Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Adhariani
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik spesifik perusahaan yang mempengaruhi hubungan antara laba dan imbal hasil saham. Dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, penelitian ini menguji pengaruh karakteristik perusahaan berupa tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan terhadap hubungan tersebut. Secara khusus, penelitian ini menguji pengaruh variasi tingkat pengungkapan di laporan tahunan terhadap relevansi nilai dari informasi laba yang tercermin dalam current stock returns.
Penelitian ini menggabungkan dua topik penelitian yang sebelumnya diuji secara terpisah pada penelitian-penelitian terdahulu: koefisien respon laba (earnings response coefficients-ERC) dan pengungkapan sukarela yang diberikan perusahaan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bukti tambahan mengenai perbedaan yang bersifat cross-sectional dalam current ERC akibat adanya pengungkapan sukarela perusahaan yang terdapat pada laporan tahunan.
Penelitian ini mengembangkan hipotesis bahwa keinformatifan laba dan pengungkapan sukarela bersifat komplementer. Hipotesis ini secara implisit menganggap bahwa investor akan menggunakan informasi yang diberikan pada pengungkapan di laporan tahunan bersama-sama dengan informasi laba sebagai salah satu pedoman berinvestasi. Untuk menguji hipotesis tersebut, current stock returns diregresikan dengan perubahan current earnings. Sampel penelitian terdiri dari 90 laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakrata per 31 Desember 1998.
Tingkat pengungkapan di laporan tahunan diukur dari butir-butir pengungkapan dan skor terbobot yang telah dikembangkan oleh Botosan (1997), Sitanggang (2002), dan Suripto (1999). Sebelum skor terbobot digunakan, terlebih dahulu diuji perbedaan antara skor terbobot dan skor tanpa bobot. Hasil uji beda mendukung hipotesis bahwa dua jenis pengukuran tersebut berbeda secara statistik, artinya investor memberikan tingkat kepentingan atau penilaian yang berbeda untuk tiap-tiap butir pengungkapan.
Hasil uji regresi mendukung hipotesis adanya hubungan yang komplementer antara informasi laba dan pengungkapan sukarela. Hasil ini tetap konsisten setelah ditambahkan faktor-faktor pengendali lainnya yang diduga ikut mempengaruhi ERC, yang telah diteliti pada penelitian-penelitian terdahulu. Hasil penelitian juga cenderung kuat pada holding period return yang berbeda dan pengukuran laba yang berbeda.

Many studies have attempted to identify firm spec f c characteristics that influence the return-earnings relationship. Using companies listed in the Jakarta Stock Exchange, this study examines whether voluntary corporate disclosure level that is published in annual report affects the relationship. Specifically, this study investigates whether the variances in corporate disclosure level published in annual report affects the value-relevance of earnings information reflected in current stock returns.
This study combines two research issues which have been separately investigated in previous studies: the earnings response coefficients and the voluntary disclosures provided by companies. The findings are expected to give additional evidence about cross-sectional differences in current ERC as an effect of voluntary corporate disclosure level published in annual report.
This study hypothesizes that the in formativeness of earnings and voluntary disclosure is complementary to each other. This hypothesis implicitly presumes that investor- will use the information provided in annual report disclosures together with information in earnings as one of the guidance?s in investment decisions. To test the hypothesis, current stock returns are regressed against current earnings changes. The sample consists of 90 annual reports of companies listed on the JSX as of December 31. 1998.
The amount of voluntary disclosure provided in annual reports is measured by disclosure items and weighted scores developed by Botosan (1997), Sitanggang (002), and Suripto (1999). Before deciding to use the weighted score, this study examines first, the differences between weighted scores and the equally weighted ones. The findings of the test of differences support the hypothesis that the two kinds of score measurement is statistically different, meaning that investors place different interests to each disclosure items.
The findings of regression rest support the hypothesis of complementary relationship, which remain consistent after controlling for other factors that have been identified in previous studies influence the earnings response coefficients. The findings are also robust in respect to different holding period returns and different earnings measurement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Colombanus Ambar Pujiharjanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi besarnya dividen dan besarnya earning berpengaruh terhadap harga saham dan untuk mengetahui reaksi return saham dengan adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning di Bursa Efek Jakarta. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa informasi besarnya dividen dan besarnya earning secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham, sehingga sangat bermanfaat bagi investor untuk menilai prospek perusahaan. Penelitian-penelitian lain sebelumnya menunjukkan bahwa adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menaik akan segera diikuti oleh return saham yang menaik pada saat pengumuman. Sebaliknya adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menurun akan segera diikuti oleh return saham yang menurun pada saat pengumuman. Sementara itu adanya pengumuman dividen tetap secara esensial tidak diikuti oleh kenaikan atau penurunan return saham. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada pasar modal di Amerika Serikat, yang telah terbukti efisien. Kondisi pasar modal di Indonesia khususnya Bursa Efek Jakarta tidaklah demikian. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang efisiensi pasar modal di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa Bursa Efek Jakarta belum efisien.
Di dalam penelitian ini pendekatan model klasik digunakan untuk menganalisis apakah informasi besarnya dividen dan besarnya earning berpengaruh terhadap harga saham, sehingga dapat diketahui apakah investor lebih menghargai dividen atau retained earning. Sementara itu untuk mengetahui apakah adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning akan segera diikuti reaksi return saham, digunakan pendekatan model mean return dan mean adjusted return.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 1989 sampai dengan 1993 apabila digunakan pendekatan populasi, ternyata besarnya dividen secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham, tetapi informasi besarnya retained earning hanya berpengaruh pada tahun 1991, 1992 dan 1993. Jika dibandingkan di antara keduanya, ternyata investor lebih menghargai dividen dari pada retained earning. Apabila digunakan pendekatan 20 (dua puluh) saham dengan volume perdagangan terbesar, maka informasi besarnya dividen dan retained earning ternyata secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham , sehingga dapat merupakan informasi yang bermanfaat bagi para investor untuk menilai prospek perusahaan. Jika dibandingkan di antara kedua informasi itu, maka secara keseluruhan investor lebih menghargai dividen dari pada retained earning. Tetapi jika ditelusuri, ternyata pada tahun 1991 dan 1992 investor lebih menghargai dividen dari pada retained earning.
Sementara itu dengan menggunakan mean return dan mean adjusted return dengan adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning, ternyata didapati temuan yang berbeda dengan temuan yang terdapat pada pasar modal yang efisien. Pada pasar modal yang efisien, adanya pengumuman dividen (naik/turun) dan pengumuman earning (naik/turun) selalu diikuti oleh reaksi return saham ; dan adanya pengumuman dividen tetap secara esensial tidak diikuti oleh reaksi return saham. Dengan demikian kedua pengumuman itu dapat digunakan sebagai informasi bermanfaat bagi para investor, artinya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menaik dapat menunjukkan bahwa prospek perusahaan pada masa mendatang adalah baik, dan sebaliknya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menurun dapat menunjukkan bahwa prospek perusahaan kurang baik di masa datang. Tetapi di Bursa Efek Jakarta, kedua informasi tersebut secara konsisten belum dapat digunakan sebagai informasi yang bermanfaat sebagaimana pada pasar modal yang efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Hapsari Nuringtyas
"Pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, membuat persaingan antara perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi selular semakin ketat sehingga industri telekomunikasi menjadi sangat menarik untuk diamati. Dorongan kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan jasa telekomunikasi yang berkualitas semakin mendesak perusahaan penyedia jasa telekomunikasi selular untuk selalu berusaha memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada pelanggan.
Diantara persaingan pasar yang semakin memanas, PT. XYZ sebagai senior di bidang telekomunikasi selular harus mampu bersaing dengan mempertajam misi perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan pengguna jasanya. Pangsa pasar yang saat ini sudah dikuasai tentu harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Untuk dapat mencapai hal tersebut, perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja karyawan untuk mencapai performa perusahaan yang lebih baik. Sebagai perusahaan besar, PT. XYZ tentu akan menuntut kompetensi para karyawannya sehingga dapat tercipta performa perusahaan yang baik Dalam usaha mencapai hal tersebut perusahaan memberikan kompensasi manajemen sebagai pemacu kinerja manajemen. Tetapi perlu diperhatikan kembali agar pemberian kompensasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Hal ini perlu diwaspadai mengingat rentannya tindakan-tindakan oportunis dari manajemen untuk memaksimalkan pemenuhan kepentingan pribadi (dengan adanya sistem pemberian kompensasi, manajemen memanipulasi performance perusahaan agar telihat baik).
Executive Compensation merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemilik perusahaan agar manajemen bekerja sesuai keinginan pemilik. Dimana keinginan pemilik adalah memperoleh return yang maksimal relatif terhadap resiko yang diambil. Karena itu, pemilik memberikan kompensasi manajemen untuk menjembatani keinginannya dengan manajemen. Sementara dari sudut pandang karyawan terkadang berbeda, kompensasi manajemen yang diberikan perusahaan terkadang justru memacu tindakan oportunis untuk kepentingan pribadi.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisa praktik pemberian kompensasi pada PT. XYZ, untuk menjawab pertanyaan apakah pemberian kompensasi yang dilakukan benar-benar dipengaruhi oleh keberhasilan manajemen dalam mencapai target yang ditetapkan perusahaan atau tidak. Atau dengan kata lain apakah praktik pemberian kompensasi sudah tepat yang merupakan cerminan dari performa perusahaan sebenarnya. Adanya kemungkinan faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya hal tersebut adalah praktik earnings management. Karena itu akan dianalisa juga mengenai ada atau tidaknya indikasi bahwa manajemen melakukan praktik tersebut.
Keterbatasan data yang diperoleh, tidak menjadi penghambat untuk melakukan analisa sistem pemberian kompensasi. Data yang didapat adalah data dari tahun 1998-2003. Mengingat pada tahun 1997 terjadi krisis moneter maka bila digunakan akan bias hasilnya. Adapun variabel yang digunakan untuk menganalisa apakah terdapat indikasi terjadi praktik earnings management adalah variabel discretionary accrual, variabel cash compensation, variabel rasio dan variabel regresi. Pada akhir analisa dan pembahasan penulis juga berusahan memberikan saran yang berguna untuk memperbaiki praktik pemberian kompensasi manajemen dan untuk menambah acuan penelitian yang akan dilakukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Lovina Sismi
"Tujuan penelitian ini adalah meneliti faktor-faktor yang membentuk perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak atau book-tax different (BTD) dan menganalisis pengaruh BTD serta kepemilikan keluarga terhadap persistensi laba. Penelitian ini menggunakan data panel dengan populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan faktor pembentuk BTD mempengaruhi BTD secara signifikan. Uji persistensi laba menunjukkan bahwa BTD dengan besar dan/atau sumber yang berbeda memberikan pengaruh berbeda pula terhadap persistensi laba.
Penelitian ini dapat menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga mengurangi persistensi laba kecuali saat perusahaan memiliki nilai BTD besar dan negatif karena aktivitas manajemen laba dan pajak.

The aims of this study are to examine the factors affecting book-tax difference (BTD) and analyze the influence of BTD and family ownership to earning persistence. This research use panel data with population of listed company in Indonesia Stock Exchange. The result shows significant correlation for all factors affecting BTD to BTD. Earning persistence test shows that both different value and/or sources in BTD give different implications to earning persistence.
This research also find evidence that family ownership significantly influence the persistence of earning exclude when the value of BTD is large negative-coming from earning management and tax avoidance activity."
2013
S54447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asraf
"ABSTRAK
Manajemen pendapatan merupakan salah satu implikasi dari fleksibilitas dalam penggunaaan kebijakan akuntansi. Manajemen pendapatan sendiri diperbolehkan dalam persiapan laporan keuangan, tetapi dalam tingkat tertentu, penggunaan manajement pendapatan menyebabkan pelaporan keuangan yang curang. Tesis ini akan membahas mengenai manajemen pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan Worldcom, mengidentifikasi apakah manajemen pendapatan yang mereka lakukan menjadikan laporan keuangan yang dilaporkan menjadi curang, dan mengidentifikasikan motif-motif dibalik manajemen pendapatan yang dilakukan perusahaan tersebut.

ABSTRACT
Earning management arising as one of the implications from flexibility in using accounting policy. Earning management itself is allowed in preparing the financial report, however on some extent, the use of earning management may lead to fraudulent financial reporting. This thesis will discuss the earning management done by WorldCom, identify whether the earning management they done lead to fraudulent financial report, and identify the possible motives behind the earning management done by the firm."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernardus Yuliarto Nugroho
"Corporate governance is a concept where management supervision takes place in the decision-making process, both in public and business organizations. This research reviews the effect of board characteristics (measured based on the independent board of directors, dual leadership/CEO duality, board size, managerial ownership, board composition /multiple directorships, board tenure, audit committee, and board interlock) on earning management in companies listed in the Indonesian Stock Exchange during the 2004-2008 period. To identify earning management, the researcher uses the Jones model (1991) as modified by Dechow and Sloan (1996) to separate non-discretionary accrual (NDAC) components from discretionary accrual components (DAC) in the total accrual.
The research shows that earning management takes place in companies listed in the Indonesian Stock Exchange during the 2004-2008 period, be they companies in general, manufacturers, non-manufacturers, and companies that use audit committee services. It is discovered that the independent board of directors, board size, managerial ownership, board composition/multiple directorships, board tenure, and audit committee do not affect earning management practices in the above companies; only dual leadership/CEO duality affects the earning management practices."
2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Kusumajati
"Perusahaan berada dalam satu kondisi sulit keuangan atau ekonomi maka manajemen perusahaan akan melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi kondisi tersebut. Manajemen laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan korektif untuk menyelamatkan perusahaan dari dampak buruk lainnya pada saat kondisi perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Pada tahun 2013, mata uang Rupiah mengalami tingkat depresiasi terhadap dollar yang tinggi dan tingkat inflasi di Indonesia mencapai 8.39 persen. Sampai di tahun 2020, Indonesia dihadapkan dengan krisis akibat pandemi Covid-19 yang memicu ketidakpastian kondisi ekonomi Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh kondisi kesulitan keuangan perusahaan di Indonesia terhadap aktivitas manajemen laba. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh kondisi kesulitan keuanga perusahaan terhadap aktivitas manajemen laba pada perusahaan non-keuangan di Indonesia periode 2013-2020. Pada perusahaan non-keuangan di Indonesia yang memiliki modal kerja negatif memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas manajemen laba akrual dibandingkan manajemen laba riil.

Companies can experience financial distress due to internal and external factors. When the company is in difficulties because of economic conditions, the company's management will take action to overcome these conditions. Earnings management can be a corrective action to save the company from other adverse effects when the company is experiencing financial distress. In 2013, the Rupiah experienced a high rate of depreciation against the US dollar, and the inflation rate in Indonesia reached 8.39 percent. Then in 2020, Indonesia faces a crisis due to the pandemic that triggers uncertainty in Indonesia's economic conditions. The purpose of this study was to determine how the influence of the financial distress on earnings management of companies in Indonesia. This research method uses a quantitative approach. The results of the study indicate that there is an effect of the company's financial distress on earnings management activities in non-financial companies in Indonesia for the 2013-2020 period. Non-financial companies in Indonesia with negative working capital tend to carry out earnings management activities with the accrual approach compared to the real earnings management method."
Depok: Fakultas ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setyaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh efektivitas Dewan Komisaris terhadap praktikReal Earning Management (REM) melalui aktivitas manipulasi penjualan, overproduksi, pengurangan biaya diskresioner, serta pengaruh efektivitas Dewan Komisaris terhadap keseluruhan metode yang diukur secara agregat melaluiindeks REM.Penelitian ini mengambil sampel perusahaan non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2009 dan 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Dewan Komisaris tidak dapat membatasi REM yang dilakukan melalui aktivitas manipulasi penjualan, overproduksi, pengurangan biaya diskresioner, maupun terhadap indeks REM. Hal ini menunjukkan bahwamekanisme Corporate Governance yang diperankan Dewan Komisaris di Indonesia belum cukup efektif untuk dapat mengendalikan dan mengawasi aktivitas REM.

The aims of this research are to investigate the effect of Board of Directors?(BoD) effectiveness toward Real Earning Management (REM) through sales manipulation, overproduction, and a reduction in discretionary expenses. Furthermore, it also examines the impact of the effectiveness of the BoD on overall methods which are aggregately measured through the REM Index. Samples used in this research are non-financial companies which are listed on the Indonesian Stock Exchange in the year of 2009 and 2010.The result shows that the effectiveness of the BoD can neither limit the REM which is conducted through activities including sales manipulation, overproduction, a reduction in discretionary expenses nor control the REM index. This shows that the Corporate Governance mechanism proxied by the BoD is not effective enough for controlling and monitoring the REM activities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazwirman
"Investasi pasar modal memberikan earning yang lebih tinggi dibandingkan dengan menyimpan uang di bank misalnya dalam bentuk deposito yang rata-rata hanya 6 persen pertahun. Namun demikian investor harus juga jeli dalam menganalisis dalam pembelian sahamnya. Dengan menggunakan salah satu teknik analisis saham metode Price Earning Ratio (PER), maka investor akan mudah mendapatkan mengenai saham mana yang harus mereka beli. Metode Price Earning Ratio dalam menganalisis saham perusahaan industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
menggunakan tiga alternatif (k*= 11%, k*=16%, dan k*=21%). Dari 15 perusahaan yang listing hanya ada 6 perusahaan yang konsisten memberikan deviden kepada investornya setiap tahun. Saham perusahaan yang layak dibeli hanya saham satu perusahaan karena pada tiga alternatif tersebut PER < PER* yang berarti tingkat earning dari saham tersebut lebih tinggi dari 11%, 16% atau 21 % dan harga dari saham tersebut murah. Saham perusahaan yang lain tidak layak dibeli ada 5 perusahaan, tetapi layak untuk dijual oleh investor, karena pada tiga alternatif tersebut PER > PER* yang berarti tingkat keuntungan dari saham tersebut lebih kecil dari 11%, 16% atau 21%.

Abstract
Stock exchange investment gives return more than saving money in bank. For instance, in form of a deposit with average of 6 % per annum. But investor must be analyze carefully in buying shares.
Using one analytical share techniques, the price earning ratio (PER) method. Investor will easily know which share they should buy. Price earning ratio method in analyzing the share of food and beverage company in Indonesian stock exchange use three alternative
(k*= 11%, k*=16% and k*=21%). From 15 company on listing, only 6 companies give dividend to investor every year.
Company share to buy only one share company, because for three alternative PER < PER* so the return from the share
to more than 11%, 6% or 21% and price from the share is cheap. There are share 5 companies that are not good to buy,
but good to sell to investor, because three alternative PER>PER* meaning advantage from share smaller than 11%, 6% or 21%."
Bina Sarana Informatika, 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Satmoko
"Penelitian ini menyangkut tentang penilaian harga saham yang berdasarkan pada analisis fundamental dengan pendekatan PER. Model yang digunakan tetap mengacu pada multiple regression model yang dipergunakan para peneliti sebelumnya, baik yang dilakukan di dalam maupun luar negeri.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan faktor penentu harga saham blue chip atau saham dari perusahaan besar, well establihed and mature. Sejalan dengan itu, maka penelitian ini menggunakan sampel saham perusahaan-perusahaan dengan peringkat berdasarkan nilai penjualan terbesar yang dapat dianggap sebagai saham blue chip. Penggunan sampel perusahaan dengan nilai penjualan terbesar, dianggap bahwa perusahaan yang mencapai penjualan besar merupakan perusahaan yang besar, well estabished and mature. Dengan penggunaan sampel tesebut, maka hasil yang dicapai dalam peneltian ini kurang cocok untuk diaplikasikan pada perusahaan yang nilai penjualannya relatif sedang atau kecil. Tujuan penelitian ini kemudian dirinci, untuk mengetahui: (1) apakah earnings growth rate, dividend payout ratio dan proksi risiko (earning instability atau financial Leverage) mempengaruhi besarnya PER; (2) variabel manakah di antara earnings instability dan financial leverage yang paling berpengaruh dan lebih mampu menjelaskan variabilitas PER; (3) apakah pertgaruh masing-rnasing variabel eksplanatori tersebut tetap konsisten dari tahun ke tahun.
Hasil analisis dari tahun 1992-1995 menunjukkan bahwa hasil model persamaan regresi secara keseluruhan mempunyai nilai F -test yang signifikan untuk 5 (lima) versi model (modl-94, modl-95, mod2-93, mod2-94 serta mod2-95), sedangkan pada periode observasi tahun 1992 model tidak signifikan (modl-92 dan mod2-92). Secara parsial berdasarkan hasil t-test, variabel earnings growth rate menunjukkan signifikan pada periode observasi tahun 1994 (modl-94 dan mod2-94), variabel dividend payout ratio menunjukkan signitikasi pada periode observasi tahun 1993-1995 (mod2-93, modl-94 dan modl-95), sedangkan variabel pengganti risiko menunjukkan signifikasi pada observasi tahun 1992 dan 1995 (modl-92, mod2-92 dan mod2-95).
Berdasarkan pemilihan model persamaan regresi antar proksi risiko (earnings instability atau financial leverage), menunjukkan bahwa faktor financial leverage lebih mampu menjelaskan variabilitas PER dibanding dengan faktor earnings Instability, di samping itu terdapat keterkaitan hubungan yang signifikan berdasar uji koefisien korelasi parsial antara PER dengan financial leverage pada periode observasi tahun 1992-1995. Dengan menganggap model hasil persamaan regresi yang dipilih mampu menjelaskan variabilitas PER, maka dapat diketahui faktor yang mendominasi pengaruh terhadap variabilitas PER berdasarkan nilai koefsien beta. Pada umumnya faktor deviden payout ratio merupakan faktor yang dominan dari tahun observasi 1993-1995, sedangkan dominasi pengaruh pada periode observasi tahun 1992 ada pada variabel financial leverage.
Bertolak dari hasil penelitian, maka dapat diketahui besamya PER rata-rata dengan anggapan bahwa faktor eksplanatori konstan (=0), yaitu 13,06 kali (1992-FL), 28,04 kali (1993-FL), 17,18 kali (1994-FL) dan 7,36 kali (1995-DevEG). Dengan keadaan ini himbauan Bapepam yang menetapkan batas PER tidak boleh melebihi 15 kali kiranya perlu ditinjau kembali.
Akhirnya, dengan menggunakan analisis PER dapat diketahui saham-saham yang kemahalan (overprice) dan yang kemurahan (underprice), dengan membandingkan PER aktual dan PER hasil regresi. Dengan mempertimbangkan frekuensi perdagangan saham, maka dapat diketahui saham-saham mana yang cocok untuk pemodal sejati maupun pemodal pedagang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>