebagai tenaga profesional, memadai dalam jumlah dan mutu, serta aktif dalam mengembangkan kebijakan kesehatan nasional dan pencapaian kesehatan. Sebagai institusi pendidikan tenaga kesehatan, Akademi Kebidanan bertugas untuk menyelenggarakan program pendidikan Diploma III Kebidanan, memiliki fungsi yang sangat strategis.

Sebagaimana institusi pendidikan tenaga kesehatan pada umumnya, Akademi Kebidanan pada khususnya tidak terlepas dari hambatan dan tantangan yang diantaranya adalah biaya penyelenggaran pendidikan yang dirasakan masih kurang, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), kurangnya sarana, kurangnya ruang gerak yang diberikan serta masalah kelembagaan institusi.

Sebagai dampak dari kurangnya biaya pendidikan akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan program, baik yang menyangkut kegiatan belajar mengajar maupun penyediaan sarana/prasarana pengajaran. Analisa biaya pendidikan yang dilakukan secara cermat diharapkan dapat diperoleh rincian biaya total (total cost) maupun biaya unit (unit cost) untuk masing-masing pengeluaran. Unit cost dari suatu program dapat digunakan sebagai pengambilan kebijakan untuk menetapkan tarif, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kemauan membayar (ATPIWTP) serta kondisi pesaing dari program yang setara.

Analisis dilakukan terhadap biaya pendidikan di Akademi Kebidanan Depkes Bogor tahun 1998/1999, untuk memperoleh optimalisasi tarif pendidikan kaitannya dengan kemampuan dan kemauan membayar masyarakat di bidang pendidikan.

Hasil penelitian menunjukkan struktur biaya program pendidikan Diploma III Kebidanan kornponen yang terbesar adalah biaya gaji pegawai yaitu sebesar Rp 458.604.000,- atau 26,9 % dari total biaya pendidikan. Untuk biaya satuan aktual rata-rata per peserta didik/ semester sebesar Rp 4.341.108,- bila dibandingkan antara kelas reguler sebesar Rp 5.365.415,- dan kelas ekstensi sebesar Rp 3.634.711;/peserta didik/semester termasuk biaya hidup. Jumlah biaya pendidikan program D III Kebidanan untuk tahun ajaran 1998/1999, sebesar Rp 1.315.965.762,- atau 77,3 % yang berasal dari pemerintah, sedangkan clan non pemerintah sebesar Rp 385.748.705,- atau 22,7 %.

Berdasarkan perhitungan biaya pendidikan yang dibutuhkan sampai dengan seorang menjadi Ahli Madya Kebidanan, kelas regular jauh lebih besar dari kelas ekstensi. Untuk kelas reguler dengan lama pendidikan enam semester perlu biaya Rp 32.192.490,- dari pei-hitungan 80 orang, sedangkan pada kelas ekstensi sebesar Rp 21.808.266,- dari peserta didik 116 orang.

Dari perhitungan tarif pendidikan pada tahun tersebut subsidi yang diterima oleh kelas regular lebih besar bila dibandingkan kelas ekstensi yaitu sebesar Rp 888.877.008; untuk biaya tetap dan Rp 427.088.754,- untuk biaya variable dengan demikian total biaya subsisi secara keseluruhan sebesar Rp 1.315.965.762,- sedangkan untuk kelas ekstensi hanya terkait dengan biaya variable saja , yaitu sebesar Rp 102.531.200,-.

Untuk menentukan kemampuan membayar masyarakat (ATP) dengan potongan 30 % dari pengeluaran non esensial, maka ada 94 % masyarakat yang mampu bila tarif tersebut dinaikan sampai dengan Rp 1.500.000,/peserta didik/semester dan sekitar 96 % masyarakat mampu membayar uang pendidikan sampai dengan Rpl.200.000, /peserta didik/semester.
ABSTRACT
Education Cost and Fare Optimization and Analysis, in Facing Education Autonomy on Midwifery Academy Department of Health, Bogor Year 1998/1999One of Midwifery development system is to produce the Indonesian midwife as a professional, be adequate in quality and quantity confessed nationally and internationally, and be active in developing national health policy and health achievement. As the education institution of health employee, Midwifery Academy has a duty to hold the Diploma III midwifery Education and owns a very strategic function.

As well as the education institution of health employee commonly, Midwifery Academy is not free from barrier and challenge. Some of them are lack of education cost, low quality of human resources, lack of facility, less of given space and institutional problem.

The lackness of education cost influences the smoothness of the program implemented, either learning and teaching activity or its facilities. By analyzing the education cost accurately, it will be obtained the detail of total cost and unit cost for each expending. The unit cost of a program could be used as decision making to determine the fare, by considering ability to pay (ATP) and willingness to pay (WTP) and competitor condition in equal program.

The analysis of education cost was carried out at the Midwifery Academy, Health Department, Bogor 1998/1999 to obtain the education cost related to the ability to pay and the will to pay of society in education sector.

Having researched, the result showed that the highest cost of Dilpoma III Midwifery Education program is on the employee salary about Rp. 458.604.000,- or 26,9 % of total cost. For the average actual unit cost per student, per semester is about Rp. 4.341.108,-. Whereas for the regular class is about Rp.5.365.415,-, and for extention class is about Rp. 3.634.711,- per student per semester including life cost.

The amount of education cost for Midwifery Diploma III program for year 1998/1999 is Rp. 1.315.965.762,- or 77,3 % subsidized by govermment, and Rp. 385.748.705.- or 22,7 % from non government.

Based on the calculation, the education cost that needed by a person to be a medium Midwife profesional, the regular class spent higher cost than extension one. For reguler class by six semester length of education program needed Rp. 32.192.490,- per 80 students_ and Rp. 21.808.266,- per 116 students for extention class. Fare calculation of that year, subsidy accepted by the regular class is much higher compared to the extension class as much as Rp.888.877.008,- for fixed cost and the variable cost is Rp.472.088.754,- Hence, the total subsidy for regular class is Rp.1.315.965.762;while for the extension class is merely connected to the variable cost as much as Rp,102.531.200; .

To determine the people's ability to pay (ATP) by 30 % discount from non-essential expending, noted that there were 94 % of the people be able to pay if the fare increased at Rp.I.500.000,- per student, per semester and about 96 % of them afford to pay if the fare is increased at Rp.1.200.000; per student per semester.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmuyeni Muchtar
Abstrak :
ABSTRAK Diklatj arak jauh (DJJ) bidan adalah pelatihan dalam jabatan yang diikuti oleh bidan (sebagian besar bidan desa) yang didasari oleh motivasi yang kuat dan kemandirian dalam belajar. Peserta menggunakan bahan belajar bcrupa modul dan bahan penyerta Proses belajar sepenuhnya tergantung pada peserta pelatihan. Untuk memacu kegiatan belaiar peserta, dilakukan tutorial dengan jadwal yang telah ditetapkan dan dibimbing oleh tutor yang telah dilatih. Untuk meningkatkan kelerampilan peserta, juga dilakukan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di RS Umum, Puskesmas, Rumah Bersalin dan di desa. Untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta dan mendapatkan gambaran apakah program DJJ sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukan evaluasi hasil belajar terhadap modul-modul yang telah dipelajari sehingga tujuan akhir agar bidan mampu dan terampil melaksanakan kompetensi dasarnya dalam melaksanakan asuhan kebidanan di tempat tugas dapat dicapai. Penelitian ini menggunakan rancangan pra eksperimen (Static Group Comparison, post test only, yang berlokasi di Kabupaten Tangerang. Sasaran penelitian adalah keseluruhan populasi bidan yang sudah mengikuli DJJ di kabupaten Tangerang sampai dengan tahun 1998. Untuk mendapatkan data pengetahuan, pelatihan lain yang pernah diikuti, menerima bimbingan atasan, menerima pedoman teknis, pengalaman kerja dan lama bekerja serta jumlah kunjungan rata-rata perbulan dalam satu tahun terakhir dikumpulkan melalui pengisian kuesioner /uji tertulis terhadap kemampuan bidan. Data keterampilan dikumpulkan melalui pengamatan terhadap unjuk kerja bidan dalam melakukan pemeriksaan dengan menggunakan format isian yang sehari-hari digunakan. Data diolah secara statistik, mulai dari univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan regresi logistik dengan program SPSS. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 5 variabel pengetahuan yaitu; Pengetahuan konsep manajemen kebidanan bidan, pengetahuan tentang Iangkah-langkah manajemen kebidanan, pengetahuan lentang proses manajemen kebidanan, pengetahuan tentang pemeriksaan anemia, dan pengetahuan pemeriksaan hipertensi dipengaruhi oleh DJJ secara bervariasi. Sedangkan variabel lainnya yaitu ; pengetahuan pemeriksaan ibu hamil dan keterampilan penerapan manajemen kebidanan, keterampilan pemeriksaan ibu hamil, keterampilan pemeriksaan anemia, keterampilan pcmeriksaan hipertensi secara statistik tidak dapat dibuktikan kalau dipengaruhi oleh DJJ. Disarankan pada pembina bidan desa agar meningkatkan pengetahuan bidan tentang konsep manajemen kebidanan, proses manajemen kebidanan, pemeriksaan anemia, dan keterampilan pemeriksaan anemia. Kepada penyelenggara program DJJ perlu diperbaiki isi modul tentang konsep manajemen kebidanan, proses manajemen kebidanan, dan perbaikan proses tutorial terhadap pemeriksan ibu hamil, agar bidan desa dapat dengan tepat melakukan pemeriksaan antenatal dan deteksi dini ibu hamil sehingga keterlambatan dalam mengambil keputusan penyelamatan dapat dihindari.
ABSTRAKCT Distance learning programme for midwives is in job training for midwives ( especilly midwives in villages ). This training based on strong motivation to do the self learning. The learning materials are moduls and others learning resources. The learning process depend on the participants. The tutorial process with the schedule regularly support the participants for learning. They also do the field study for clinical practice in the Public Hospital, Puskesmas, Maturnity Hospital and Villages to improve the participants skill. To measure the participant successfull and distance learning programme did properly, there is a need evaluation of moduls as learning resources and evaluation of learning should include perforrnance appraisal as well as assesment of knowledge and skill of midwives to do their core competences in their work place. The study is of pra-experiment design (static group comparison). It involve 42 midwives in villages in Kabupaten Tangerang who finished their distance learning programme in 1998 as a case of study. The knowledge data, others trainings, guidance upline, technical book guidance, work experience, lengt of job as a midwife and amount of clients a month in the last year comes from quesioners answers. And the skill data, comes from, filling form, check document and observation their perfomance in examine the clients. The data obtained was statistically processed, from univariate to bivariate and multivariate analysis with logistic regression and SPSS programme. The results show 5 variabels of knowledge such as : Concept midwifery management, the steps midwifery management, the process of midwivery management, the knowledge about anemia examination, and hipertension examination are influenced by distance Iearning programme. Others variabels such as : The knowledge about examination pregnance mother and skill of midwifery management application, skill of examination pregnance mother, skill of anemia examination and skill of hipertension examination do not related to distance learning. The conclusion reached in this study are distance learning could improved the knowledge and skill of midwives in do their core competencies as a midwife in their work place. It is recomended to the supervisor of midwife to improve the knowledge of concept midwifery management, process midwifery management., anemia examination and skill of anemia examination. The result of this study to the two group of respondent still low of their core competencies as a midwife. To the distance learning programmer need to revised the modul about concept midwifery management, Tutor and supervisor need to develop the process tutorial to increase the midwives knowledge and skill especially in the problem solving and decision making abilities which are essential for midwives at all levells, especially in villages and they could do antenatal examination and early detection pregnance mother properly. So they do not late to take the decision and referall to save the mother and her baby.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T16806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Verralls, Sylvia
Jakarta : EGC , 2003
611 VER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>