Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Faisal
"Xilitol (C5H12O5) merupakan pemanis alami yang mempunyai kelebihan dibandingkan gula lainnya. Xilitol mempunyai nilai kalori yang rendah, aman dikonsumsi, memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa dan juga bersifat non-kariogenik artinya tidak menyebabkan karies pada gigi. Umumnya xilitol diproduksi secara kimiawi melalui proses hidrogenasi xilosa, dengan bantuan katalis nikel pada suhu 80-140 0C dan tekanan 50 atm. Selain itu, terdapat alternatif lain untuk membuat xilitol, yaitu secara fermentasi menggunakan khamir. Sumber xilosa umumnya berasal dari limbah lignoselulosa yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya ampas tebu. Bila ampas tebu dihidrolisis, akan didapatkan komponen penyusunnya yang salah satunya adalah xilosa.
Pada penelitian ini dilakukan hidrolisis ampas tebu menggunakan asam sulfat dan didapatkan xilosa sebesar 15,41% (w/w). Hidrolisat yang didapatkan kemudian difermentasikan menggunakan Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dari hasil fermentasi didapatkan bahwa C.fukuyamaensis lebih berpotensial dibandingkan Candida boidinii sebagai agen biologis untuk mengkonversi xilosa menjadi xilitol dengan persen konversi xilosa menjadi xilitol sebesar 7,3126 % (w/w)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Solihah
"[Xilitol merupakan gula alkohol jenis pentitol, yang jalur metabolismenya tidak dipengaruhi oleh insulin, serta memiliki aktivitas anti kariogenik. Produksi xilitol dengan cara fermentasi dinilai lebih ekonomis dan praktis dibandingkan dengan cara lainnya. Salah satu khamir yang memiliki potensi besar untuk fermentasi xilitol adalah Debaryomyces hanseniii osmotoleran. Proses reduksi xilosa menjadi xilitol dikatalisis oleh xilosa reduktase (XR), sedangkan proses oksidasi xilitol menjadi xilulosa dikatalisis oleh xilitol dehidrogenase (XDH). Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan pre-treatment kondisi osmotik tinggi pada khamir D. hansenii, namun ternyata kemampuan biokonversi khamir tersebut masih rendah, sehingga dibutuhkan cara untuk meningkatkan aktivitas biokonversinya. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas biokonversi khamir D. hansenii adalah dengan mutagenesis menggunakan etil metan sulfonat sebagai mutagen kimia. Inkubasi mutasi dilakukan selama 20, 45, dan 60 menit pada suhu 30oC dan kecepatan pengadukan 70 rpm. Mutan auksotrop diisolasi dengan media minimum, kemudian mutan yang diperoleh diuji nilai aktivitas XR dan XDH-nya. Hasil terbaik ditunjukkan oleh mutan EMS 60 (waktu inkubasi mutasi 20 menit), dengan nilai uji aktivitas XR tertinggi yang disertai dengan nilai uji aktivitas XDH terendah.

, Xylitol is a sugar alcohol, pentitol type, not affected by the metabolic pathway of insulin and also have anti-cariogenic activity. Xylitol production by fermentation process is prefered, because this process is more economical and simple. One of the potential yeast for xylitol fermentation is Debaryomyces hanseniii osmotolerant. The reduction process of xylose to xylitol is catalyzed by xylose reductase (XR), whereas the oxidation process from xylitol to xylulose catalyzed by xylitol dehydrogenase (XDH). In the previous experiment, a pre-treatment of high salt concentration has given to Debaryomyces hansenii, but the bioconversion activity is still low, so we need some modification to increase the bioconversion activity. One method to increase the bioconversion activity of D. hansenii is to perform mutagenesis using ethyl methane sulphonate as a chemical mutagen. Incubation mutation done for 20, 45, and 60 min at 30°C and at 70 rpm stirring speed. Auksotrop mutants were isolated with minimum media, then the XR and XDH activity of the mutants were tested. The best result was shown by the A mutant (mutations incubation time 20 minutes), with the value of the highest XR enzyme activity and the lowest XDH enzyme activity.]
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Teresa Novitawati
"Gandum merupakan salah satu hasil pertanian yang dihasilkan di Indonesia dan banyak dimanfaatkan lebih lanjut menjadi bahan pangan. Pada umumnya, hasil samping dari penggilingan biji gandum adalah pollard dan bran. Pollard merupakan bagian yang paling dekat dengan endosperma biji gandum dan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. Di dalam pollard terkandung hemiselulosa yang apabila dihidrolisis dapat menghasilkan monomer-monomernya. Salah satu monomer yang dihasilkan adalah xilosa yang dapat diubah menjadi xilitol yang berfungsi sebagai pemanis seperti gula. Pada penelitian ini, digunakan pollard gandum sebagai bahan utama pembuatan xilitol dengan hidrolisis menggunakan H2SO4 0,3 M pada suhu 121ºC dengan waktu optimum 45 menit. Hasil pengukuran kadar xilosa dalam hidrolisat pada kondisi optimum adalah sebesar 9,48% (w/w). Hidrolisat ini digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi oleh khamir penghasil enzim xylose reductase, yaitu Candida fukuyamaensis U 62311 UICC Y–247. Sebelum dilakukan proses fermentasi, dibuat terlebih dahulu media aktivasi untuk mengaktifkan enzim xylose reductase. Hidrolisat diberi perlakuan detoksifikasi untuk menghilangkan senyawa toksik yang dapat menghambat pertumbuhan khamir dengan menambahkan arang aktif 1% (w/v). Produk xilitol hasil fermentasi tertinggi, didapatkan pada waktu fermentasi 24 jam untuk substrat yang didetoksifikasi yaitu dengan persen konversi xilitol tertinggi sebesar 8,65%. Waktu fermentasi optimum untuk substrat tanpa detoksifikasi diperoleh pada jam ke-12 dengan persen konversi xilitol tertinggi sebesar 5,31%. Persen yield xilitol tertinggi untuk 2 gram sampel, terdapat pada substrat yang didetoksifikasi, yaitu sebesar 0,70%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library