Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gita Anjani Saktiono
"Perilaku kewaspadaan pada kukang (Nycticebus javanicus) kandidat rilis sangatlah penting agar dapat mengetahui tanda-tanda keberadaan predator, sehingga dapat bertahan hidup setelah dilepasliarkan ke alam. Pemberian perlakuan berupa suara beberapa predator diharapkan dapat memicu perilaku kewaspadaan kukang kandidat rilis terhadap predator. Penelitian mengenai respons kukang jawa kandidat rilis terhadap suara elang brontok (Nisaetus cirrhatus) dan ular sanca (Phyton molurus) telah dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan respons dan pengaruh suara predator terhadap perilaku kewaspadaan kukang jawa kandidat rilis menggunakan suara dari elang brontok (Nisaetus cirrhatus) dan ular sanca (Phyton molurus). Penelitian dilakukan pada bulan bulan Mei – Juni 2020 selama tiga pekan, dengan empat hari pengamatan setiap pekan. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dengan interval waktu 10 (sepuluh) menit tanpa jeda dan ad libitum. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian kukang jawa kandidat rilis dan responsnya terhadap suara predator. Objek penelitian yaitu dua pasang kukang jawa dan dua individu kukang jawa yang berada di 4 kandang rehabilitasi terpisah. Hasil pengamatan menunjukkan respons kewaspadaan yang teramati adalah alert (secara aktif mengamati lingkungan), back away (berjalan mundur dengan mata tetap mengawasi sekitar.), freeze (diam tanpa gerakan selama beberapa detik), dan scanning (mengamati sekitar sambil berjalan mengelilingi kandang). Berdasarkan Uji Wilcoxon yang dilakukan pada α = 0,05 hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan antara perilaku praperlakuan dan pascaperlakuan suara predator. Hal tersebut diasumsikan karena suara predator kurang menyediakan stimulus yang dapat memengaruhi perubahan perilaku harian kukang jawa kandidat rilis pada praperlakuan dan pascaperlakuan secara signifikan.

Behavior of alertness in rehabilitant slow lorises (Nycticebus javanicus) is very important in order to know the signs of predators, so that they can survive after being released into the wild. It is hoped that the provision of treatment in the form of the sound of several predators can trigger the rehabilitant's alert behaviour towards predators. Research on the response of the rehabilitant javan slow loris to the sound of changeable hawk-eagle (Nisaetus cirrhatus) and phyton (Phyton molurus) have been carried out at the Indonesian Foundation for Natural Rehabilitation Initiation (YIARI), Bogor. This study aims to determine the differences in response and influence of predatory sounds on alert behaviour of rehabilitant javan slow lorises using sounds from changeable hawk-eagle (Nisaetus cirrhatus) and phyton (Phyton molurus). The study was conducted in May - June 2020 for three weeks, with four observation days each week. The method used is continuous scan sampling with time intervals of 10 minutes without pauses and ad libitum. Recording is carried out on the daily activities of the rehabilitant javan slow loris and the response against the sound of predators. The object of the study were two pairs of javan slow lorises and two individual javan slow lorises in 4 separate rehabilitation cages. The results of the observations show that the observed alertness responses are alert (actively observing the environment), back away (walking backwards with keeping an eye on the surroundings), Freeze (silence without movement for a few seconds), and scanning (observing the surroundings while walking around the cage). Based on the Wilcoxon test carried out at α = 0.05, the result is that there is no difference between pre-treatment and post-treatment of predatory sounds. This is assumed because the sound of predators less influences daily behaviour change of rehabilitant javan slow loris on pre-treatment and post-treatment significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Handoyo Jati
"Telah dilakukan penelitian mengenal preferensi komposisi pakan dan bentuk olahan pakan utama kukang Jawa (Nycticebus javanicus E. Geoffroy. 1812) tanpa gigi taring di kandang rehabilitasi Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Tujuan penelitian adalah mengetahui bentuk pakan yang sesuai dengan kondisi N. javanicus tanpa gigi taring di kandang rehabilitasi. Masing-masing individu berusia ± 2 tahun. Selama periode pengamatan, diamati preferensi komposisi dan bentuk olahan pakan utama antara 3 (tiga) N. javanicus. Pengamatan dilakukan setiap malam pukul 18.00-06.00 WIB pada bulan Februari-Maret 2008. Untuk pengamatan preferensi komposisi pakan, pakan yang diamati adalah pakan utama (pisang kepok), jambu, pepaya, susu, dan jangkrik, sedangkan untuk pengamatan bentuk olahan pakan, pakan yang diamati berupa pisang kepok yang diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada pisang kepok adalah: diberi utuh, dipotong besar (sekitar 2x2 cm), dipotong kecil (sekitar 5x5 mm), dan digerus. Selain pakan, pencatatan pola aktivitas dlakukan untuk mencegah data yang bias. Metode yang digunakan yaitu scan sampling dan ad libitum sampling dengan titik sampel berdurasi 5 menit tanpa jeda antar titik sampelnya. Data pengamatan pola aktivitas meliputi: makan (feeding), lokomosi, non-aktif, dan grooming. Terdapat perbedaan preferensi komposisi pakan antar individu N. javanicus. Preferensi pakan yang terbesar dari individu 1 adalah susu (66,15±33,27 gram). Individu 2 juga memiliki preferensi terbesar pada jenis pakan susu (92,3±19,56 gram), sedangkan individu 3 memilih jenis pakan utama (pisang) sebagai preferensi tertinggi (76,85 gram). Untuk bentuk olahan pakan utama, individu 1 memilih bentuk olahan 4 sebagai preferensi tertinggi (34,65±15,04 gram), individu 2 juga memilih bentuk olahan 4 sebagai preferensi tertinggi (17,45±21,51 gram), sedangkan individu 3 memilih bentuk olahan 2 sebagai preferensi tertinggi (34,8±15,66 gram). Preferensi yang terjadi kemungkinan diakibatkan oleh kondisi gigi yang tidak lengkap, tingkat kesehatan N. javanicus yang berbeda-beda pada tiap individu, dan tingkat adaptasi N. javanicus yang berbeda-beda terhadap kondisi kandang rehabilitasi. Perlu dilakukan penelitian berkala terhadap preferensi pakan untuk N. javanicus sampai proses adaptasi dalam kandang rehabilitasi selesai.
Kata kunci: Gigi taring: kandang rehabilitasi (captivity): Nycticebus javanicus, preferensi pakan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsenia Trinanda Haris
"Telah dilakukan penelitian mengenai pola aktivitas nokturnal dengan penekanan pada perilaku sosial pasangan pada kukang Jawa (Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812) di karantina Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Tujuan penelitian adalah mengetahui pola aktivitas nokturnal dan perilaku sosial pasangan kukang Jawa (Nycticebus javanicus) selama di kandang rehabilitasi. Data pengamatan diambil dari 3 (tiga) pasang kukang Jawa (PK1, PK2, PK3) dengan usia masing-masing individu ± 2,5 tahun. Pengamatan dilakukan setiap malam pukul 18.00--06.00 WIB selama bulan Februari--Maret 2008.
Metode yang digunakan yaitu gabungan metode scan sampling dan ad libitum sampling dengan titik sampel berdurasi 5 menit tanpa jeda antar titik sampelnya. Data pengamatan pola aktivitas meliputi: makan (feeding), aktif sendiri, non-aktif dan interaksi sosial. Perilaku sosial dalam pasangan meliputi: Agresi, vokalisasi, mendekat (approach), mengikuti (follow), kontak (contact), eksplorasi sosial (social explore), bermain (social play), saling menelisik (allogrooming), saling menelisik dengan posisi terbalik (Inverted Embrace), menaiki tubuh pasangan (mount) dan kopulasi.
Terdapat perbedaan persentase antara pola aktivitas jantan dan betina dalam pasangan. Aktivitas aktif sendiri mengambil porsi terbesar selama masa aktif individu jantan, diikuti oleh aktivitas non-aktif, feeding, dan interaksi sosial secara berturutan. Aktivitas non-aktif mempunyai porsi terbesar selama masa aktif betina, diikuti oleh aktivitas aktif sendiri, feeding dan interaksi sosial secara berturutan. Perilaku sosial pasangan pada ketiga pasang kukang Jawa juga memiliki perbedaan. Aktivitas vokalisasi, mendekat, mengikuti, kontak, social explore dan allo-groom dijumpai pada semua pasangan, sedangkan aktivitas agresi hanya ditemukan pada PK3 dan inverted embrace hanya ditemukan pada PK2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library