Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chiara Amelia Sunarto Putri
"Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) adalah bentuk pembelajaran yang berusaha membuat mahasiswa untuk tidak hanya berkutat di ruang kelas, melainkan di masyarakat. Salah satu program yang diinisiasi langsung sebagai program kolaboratif belajar adalah Desa Cemara milik Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Program ini dilakukan di Desa Cikubang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dengan sasaran yang difokuskan pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dilihat oleh penulis memiliki potensi ekonomi yang besar. Makalah ilmiah ini berisi refleksi penulis sebagai seorang mahasiswa magang untuk dapat menjadi pendamping masyarakat dalam mencapai tujuan Bappenas tersebut melalui kerangka perspektif studi fasilitasi antropologis, khususnya antropologi terapan. Hal ini kemudian saya implementasikan ke dalam peran saya sebagai seorang fasilitator guna melakukan pendampingan pada masyarakat Desa Cikubang, terutama dalam menjalankan program intervensi. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah autoetnografi dan refleksi pengalaman diri penulis sehingga sangat mungkin terdapat limitasi data di dalamnya.

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) is a form of learning that seeks to make students not only dwell in the classroom but also society. One of the programs initiated directly as a collaborative learning program is Desa Cemara, owned by the Ministry of National Development Planning/Bappenas, which aims to accelerate poverty reduction in Indonesia. Desa Cemara carried out this program in Cikubang Village, Tasikmalaya Regency, West Java, to focus on Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs), which the author sees as having great economic potential. This scientific paper contains the author's reflections as an apprentice student to assist the community in achieving the goals of Bappenas through anthropological facilitation studies, especially applied anthropology. I then implemented this into my role as a facilitator to assist the people of Cikubang Village, especially in carrying out intervention programs. The method used in writing this paper is autoethnography and reflection of the author's own experiences, so there may be data limitations."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilhafa Qoima
"Skripsi ini membahas tentang analisis pola hubungan faktor demografi, kebutuhan korban gempa, tingkat trauma dan tingkat keinginan bangkit dari korban gempa Palu September 2018. Pengujian dilakukan dengan metode analisis jalur. dari Partial Least Squares (PLS) dengan variabel moderator. Tingkat trauma korban gempa mempengaruhi keinginan mereka untuk bangkit. Semakin tinggi tingkat trauma korban gempa, maka semakin tinggi pula keinginan korban gempa untuk bangkit. Jenis kelamin dan kebutuhan korban akan makanan (makanan dan minuman) serta barang-barang rumah tangga mempengaruhi tingkat trauma. Wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami trauma dibandingkan pria. Korban yang merasa membutuhkan peralatan rumah tangga untuk menghadapi kondisi pascabencana memiliki tingkat trauma yang lebih rendah dibandingkan dengan korban yang tidak membutuhkan peralatan rumah tangga. Di sisi lain, korban yang membutuhkan makan dan minum memiliki tingkat trauma yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang merasa tidak membutuhkan. Perlunya pendampingan masyarakat mempengaruhi tingkat keinginan untuk bangkit dari korban gempa dan kebutuhan pendampingan pemerintah berperan sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi kekuatan dan hubungan antara tingkat trauma dan tingkat keinginan untuk bangkit dari korban gempa Palu. gempa bumi September 2018.

This thesis discusses the analysis of the relationship pattern of demographic factors, the needs of earthquake victims, the level of trauma and the level of desire to rise from the victims of the Palu earthquake of September 2018. The test was carried out using the path analysis method. from Partial Least Squares (PLS) with moderator variables. The trauma level of the earthquake victims affected their desire to rise. The higher the trauma level of the earthquake victims, the higher the desire of the earthquake victims to get up. The victim's gender and needs for food (food and drink) and household items affect the level of trauma. Women are more likely to experience trauma than men. Victims who felt they needed household equipment to deal with post-disaster conditions had a lower trauma rate than victims who did not need household appliances. On the other hand, victims who needed to eat and drink had a higher level of trauma than those who felt they did not. The need for community assistance affects the level of desire to rise from earthquake victims and the need for government assistance acts as a moderating variable that affects the strength and relationship between the level of trauma and the level of desire to rise from the Palu earthquake victims. the September 2018 earthquake."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library