Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Higgins, Benjamin
Princeton, N.J.: Van Nostrand , 1963
991.03 HIG i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Beijing: Foreign languages Press, 2010
SIN 951.240 05 CHI (1);SIN 951.240 05 CHI (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thee, Kian Wie
"This book contains a collection of papers on various aspects of Indonesia's economic and its industrial development. It discusses the early independence period in the 1950s; the Soeharto era (1966-1998); and the ensuing two economic crises, namely the Asian Financial Crisis of 1997/98 and the Global Financial Crisis of 2008."
Singapore: ISEAS Publishing, 2012
e20528841
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"The Research in the History of Economic Methodology (RHETM) 34A, includes original research from preeminent scholars in the field."
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469371
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"The Research in the History of Economic Methodology (RHETM) 34B, includes original research from preeminent scholars in the field."
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469372
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Rodwell Ll.
London: Methuen, 1950
970 JON n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The Belgian Congo (Zaire, now the Democratic Republic of the Congo), the Netherlands Indies (Indonesia), and Taiwan/Formosa (now the Republic of China) experienced policies during the 19th and early 20th century which could be termed exploitative or extractive, although some policies in these colonies could also be termed developmental. All three colonies had a troubled passage to independence, and the immediate post-independence era was marked by considerable political and economic turmoil. But the growth performance of the three former colonies has been very different. Taiwan has seen very rapid growth sustained over decades; Indonesia's economic growth since 1970 has been quite robust; the Congo has seen a growth collapse which is extraordinary even by African standards. The paper suggests some explanations for this divergence in terms of policies pursued by the Japanese, Dutch and Belgian colonial regimes, and by postindependence governments in these countries."
[Place of publication not identified]: Economics and Finance in Indonesia (EFI), 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ninny Soesanti Tedjowasono
"Sejarah mata uang di Indonesia telah berlangsung lama yaitu kira-kira sejak abad 6 Masehi. Penggunaan mata uang seringkali disebutkan di dalan prasasti-prasasti dan naskah-naskah kuno pada jamannya, ditambah lagi dengan catatan orang-orang asing yang pernah singgah dan melakukan kegiatan berdagang di Indonesia. Keterbukaan bangsa Indonesia melakukan diplomasi dagang ini merupakan awal mula dikenalnya mata uang. Hubungan dengan bangsa India dan Cina pada awal-awal abad Masehi jelas membawa dampak beredarnya mata uang mereka di bumi Nusantara. Mata Uang yang beredar pada masa Klasik tersebut adalah mata uang ma (yaitu mata uang untuk satuan ukuran emas) yang ditulis dengan huruf Prenagari yang berasal dari India Utara dan mata uang kepeng dari Cina atau mata uang lokal. Berita Cina dan isi prasasti Bendosari dari masa Majapahit menyiratkan bahwa mata uang-mata uang yang beredar itu mungkin dibuat di tempat asalnya untuk kemudian dibawa ke Indonesia untuk dipergunakan di dalam perdagangan. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan-kenyataan di jaman berlangsungnya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Pada sekitar abad 14-17 masehi telah beredar beberapa jenis mata uang diantaranya mata uang picis, mata uang real Belanda, mata uang Cruzadon (Portugis), mata uang Tanga (Siam), mata uang real Spanyol mata uang Piaster (Spanyol) dan beberapa jenis mata uang lokal. Mengamati mata uang berarti melacak sejarah. Pada fungsinya sebagai alat pembayar, pengamatan mata uang akan membawa kita kepada perkembangan perekonomian. Banyak aspek akan saling terkait di dalam kegiatan perekonomian itu, misalnya-peranan penguasa, petani, pedagang, pialang, letak geografis, iklim, teknologi perkapalan, keadaan alam dan lain-lainnya. Namun pada sisi lain, sebagai alat pertukaran, benda upacara atau jimat, mata uang (coin) merupakan benda yang mempunyai arti magis dan tidak dipergunakan sebagai alat pembayar. Mata uang ini pada umumnya diukir dengan gambar-gambar yang melambangkan suatu kepercayaan tertentu dan mempunyai suatu tujuan tertentu pula. Misalnya, menggambarkan lambang-lambang penciptaan dunia dalam wujud tumbuhan dan binatang. Adapun tujuan yang lazim termaktub dalam lukisan-lukisan tersebut adalah memperoleh keselamatan, pemujaan pada kesuburan dan ruwat. Maknanya lebih jauh akan semakin jelas apabila dihubungkan dengan naskah-naskah keagamaan pada masa yang sama. Pada masa berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam, masih ada pula mata uang-mata uang yang semula berfungsi sebagai alat pembayaran pada masa sebelumnya kemudian digunakan sebagai jimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, 1992
R 915.981 PRO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>