Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichwan Satrio Dwi B
Abstrak :
ABSTRAK
Metode yang digunakan untuk menekan keberadaan multipel cukup banyak, tetapi terkadang masih sangat sulit untuk memisahkan multipel dengan sinyal primer, khususnya pada kasus laut dalam. Berbeda dengan metode atenuasi multipel yang lain, surface related multiple elimination (SRME) merupakan metode yang menggunakan algoritma untuk memprediksi multipel permukaan, dan tidak membutuhkan informasi mengenai bawah permukaan. Untuk mendapatkan prediksi multipel yang akurat, data seismik sebaiknya bebas dari noise dan memiliki kemenerusan reflektor yang baik. Salah satu metode untuk meningkatkan kualitas image dari data seismik adalah metode CRS. Pengolahan CRS memiliki kelebihan dalam menghasilkan rasio S/N yang lebih baik sehingga memudahkan dalam melakukan identifiksi event refleksi,baik itu sinyal primer maupun multipel. Pada penelitian ini, CRS gather yang dihasilkan dari metode CRS digunakan untuk membuat model multipel SRME. CRS gather dapat membantu mengidentifikasi multipel,karena sinyal primer dan multipel menjadi lebih jelas. Pada proses adaptive subtraction, CMP gather menjadi data masukan untuk disubtraksi dengan model mutipel dari CRS gather, sehingga data tersebut masih preserve. Hasil akhir pada penelitian ini menunjukan bahwa CRS gather dapat menghasilkan model multipel yang lebih akurat dibandingkan model multipel konvensional. Kombinasi metode CRS dan SRME sangat membantu dalam menekan keberadaan multipel khususnya pada data seismik laut dalam.
abstract
Many methods have actually been to suppress multiples but sometimes very difficult to discriminate from primaries, especially in case of deep water. Unlike other methods, surface related multiple elimination (SRME) is an algorithm that predicts all surface multiples and doesn?t rely on assumptions about the subsurface. To obtain an accurate prediction of multiples, the seismic data should be free of noise and has clean reflector continuity. One of method to improve imaging seismic data is CRS method. CRS processing provides advantage to a significantly better signal to noise ratio that makes it easier the identification of reflection events, both primaries and multiples. In this study, CRS gather which generated from CRS method that used to make SRME multiple models. CRS gather can help to identify multiple, because primaries and multiples become more pronounced. In adaptive subtraction process, original CMP gather become input data to be subtracted with multiple model from CRS gather and it means that the data is preserved. In final result, CRS gather could make multiples model in more accurate and be easily identified than previous multiple model of prior method. Combination CRS method and SRME was very useful to suppressed multiples especially in the deep water area.
Universitas Indonesia, 2012
S42784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pahala Batara P. P.
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tugas skripsi ini dibuat simulasi Modern π/4 DQPSK adengan teknik perbaikan kesalahan CRC, Konvolusi, dan Interleaver. Modem dengan teknik tersebut digunakan oleh DAMPS. Simulasi dibuat untuk mengetahui unjuk kerja transmisi modern. Simulasi dibuat pada komputer pribadi dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland C++. Hasil simulasi adalah grafik karateristik BER vs SNR untuk berbagai kombinasi penyandian.
1996
S38766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Rachmaputra
Abstrak :
ABSTRAK
Model kecepatan adalah parameter yang paling penting untuk Pre-Stack Depth Migration (PSDM). Pemodelan kecepatan menggunakan inversi tomografi refleksi adalah metode untuk mendapatkan kecepatan interval. Proses ini menggunakan atribut kinematik wavefield yang diperoleh dari CRS. Dengan metode ini, kualitas gambar penampang bawah permukaan yang diperoleh dari proses PSDM akan meningkat.

Dalam studi ini, Data sesimik laut 2D diterapkan menggunakan metode ini. Input utama untuk inversi ini adalah atribut RNIP, atribut emergence angel, dan hasil picking yang diperoleh dari proses ZO CRS stack. Dari proses tersebut, kita dapat mengetahui waktu tempuh sinar normal, turunan spasial kedua waktu tempuh, turunan spasial pertama waktu tempuh, dan koordinat spasial kemunculan sinar. Keempat paarameter tersebut menjadi data observasi untuk proses inversi tomografi. Di dalam proses inversi ini, kita dapat menghitung data forward model dan model kecepatan akhir yang didapatkan setelah nilai misfit mencapai minimum. Metode ini memiliki keluaran berupa informasi model kecepatan makro dalam satuan kedalaman. Menggunakan metode CRS stack memperlihatkan informasi lebih rinci tentang struktur geologi bawah permukaan dibandingkan penampang hasil proses konvensional. Secara mudah menyederhanakan dan mempercepat proses picking dan memungkinkan untuk mendapatkan model kecepatan dalam situasi S/N rasio rendah atau struktur yang kompleks, untuk mengidentifikasi event refleksi yang menerus pada seismik. _hr> ABSTRACT
Velocity model is the most important parameter for Pre Stack Depth Migration (PSDM). Velocity modeling using reflection tomography inversion is one of the methods to get interval velocity . This process uses kinematic wavefield attributes obtained from CRS stack method. By applying this method, the quality of subsurface image obtained from PSDM will be increased.

In this study, marine data 2D is applied using this methods. The main input for this inversion is RNIP attribute, emerge angle attribute, and picking of ZO samples that obtained from ZO CRS-stack method. From that process, we can find normal ray traveltime, second spatial traveltime derivatives, first spatial traveltime derivatives, and spatial coordinate. Those all parameter become observed data for tomography inversion process. During the process we have calculate the forward modeling data, final velocity model is resulted after misfit calculated reach minimum value. Output from this methods is the macro velocity model information defined in depth unit. Using this method CRS stack shows more detailed information on subsurface geological structure than old section stack. besides that, significantly simplifies and speeds up the picking process and allows to obtain a velocity model even in situations in low S/N ratio or complex reflector structure, to identify reflection event continuously across the seismic section.
Universitas Indonesia, 2011
S1460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihole, Bobby Mazmur
Abstrak :
ABSTRAK
Metoda Common-Reflection-Surface (CRS) Stack merupakan metoda baru dalam pemrosesan data seismik yang banyak digunakan dalam industri migas saat ini. Metoda ini memberikan informasi yang lebih detail terhadap kondisi lokal reflektor yang direpresentasikan melalui parameter emergence angle (α), jari-jari kelengkungan gelombang NIP (Rnip), dan jari-jari kelengkungan gelombang normal (Rn). Analisa kecepatan adalah upaya untuk memprediksi kecepatan gelombang seismik sampai kedalaman tertentu. Analisa kecepatan dilakukan didalam proses pengolahan data seismik pada data CMP (Common Mid Point) gather. Pada penelitian ini dilakukan pemrosesan data seismik dengan metoda konvensional dan Partial CRS Stack terhadap menggunakan data 2D seismik laut. Pemilihan parameter secara iterasi untuk mendapatkan tiga parameter α , RN, RNIP secara optimum. Parameter tersebut merupakan parameter atribut wavefield. Pada penelitian pengolahan data seismik 2D dengan menggunakan metode CRS-Stack terbukti lebih unggul dibandingkan metode konvensional. Metode tersebut dalam menghasilkan penampang seismik dengan rasio sinyal terhadap noise yang lebih tinggi. Pada zona target di penampang hasil CRS dapat memunculkan fitur-fitur reflektor yang sebelumnya tidak terlihat di penampang konvensional. Fitur-fitur tersebut merupakan real data yang menginformasikan kondisi geologi. Pemilihan rentang apertur yang tepat merupakan kunci untuk mendapatkan penampang stack yang optimal, validasi rentang apertur ini dapat dilakukan dengan menggunakan penampang rasio apertur terhadap zona Fresnel
ABSTRACT
Common-Reflection-Surface (CRS) method stack is a new method in seismic data processing, which is mostly used in oil and gas industry today. This method give us detail information about local reflector condition which is represented by through emergence angle (α), the radius of curvature Rnip of the NIP wave, and the radius of curvature RN of the normal wave. Velocity analysis is an attempt to predict velocity of seismic wave at certain depths. This analysis was applied for CMP (Common Mid Point) gather dataset. In this study, we conducted the process with conventional and Partial CRS Stack for 2D seismic marine data. The selection of iteration parameter to get 3 parameters such as α , RN, RNIP with optimum value. This Parameters are wave field attribute parameter. In this study the 2D of seismic data had been processed using CRS-Stack method and given the better result than the data processed by conventional method. CRS Method produced high s/n ratio seismic data. At target zone in the CRS seismic section shown some features of reflector, which was not seen in the conventional data seismic previously. The reflectors are the real data that given additional information about subsurface condition. Selection of range aperture and the exact value is a key to get optimal result, the validation of this result with comparing stack section with Fresnel zone.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Santoso
Abstrak :
Common reflection surface (CRS) merupakan metode baru yang digunakan untuk menentukan ZO section pada kumpulan data seismik refleksi. Jika metode stacking konvensional membutuhkan model kecepatan untuk memberikan hasil yang tepat, CRS stack tidak bergantung pada model kecepatan tersebut. Perbedaan metode tersebut akan diuji untuk target reservoir yang memiliki ketebalan tipis dan dalam, pengujian dilakukan dengan membandingkan attribute intercept, gradient dan scaled poisson ratio pada data seismik. Sehingga diketahui metode manakah yang lebih baik dalam mengatasi permasalahan tersebut dan menjadi rekomendasi dalam pengolahan data seismic selanjutnya.
Common reflection surface (CRS) stack offer a new method to obtain ZO section for multi-coverage reflection data. Whereas conventional imaging method require a macrovelocity model to yield appropriate results, CRS stack does not depend on macro-velocity model. The difference of these methods will be tested for the target reservoir has a thin thickness and deep, testing done by comparing the attribute intercept, gradient and scaled poisson ratio on seismic data. So we can know what methods which is better in overcoming these problems and become a recommendation in the next seismic data processing.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29175
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Andre Setiawan
Abstrak :
Masa transisi menjadi orang tua membuat ibu memiliki efikasi diri yang rendah mengenai cara pengasuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran coparenting orang tua-kakek-nenek di Indonesia dan mencari tahu hubungan antara coparenting orang tua-kakek-nenek dan maternal self-efficacy pada ibu emerging adult. Coparenting orang tua-kakek-nenek diukur dengan Coparenting Relationship Scale (CRS; Feinberg, Brown, & Kan, 2012). Sementara itu, maternal self-efficacy diukur dengan Self-Efficacy for Parenting Task Index-Toddler Scale Short Form (SEPTI-TS SF; Van Rijen, Gasanova, Boonstra, & Huijding, 2014). Partisipan penelitian adalah 142 ibu emerging adult yang berusia 19-25 tahun. Mereka adalah ibu yang baru pertama kali memiliki anak usia batita dan melakukan coparenting bersama kakek-nenek. Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu emerging adult dapat membangun hubungan coparenting yang baik dengan kakek-nenek. Semakin baik hubungan coparenting antara ibu dan kakek-nenek, maka semakin baik maternal self-efficacy ibu emerging adult.
Transition to parenthood makes mothers have low self-efficacy in their parenting. This study conducted to obtain the description of parent-grandparent coparenting in Indonesia and the relationship between parent-grandparent coparenting and maternal self-efficacy in emerging adult mothers. Parent-grandparent coparenting measured by Coparenting Relationship Scale (CRS; Feinberg, Brown, & Kan, 2012), and maternal self-efficacy measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index-Toddler Scale Short Form (SEPTI-TS SF; Van Rijen, Gasanova, Boonstra, & Huijding, 2014). Participants in this study were 142 emerging adult mothers aged 19-25 years old. They were first-time mothers of a toddler who did coparenting with grandparents. The result showed that emerging adult mothers could build a good relationship with grandparents during coparenting. High levels of parent-grandparent coparenting associated with higher levels of maternal self-efficacy in emerging adult mothers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library