Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handriatno Waseso
"Penelitian ini hendak menerangkan hubungan antara orientasi religius dengan sikap terhadap konservasi alam. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan tentang apakah halhal religius di masa kini memiliki makna fungsional dalam menjawab persoalanpersoalan jaman modem. Pertanyaan tersebut menggugah peneliti untuk mempersoalkan arti agama dalam kaitannya dengan kehidupan masa kini. Tema yang diangkat di sini adalah mengenai lingkungan hidup atau ekologi. Tema ini menjadi penting mengingat kondisi alam yang semakin hari semakin banyak mengalami kerusakan di sana-sini. Sementara ketergantungan manusia terhadap alam sulit dihilangkan karena bagaimana pun manusia adalah bagian dari proses evolusi alam (Wackemagel, 1997).
Dengan latar belakan yang demikian, dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah ada hubungan antara orientasi intrinsik dalam beragama dengan sikap terhadap konservasi alam? Dan (2) Apakah ada hubungan antara orientasi ekstrinsik dalam beragama dengan sikap terhadap konservasi alam? Untuk menjawab masalah tersebut diajukan hipotesa: (1) Ada korelasi yang signifikan antara orientasi intrinsik dalam beragama dengan sikap terhadap konservasi alam; dan (2) Ada korelasi yang signifikan antara orientasi ekstrinsik dalam beragama dengan sikap terhadap konservasi alam.
Masalah dalam penelitian ini dijawab dengan menggunakan pendekatan teori ekiektik humasnistik dari Gordon W. Allport (1950) dipadu dengan teori sikap dari Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962). Dari sisi metodeologi, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti hendak membuat generalisasi tentang hubungan kedua ide tersebut di atas (religiusitas dan sikap terhadap konservasi alam). Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah kuesioner skala sikap dan sebuah kuesioneryang diskala dengan metode paired comparison judgment (Guilford, 1954).Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi yang merupakan indeks untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (Guilford & Fruchter, 1978).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) orientasi religius intrinksik tidak berkorelasi dengan sikap terhadap konservasi alam; dan (2) orientasi ekstinksik berkorelasi positif dengan sikap terhadap konservasi alam. Hasil ini tidak sejalan dengan apa yang dikemukakan Allport Ketidaksesuaian ini dibahas dalam diskusi. Salah satu penjelasan tentang hal ini adalah rendahnya sosialisasi tentang pelestarian lingkungan dalam praktek ajaran agama. Hal lain yang berpengaruh terhadap hasil adalah restricted range karena sampel yang homogen menyebabkan skor-skor yang diperoleh tidak menghasilkan korelasi yang sejalan dengan teori Allport."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Suzanna Nitalessy
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji mengenai hubungan antara willingness io forgive dan
orcintasi religius, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan
diawali suatu dugaan bahwa forgiveness memiliki suatu hubungan tertentu dengan
religiusitas. Berbagai nilai luhur yang terkandung dalam forgiveness diduga
mempunyai hubungan dengan keyakinan keagamaan atau religiusitas yang dimiliki
seseorang.
Untuk mewujudnyatakan forgiveness diperlukan sebuah kesediaan atau
kesiapan, yang dalam penelitian ini disebut sebagai willingness io forgive. Tanpa
kesediaan atau kesiapan, tidak mungkin tercipta forgiveness yang sejati.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa, khususnya mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mahasiswa dinilai telah memiliki orientasi
religius yang cukup mantap, baik karena usia maupun tuntutan jenjang pendidikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat suatu hubungan yang unik
antara willingness to forgive dan orientasi religius pada mahasiswa. Ternyata
willingness to forgive tidak terlepas dari religiusitas, sesuai' dengan kerangka
pemikiran awal dalam penelitian ini."
2004
S3455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syaninta Alvi Andira
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara berpikir kritis dan orientasi religius. Berpikir kritis adalah penilaian yang bertujuan dan bersifat meregulasi diri untuk menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan beserta penjelasan dari pertimbangan yang jelas, konseptual, metodologis, kriteriologis, atau kontekstual berdasarkan penilaian tersebut (Facione, 1990).
Orientasi religius merupakan cara seseorang mempraktikkan atau hidup dengan keyakinan dan nilai agamanya (Allport & Ross, 1967). Pengukuran berpikir kritis menggunakan Tes Analog (Suleeman & Christia, 2016) dan pengukuran orientasi religius menggunakan alat ukur Religious Orientation Scale (ROS) versi revisi (Genia, 1993). Partisipan pada penelitian ini adalah 121 mahasiswa S1 Universitas Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara berpikir kritis dan orientasi religius, baik pada dimensi orientasi religius intrinsik maupun orientasi religius ekstrinsik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki gejala ini dengan memperluas penggunaan sampel penelitian, mengonstruksikan alat ukur orientasi religius dalam konteks Indonesia yang lebih baik, melakukan wawancara, dan memperhitungkan pengelompokkan agama pada partisipan penelitian.

This research was conducted to find the relationship between critical thinking and religious orientation. Critical thinking is purposeful, self-regulatory judgment which results in interpretation, analysis, evaluation, and inference, as well as explanation of the evidential, conceptual, methodological, criteriological, or contextual considerations upon which that judgment is based (Facione, 1990).
Religious orientation is the way in which a person practices or lives out his/her religious beliefs and values (Allport & Ross, 1967). Critical thinking was measured using Tes Analog (Suleeman & Christia, 2016) and religious orientation was measured using the revised version of Religious Orientation Scale (ROS) (Genia, 1993). The participants in this research were 121 undergraduate students of University of Indonesia.
The result shows that there is no significant correlation between critical thinking and religious orientation, whether it is intrinsic or extrinsic religious orientation. Further research is needed to investigate this phenomenon by expanding participants of the research, constructing religious orientation instrument in Indonesian's context, conducting interviews, and considering religious grouping on the participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2016
S63088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ince Siti Nurmala
"Ketika berbagai krisis dan bencana alam melanda negeri, masyarakat saling bahu-membahu mencoba meringankan beban secara bersama-sama. Sosok dokter yang tampil di tengah-tengah krisis, memberikan bantuan melalui keahlian yang dimiliki secara cuma-cuma, merupakan suatu fenomena tingkah laku prososial yang terjadi di masyarakat kita. Hal ini menjadi menarik, manakala seorang dokter dapat memperoleh keuntungan yang cukup lumayan dari pelayanan yang diberikannya, dengan menjadi relawan ia justru tidak hanya tidak mendapatkan bayaran, tetapi juga mengorbankan waktu dan tenaga. Bahkan tidak jarang, resiko keselamatan pun menjadi taruhan ketika ia harus memberikan bantuannya di tengahtengah kondisi perang maupun bencana alam di berbagai wilayah.
Berkaitan dengan fenomena tersebut, penelitian berikut berusaha memperoleh gambaran mengenai orientasi nilai sosial-suatu cara untuk menjelaskan kecenderungan individu terhadap pendistribusian hasil dalam suatu situasi yang secara sosial saling tergantung- dan orientasi religiussuatu arah atau cara mengenai bagaimana individu menjalani keyakinan dan nilai-nilai religius yang dianut-dari para relawan dokter. Dengan pendekatan kuantitatif, peneliti menggunakan kuesioner orientasi nilai sosial dan skala orientasi religius Allport-Ross sebagai alat ukur untuk subyek relawan dokter.
Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar subyek memiliki orientasi nilai sosial yang proself (kategori individualistik dan kompetitif) dan termasuk ke dalam tipe indiscrimimtely proreligious. Adapun dimensi orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik pada subyek yang prososial maupun proself berada pada rentang yang tidak berbeda jauh, dimana orientasi religius intrinsiknya termasuk sangat tinggi dan orientasi religius ekstrinsiknya termasuk tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2003
S3233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Evelina P.
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 1992
S2412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library