Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Nasikin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Harfian
"Pada penelitian ini dibuat katalis berbasis MnOx dengan zeolit alam Lampung (ZAL) sebagai penyangganya. Katalis ini berfungsi untuk mendekomposisi ozon dalam emisi gas buang industri yang menggunakan ozon. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ukuran dan %-loading nominal katalis. Ukuran katalis yang digunakan adalah 18-35 mesh, 35-60 mesh, dan 60-100 mesh. %-loading nominal yang digunakan adalah 0%-w, 1%-w, dan 2%-w. Katalis diaktivasi dengan pencucian menggunakan aquademin, HCl, NaOH, dan kalsinasi. Katalis dikarakterisasi menggunakan BET dan SEM-EDX.
Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ukuran katalis dan %-loading nominal MnOx mempengaruhi kinerja katalis dalam mendekomposisi ozon. Katalis MnOx/ZAL 1%-w dengan ukuran 60-100 mesh menghasilkan konversi ozon yang paling tinggi yaitu sebesar 74,5%. Didapatkan juga bahwa ZAL-lah yang memiliki peran utama dan dominan, dimana MnOx tidak memberikan pengaruh signifikan pada kinerja katalis dalam dekomposisi ozon.

This research make catalyst based on MnOx and Lampung natural zeolite as catalyst support, which serves to decompose ozone in industrial effluent gas which uses ozone. The varied variable is the size and %-nominal loading of the catalyst. The sizes are 18-35 mesh, 35-60 mesh, and 60-100 mesh. The %-nominal loadings are 0%-w, 1%-w, and 2%-w. The catalysts will be activated washed it using aquademin, HCl, NaOH, and calcination. The catalysts are characterized using BET and SEM-EDX.
This research concludes that size and nominal %-loading of catalysts affect their performance in decomposing ozone. MnOx/ZAL 1%-w with 60-100 mesh size catalyst gives the highest ozone conversion which is 74,5%. This research also give results that the most dominant or the main role in decomposing ozone is ZAL, where MnOx did not give any significant effect.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robin
"Proses adsorpsi amonia secara kontinyu yang telah berjalan selama lebih dari 3 tahun belum memberikan hasil yang memuaskan. Persoalan yang timbul adalah waktu adsorpsi yang terlalu cepat dan ketahanan fisik dan kimiawi dan zeolit yang hanya bisa diregenerasi sekali saja. Dari evaluasi diperoleh ternyata faktor yang paling dominan dalam proses adsorpsi ini adalah dengan memperhatikan proses regenerasinya. Proses adsorpsi yang telah berjalan selama ini ternyata kurang efektif proses regenerasinya.
Pengaruh berat unggun/laju alir (W/F) menunjukkan bahwa tinggi unggun 51 lebih baik dengan jatuh tekanan sekitar yang relatif kecil, yaitu 4 cmHg (5260 N/ml). Sedangkan untuk ukuran partikel yang lebih kecil, yaitu 30-20 mesh tidak menunjukkan adanya peningkatan kapasitas adsorpsi. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara partikel zeolit sehingga pada ukuran molekul yang lebih kecil menyebabkan penurunan luas pennukaan kontak efektif. Sedangkan untuk perlakuan secara kimiawi dengan larutan NaOH temyata tidak meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Hal ini dapat terjadi karena larutan NaOH dapat melarutkan pengotor-pengotornya yang terdapat pada zeolit, disamping itu juga kemungkinan adanya pengaruh ion Na+ terhadap mekanisme pertukaran kation, sehingga kapasitas tukar kationnya berkurang.
Dari penelitian ini diperoleh proses adsorpsi yang lebih baik adalah dengan menggunakan zeolit yang berukuran 20-10 mesh dengan perlakuan awal pemanasan pada suhu 15O°C selama 2 jam, pada tinggi unggun 51 cm dengan laju adsorpsi sebesar 0,3 ml/detik dan laju regenerasi sebesar 1,5 ml/detik selama 3 jam. Waktu efektif yang diperoleh untuk proses adsorpsi sampai memenuhi baku mutu adalah 153 menit pada adsorpsi tahap pertama dan penurunan yang tenjadi pada tahap adsorpsi berikutnya cukup kecil, sehingga diperoleh waktu rata-rata untuk mencapai baku mutu sekitar 114 menit.
Hasil yang diperoleh dari proses adsorpsi ini terdapat dua jenis limbah, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang berupa larutan amonia telah dijerap oleh zeolit sehingga effluentnya telah mencapai baku mutu. Sedangkan limbah padatan berupa zeolit sisa pakai dapat digunakan sebagai pupuk, karena dapat memberikan nutrisi nitrogen untuk pertumbuhan vegetatif tumbuhan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andrea Rizky Sabrina
"Penelitian adsorben untuk menghasilkan udara dengan kemurnian oksigen tinggi dilakukan menggunakan zeolit alam yang diimpregnasi tembaga oksida. Zeolit alam yang digunakan berasal dari Sidomulyo, South Lampung, Indonesia. Zeolit alam ini termasuk di dalam tipe klinoptilolit, yang biasanya juga disebut Zeolit Alam Lampung ZAL. Teknik pemurnian oksigen yang digunakan adalah Pressure Swing Adsorption PSA dengan tekanan operasi 4 bar. Beberapa variabel divariasikan untuk mendapatkan metode yang paling optimal untuk menghasilkan oksigen, seperti ukuran ZAL 18-100 mesh, persen loading CuO 0-1 -wt, dan konsentrasi asam sulfat 1-3 M. ZAL dikarakterisasi dengan metode BET, SEM-EDX, XRF, XRD, dan FTIR. Oksigen yang diproduksi dianalisis menggunakan GC.
Hasil menunjukkan bahwa ZAL dengan ukuran 60-100 mesh dan dipreparasi menggunakan asam sulfat 2 M mempunyai luas permukaan dan volume pori paling baik 64,374 m2/g dan 0,127 cm3/g. ZAL dengan ukuran 35-60 mesh dan dipreparasi menggunakan asam sulfat 1 M mempunyai hasil adsorpsi nitrogen yang paling optimum. Impregnasi oksida tembaga pada ZAL ditemui tidak menambah performa ZAL dalam menyerap nitrogen.

Investigation of an adsorbent to produce oxygen enriched air was carried out by using copper oxide CuO which is impregnated to natural zeolite. The natural zeolite used is from Sidomulyo, South Lampung, Indonesia. It is a clinoptilolite zeolite type, namely Zeolit Alam Lampung ZAL. Oxygen purification method applied is Pressure Swing Adsorption PSA technique with operating pressure of 4 bar. Several variables are varied to get the optimum method to produce the best quality of oxygen, such as size of ZAL 18 100 mesh , CuO loading percentage 0 1 wt, and the concentration of sulfuric acid 1 3 M. ZAL will be characterized using BET, SEM EDX, XRF, XRD, and FTIR methods. The oxygen produced will be analysed using GC method.
The result showed that ZAL with size 60 100 mesh and prepared using sulfuric acid of 2 M has the best surface area and pore volume to be impregnated, which is 64,374 m2 g dan 0,127 cm3 g, respectively. ZAL with size 35 60 mesh and prepared using sulfuric acid of 1 M has the most optimum trend of nitrogen adsorption. The impregnation of oxide of metal on the adsorbent is found not supporting the adsorbent itself to adsorb nitrogen better."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikolas Setiadi
"Limbah air lindi merupakan masalah global yang saat ini menjadi perhatian hampir di semua negara dan mendesak untuk diselesaikan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai tempat akhir pembuangan limbah padat menghasilkan air lindi akibat air yang meresap melewati timbunan sampah dan melarutkan materi-materi organik hasil dekomposisi biologis. Air lindi yang tidak terolah dapat meresap ke dalam tanah yang berpotensi bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan pencemaran. Permasalahan pada pengolahan limbah air lindi menggunakan teknologi canggih belum banyak dikembangkan. Teknologi Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozon merupakan salah satu teknologi canggih yang menawarkan solusi degradasi zat beracun dan pengolahan limbah yang lebih sederhana. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah dengan menambahkan filter Zeolit Alam Lampung (ZAL) yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengolahan. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) dengan filter Zeolit Alam Lampung (ZAL) dalam mendegradasi limbah air lindi. Sistem reaktor yang digunakan adalah Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) yang dirancang untuk menghasilkan ozon didalamnya sebagai oksidator kuat dalam mendegradasi limbah air lindi. Proses pengolahan limbah air lindi ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu preparasi, pengolahan dan analisis. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini antara lain penurunan COD, TDS, TSS, Nitrat dan BOD sebesar 87,34%, 42,42%, 100%, 76,09% dan 95,23%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ROPN ini mampu mendegradasi limbah air lindi secara baik.

Landfill leachate is a global problem that is currently a concern in almost all countries and urgently needs to be resolved. Landfills as the final place for solid waste disposal produce leachate as water percolates through waste piles and dissolves organic matter from biological decomposition. Untreated leachate can seep into the soil and potentially mix with groundwater, causing pollution. The problem of leachate treatment using advanced technology has not been widely developed. Ozone-based Advanced Oxidation Process (AOPs) technology is one of the advanced technologies that offers solutions for the degradation of toxic substances and simpler waste treatment. One of the developments carried out is by adding Lampung Natural Zeolite (ZAL) filters which are expected to increase processing efficiency. The development carried out in this study aims to determine the effectiveness of the Plasma Nanobubble Ozone Reactor (ROPN) system with Lampung Natural Zeolite (ZAL) filters in degrading leachate wastewater. The reactor system used is a Plasma Nanobubble Ozone Reactor (ROPN) designed to produce ozone in it as a strong oxidizer in degrading leachate wastewater. The leachate waste water treatment process is carried out in three stages, namely preparation, processing and analysis. The results obtained in this study include a decrease in COD, TDS, TSS, Nitrate, BOD by 87.34%, 42.42%, 100%, 76,09% and 95.23%. Based on the research results obtained, this ROPN is able to degrade leachate waste water well."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngalu, Vincentius Maruli
"Air merupakan salah satu unsur penunjang kehidupan yang keadaannya seringkali diabaikan. Seringkali terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh buangan limbah baik dari industri maupun rumah tangga. Pencemaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap manusia, terutama masalah kesehatan. Oleh karena itu periu diadakan pengolahan iimbah, baik dari industri maupun rumah tangga, agar tidak mencemari air. Beberapa parameter tercemamya air antara lain adalah kandungan amonia dalam air dan nilai COD dari air. COD mengukur jumlah senyawa organik dalam air. Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kanduugan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air. Sedangkan amonia pada kadar tertentu dapat membahayakan manusia.
Untuk mengatasi hal di atas, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengolah limbah yang nantinya akan dibuang ke badan air, supaya tidak mencemari lingkungan. Proses yang relatif mudah untuk pengolahan limbah adaiah dengan cara adsorpsi. Proses ini dikatakan mudah karena banyaknya media penyerap alam untuk dijadikan adsorben dalam proses adsorpsi. Penelilian ini menggunakan zeolit alam sebagai adsorben, untuk menyerap kandungan amonia dalam limbah. Penelitian terdahulu telah menghasiikan alat adsorpsi berikut dengan pola siklus adsorpsinya.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memakai larutan amonia teknis sebagai adsorbat, penelitian sekarang menggunakan limbah asli, yaitu air danau UI yang kadar amonianya telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh bahan-bahan lain dalam proses adsorpsi amonia. Proses adorpsi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti pola siklus adsorpsi yang dihasilkan dari penelitian terdahulu.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa limbah yang diolah dengan mengikuli polar siklus yang ada, tidak semuanya mencapai baku mutu kandungan amonia. Limbah yang mengikuti proses adsorpsi pada seri A, B, C, yang menggunakan 14, dan 5 buah batch ZAL, belum mencapai baku mutu, sedangkan limbah yang diolah pada seri adsorpsi D dan E , yang menggunakan 6 buah batch ZAL telah mencapai baku mum. Untuk limbah yang diolah pada seri adsorpsi A, yang semua batch-nya berisi ZAL barn, kemungkinan dibutuhkan jumlah batch bam sebanyak 4 buah umuk menoapai baku mum amonia. Hal ini menandakan perlunya diadakan penyempurnaan umuk pola siklus adsorpsi yang ada.
Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa zeolit juga dapat menyerap senyawa organik dalam limbah. Ini digambarkan dengan lebih sedikitnya jumlah amonia teradsorp pada batch pertama dibandingkan dengan batch kedua dari proses adsorpsi pada seri A dan C, yang mempunyai kandungan senyawa organik relatif tinggi. Pada batch pertama ini, penurunan senyawa organik terjadi dengan jumlah penurunan cukup besar. Pada batch kedua, hal yang sebaliknya terjadi, dimana penurunan COD kurang signifikan, akan tetapi penurunan konsentrasi amonia terjadi dengan cukup drastis. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada saat konsentrasi senyawa organik dalam larutan tinggi, proses adsorpsi amonia menjadi terhalang, dan zeolit lebih cenderung menyerap senyawa organik. Pada saat konsentrasi senyawa organik telah mengalami penurunan, zeolit dapat mengadsorp amonia dengan lebih baik."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Maulidyasti F.
"Gas H2S merupakan gas berbahaya yang banyak dihasilkan oleh sebagian besar proses industri seperti kilang petrokimia, proses pengolahan air limbah, industri makanan, industri manufaktur pulp dan kertas, serta dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Gas H2S memiliki karakteristik bau yang sangat menyengat dan bila terhirup oleh saluran pernafasan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar industry membuang limbah gas yang mengandung H2S diambang batas aman, seperti limbah gas industri pulp dan kertas yang memiliki konsentrasi H2S sebesar 18,1 ppm ataupun seperti limbah gas industri karet remah yang mengandung konsentrasi H2S sebesar 12 ppm. Sedangkan kandungan gas H2S yang dibuang ke udara bebas tidak boleh melebihi dari batas aman yang diperbolehkan di udara, yaitu 10 ppm.
Salah satu metode yang terbukti lebih efisien dibandingkan metode-metode konvensional untuk mereduksi kandungan H2S adalah dengan biofilter. Sistem biofiltrasi ini sendiri secara luas telah digunakan untuk mereduksi gas polutan pada berbagai industri dan memperoleh sambutan yang baik di banyak negara. Hal ini dikarenakan biofiltrasi memiliki kelebihan utama yaitu biaya perawatan dan operasional yang rendah, serta efisiensi proses yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari biofilter yang menggunakan zeolit alam sebagai bahan pengisi biofilter yang diinokulasikan dengan bakteri Thiobacillus thioparus, melalui uji degradasi selama 24 jam. Pengujian dilakukan dengan menguji adsorbansi dari zeolit alam Lampung dengan menggunakan kontaminan Na2S2O3 1 M dan gas H2S dengan konsentrasi 32,674 ppm. Keduanya dilakukan dengan laju alir 8,46 L/jam. Kemudian dilakukan uji degradasi dengan menggunakan zeolit yang diinokulasi oleh bakteri Thiobacillus thioparus dengan kondisi operasi yang sama.
Analisis dilakukan dengan titrasi Iodometri untuk mengetahui persentase reduksi dari proses degradasi yang telah dilakukan. Hasil dari penelitian ini adalah zeolit alam Lampung dapat digunakan sebagai media immobilisasi bakteri Thiobacillus thioparus. Terjadi peningkatan degradasi H2S dengan penggunaan zeolit yang diinokulasi oleh bakteri Thobacillus thioparus, yaitu peningkatan persentase reduksi H2S sebesar 33,54 %, persentase reduksi H2S maksimal mencapai 98,87 % dan terjadi peningkatan nilai kapasitas penghilangan sulfur yaitu dari 1,25 - 1,43 g-S/kg zeolit kering menjadi sebesar 8,23 - 8,79 g-S/kg zeolit kering.

H2S is a dangerous gas which produced by most industrial process like petrochemical plant, waste water treatment facilities, food industrial, pulp and paper manufactur, and also from emission of fossil fuel combustion. H2S have a characteristic odour which is very sting and if breathed by human exhalation in high concentration can cause death. Most of industry generated the gas waste that contain H2S out of the safe environmental level. Like pulp and paper industrial gas waste containing H2S concentration at 18,1 ppm and or like crumb rubber industry gas waste containing H2S concentration at 12 ppm. While the regulation of H2S gas content into the air may not exceed from 10 ppm.
One of the proven method that more efficient compared to conventional method to reduce H2S content is with biofilter. This biofiltration system have been used widely in many country to reduce polutan gas at various industry. This matter because of biofiltrasi have especial advantages that is low cost for operational and treatment expense, and also high process efficiency.
This research is conducted to know the effectiveness of biofilter using natural zeolite as biofilter filler which inoculated with Thiobacillus thioparus bacterium, from degradation test during 24 hour operation. Examination conducted with adsorbtion test to natural zeolite by using Na2S2O3 1M and H2S gas with concentration 32,674 ppm. Both are execute with same flow rate 8,46 L/hour. Next step is degradation test by using zeolite which inoculated with Thiobacillus thioparus bacterium with same operation condition.
Analysis are using Iodometri titration to know the percentage reduce from degradation process which have been done. The result of this research is natural zeolite can be used as Thiobacillus thioparus inoculated medium. The percentage reduce of H2S are significantly increase with usage of zeolite which inoculated with Thobacillus thioparus bacterium, that is make-up equal to 33,54 %, maximal percentage reduce of H2S reach 98,87 % and have a significant point increase of sulphur removal capacity that is from 1,25 - 1,43 g-S / kg dry zeolite increase to 8,23 - 8,79 g-S / kg dry zeolite.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49668
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Prihatama
"Gas CO yang dihasilkan dari kasus kebakaran merupakan gas yang berbahaya dan beracun. Untuk mengurangi kadar senyawa gas CO dapat dilakukan dengan proses adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam lampung sebagai adsorben. Proses perlakuan pada zeolit alam ini meliputi : Proses dealuminasi zeolit alam dalam larutan HF 2% kemudian proses perendaman dengan larutan HCl. Kemudian dilanjutkan dengan proses kalsinasi pada temperatur 500°C. Proses adsorpsi berlangsung secara kontinyu. Berdasarkan hasil aktivasi zeolit diperoleh peningkatan rasio Si/Al dari 7,56 menjadi 12,15, dan pada uji coba adsorpsi pada gas CO diperoleh efesiensi optimal sebesar 9,7% dengan ukuran adsorber 50 µm.

CO gas produced from gas fires are dangerous and poisonous. To reduce levels of CO gas compounds can be done by adsorption process using Lampung natural zeolite as an adsorbent. Treatment process on the natural zeolite include: natural zeolite dealumination process in 2% HF solution and then soaking process with a solution of HCl. Then proceed with the kalsination process temperature at 500°C. Adsorption processes take place continuously. Based on the results obtained zeolite activation ratio increased Si/Al from 7,56 to 12,15, and the testing of gas adsorption of CO obtained at optimum efficiency of 9,7% with the adsorber size of 50 µm."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51819
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nirmala Sari
"Flotasi-filtrasi merupakan metode penyisihan limbah logam berat dan anorganik, yang sangat potensial untuk digunakan pada proses industri ataupun pada industri pengolahan limbah cair. Metode ini merupakan gabungan antara proses flotasi dan filtrasi. Proses flotasi-filtrasi saat ini telah digunakan dalam berbagai industri pada proses pengolahan limbah logam berat dan anorganik. Namun, proses yang ada masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah kebutuhan akan bahan pengikat yang dapat dengan efektif mengikat partikel-partikel limbah. Oleh karena itu, sebagai solusi yang ditawarkan, dalam penelitian ke depan akan dilakukan proses flotasifiltrasi menggunakan zeolit alam sebagai bahan pengikat untuk mengurangi kadar limbah logam berat (Fe, Cu, dan Ni) dalam campuran limbah logam berat dan limbah anorganik (NH3). Zeolit alam dipilih sebagai bahan pengikat karena distribusi diameter dari pori-pori medianya cukup selektif untuk melakukan proses penyisihan berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk, dan polaritas dari molekul yang disaring. Keuntungan lainnya adalah zeolit alam tersedia dalam jumlah yang berlimpah di Indonesia, sehingga harganya lebih murah.
Dalam penelitian ini telah dilakukan preparasi bahan pengikat, uji produktivitas ozonator, pembuatan limbah sintetik, penambahan bahan-bahan kimia, dan proses flotasi-filtrasi. Untuk proses flotasi-filtrasi variasi yang telah dilakukan adalah variasi pH awal limbah logam berat, variasi konsentrasi awal amonia dalam limbah campuran logam berat dan anorganik dan variasi pH awal limbah campuran logam berat dan amonia. Dari hasil analisa sampel diketahui bahwa, pH awal optimum dalam pengolahan limbah logam berat adalah 8, konsentrasi awal optimum amonia dalam pengolahan campuran limbah logam berat dan amonia adalah 40 mg/L, dan pH awal optimum dalam pengolahan campuran limbah logam berat dengan amonia adalah 9.

Flotation-filtration is a method to separate heavy metals and anorganic on wastewater. This method combines the advantages of both flotation and membrane separation. Nowadays, flotation-filtration process has been used in many industrial process, especially in wastewater treatment section. But, it still need alternative bonding agent that can improve the effectiveness of this process. Hence, this research used natural Lampung zeolite as alternative bonding agent, to eliminates heavy metals (Fe, Cu, and Ni) in wastewater that contains heavy metal (Fe, Cu, Ni) and anorganic (NH3) compounds. The pores of natural lampung zeolite are selective to bond with waste molecules, based on size and polarity of waste molecules. It is also easy to get, because the amount of natural lampung zeolite are abundant.
This research consist of zeolite preparation, ozonator productivity test, make synthetic waste, chemical add, and flotation-filtration process. There 3 variation made in flotation-filtration process. First, variation of pH in processing heavy metals waste. Second, variation of ammonia concentration in processing mixed heavy metals and ammonia waste. And third, variation of pH in processing mixed heavy metals and ammonia waste. In result, the optimum pH in processing heavy metals waste is 8. The optimum concentration of ammonia in processing mixed heavy metals and ammonia waste is 40 mg/L. And the optimum pH in in processing mixed heavy metals and ammonia waste is 9.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Mustika Suud
"ABSTRACT
Zeolit NaY dengan bahan dasar dari Zeolit Alam Lampung ZAL telah disintesis dengan rasio molar Al2O3: 10 SiO2: 10,6 Na2O: 180,3 H2O dan rasio Si/Al 2,47. Sebelum mensintesis melalui proses hidrotermal dengan teknik seeding dilakukan aktivasi dan pemurnian terhadap ZAL. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa karbonat dan pengotor oksida besi dari zeolit. Selanjutnya, ZAL hasil pemurnian didepolimerisasi menggunakan NaOH untuk memecah atau memutuskan ikatan dalam kerangka zeolit. Zeolit NaY hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumen SEM-EDX, XRD, FTIR. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit hasil sintesis merupakan zeolit NaY, walaupun kerangka sodalite juga teramati Hasil SEM-EDX menunjukkan morfologi dari zeolit NaY. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan tidak adanya vibrasi dari double-six-ring. Pada penelitian ini zeolit NaY hasil sintesis memiliki nilai kapasitas tukar kation 32,97 mek/100g lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw 28,01 mek/100g . Adsorpsi ion logam kadmium II dan kobal II dilakukan pada termperatur ruang, dengan volume 25mL/0,1gram zeolit dan waktu kontak 120 menit. Hasil proses adsorpsi menunjukkan kapasitas adsorpsi zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw.

ABSTRACT
NaY zeolite from natural zeolite Lampung had been synthesized with molar ratio of Al2O3 10 SiO2 10,6 Na2O 180,3 H2O and Si Al ratio 2,47, prior to synthesis via hydrotermal process and seeding technique ZAL was activated and purified. The purpose of this step was to remove carbonate and iron oxide which were impurities in zeolite. The purified ZAL was then depolymerized using NaOH to break the bonds within the zeolite framework. The as synthesized NaY zeolite was characterized using SEM EDX, XRD, and FTIR. XRD diffractogram shows that the as synthesized zeolite was NaY zeolite, although sodalite framework was do observed. SEM EDX characterization shows the morphology of NaY zeolite. FTIR characterization shows that there are no vibration mode for the double six ring. In this research as synthesized NaY has higher cation exchange capacity 32, 97 meq 100g compared to the raw ZAL 28,01 meq 100g . The adsorption of heavy metal cation cadmium II and cobalt II is done at room temperature, with volume 25mL per 0,1gram zeolite and contsat time of 120 minutes. The result shows that the synthesized NaY zeolite has better adsorption capacity than ZAL raw."
Lengkap +
2016
S66143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>