Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zhuisa Martiara Sari
"ABSTRAK
Emas (Au) merupakan salah satu logam transisi yang dapat dimanfaatkan
sebagai agen terapi, khususnya agen antikanker. Dendrimer merupakan
makromolekul yang banyak digunakan sebagai pembawa nanopartikel.
Nanopartikel emas dibuat dengan pembawa dendrimer Poliamidoamin (PAMAM)
generasi 4 (G4) pada berbagai rasio mol Au : dendrimer. Penelitian ini bertujuan
membuat nanopartikel emas dengan dendrimer PAMAM G4 (nanogold-PAMAM
G4) pada rasio mol Au : dendrimer (1 : 0,7), (1 : 0,07) dan (1 : 0,007). Nanogold-
PAMAM G4 dipisahkan dengan metode ultrasentrifugasi dengan kecepatan
50.000 rpm selama 45 menit pada suhu 4ºC. Karakterisasi fisikokimia nanogold-
PAMAM G4 dilakukan menggunakan TEM, PSA, FTIR, Spektrofotometer UVVis
dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan
ukuran partikel nanogold-PAMAM G4 berada pada rentang 1,83 ± 0,58 - 24,53 ±
13,30 nm. Hasil karakterisasi nanogold-PAMAM G4 menunjukkan partikel
cenderung stabil (indeks polidispersitas = 0,457 dan 0,422) dan efisiensi
penjerapan dendrimer PAMAM G4 antara 51,44% - 94,15%. Nanogold-PAMAM
G4 (1 : 0,07) memberikan hasil yang paling optimal dengan efisiensi penjerapan =
94,15%.

ABSTRACT
Gold (Au) is one of transition metals that can be used as therapeutic agents,
especially anticancer agents. Dendrimer is one of the macromolecul that usually used
as nanoparticle carrier. Gold nanoparticles with dendrimer Polyamidoamine
(PAMAM) G4 carrier are made at different molar ratio of Au: Dendrimer. The aims
of the research are made a preparation of gold nanoparticles with dendrimer
PAMAM G4 (nanogold-PAMAM G4) on the molar ratio Au: dendrimer (1: 0,7), (1:
0,07) and (1: 0,007). Purification of nanogold-PAMAM G4 using ultrasentrifuge
method in 50.000 rpm during 45 minutes with temperature 4ºC. Physicochemical
characterization of nanogold-PAMAM G4 performed using TEM, PSA, FTIR, UVVis
Spectrophotometer and Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The
results show that the particle size of nanogold-PAMAM G4 between 1,83 ± 0,58 -
24,53 ± 13,30 nm. The results of the characterization nanogold-PAMAM G4 show
stable particles (polydispersity index = 0.457 and 0.422) and entrapment efficiency
dendrimer PAMAM G4 of 51,44% - 94,15%. Nanogold-PAMAM G4 (1: 0,07) give
the most optimal result with entrapment efficiency = 94.15%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43349
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Permata Aisyah
"ABSTRAK
Keefektifan obat oral Inflammatory Bowel Disease IBD dipengaruhi oleh sifat farmakokinetik yang meliputi porses absorpsi, distribursi, metabolisme, dan ekskresi ADME. Sifat yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sifat farmakokinetik yaitu tentang absorpsi obat dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui parameter farmakokinetik yang dapat diprediksi oleh peranti lunak yang digunakan, menemukan peranti lunak yang paling baik dalam memprediksi parameter farmakokinetik obat, dan mencari korelasi antara parameter farmakokinetik yang digunakan sebagai deskriptor dengan persen absorpsi referensi. Manfaat dari penelitian ini adalah perolehan hasil analisis prediksi parameter farmakokinetik obat oral IBD berdasarkan parameter absorpsi dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan pengembangan obat oral IBD. Penelitian ini menggunakan peranti lunak Molinspiration, QikProp, admetSAR, SwissADME, Chemicalize, pkCSM, dan Microsoft Excel. Penelitian ini menggunakan 34 senyawa obat IBD dan 8 deskriptor yang terdiri dari deskriptor dependen persen absorpsi ABS serta deskriptor independen bobot molekul BM, logP, hydrogen bond acceptor HBA, hydrogen bond donor HBD, polar surface area PSA, pKa dan Caco2 permeability yang didapatkan dari penelitian Zhao et al. 2002 dan penelitian pendahulu. BM, logP, HBA, HBD dan PSA dapat diprediksi oleh peranti lunak QikProp, SwissADME, Molinspiration, dan Chemicalize. pKa dapat diprediksi menggunakan Chemicalize. Caco2 permeability dapat diprediksi oleh peranti lunak QikProp, admetSAR, dan pkCSM. SwissADME paling akurat dalam memprediksi BM, logP, dan HBD. Chemicalize paling akurat dalam memprediksi HBA, PSA, dan pKa. admetSAR paling akurat dalam memprediksi Caco2 permeability. Nilai R paling tinggi didapat dari korelasi ABS dengan Caco2 permeability prediksi pada 34 senyawa obat dengan nilai R = 0,8211.

ABSTRACT
Inflammatory Bowel Disease IBD is a chronic, idiopathic, and inflammatory bowel condition Brunton, Chabner, Knollmann, 2011 . The effectiveness of IBD drugs is affected by pharmacokinetic properties that involves absorption, distribution, metabolism, and excretion ADME. This research analyzed the absorption of drugs in the body. The purpose of this research is to know the pharmacokinetic parameters that can be predicted by the software used, to discover the best software in order to predict pharmacokinetic properties, and to analyze the correlation between pharmacokinetic parameters used as descriptor with absorption percentage from reference. The result of this research can be considered to develop IBD oral drugs. This research uses Molinspiration, QikProp, admetSAR, SwissADME, Chemicalize, pkCSM, and Microsoft Excel. This research used 34 compounds of IBD oral drugs and 7 descriptors consist of dependent descriptor absorption rate ABS and independent descriptors molecular weight MW, logP, hydrogen bond acceptor HBA, hydrogen bonding donor HBD, polar surface area PSA, pKa, and Caco2 permeability discovered from research Zhao et al. 2002a and previous research. MW, logP, HBA, HBD and PSA can be predicted by QikProp, SwissADME, Molinspiration, and Chemicalize. pKa can be predicted using chemicalize. Caco2 permeability can be predicted by QikProp, admetSAR, and pkCSM. SwissADME is the most accurate software in predicting MW, logP, and HBD. Chemicalize is the most accurate software in predicting HBA, PSA, and pKa. admetSAR is the most accurate software in predicting Caco2 permeability. The highest R value was obtained from the correlation between ABS with Caco2 permeability on 34 drug compounds R 0.8211. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nubla
"Propolis merupakan substansi resin alami yang terbentuk dari kuncup bunga, pohon, dan eksudat resin yang dikumpulkan lebah. Propolis memiliki beberapa sifat terapeutik seperti antibakteri, anti-inflamasi, penyembuhan, anestesi, antioksidan, antifungal, antiprotozoan, dan antiviral. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan senyawa asam calophylloidic A, yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan eksplorasi aktivitas antijamur propolis Lombok terhadap empat spesies jamur yaitu Candida albicans, Candida glabrata, Candida Krusei, dan Cryptococcus neoformans. Metode pengujian antijamur yang dilakukan adalah agar difusi dan mikrodilusi. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan analisis fitokimia yaitu LC-MS/MS, total kandungan polifenol dan flavonoid. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, teridentifikasi 21 senyawa dan 4 diantaranya ditemukan pada ketiga sampel propolis yaitu asam galat, ellagic acid, 18-β-Glycyrrhetinic acid dan maslinic acid. Total kandungan polifenol propolis Rempek, Sekotong, dan Bayan secara berurutan adalah 248,05±39,42; 222,96±31,24; dan 278,15±120,64 mg GAE/g. Sedangkan untuk total kandungan polifenol adalah 1023,71±140,15; 1104,22±73,90; dan 512,01±42,79 mg QE/g. Berdasarkan hasil uji antijamur yang dilakukan, sampel propolis menunjukkan aktivitas antijamur pada spesies C. albicans, C. glabrata, C. krusei, dan Cryptococcus neoformans. Zona hambatan terbaik pada C. albicans, C.glabrata, dan C. krusei secara berurutan adalah 10,4±1,97; 10,0±1,0; dan 9,67±0,58 mm. Sedangkan pada uji antijamur mikrodilusi, ekstrak propolis berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur C. albicans, C.glabrata dan Cryptococcus neoformans.

Propolis is a natural resinous substance formed from flower buds, trees, and resinous exudates collected by bees. Propolis has several therapeutic properties such as antibacterial, anti-inflammatory, healing, anesthetic, antioxidant, antifungal, antiprotozoan, and antiviral. Based on previous study, a new compound was found in Propolis Lombok, which is calophylloidic acid A with antimicrobial activity. The aim of this study is to explore antifungal activity of Lombok Propolis against Candida albicans, Candida glabrata, Candida krusei, and Cryptococcus neoformans. Two methods use on antifungal test, which are agar diffusion and microdilution. In addition, phytochemical analysis also carried out with LC-MS/MS, total polifenol content, and total flavonoid content. 21 compounds found in this study with 4 of them were found in three samples Lombok propolis, namely gallic acid, ellagic acid, 18-β Glycyrrhetinic acid and maslinic acid. The total polyphenol content of Rempek, Sekotong, and Bayan propolis respectively was 248,05±39,42; 222,96±31,24; and 278,15±120,64 mgGAE/g. Meanwhile, the total polyphenol content was 1023,71±140,15; 1104,22±73,90; and 512,01±42,79 mg QE/g. Based on the antifungal tests, propolis samples showed an antifungal activity in C. albicans, C. glabrata, C. krusei, and Cryptococcus neoformans species. Inhibition fungal growth zone for C. albicans, C. glabrata, and C. krusei respectively are 10,4±1,97; 10,0±1,0; and 9,67±0,58 mm. While for microdilution antifungal method, propolis extract only affects C. albicans, C. glabrata and Cryptococcus neoformans growth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Produk perawatan kesehatan kulit berbasis mikrobial khususnya postbiotik bakteri tengah dikembangkan karena mampu menjaga homeostasis mikrobiota kulit dan mencegah reaksi imunogenisitas. Postbiotik bakteri yang digunakan adalah berupa sel lisat terdiri dari bakteri asam laktat komensal kulit Staphylococcus hominis MBF12-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, dan Bacillus subtilis MBF10-19J yang berhasil diisolasi oleh peneliti terdahulu. Penggabungan beberapa bakteri menjadi bentuk koktail yang diproses menjadi lisat memiliki aktivitas lebih kuat sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan aktif produk perawatan kulit. Lisat koktail perlu dilakukan pengeringan agar kualitas fisikokimia dan aktivitasnya terjaga serta terlindung dari degradasi akibat pengaruh molekul air. Penelitian ini bertujuan untuk mengarakterisasi fisikokimia, aktivitas, mengevaluasi stabilitas, dan merekomendasikan metode pengeringan untuk lisat koktail. Pengujian fisikokimia meliputi organoleptik, pH, kandungan lembab, distribusi ukuran partikel serta aktivitas penangkalan radikal bebas selama 12 pekan. Hasil menunjukkan serbuk lisat koktail kering semprot memiliki karakteristik yang halus, homogen, berwarna putih, higroskopis, beraroma khas inulin. Rentang pH 7,64-7,93, kandungan lembab 6,45-14,32%, ukuran partikel 955-1470 nm, aktivitas antiradikal bebas (IC50) dengan rentang 755,26-1140,48 µg/mL. Serbuk lisat koktail kering beku bersifat lebih kasar, berwarna kuning pucat, saling memisah antar butiran, beraroma khas inulin. Rentang pH 7,61-7,97, kandungan lembab 6,44-12,17%, ukuran partikel 1410-2460 nm, aktivitas antiradikal bebas (IC50) dengan rentang 513,53-859,21 µg/mL. Berdasarkan hasil tersebut, maka metode pengeringan beku direkomendasikan untuk menghasilkan serbuk lisat koktail yang lebih stabil secara fisikokimia dan aktivitas antiradikal bebas yang lebih baik.

Microbial-based skincare products, particularly bacterial postbiotics are currently being developed due to their ability to maintain skin microbiota homeostasis and prevent immunogenicity reaction. The postbiotics used are cell lysates consisting of skin commensal lactic acid bacteria Staphylococcus hominis MBF12-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, and Bacillus subtilis MBF10- 19J which successfully isolated from previous study. The combination of bacterial strains into cocktail form which was processed into lysate raises a stronger activity so it can be potential to be developed as an active ingredient. Cocktail lysates need to be dried to protect the physicochemical quality and activity against degradation because of the existance of water molecules. This study aimed to characterize the physicochemical, activity, evaluate the stability and recommend the drying method for cocktail lysates. Physicochemical parameters included organoleptic, pH, moisture content, particle size distribution, and radical scavenging activity for 12 weeks. Spray dried powder had smooth, homogeneous, white, hygroscopic, distinctive inulin aroma. The pH ranged from 7,64-7,93, moisture content 6,45-14,32%, particle size 955-1470 nm, radical scavenging activity (IC50) 755,26-1140,48 µg/mL. Freeze dried powder was coarser, pale yellow, separated between particles, had distinctive inulin aroma. The pH ranged from 7,61-7,97, moisture content 6,44-12,17%, particle size 1410-2460 nm, radical scavenging activity (IC50) 513,53-859,21 µg/mL. In conclusion, freeze drying is recommended to produce more stable cocktail lysate powders physicochemically and better antiradical activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhuisa Martiara Sari
"Emas (Au) merupakan salah satu logam transisi yang dapat dimanfaatkan sebagai agen terapi, khususnya agen antikanker. Dendrimer merupakan makromolekul yang banyak digunakan sebagai pembawa nanopartikel. Nanopartikel emas dibuat dengan pembawa dendrimer Poliamidoamin (PAMAM) generasi 4 (G4) pada berbagai rasio mol Au : dendrimer. Penelitian ini bertujuan membuat nanopartikel emas dengan dendrimer PAMAM G4 (nanogold-PAMAM G4) pada rasio mol Au : dendrimer (1 : 0,7), (1 : 0,07) dan (1 : 0,007). Nanogold- PAMAM G4 dipisahkan dengan metode ultrasentrifugasi dengan kecepatan 50.000 rpm selama 45 menit pada suhu 4ºC. Karakterisasi fisikokimia nanogold- PAMAM G4 dilakukan menggunakan TEM, PSA, FTIR, Spektrofotometer UVVis dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan ukuran partikel nanogold-PAMAM G4 berada pada rentang 1,83 ± 0,58 - 24,53 ± 13,30 nm. Hasil karakterisasi nanogold-PAMAM G4 menunjukkan partikel cenderung stabil (indeks polidispersitas = 0,457 dan 0,422) dan efisiensi penjerapan dendrimer PAMAM G4 antara 51,44% - 94,15%. Nanogold-PAMAM G4 (1 : 0,07) memberikan hasil yang paling optimal dengan efisiensi penjerapan = 94,15%.

Gold (Au) is one of transition metals that can be used as therapeutic agents, especially anticancer agents. Dendrimer is one of the macromolecul that usually used as nanoparticle carrier. Gold nanoparticles with dendrimer Polyamidoamine (PAMAM) G4 carrier are made at different molar ratio of Au: Dendrimer. The aims of the research are made a preparation of gold nanoparticles with dendrimer PAMAM G4 (nanogold-PAMAM G4) on the molar ratio Au: dendrimer (1: 0,7), (1: 0,07) and (1: 0,007). Purification of nanogold-PAMAM G4 using ultrasentrifuge method in 50.000 rpm during 45 minutes with temperature 4ºC. Physicochemical characterization of nanogold-PAMAM G4 performed using TEM, PSA, FTIR, UVVis Spectrophotometer and Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results show that the particle size of nanogold-PAMAM G4 between 1,83 ± 0,58 - 24,53 ± 13,30 nm. The results of the characterization nanogold-PAMAM G4 show stable particles (polydispersity index = 0.457 and 0.422) and entrapment efficiency dendrimer PAMAM G4 of 51,44% - 94,15%. Nanogold-PAMAM G4 (1: 0,07) give the most optimal result with entrapment efficiency = 94.15%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43349
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mawaddah
"Beras merah dan beras ketan hitam kaya akan kandungan nutrisi dan serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Perbedaan beras merah dan beras ketan hitam terletak pada kandungan pati yaitu amilosa dan amilopektin yang dapat mempengaruhi daya cerna. Beras dengan daya cerna yang rendah dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes dan obesitas. Penelitian ini memodifikasi beras merah dan beras ketan hitam dengan modifikasi tunggal HMT dan Tautan silang serta modifikasi ganda HMT-Tautan silang dengan asam sitrat dan Tautan silang-HMT dengan berbagai variasi kelembapan dan kosentrasi asam sitrat untuk mengetahui sifat fisikokimia dan daya cerna terendah dari beras merah dan beras ketan hitam. Modifikasi tunggal dan ganda dapat menurunkan daya cerna tetapi modifikasi HMT 25%-Tautan silang 20% menunjukkan daya cerna terendah pada beras ketan hitam. Perbedaan kadar amilosa dan amilopektin pada sampel dapat menyebabkan perbedaan penurunan kelarutan dan swelling power. Kelarutan terendah terdapat pada beras merah variasi HMT25%-Tautan silang 20% dan swelling power terendah pada sampel beras merah variasi HMT25%-Tautan silang 20%. Terbentuknya ikatan kovalen baru setelah proses modifikasi ikatan silang dapat diidentifikasi dengan FTIR pada daerah 1735 cm-1

Brown rice and black glutinous rice are rich in nutrients and fiber the body needs. The difference between brown and black glutinous rice lies in the starch content, namely amylose, and amylopectin, which can affect digestibility. Low digestibility rice can lower blood glucose levels, so it is needed for people with diabetes and obesity. This study modified brown rice and black glutinous rice with single modification HMT and Croslingking and double modification HMT-crosslinking with citric acid and Crosslinking- HMT with various variations to determine the physicochemical properties and the lowest digestibility of brown rice and black glutinous rice. Single Modification and Multiple modifications can reduce digestibility, but a modification of HMT 25%-Crosslinking 20% showed the lowest digestibility in black glutinous rice. Differences in amylose and amylopectin levels in the sample can cause differences in the decrease in solubility and swelling power. The lowest solubility was found in brown rice with the HMT 25%- Crosslinking 20% variation, and the lowest swelling power in the brown rice sample with the HMT 25%-Crosslinking 20% variation. The formation of new covalent bonds after the crosslinking modification process can be identified by FTIR in the 1735 cm region. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Ikhsani Putri
"Lautan merupakan sumber produk alami yang unik secara struktural yang sebagian besar terakumulasi dalam organisme hidup dimana mereka menunjukkan aktivitas farmakologis yang beragam dan sangat membantu untuk penemuan senyawa bioaktif. Namun studi mengungkapkan bahwa sumber daya alam laut ini belum sepenuhnya dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun data senyawa kimia sebagai dasar pembuatan pangkalan data bahan alam laut. Informasi tentang sifat fisikokimia, farmakokinetika, dan aktivitas biologis dari senyawa-senyawa tersebut akan dikumpulkan dan disusun secara sistematis dalam pangkalan data yang dapat diakses oleh peneliti, ilmuwan, dan pihak terkait lainnya. Parameter sifat  fisikokimia diprediksi menggunakan aplikasi KNIME, parameter ADMET (absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi, toksisitas) diprediksi menggunakan ADMETlab 2.0, dan informasi aktivitas biologis diperoleh dengan menggunakan metode pengumpulan data dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah. Tinjauan ini merangkum keragaman senyawa-senyawa bioaktif yang diisolasi alga, echinodermata, fungi laut, spons, karang lunak, dan tunikata dengan keragaman struktural yang didominasi oleh senyawa alkaloid, terpenoid, dan fenolik serta merangkum fungsi biologis dari senyawa bioaktif diantaranya sebagai antikanker, antidiabetes, antibakteri, antijamur, antivirus. Harapannya dapat menjadi  sebagai sumber informasi berharga bagi penelitian lanjutan, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang potensi dan aplikasi bahan alam laut serta peluang dalam pengembangan obat.

The ocean is a source of structurally unique natural products most of which accumulate in living organisms where they exhibit diverse pharmacological activities and are helpful for the discovery of bioactive compounds. However, studies revealed that these marine natural resources have not been fully explored. This study aimed to compile data on chemical compounds as a basis for creating a database of marine natural materials. Information on the physicochemical properties, pharmacokinetics and biological activities of these compounds will be collected and arranged systematically in a database that can be accessed by researchers, scientists and other related parties. Physicochemical property parameters were predicted using the KNIME application, ADMET parameters (absorption, distribution, metabolism, excretion, toxicity) were predicted using ADMETlab 2.0, and biological activity information was obtained using data collection methods from reliable sources, such as scientific journals. This review summarized the diversity of bioactive compounds isolated from algae, echinoderms, marine fungi, sponges, soft corals, and tunicates with structural diversity dominated by alkaloids, terpenoids, and phenolic compounds and summarized the biological activities of bioactive compounds including as anticancer, antidiabetic, antibacterial, antifungal, antiviral. This research is expected to be a valuable source for further research, providing a better understanding of the potential and application of marine natural ingredients as well as opportunities in drug development."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library