Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Aini Rahma
Abstrak :
Peningkatan penggunaan akan energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi alasan dalam perkembangan penelitian mengenai sistem penyimpan energi. Kepadatan daya dan energi menjadi salah satu faktor penentu pemilihan jenis sistem penyimpan energi. Kapasitor lithium ion (KLI) menjadi salah satu alternatif untuk menjawab kekurangan kepadatan daya pada baterai lithium ion (BLI) dan kepadatan energi pada superkapasitor. Nilai kapasitansi sebuah KLI dipengaruhi oleh karakteristik material katoda berupa luas spesifik permukaan, pori, dan kandungan unsur pada karbon aktif. Penelitian dan pengembangan karbon aktif berbasis biomassa sebagai material elektroda KLI telah menarik banyak perhatian dari para peneliti karena sumber daya biomassa yang melimpah, termasuk limbah tongkol jagung. Urgensi untuk menemukan alternatif karbon yang berbahan murah dan sederhana dapat diperoleh dengan mensintesis limbah tongkol jagung yang berlimpah dan cocok dengan sifat karbon. Penggunaan agen aktivator kimia selama proses aktivasi sangat penting untuk menghasilkan karbon aktif yang diinginkan, termasuk luas permukaan yang tinggi dan daya konduksi listrik yang baik. Di antara berbagai agen kimia, KOH dan ZnCl2 telah banyak digunakan mensintesis karbon aktif. Pada penelitian ini, karbon aktif berbahan tongkol jagung dengan variasi agen aktivator KOH dan ZnCl2 serta variasi rasio karbon dengan agen aktivator disintesis sebagai material katoda KLI dan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja KLI. Scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), Brunauer-Emmett-Teller (BET), serta Raman spectra digunakan untuk mengkarakterisasi karbon aktif. Hasil pengujian menunjukkan semua sampel memiliki pori berukuran mikro yang merata serta kandungan unsur karbon di atas 80%. Pori dengan ukuran terkecil terlihat pada sampel CACK12 dengan ukuran 0.2 µm. Luas permukaan karbon aktif berbahan tongkol jagung yang didapat baik dari agen aktivator KOH dan ZnCl2 dengan variasi karbon dan agen aktivator 1:3 (CACK13 dan CACZ13) tidak jauh berbeda yaitu: di kisaran nilai 800 m2/g. Kristalit yang terbentuk pada CACK dan CACZ berupa karbon amorf yang padat. Sampel karbon aktif yang dibuat selanjutnya disintesis menjadi katoda KLI dengan LTO sebagai material anodanya. Pengujian elektrokimia dilakukan melalui cyclic-voltammetry (CV) dan charge discharge (CD). Dari hasil pengujian didapat nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada KLI-K3 dengan nilai 28,04 F/g dengan energi spesifik112,14 Wh/kg dan daya spesifik 1032.69 W/kg.
The enhancement of renewable energy use which is environmentally friendly is the reason in the development of research on energy storage systems. Power and energy density is one of the determining factors in choosing the type of energy storage system. Lithium ion capacitors (LIC) are an alternative to answer the lack of power density in lithium ion batteries (LIB) and energy density in supercapacitors. The capacitance value of a LIC is influenced by the characteristics of the cathode material such as specific surface area, pore, and elemental content in activated carbon. The research and development of biomass-based activated carbon as a LIC electrode material has attracted much attention from researchers because of its abundant biomass resources, including corncob waste. The urgency to find carbon alternatives that are cheap and simple can be obtained by synthesizing corn cobs waste that is abundant and suitable with carbon properties. The use of chemical activator agents during the activation process is very important to produce the desired activated carbon, including high surface area and good electrical conductivity. Among various chemical agents, KOH and ZnCl2 have been widely used to synthesize activated carbon. In this study, activated carbon made from corncob with variations of activator agents KOH and ZnCl2 and variations in the ratio of carbon with activator agents were synthesized as LIC cathode material and analyzed for their effect on LIC performance. Scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), Brunauer-Emmett-Teller (BET), and Raman spectra are used to characterize activated carbon. The test results show all samples have a uniform micro-sized pore and carbon element content above 80%. The surface area of activated carbon made from corn cobs obtained from both KOH and ZnCl2 activator agents with carbon variations and 1: 3 activator agents (CACK13 and CACZ13) is not much different, namely: in the range of 800 m2 / g. The crystallites formed in CACK and CACZ are solid amorphous carbon. The activated carbon samples were then synthesized into KLI cathodes with LTO as the anode material. Electrochemical testing is done through cyclic-voltammetry (CV) and charge discharge (CD). From CV result KLI-K3 has the biggest specific capacitance 28,04 F/g with specific energy 112,14 Wh/kg and specific power 1032.69 W/kg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farandy Haris
Abstrak :
Limbah ampas kopi dipilih menjadi adsorben pada rekayasa masker dalam menyerap gas CO karena memiliki kadar lignoselulosa yang baik serta produksi yang tinggi mencapai 748 ribu ton per tahun atau 6,6% dari produksi dunia. Metode aktivasi limbah ampas kopi dilakukan dengan melalui aktivasi fisika menggunakan CO2 pada suhu 600 0C, aktivasi kimia dengan ZnCl 2 pada suhu 100 0C, dan kombinasi keduanya. Setelah terbentuk, akan dilakukan metode dip coating untuk melapisi karbon aktif pada permukaan masker dengan menambahkan senyawa TEOS. Karakterisasi yang digunakan SEM, EDX, dan uji Bilangan Iod untuk mengetahui topografi karbon aktif dan luas permukaan hasil aktivasi. Selanjutnya kapasitas adsorpsi karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO dan udara selama satu jam dan diukur perbedaan konsentrasi masukan dan keluaran gas CO dengan gas analyzer. Melalui pengujian bilangan iod didapatkan luas permukaan terbaik dengan aktivasi kimia sebesar 432,60 mg/g atau setara dengan 405,68 m2/g. Untuk aktivasi fisika dan kimia fisika didapatkan luas permukaan sebesar 196,61 mg/g dan 259,47 mg/g. Pengujian kapasitas adsorpsi terbaik oleh aktivasi kimia dengan massa 6 gram mampu mengadsorpsi gas CO hingga 88,88% pada konsentrasi awal 250 ppm dan 77,31% pada konsentrasi awal CO 1.000 ppm.
Coffee grounds residue selected as adsorbent in engineering of anti-pollutan masks to adsorb CO gas since it contains good lignocellulostic structure and has large number of production until 748,000 tonne per year or about 6.6% from the world?s total production. The method used to activate coffee residue by using physical activation with CO2 on temperature 600 0C, chemical activation with ZnCl2 on temperature 100 0C, and also combination of both. After that, dip coating will be conducted to coat activated carbon on the surface layer of mask by adding TEOS compound. The characterization involves SEM, EDX, and Iod Number to observe the topography of activated carbon and surface area as result of activation. Then, adsorption capacity of activated carbon will be tested using compartment by flowing CO and atmosphere air during one hour and measure the concentration difference between input and output of CO by using gas analyzer. The best surface are through the testing of Iod Number is chemical activation by 432.60 mg/g equivalent with 405.68 m2/g. For physical activation and chemical physical activation are 196.61 mg/g and 259.47 mg/g. The testing of adsorption capacity shows the best result of chemical activation with 6 grams of activated carbon can adsorp 250 ppm CO until 88.88% and up to 77.31% with CO concentration 1,000 ppm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library