Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhan Maulana Syifa; Yusmansyah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meni ngkat tercermin dalam beberapa indikator, salah satu indikator tersebut adalah peningkatan lalu-1intas bai k manusia maupun barang antar daerah maupun i ntra daerah. Distri busi barang dan jasa yang berlangsung terus menerus menimbulkan kebutu-han transportasi yang semakin cepat, murah dan aman.
Salah satu atat pengawasan transportasi bermotor ini ialah sarana jembatan tirnbang yang secara lengkapnya mempun-yai fungsi, pertama perlindungan terhadap jalan, kedua perlindungan terhadap kendaraan, ketiga sebagai pengumpul data arus kendaraan, jenis dan berat barang dan keempat mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya .
Tahun 1982 atas perintah Pangkopkamtib seluruh jembatan timbang ditutup dan hanya boleh melakukan uji petik karena ditunding rnenyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Untuk membantu Pemerintah dalam hal jembatan timbang ini suatu pemi kiran dari pihak swasta untuk berpartisipasi secara aktif yaitu dengan jalan memperbaiki sistim perangkat keras dari jembatan timbang sekaligus perangkat lunaknya yang berupa sistim informasi manajemen, sehingga layaknya* suatu revenue center, dapat dilakukan kontrol yang memadai yang pada gilirannya memberikan service yang baik dan rneng-
hindari terjadinya "ekonomi biaya tinggi" angkutan truk.
Pendekatan yang dilakukan adalah model BOT, bun 1d, operate and transfer. Dari pembahasan yang telah dilakukan terl ihat bahwa proyek kornputerisasi jembatan timbang dengan asurnsi biaya retribusi sebesar Rp 1.500,- kalau dianalisa dengan metode Payback Period , akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun 1 bulan. Perhitungan dengan alat analisa kedua yaitu Net Present Value menunjukkan bahwa proyek tersebut mempunyai NPV sebesar Rp. 18,891 juta , sedangkan dengan metode analisa ketiga yang digunakan adalah "Internal rate of Return" , proyek komputerisasi jembatan timbang ternyata rnenghasi 1 kan IRR 49.75% dibandingkan dengan biaya modal yang diasumsikan sebesar 30%. Metode analisa yang keempat Cost Benefit Ratio, untuk proyek komputerisasi jembatan timbang menghasilkan Gross B/C ratio sebesar 1.15 sedang Net B/C sebesar 1.43.
Alat analisa terakhir^untuk mengevaluasi apakah proyek ini dapat dijalankan atau tidak adalah dengan menggu-nakan Sensitivity analisis, dari penurunan arus kas masuk sebesar 15 % ternyata terjadi perubahan yang menyolok dalam Net Present Value, Internal Rate of Return dan Net B/C ratio
yang kami anggap ketiga cara ini menggambarkan kadaan kese-
* luruhan analisa. NPV sesudah terjadi perubahan, nilainya
menjadi sebesar Rp. 9,442 juta jadi ada penurunan sebesar
Rp. 9,449 juta atau sebesar 50 %., sedangkan pada IRR peru-bahannya dari 49.75 % rnenjadi 38.12 % ada penurunan sebesar 23 %, pada Net B/C ratio berubah dari 1.43 menjadi 1.21.
Disamping itu analisa pulang pokok menunjukan bahwa pada bi'aya retribusi sebesar Rp. 1,107,- terjadi 'break even point'.
Dari hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa proyek kornputerisasi Jembatan Timbang feasible untuk dilak-sanakan."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S23567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Shanahan
"Sebagai sebuah perusahaan manufaktur, PT XYZ memproduksi produk-produk furniture yang terbuat dari kayu solid dengan berorientasi pada pasar internasional, khususnya Amerika Serikat. Selama ini, perusahaan berproduksi berdasarkan pada pesanan yang datang dari wholesaler. Akan tetapi, tingkat persaingan yang semakin ketat menyebabkan tingkat penjualan perusahaan terus menurun. Oleh karena itu, PT XYZ berencana untuk melakukan investasi pendirian warehouse yang berlokasi di Amerika Serikat yang diperkirakan dapat meningkatkan jumlah penjualan dan juga meningkatkan margin keuntungan. Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan terlebih dahulu sebuah analisis kelayakan untuk menentukan tingkat kelayakan investasi tersebut. Analisis dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan dalam berbagai skenario, yaitu 'skenario lama' (jika perusahaan tidak melakukan investasi) dan 'skenario baru' (mencakup skenario pesimis, moderat, dan optimis). Beberapa hal yang diperlukan untuk melakukan analisis ini adalah menentukan estimasi penjualan ke depan, menghitung harga pokok penjualan, membuat laporan rugi-laba dan arus kas, menghitung parameter kelayakan finansial, serta melakukan analisis sensitivitas. Berdasarkan analisis, didapatkan bahwa ternyata di dalam skenario lama, perusahaan tidak akan bertahan karena tingkat penjualan yang tidak mencukupi. Sedangkan jika kondisi berjalan sesuai dengan skenario baru, maka investasi layak untuk dilakukan, baik dalam skenario pesimis, moderat, maupun optimis. Tentu saja, skenario optimis menghasilkan tingkat kelayakan yang paling baik dibandingkan dengan semua skenario yang lain.

As a furniture manufacturing company, PT XYZ is focusing its market to the international market, especially United States. The company has always been running its production based on the order from wholesaler; however, increasing competition level is clearly pushing down the company sales amount. For that reason, the company is planning to establish a warehouse in United States. Hopefully, this plan will increase the amount of company sales and profit. Prior to the implementation, it is essential to perform an investment feasibility analysis. The analysis is performed for 5 years, in several different scenarios. 'Old scenario' represent a condition when the company did not implement the investment, while 'new scenario' is vice versa. The 'new scenario' consists of 3 different conditions, which are pesimistic, moderate, and optimistic. Some important issues in performing the analysis are estimating future sales, calculating cost of goods sold (COGS), constructing the balance sheet and cash flow, calculating financial feasibility parameter, and generate sensitivity analysis. It can be concluded from the analysis that the 'old scenario' is not good enough because the company could not afford to sell enough goods. On the other side, if situation proceeds as in the 'new scenario', then the investment is feasible to be implemented in all of the three different conditions (pesimistic, moderate, or optimistic). Definitely, the optimistic condition gives a better feasibility level than the other two conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Adler Haymans, 1961-
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007
332.6 MAN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dougall, Herbert E.
New Jersey: Prentice-Hall, 1973
332.6 DOU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dougall, Herbert E.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1968
332.6 DOU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Einzig, Paul, 1897-1973
London: Macmillan, 1961
332.6 EIN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan, David F.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1961
332.6 JOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
380.159 8 TRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>